Anda di halaman 1dari 15

CINTA BERSEMI DI PUTIH ABU-ABU

Bagian 1 Di Sekolah
Pada suatu hari disebuah sekolah yaitu SMA Negeri 1 Pomalaa ,masuklah
seorang anak baru. Dia laki-laki tampan dan kaya. Banyak cewek-cewek yang
menyukainya. Termasuk tiga cewek-cewek popular di sekolah itu. Anak baru itu
bernama Gilang. Siang hari setelah bel pulang berbunyi, Jelita, Adit dan Michael
menghampiri Gilang.
Jelita : Hi, kamu murid baru yang masuk ke kelas kami tadi kan ?
Gilang : Ya, itu saya. Kalian siswa dikelas itu juga ?
Adit : Ya benar. Namamu Gilang kan ?
Gilang : Ya, namaku Gilang. Dan siapa nama kalian ?
Michael : Namaku Michael, ini Jelita dan Adit.
Gilang : Senang bertemu kalian.
Jelita : Ohh ya, kamu pindahan dari mana ?
Gilang : Aku pindahan dari kota Palembang. Aku dan keluargaku pindah karena
ada suatu kejadian buruk disana. Untuk melupakan itu semua kami pindah kekota
ini.
Jelita : Saya minta maaf kalo kamu harus mendengar itu.
Adit : Kalau kami boleh tau, masalah apa itu ?
Gilang : Saya minta maaf, ini masalah dalam keluargaku. Jadi aku tidak bisa
memberitahu kalian.
Adit : Tidak masalah. Maafkan kami jika pertanyaan kami mengingatkanmu pada
kejadian buruk itu.
Michael : Kamu pindahan dari Palembang, apa kamu membawa makanan khas dari
sana ?
Adit : Makan saja yang kamu pikirkan.
Michael : Kalau iri bilang saja dit, padahal mau juga.
Adit : Iri ? Ohh itu tidak mungkin.

Dari kejauhan Jelita melihat Stephani, Clara dan Terry yang sedang memandangi
Gilang.
Jelita : Eh Lang ,coba kamu lihat itu ?
Gilang : Apa? Yang mana ?
Jelita : Itu ada tiga cewek populer sekolah sedang memperhatikanmu.
Adit : Wahh sepertinya kamu mendapatkan penggemar-penggemar baru di
sekolah ini.
Gilang: Ahh mungkin kalian salah sangka saja. Mereka bukan sedang
memperhatikanku. Mereka sedang memperhatikan yang lain mungkin.
Michael : Kurasa mereka memperhatikanmu, jika bukan kamu siapa lagi ?
Gilang : Aku juga tidak tahu.
Michael : Ya sudah ayo pulang saja. Perutku sudah keroncongan. Apa kalian mau
menunggu tiga penjual makanan itu pulang ? Dan apa kalian tahu jam berapa
mereka pulang.
Adit : Dasar rakus. Makan paling utama. Huhh Pantas saja kamu badanmu gemuk
seperti itu.
Michael : Hmm gemuk artinya sejahtera friends. Ayo kita pulang. Lapar nih.
Jelita : Lang ayo pulang, bareng kami aja. Nanti kami antar, sekaligus biar tahu di
mana rumahmu.
Gilang : Okay… Lets go.

Bagian 2 Di Sekolah
Setelah hari itu, Gilang, Jelita, Michael dan Adit menjadi sahabat yang
baik. Dan memang benar yang Adit dan jelita katakan dua diantara tiga cewek
populer sekolah mereka menyukai Gilang. Keesokan harinya pada jam istirahat
Gilang, Adit dan Jelita sedang duduk di area sekolah, kemudian datang Adit
menghampiri mereka.
Adit : Hi, kalian sudah membuat PR matematika ?
Jelita : Belum, memangnya kenapa ?
Michael : Mimpi apa kemaren malam dit ? Tiba-tiba rajin begini.
Adit : Sekali-sekali rajin nggak masalah juga kan. Memang kalian mau dihukum
lagi ?
Jelita : Nggak masalah, jadi nggak belajar kan ?
Michael : I like this. Seruu !!! (sambil tertawa)
Adit : Huhh aku datang ke tempat yang salah.
Gilang : Stop. Tenang-tenang. Aku sudah buat, jadi kalian bisa menyalin nanti. Pr
nya juga nggak terlalu banyak.
Michael : Wah ternyata kamu anak teladan juga ya.
Gilang : Maybe…

Tiba-tiba datang Stephani dan Clara.


Stephani dan Clara : Hai Gilang…
Gilang : Emm hai.. maaf ada apa ya ?
Stephani : Nggak ada, kamu anak baru itu kan ? Kami cuma mau kenalan. Aku
Stephani. (sambil bersalaman.)
Clara : Dan aku Clara. Kita satu kelas kok. Mungkin kamu belum kenal kami.
(sambil bersalaman)
Gilang : Ohh ya aku Gilang.
Jelita : Wahh ternyata benar yang kemarin.
Adit : Hmm iya ramalan kita betul juga ternyata.
Clara : Memang kamu ngomong apa kemarin ? Aku jadi curiga !
Jelita : Haha gak ada. Hanya sesuatu. Ayo dit,michael kita pergi. Kalo disini nanti
jadi ganggu.
Gilang : Hey, kalian mau kemana ? Tunggu aku…
Clara : Sudahlah biarkan mereka pergi. Kau disini saja bersama kami.
Stephani : Ohh ya , boleh minta nomor HPmu ?
Gilang : Hmm maaf, kapan-kapan saja ya. Aku mau mengejar mereka. Permisi.

Gilang pun pergi meninggalkan Stephani dan Clara. Keduanya kesal karena
Gilang yang terkesan cuek dengan mereka. Namun terjadi perdebatan antara Clara
dan Stephani karena ternyata keduanya sama-sama menyukai Gilang.
Clara : Sombong sekali Gilang.
Stephani : Tapi itu membuatku tertarik dengannya. Jarang ada cowok yang
seperti itu.
Clara : Begitu juga denganku. Dia sangat berbeda dengan cowok biasanya.
Stephani : Hmm tunggu dulu maksudmu apa ? Kamu juga menyukainya ?
Clara : Sepertinya begitu, mengapa? Tidak ada yang salah kan ?
Stephani : Kamu kan dari awal tahu kalau aku menyukai Gilang. Lalu maksudmu
juga menyukai Gilang apa ?
Clara : Tapi Gilang juga belum tentu menyukaimu.
Stephani : Iya. Dan Gilang tidak akan menyukai seseorang yang berkhianat
sepertimu.

Ditengah keributan yang sedang terjadi, Terry pun datang.


Terry : Hey ada apa dengan kalian berdua ? Kenapa kalian bertengkar ?
Stephani : Tidak akan ada yang bertengkar jika tidak ada penghianat seperti dia.
Terry : Maksudmu dengan penghianat apa ? Tolong bicara dengan jelas. Aku
tidak mengerti.
Stephani : Tanya saja dengan dia. Kurasa dia lebih mengetahui seperti apa
pengkhianat. Karena itu dirinya sendiri.

Stephani akhirnya pergi. Dia kesal melihat Clara yang ternyata juga menyukai
Gilang.
Terry : Ada apa dengan kalian. Jadi kalian berdua tadi ribut karena Gilang ?
Clara : Dia yang memperbesar masalah.
Terry : Ayolah kamu mengalah saja. Kita kan sama-sama tahu sifatnya.
Clara : Aku mungkin bisa mengalah, tapi tidak untuk yang satu ini.
Terry : Lalu kalian membiarkan persahabatan kita hancur karena hal itu ?
Clara : Jika dia tidak memulai mungkin ini tidak akan terjadi.

Clara pun pergi setelah mengucapkan kata-kata itu.


Terry : Hei kau mau kemana? Tunggu aku…
Bagian 3 Di Kantin
Saat itu di kantin sudah ada Michael, Jimmy dan Adit. Mereka sedang
menikmati jajanannya masing-masing. Dari kejauhan terlihat Gilang yang berjalan
dan hendak menghampiri Adit dan teman-temannya. Namun tiba-tiba Gilang
menabrak seseorang hingga minuman yang dibawa Keyla tumpah dan membasahi
baju mereka berdua.
Keyla : Aduh bajuku basah. (sambil mengelap-elap dan membersihkan bajunya).
Ohh maafkan aku. Aku terburu-buru. Aku tidak sengaja. Bajumu basah juga ?
Gilang : Iya. Tapi ya sudahlah, gak apa-apa. Ohh iya kamu juga satu kelas
denganku kan ?
Keyla : Hmm Iya. Kamu anak pindahan yang kemarin itu kan ?
Gilang : Oh iya. Aku Gilang.
Keyla : Keyla. Senang bertemu denganmu.
Gilang : Senang bertemu denganmu juga. Ohh iya ini aku ada sapu tangan untuk
membersihkan bajumu.
Keyla : Ohh makasih. Seharusnya aku yang memberikan sapu tangan untukmu.
Gilang : Gak apa-apa . Ohh iya aku ke sana dulu ya. (sambil menunjuk ke arah Adit
dan yang lainnya) Bye.. Sampai bertemu lagi Key...
Keyla : Bye… (sambil tersenyum)

****
Gilang : Hey kalian tadi kenapa pergi duluan ? Kenapa kalian tidak menungguku
saja.
Adit : Hehe kami takut mengganggumu tadi. Maka dari itu kami pergi duluan. Ohh
ya bagaimana? Apa yang mereka katakan ?
Gilang : Aku tidak menyukai Clara dan Stephani, mereka terlalu berlebihan. Dari
gayanya saja aku tidak suka.
Michael : Kalo Keyla suka kan ? Hmm apa yang terjadi padamu dan Keyla? Kenapa
bajumu basah ?
Gilang : Dia tadi menabrakku dan menumpahkan minuman yang dia bawa kebajuku.
Jelita : So, cinta pandangan pertama ?
Gilang : Aku nggak tahu. Tapi aku suka dengan sikapnya. Sepertinya dia anak baik.
Michael : Ternyata kamu orangnya susah di tebak juga ya..
(Gilang hanya tertawa)

Bagian 4 Di Sekolah
Keesokan harinya Keyla berniat mengembalikan sapu tangan yang
dipinjamkan oleh Gilang. Dia menghampiri Gilang. Stephani, Clara dan Terry
melihat peristiwa itu. Stephani dan Clara marah karena kemarin saat ingin
berbicara dengan Gilang, dia malah menghindar. Sementara bertolak belakang
dengan kejadian pagi ini.
Keyla : Selamat pagi.
Gilang : Pagi Key. Ada apa Key ? Ada yang bisa ku bantu ?
Keyla : Hmm tidak aku hanya ingin mengembalikan ini saja.
Gilang : Apa itu ?
Keyla : Ini sapu tangan yang kamu pinjamkan kemarin.
Gilang : Ohh terima kasih. Tapi kupikir jika tidak dikembalikan juga tidak apa-
apa.
Keyla : Seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Aku kembali kesana dulu
ya. (sambil menunjuk kearah teman-temannya)
Gilang : Ohh ya makasih.

Setelah Keyla kembali ke tempat teman-temannya dimana disana ada


Dinda, Eca dan Doni. Gilang pun juga pergi bersama teman-temannya kecuali Adit.
Adit melihat semua yang terjadi. Termasuk keributan antara Stephani, Clara,
Terry serta Keyla dan teman-temannya.
Terry : Ayolah kalian bertengkar karena Gilang, tapi nyatanya Gilang lebih
memilih cewek miskin itu.
Stephani : Tidak mungkin Gilang cowok yang tampan, pintar dan kaya itu mau
dengan Keyla. Mungkin Keyla cuma dijadikan bahan taruhan saja.
Clara : Coba kamu pikir, Keyla? Apa kelebihan dia? Kurasa Gilang pasti lebih
memilihku.
Stephani : Memilihmu ? Jangan terlalu bermimpi.
Terry : Hey kalian jangan berdebat terus. Sebaiknya kalian bersaing dengan
sehat saja. Tak usah melibatkan masalah pertemanan.
Clara : Gak masalah.. Aku setuju dengan idemu.
Stephani : Oke, sekarang kita benar-benar bersaing. Tapi sebaiknya kita beri
pelajaran pada Keyla dulu.
Clara dan Terry : Ya tentu

Terry, Stephani dan Clara pun menghampiri Keyla dan teman-temannya.


Stephani : Hey cewek miskin.
Terry : Keyla, seharusnya kamu sadar dengan keadaan kamu.
Clara : Betul, kamu jangan pernah bermimpi terlalu tinggi.
Keyla : Maksud kalian apa ?
Dinda : Kalian kenapa sih datang marah-marah. Memang Keyla salah apa ?
Eca : Kurasa dia anak yang baik dan tidak mungkin mengganggu kalian.
Stephani : Diam cewek cupu. Tidak ada gunanya kamu bicara.
Doni : Hey kalian nggak usah cari masalah disini.
Dinda : Itu betul. Kami juga tidak pernah mengganggu kalian kan ?
Clara : Ohh tapi dia pernah ganggu Gilang. Ingat ya cewek miskin jangan pernah
kau bermimpi Gilang menyukaimu.
Keyla : Ganggu Gilang ?
Dinda : Kalian jangan memfitnah !
Terry : Kami tidak pernah memfitnah. Jangan pura-pura nggak tahu. Ternyata
kamu tidak sepolos yang kami kira Key.
Eca : Ku rasa Keyla tidak pernah mengganggu Gilang.
Doni : Ya dan kalo kalian suka sama Gilang sedangkan Gilang nggak suka sama
kalian jangan menyalahkan orang lain.
Dinda : Iya betul, instropeksi diri kalian sendiri.
Terry : Wahh ada yang jadi penasehat nih. Wahh aku takut… (sambil tertawa)
Keyla : Stop. Aku tidak pernah mengganggu Gilang. Sekarang kalian pergi.
Clara : Aku tidak salah dengar? Kamu mengusir kami ?
Dinda : Iya karena kalian telah mengganggu disini..
Stephani : Apa katamu ?
Clara : Sudahlah. Ayo kita pergi. Kita mengganggu ketenangan para anak-anak
cupu disini.
Stephani: Ups aku lupa. Ada anak-anak cupu dan miskin.
Terry : Ya sudah teman-teman kita pergi saja dari sini, tidak ada untungnya
berlama-lama disini.
Stephani dan Clara : Let’s go…

****
Gilang cukup tertarik dengan drama teater. Dia berniat untuk
mengobrol dengan Keyla mengenai acara itu untuk menanyakan bagaimana dengan
minatnya. Dia pun menghampiri Keyla.
Gilang : Hai Key..

Keyla pergi. Gilang hanya terdiam, dia bingung. Dia mencoba mengingat-
ingat jika ada kesalahan yang dia buat. Tapi dia tidak menemukan kesalahan itu.
Akhirnya melihat Gilang yang termenung, Jelita, Adit dan Michael pun
menghampiri Gilang.
Michael : Hai apa yang terjadi, kenapa kamu termenung sendiri disini ?
Gilang : Entahlah aku bingung. Keyla bersikap cuek kepadaku tidak seperti biasa.
Ku kira aku mempunyai salah terhadapnya. Tapi kurasa tidak.
Adit : Ohh Keyla. Mungkin aku tahu penyebabnya.
Jelita : Maksudmu kau tahu apa ? Memangnya apa yang terjadi?
Adit : Jadi tadi pagi setelah Keyla mengembalikan sapu tanganmu, Stephani dan
teman-temannya mendatangi Keyla. Mereka marah-marah. Dan kau tahu
penyebabnya adalah kau.
Gilang : Aku ?
Adit : Ya kamu. Karena mereka pikir Keyla berusaha mendekatimu.
Michael : Wahh Lang, kasihan Keyla. Kau harus minta maaf sama dia Lang.
Jelita : Benar, aku setuju dengan kamu.. Tumben pinter.
Michael : Teman lagi sedih, masih sempat-sempatnya menghina. Nggak simpati
banget sih.
Gilang : Hmm ya sudah, makasih dit infonya. Aku pergi dulu.

Hari berlalu begitu cepat. Hingga keesokan harinya Miss Sophie


memperkenalkan seorang pelatih teater. Dan pemilihan tema serta masing-
masing peran pun dimulai. Bu Nesya masuk bersama seorang wanita yang
merupakan pelatih teater.
Miss Sophie : Morning students.
Semua : Morning miss.
Miss Sophie : Oke, kita bertemu lagi dan seperti janji saya kemarin, kalian akan
bertemu dengan pelatih teater kalian. Perkenalkan ini Bu Nesya.
Bu Nesya : Ok anak-anak. Nama saya Nesya. Senang bertemu dengan kalian
semua.
Miss Sophie : Ok sekarang ibu Nesya dan kalian bisa memulai membahas drama
tersebut. Saya permisi bu.
Bu Nesya: Oh iya terima kasih. Oke anak-anak ini pertemuan pertama kita. Hari
ini kita akan menentukan tema apa yang kita ambil dan siapa saja yang akan
memerankannya.
Dinda : Bu kami sebaiknya memanggil ibu apa ? Biar kelihatan lebih akrab.
Bu Nesya : Kalian bisa memanggil ibu Nesya saja.
Semua : OKE bu.
Eca : Tema nya apa bu?
Bu Nesya : Ibu sudah menyiapkan temanya yaitu Cinderella. Tetapi ibu juga
sudah mengkreasikan drama tersebut agar terlihat lebih menarik.
Eca : Ada berapa tokoh yang akan ditampilkan bu ?
Bu Nesya : Ada sekitar delapan orang atau lebih.
Doni : Berarti ada yang nggak ikut bu ?
Bu Nesya: Maka dari itu kita akan memilih orang-orang yang mempunyai minat
dan bakat dalam drama seni peran. Apa ada yang keberatan?
Semua : Tidak bu...
Bu Nesya : Kalian semua yang ada dikelas ini akan melakukan seleksi. Dan ibu
akan memilih siapa saja yang akan memerankan drama itu.
Vanya : Jadi seleksinya kapan dilakukan bu?
Bu Nesya : Mungkin langsung hari ini. Jadi kalian akan ibu beri naskah singkat,
dan kalian bisa langsung mempraktekannya.
Vanya : Penilaiannya dari segi apa saja bu ?
Bu Nesya: Yang pasti bagaimana karakteristik dan penjiwaan kalian terhadap
suatu peran. Serta kemampuan kalian untuk mengeluarkan ekspresi sesuai dengan
suasana yang ada.
Dinda : Kalau pengumumannnya kapan bu ?
Bu Nesya : Mungkin besok. Jadi besok kalian yang terpilih bisa langsung latihan.
Sementara yang tidak terpilih mungkin akan langsung membicarakan masalah
kostum dan propertinya.
Dinda : Ohh gitu ya bu.
Bu Nesya : Ya. Ibu harap kita dapat bekerja sama. Jadi semua pihak mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk membuat drama ini bisa sukses.

Bagian 5 Di Sekolah
Akhirnya pada pulang sekolah. Mereka semua melakukan seleksi. Dan
sesuai janji keesokan harinya hasil seleksi itu dibagikan. Saat-saat itu ditunggu
sekali oleh Stephani dan Clara mereka berdua sangat berharap bisa menjadi
Cinderella. Namun semua tidak sesuai harapan.
Bu Nesya: Siang anak-anak. Sesuai janji, ibu akan membacakan hasil seleksi
kemarin.
Eca : Ayo bu bacakan sekarang. Kami semua sudah penasaran dengan hasilnya.
Bu Nesya : Baiklah ibu akan bacakan sekarang. Narator : Kiara, Pengawal 1: Veri,
Pengawal 2: Alan, Raja : Bima, Ratu :Vanya, Putri Jahat (Irakus) : Clara dan
Terry, Ibu putri jahat : Stephani dan yang kita tunggu-tunggu pangeran dan
cinderella adalah Keyla dan Gilang.
Stephani dan Clara : Apa ???????????????????
Stephani : Bu kenapa bukan saya yang jadi Cinderella? Saya rasa saya lebih
pantas daripada dia.
Clara : Bu saya tidak setuju dengan keputusan itu. Seharusnya saya yang jadi
Cinderella.
Bu Nesya : Sudah diam. Saya rasa saya sudah memilih dengan baik dan sesuai
dengan karekter dan kemampuan kalian masing-masing. Saya permisi. Besok
latihan kita mulai.
Vanya : Semuanya diam. Saya harap kalian semua bisa menerima keputusan tadi.
Saya pikir kita semua pantas untuk mendapatkan peran yang baik. Tapi ada
beberapa orang dari kita yang pantas mendapatkan peran yang terbaik.
Stephani : Jadi maksudmu yang lain nggak pantas untuk mendapatkan peran itu.
Dan yang lebih pantas itu dia ? (sambil menunjuk kearah Keyla)
Clara : Ini konyol.
Vanya: Saya tidak pernah berkata yang lain tidak pantas. Tapi ada yang lebih
pantas. Ayolah berpikir sedikit dewasa.
Eca : Itu betul. Kalian jangan menganggap diri kalian selalu yang terbaik.
Terry : Ehh Lemot. Nggak usah ceramah.
Vanya : Hey tolonglah, kalian harus bersikap dewasa.
Keyla : Maaf sebelumnya, kalau terpilihnya saya membuat kalian ribut. Saya
mungkin lebih baik mengundurkan diri.
Stephani : Ah sudahlah, bilang saja kalau kamu mau membanggakan diri karena
sudah terpilih.
Dinda : Hey, dia sudah berniat baik tapi sikapmu malah seperti itu.
Doni : Ayolah hal seperti ini saja dipeributkan.
Vanya : Sudahlah tidak usah memperdebatkan ini. Terima saja keputusan yang
telah diambil Bu Nesya.

Stephani Terry dan Clara berkumpul disatu meja. Mereka masih


mempeributkan masalah tadi.
Stephani : Oh aku sungguh tidak percaya dengan keputusan itu.
Terry : Entahlah bahkan aku pun jengkel dengan keputusan itu.
Clara : Kurasa ibu itu telah salah menilai. Apa hebatnya Keyla ?
Terry : Sudahlah ayo kita pulang saja.

Bagian 6 Di Sekolah

Tanpa diketahui oleh siapa pun, Keyla pergi menghampiri bu Nesya. Ia


ingin mengundurkan dari dari drama tersebut.
Keyla : Assalamualaikum, maaf mengganggu bu.
Bu Nesya : Walaikumsalam…iya ada apa ?
Keyla : Maaf sebelumnya bu, saya ingin mengundurkan diri menjadi pemeran
Cinderella dalam drama itu.
Bu Nesya : Hmm memangnya ada apa ? Bukan kah itu peran yang sangat
diinginkan oleh seluruh siswa.
Keyla : Iya bu, tapi saya rasa masih ada yang lebih pantas mendapatkan peran
itu.
Bu Nesya: Ya sudahlah kalau memang itu kemauanmu. Ibu tidak bisa
memaksanya.
Keyla : Iya terima kasih bu.
Bu Nesya : Tapi, tunggu dulu. Siapa yang akan menggantikan peranmu ?
Keyla : Menurut saya mungkin Clara atau Stephani lebih pantas untuk mendapat
peran itu.
Bu Nesya : Tapi ibu rasa mereka tidak bisa berakting sebagus kamu.
Keyla : Pasti bisa bu.
Bu Nesya : Baiklah kalau begitu.
Setelah bel pulang berbunyi, mereka yang terpilih menjadi pemeran
drama berkumpul untuk latihan drama. Tapi Keyla tidak terlihat dalam kumpulan
orang-orang itu.
Eca : Loh Keyla mana ? Kenapa dia belum datang ?
Gilang : Dia terlambat, mungkin ada sedikit urusan yang harus dia selesaikan.
Daniel : Tapi tidak biasanya dia terlambat begini.
Bu Nesya: Hmm sudah-sudah. Dia mengundurkan diri. Jadi ibu putuskan Stephani
yang akan menggantikan perannya.
Stephani : Ibu serius ????
Bu Nesya : Ya, ibu sangat serius
Stephani : Akhirnya , anak kampung itu bisa ku singkirkan.
Eca : Mengundurkan diri bu ?
Gilang : Tapi kenapa dia mengundurkan diri bu ?
Bu Nesya: Ibu juga tidak tahu, ayo sebaiknya kita mulai latihan hari ini.

Bagian 7 Di Sekolah
Sepulang sekolah, latihan drama kembali dimulai. Namun hari ini Miss
Sophie juga ingin melihat anak-anak didiknya dalam latihan drama tersebut.
Namun ia dan Bu Nesya kelihatan kecewa dengan penampilan dari peran
utamanya.
Bu Nesya : Hmm bagaiman kalian ini. Ekspresi kalian seharusnya bukan begitu.
Gilang dan Stephani : Maafkan kami bu.
Miss Sophie : Ehh apa ibu tidak memilih seseorang yang lebih baik untuk
memerankan drama itu ?
Bu Nesya : Nanti saya akan menjelaskannya bu.
Miss Sophie dan Bu Nesya pun pergi.

*****
Stephani : Uhh susah sekali sih, padahal aku sudah berusaha.
Vanya : Semua itu memang tidak seperti yang kau bayangkan Stephani.
Stephani : Ya sudahlah aku kembali ke peran awal ku saja.
Clara : Kau tak salah bicara ? Bukankah kau kemarin sangat ingin mendapatkan
peran itu.
Stephani : Tidak. Kalau kau mau jadi peran Cinderella silahkan saja.
Clara : Aku juga sudah merasa cocok dengan peranku sekarang.
Vanya : Oke, sekarang masalahnya siapa yang akan menjadi Cinderella ?
Daniel : Ingat teman, waktu sudah semakin sedikit.
Gilang : Ayolah teman kalian tentu lebih mengenal teman-teman kita. Tentu kalian
tahu siapa yang bisa memerankan peran tersebut. Walaupun dengan waktu yang
semakin singkat.
Semua menjawab : Keyla!!!!!! (Semua saling bertatapan)
Daniel : Tapi apa dia mau kembali ke drama ini? Bukankah dia sendiri yang
mengundurkan diri ?
Doni : Ya sudah sebaiknya kita pulang saja. Mungkin Bu Nesya dan Miss Sophie
mempunyai solusinya.

Disisi yang berlainan, Bu Nesya dan Miss Sophie membicarakan mengenai


penampilan siswa-siswanya yang mengecewakan.
Miss Sophie : Hmm apa ibu tidak memilih orang yang lebih pantas untuk peran
utamanya ?
Bu Nesya : Saya sudah mendapatkan peran yang cocok kemarin. Tapi anak itu
mengundurkan diri. Saya tidak mungkin memaksanya bu.
Miss Sophie : Siapa itu ?
Bu Nesya : Namanya itu Key…..Key… oh ya Keyla .
Miss Sophie : Mengapa dia mengundurkan diri ?
Bu Nesya : Hmm saya tidak tahu pasti bu.
Miss Sophie : Baiklah saya akan coba bicara dengannya besok.

Bagian 8 Di Ruang Guru


Keesokan harinya Keyla dipanggil untuk menemui Miss Sophie. Keyla pun
menemui Miss Sophie, ia ingin mengetahui apa maksud Miss Sophie memanggilnya.
Keyla : Permisi bu, bolehkah saya masuk?
Miss Sophie : Ya tentu.
Keyla : Emm maaf bu.. Mengapa ibu memanggil saya ?
Miss Sophie : Ibu dengar kamu mengundurkan diri dari peran yang telah
dipercayakan padamu.
Keyla : Maaf bu, tapi saya rasa drama itu tetap berjalan lancar tanpa saya.
Miss Sophie : Semua tidak seperti yang kamu katakan. Tidak ada yang bisa
mengantikan peranmu dengan baik. Saya harap kamu dapat kembali masuk ke
drama itu.
Keyla : Hmm apakah harus saya bu ?
Miss Sophie : Saya rasa begitu.
Keyla : Tapi bu……?
Miss Sophie : Ayolah kita hanya mempunyai waktu dua hari lagi untuk latihan.
Saya minta kamu datang untuk latihan nanti sepulang sekolah.
Keyla : Baiklah bu. Saya akan berfikir dulu. Saya permisi.
Keyla pun pergi dari ruangan itu. Hingga saat bel sekolah berbunyi, tiba
saatnya untuk latihan drama dimulai. Semua siswa hadir untuk melihat persiapan
drama itu.
Bu Nesya : Bagaimana bu ? Apakah Keyla mau untuk kembali memainkan perannya
dalam drama tersebut ?
Miss Sophie : Entahlah. Saya tidak tahu. Tapi saya berharap dia akan datang.
Bu Nesya: Jika dia tidak datang bagaimana bu ?
Miss Sophie : Saya yakin dia akan datang, dia anak yang bertanggungjawab.

Tak lama setelah itu Keyla datang.


Bu Nesya : Hmm itu dia datang bu.
Miss Sophie : Hmm saya yakin dia akan datang. Dia anak yang baik dan
bertanggung jawab. Hmm saya yakin kamu akan datang Key.

Mereka akhirnya memasuki ruangan.


Miss Sophie : Anak-anak ini pemeran Cinderellanya. Kalian kembali ke peran
masing-masing dan mulai latihan lagi. Kita hanya mempunyai waktu dua hari lagi.
Semua : Keyla ? (semua terkejut dan sekaligus bahagia)
Miss Sophie : Baiklah mulai latihan hari ini. Bu Nesya, semua saya percayakan
pada ibu.
Latihan drama pun terus berlangsung. Hingga keesokan harinya Gilang
menghampiri Keyla saat latihan drama terakhir dimulai.

Bagian 9 Di Sekolah
Gilang : Hai Key. Apa kabar ?
Keyla : Hai, aku baik kok, kamu?
Gilang : Aku juga baik. Aku senang kau mau kembali ke drama itu.
Keyla : (hanya tersenyum)
Gilang : Semoga kita sukses besok.
Keyla : Ya aku harap juga begitu.
Dinda : Hai kalian berdua ayo latihan.
Keyla : Loh kenapa kamu ada disini Din ?
Dinda : Iya semuanya ada disini kami akan sedikit berperan dalam drama itu. Dan
kami semua sangat senang.
Semua : Hai………
Mereka pun segera melaksanakan latihan. Tanpa terasa latiahan pun usai.
Sebelum mereka pulang Bu Nesya memberikan pengarahan untuk penampilan
besok.
Bu Nesya : Ibu berharap kalian dapat menampilkan yang terbaik besok.
Semua : Yes ma’am…
Vanya : Kami pasti menampilkan yang terbaik..

Bagian 9 Pementasan Drama


Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Mereka tampil dalam acara
pentas seni yang diadakan di sekolah mereka. Sebelum tampil, lagi-lagi Bu Nesya
dan Miss Sophie memberikan pengarahan kepada seluruh siswanya.
Miss Sophie : Baiklah anak-anak. Ibu sangat berharap kalian dapat menampilkan
yang terbaik.
Bu Nesya : Ya, ibu juga berharap begitu. Ibu percaya pada kalian. Good Luck.
Doni : Percayakan semua pada kami bu.
Eca : Doakan kami semoga berhasil bu.

Miss Sophie dan Bu Nesya mengangguk. Akhirnya mereka pun mendapatkan


giliran untuk menampilkan drama Cinderellanya.

**********

Drama itu pun selesai. Miss Sophie dan Bu Nesya menghampiri para murid-
muridnya.
Miss Sophie : Terima kasih anak-anak kalian semua sudah memberikan yang
terbaik dan hasilnya sangat memuaskan.
Bu Nesya : Iya ibu sangat bangga dengan kalian semua. Kalian bisa memegang
tanggung jawab kalian dengan baik. Sekali lagi selamat untuk kalian semua.
Vanya : Iya bu, kami sudah bilang kalau kami akan menampilkan yang terbaik. Dan
kami tidak akan mengecewakan ibu.
Bu Nesya : Ya betul, kalian sama sekali tidak mengecewakan.
Miss Sophie : Baiklah ibu dan bu Nesya akan pergi. Sekali lagi selamat untuk
keberhasilan drama ini. Semua karena kalian.

Semua anak tersenyum dan bertepuk tangan untuk keberhasilan drama


mereka. Seiring dengan itu, Miss Sophie dan Bu Nesya pergi. Namun ada sesuatu
yang terjadi diruangan itu setelah kedua guru mereka pergi.
Michael : Lang, ayo cepat. Sekarang waktu yang tepat.
Jelita : Kesempatan tidak datang dua kali loh.
Gilang : Tapi…
Adit : Ahh lama sekali, ayo ( Sambil mendorong Gilang maju kedepan Keyla)
Gilang : Hmmmm……aa…a.ku……ma…u… mengatakan sesuatu kepadamu……
Keyla : Kamu mau mengatakan apa?
Gilang : Sebenarnya…Aku sudah lama memendam rasa dengan kamu…
Keyla : Maksudmu ?
Gilang : Ya, sejak pertama bertemu denganmu. Aku sudah merasakan ada yamg
berbeda.
Keyla : Sebenarnya kamu ngomong apa sih…???
Gilang : Key ………… aku sayang kamu lebih dari apapun, demi kamu aku rela
melakukan apapun hanya untukmu, dan aku mau jadi yang terbaik untukmu Key.
Kenapa kamu nggak pernah merasaan kalau selama ini aku selalu memikirkan kamu
di manapun aku berada .
Keyla : …………………………( hanya diam )
Gilang : Key… maukah kau menjadi pacarku…………??????
Keyla : Apa………????
Gilang : Key aku mohon…terimalah aku untuk menjadi pacarmu, karena ini tulus
dari dalam hatiku.
Keyla : Tapi…… aku takut kalau itu bisa merusak persahabatan kita berdua. Dan
juga dengan yang lainnya. Kau tentu tahu itu.
Gilang : Tapi……key
Keyla : Tapi aku takut kalau hal itu bisa terjadi……
Gilang : Percayalah kepadaku key…… aku janji kalau hal itu tidak akan terjadi di
antara kita, karena aku sangat menyayangimu lebih dari apapun.
Keyla : Mungkin iya dengan kita berdua. Tapi bagaimana dengan yang lain ?
(Stephani dan Clara saling bertatapan)
Stephani : Maksudmu aku ?
Clara : Atau aku ? Aku tidak masalah jika kalian jadian. Kan masih banyak cowok
lain.
Stephani : Sama aku juga. Lanjutkan saja. Kami juga sadar apa yang kami mau
tidak selalu bisa kami dapatkan.
Adit : Kalau kau Doni ? Kami tahu kalau selama ini kau juga memendam rasa
terhadap Keyla .
Doni : Aku juga tidak apa-apa. Cinta tak harus memiliki. Aku akan bahagia jika
kalian bisa bahagia.
Vanya : Jadi tidak ada yang bermasalah kan ?
Semua : Iyalah.....
Gilang : Jadi apakah kamu mau menjadi pacarku dan menemaniku untuk
selamanya???
Keyla : YA.
Gilang : Terima kasih Key, kamu telah mau menerimaku menjadi pacarmu.
Keyla : Iya Gilang.
Gilang : Aku berharap cinta kita akan tetap abadi bagai pangeran dan Cinderella.
Keyla : Aku juga berharap seperti itu.
Vanya : Waw kita mendapatkan pasangan baru..
Dinda : Ya Pangeran dan Cinderella dalam dunia nyata.
Akhirnya Gilang dan Keyla menjadi pasangan yang serasi. Mereka bisa
bersama tanpa ada gangguan dari siapapun. Dan akhirnya kelaspun menjadi damai
dan tentram tanpa ada keusikan di antara mereka semua.

Anda mungkin juga menyukai