Pemeran :
Ade Rizky Rahmawati (Angel) : Mentel dan Baik
Asri Rahmayani Lubis ( Karin) : Pemarah dan suka menghina
Dhina Indriani Damanik (Maudy) : Pemarah dan suka menghina
Dicky wahyudi ( David) : Cemburuan dan pemarah
Indah Kurnia (Indah) : Baik dan Penyabar
Panca Ary Sadewo (Dimas) : Cupu, baik dan penyabar
Pagi hari di sekolah SMA N 12 Jakarta, kedatangan siswa baru yang akan
masuk ke kelas XI IPA 1.
Maudy,karin: “Angel!!!”
Karin : “Lo apa-apaan si Angel,jangan sok baik deh.”
Angel : “Angel kan memang baik,cantik,dan unyu.”
Maudy : “Ya ampun Angel,bisa gak si pikiran lo terbuka.”
Karin : “He,cupu mendingan lo pergi dari sini.Gue dan teman-teman gue
gak sudi kenalan sama lo.Cepat, dari pada ini kipas melayang ke
muka lo.”
Dimas : “Ya,mbak saya pergi.Padahal mau kenalan tapi kok marah marah.”
Karin : “Apa lo bilang? Mbak lagi? Dasar cupu, idiot !!!
David : “Hey,murid baru. Perkenalkan gue David. Siswa paling ganteng dan
keren di sekolah.”
Dimas : “Saya Dimas.”
David : “Gue uda tau.Kalau lo mau berteman sama gue dan banyak disukai
cewek-cewek, lo ganti tu muka! Oke,bro....” (tertawa)
Indah : “David! apa-apaan sih kamu. Gak ada kerjaan apa,gangguin orang
terus.”
David : “Oh, Indah. Gue pengen kenalan aja sama murid baru ini.Bukannya
mau gangguin,Indah cantik.(wajah senyum)
Angel : “My prince.....”
Ada apa sih??he indah,jangan dekat dekat sama my prince,minggir!!!
Maudy,karin: “Angel!!”
Angel : “Maudy, Karin apaan sih manggil-manggil nama Angel...”
David : “Apaan sih kamu gel. My prince?? Gak.
Dimas dan Indah pun pulang sekolah bersama. Besok paginya mereka
datang ke sekolah bersama-sama.
David : “Heh cupu! Gue peringatkan loh ya, jangan dekat-dekat sama Indah.
Indah itu milik gue.”
Dimas : “Maaf dav, aku sama indah hanya berteman kok, gak lebih. Lagian
indah kan baik, pasti banyak cowok yang suka sama dia.”
David : “Itu dah pasti. Tapi kalau lo dekat-dekat sama indah lagi, lo akan tau
akibatnya. Okeh bro..” (menepuk pundak Dimas lalu pergi)
Seiring waktu berjalan, dimas dan indah pun menjadi sangat akrab. Dan dimas
memberanikan diri untuk mengatakan cintanya pada indah.
Dimas : Indah, ada yang mau aku omongin sama kamu. Sebentar aja,
bolehkan?”
Indah : “Boleh. Yaudah mau ngomong apa?”
Dimas : “Indah, sebenarnya udah lama aku memendam perasaan ini sama
kamu.”
Indah : “Maksud kamu apa sih Dimas, aku gak ngerti.”
Dimas : “Aku suka dan cinta sama kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?”
Indah : “ Maksud kamu. Ka..ka...mu itu suka dan cinta sama aku? (dengan
wajah tak percaya)
Dimas : “Iya, bagaimana ndah?”
Indah : “Dimas, aku sudah kenal lama sama kamu. Kamu orangnya baik.
Tapi, maaf aku gak bisa.”
Dimas : “Jadi?”
Indah : “Iya, maaf aku gak bisa.”
Dimas : “Oh, tidak apa-apa. Setidaknya aku sudah merasa lega dan tenang
bisa mengatakan ini sama kamu.”
Indah : “Dimas, kamu gak apa-apa kan? Tapi kita bisa tetap berteman kok.”
(tersenyum)
Dimas : “Oh ya, tidak apa-apa. Aku baik-baik aja. Kalau begitu aku pulang
duluan ya. Aku ada urusan di rumah.” (pergi meninggalkan Indah
dengan wajah sedih)
Besok paginya di sekolah...
Maudy : “Karin, Angel, kalian tau gak kalau si cupu nembak si kutu buku itu?”
Angel : “Maksud kamu, Indah?”
Maudy : “Ya iya lah Angel. Siapa lagi kalau bukan dia.”
Karin : “Apa itu benar Maudy? Bagus dong. Ini berita yang sangat menarik.
Jadi, mereka jadian?”
Maudy : “Katanya sih, si cupu ditolak. Sok banget kan si kutu buku itu. Udah
untung ada yang mau sama dia.”
Karin : “What? Ditolak?”
Angel : “Oh tidak, mereka harus jadian.Kalau gak, gue gak akan bisa dapetin
my prince..bagaimana dong??
Maudy : “Angel, loh bisa gak sih gak ngomongin my prince loh itu. Dia itu gak
level sama lo. Tuh, liat aja gayanya.”
Angel : “Mana my prince? My prince..”
David : “Ya ampun kalian lagi kalian lagi. Bisa gak sih gak muncul dihadapan
gue.”
Maudy : “Hello..Lo kali yang seharusnya gak muncul dihadapan kita-kita.”
Karin : “Udah lah Maudy, gak penting banget ngurusin orang beginian.”
Angel : “Karin, Maudy, jangan gitu dong. Ini kan my prince.”
Karin : “Angel, ayo kita pergi.”
Angel : “Eh..eh...bye my prince..”
(Maudy dan Karin Menghela napas)
Hari demi hari dan minggu demi minggu, Karin, Maudy dan Angel sudah tidak
suka lagi menghina Indah dan orang-orang lainnya. Bahkan Indah juga sudah
menjadi teman dekat mereka. Dimas pun juga sudah merubah penampilannya.
Ketika Karin, Maudy, Angel dan Indah sedang bercanda di dalam kelas,,
(semuanya tertawa)