Ada dua orang sahabat yang sangat dekat mereka kemana-mana. Yaitu Daniar dan Mawar. Saat itu
sedang jam pelajaran berlangsung, Mawar dan Daniar bercakap-cakap.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi, Mawar dan Daniar segera kekantin, saat berjalan kekantin tiba-
tiba Daniar tidak sengaja menabrak genk Mading.
Bruuak!!!
Adel : “Eh, kalau jalan tuh pakai mata dong!” (ekspresi muka marah)
Adel : “Apa-apaan lu, berani beraninya lu ya nabrak gw” (ingin mendorong bahu Daniar)
Tiba-tiba Arvi datang untuk mencegah Adel yang ingin mendorong Daniar
Bel jam pelajaran pun berbunyi. Mereka semua masuk kekelas, dan melaksanakan pelajaran hingga
selesai.
Mawar : “Yah, jam istirahat kita jadi kebuang deh gara-gara orang-orang yang nggak jelas itu”
Akhirnya mereka pun pulang kerumahnya masing-masing. Pada keesokan harinya disekolah.
Akhirnya Arvi pergi meninggalkan kelas, dan kembali kekelasnya masing-masing. Selang waktu
beberapa menit akhirnya Daniar datang.
Tiba-tiba guru datang, dan memberitahu bahwa akan ada lomba cerdas cermat Fisika.
Guru(Naurah): “Pagi, anak-anak. Kita dapat berita bahwa akan ada lomba Cerdas cermat Fisika di
Kecamatan. Setelah istirahat kita akan mengadakan tes untuk pemilihan siapa yang terpilih untuk
mengikuti lomba tersebut”
Pelajaran pun berlangsung, hingga bel istirahat berbunyi. Anak-anak murid begitu sibuk dengan
buku-buku Fisikanya karena habis istirahat tes dimulai.
Melinda : “ngapain sih belajar kerajinan banget, lagian kan itu Cuma lomba-lombaan doang”
Naurah : “Ayo”
Tes pun berjalan dengan lancar dan hasilnya diberitahu setelah pulang sekolah. Anak-anak
berkumpul dikelas dan guru memberitahu hasilnya.
Guru : “setelah hasil tes tadi, yang terpilih untuk mengikuti lomba cerdas cermat adalah
Daniar Elfana”
Mawar : (bicara dalam hati) “Tahun ini Daniar yang kepilih bukan aku”
Guru : “Untuk Daniar, persiapkan dirimu untuk lomba tersebut!” (ibu guru meninggalkan
kelas)
Arvi : “Dan, War dari sekolah kita emang siapa sih yang epilih lomba cerdas cermat katanya
dari kelas kalian ya?”
Arvi : “Sama-sama”
Akhirnya murid-murid pulang. Mawar dan Daniar pulang bareng tetapi saat didepan gerbang
sekolah, ternyata Daniar dijemput oleh kakaknya. Sehingga Mawar pulang sendiri. Saat sedang
diperjalanan Mawar bertemu dengan genk Mading.
Adelia : “Ehm, ada yang pulang sendirian nih”
Adelia : “lu ngerasa nggak sih kalau Daniar ngerebut sesuatu dari lu”
Mawar : “waktu itu sih Daniar pernah ngerebut pulpen dari tas gua (menjawab polos)”
Naurah : “Kan dia udah ngerebut prestasi-prestasi lu yang biasanya lu yang kepilih ikut lomba
ini malah Daniar”
Melinda : “terus, yang dulunya lu yang deket sama Arvi, tetapi sekarang Daniar yang deket”
Mawar :”(muka cuek ) ngomong apaan sih lu nggak jelas banget, lu buang-buang waktu aja
mendingan gua pulang bisa istirahat”
Mawar pun pulang kerumahnya dan mengabaikan kata-kata mereka tadi. Dan keesokan harinya,
Mawar melihat Daniar dan Arvi sedang berbicara di Taman Sekolah.
Ananda : “Benerkan kata gua juga apaan daniar itu nipu lu”
Melinda : “Mendingan lu gabung sama kita tanpa sepengetahuan Daniar sama Arvi gimana lu
mau gak ?”
Naurah : “iya, lu mau gak kalau lu mau kita ngerjain daniar sekarang juga”
Ananda : “gimana kalau nanti istirahat lu masukin barang berharga adel kedalam tas daniar
tanpa pengetahuan siapapun.”
Adel : “itu urusan gua lu tenang aja dan gak usah mikirin itu.”
Mawar : “ya sudah gua kekelas duluan,biar daniar gak curiga ok !” (sembari berjalan ke kelas )
Bel masuk pun berbunyi, semua murid memasuki kelasnya masing-masing, dan melaksanakan
pelajaran hingga sampai istirahat.
Mawar pun memasukkan gelang Adel ke tasnya Daniar, lalu Mawar dan yang lain kekantin jajan
seperti biasa. Bel istirahat pun berbunyi, semua murid masuk kekelas dan melaksanakan pelajaran
hingga selesai.
Adelia : “loh gelang gua kok hilang sih, tadi ada di tas, temen-temen siapa yang ngambil
gelang gua?”
Melinda : “Mending, cek saja satu per satu, eh semua tolong jangan pulang dulu ya”
Mereka pun cek satu per satu dan ternyata gelang Adel ada di tasnya Daniar.
Daniar : “bukan aku,bukan aku yang mengambil gelang adel” (sambil terus menerus ngelak )
Adelia : “ibu mana ada maling mau ngaku, kalau maling ngaku penjara sudah penuh bu!”
Bu guru : “daniar sekarang kamu ikut ibu ke kantor jangan banyak alasan ! “(berjalan kekantor)
Mawar : “Nggak tau, tanya aja Daniarnya (muka jutek dan mengabaikan kata Arvi)”
Mawar : “daniar habis ngambil gelang adel, kenapa lu puaskan ?”(muka marah)
Arvi : “gua gak percaya, daniar gak seperti yang kalian bayangkan”
Dan keesokan harinya, kasus Adel masih terus dibahas, kata seorang guru kalau nggak salah didepan
kelas Daniar itu ada CCTV. Daniar dan guru itu pun melihat CCTV tersebut yang terlihat pada hari itu
jam istirahat didepan kelas ada Adel, Ananda, Melinda, Naurah dan juga Mawar. Yang mereka
tonton hasilnya ternyata kelas itu seperti terlihat benar-benar kosong, dan hanya Mawar yang
masuk kekelas itu, lalu genk Mading berada diluar kelas. Karena CCTV nya hanya terdapat diluar
kelas, jadi mereka belum tahu pasti siapa yang mengambil gelang Adel, lalu genk Mading dan Mawar
pun dipanggil keruang BP.
Guru BP : “Iya memang, Mawar apa yang kamu lakukan saat masuk kekelas itu?”
Guru BP : “Apakah kamu melihat ada yang mengambil gelang Adel, atau apakah ada orang lain
yang ada didalam kelas itu bersamamu?”
Guru BP : “Apakah kamu yang mengambil gelang Adel?” (dengan suara agak lantang)
Ananda : “Ih, Mawar kan emang kita yang ngerencanain ngambil, kok kata lu tidak sih, gimana
sih lu” (menjawab dengan polos)
Guru BP : “Oh, jadi ini ulah kalian, ini semua rencana kalian iya?”
Guru BP : “Kalau begitu kalian semua tidak boleh masuk sekolah selama dua minggu”
Mawar : “Maaf ya Daniar, aku seperti ini karna aku iri sama kamu, sebelum ada kamu aku
selalu juara kelas dan aku yang tiap tahun mewakili sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat,
dan sebelum ada kamu aku, yang paling akrab sama Arvi, tetapi setelah ada kamu semuanya kamu
rebut”
Adel : “maafin aku juga ya Daniar, ini semua rencanaku aku yang memprofokatori Mawar”
Daniar : “iya, kalian semua udah aku maafin kok, udah ah jangan maaf-maafan gini belum
lebaran nih hehehe”
Akhirnya mereka semua berpelukan dan diantara mereka tidak ada lagi yang bermusuhan dan saling
menjahili dengan kejadian ini genk Mading sudah tidak ada lagi dan mereka sudah menjadi baik,
karena pengalaman adalah guru yang terbaik.