Bagian 1 Di Sekolah
Pada suatu hari disebuah sekolah yaitu SMA Negeri 1 Pomalaa ,masuklah
seorang anak baru. Dia laki-laki tampan dan kaya. Banyak cewek-cewek yang
menyukainya. Termasuk tiga cewek-cewek popular di sekolah itu. Anak baru itu
bernama Gilang. Siang hari setelah bel pulang berbunyi, Jelita, Adit dan Michael
menghampiri Gilang.
Jelita : Hi, kamu murid baru yang masuk ke kelas kami tadi kan ?
Gilang : Ya, itu saya. Kalian siswa dikelas itu juga ?
Adit : Ya benar. Namamu Gilang kan ?
Gilang : Ya, namaku Gilang. Dan siapa nama kalian ?
Michael : Namaku Michael, ini Jelita dan Adit.
Gilang : Senang bertemu kalian.
Jelita : Ohh ya, kamu pindahan dari mana ?
Gilang : Aku pindahan dari kota Palembang. Aku dan keluargaku pindah karena
ada suatu kejadian buruk disana. Untuk melupakan itu semua kami pindah kekota
ini.
Jelita : Saya minta maaf kalo kamu harus mendengar itu.
Adit : Kalau kami boleh tau, masalah apa itu ?
Gilang : Saya minta maaf, ini masalah dalam keluargaku. Jadi aku tidak bisa
memberitahu kalian.
Adit : Tidak masalah. Maafkan kami jika pertanyaan kami mengingatkanmu pada
kejadian buruk itu.
Michael : Kamu pindahan dari Palembang, apa kamu membawa makanan khas dari
sana ?
Adit : Makan saja yang kamu pikirkan.
Michael : Kalau iri bilang saja dit, padahal mau juga.
Adit : Iri ? Ohh itu tidak mungkin.
Dari kejauhan Jelita melihat Stephani, Clara dan Terry yang sedang memandangi
Gilang.
Jelita : Eh Lang ,coba kamu lihat itu ?
Gilang : Apa? Yang mana ?
Jelita : Itu ada tiga cewek populer sekolah sedang memperhatikanmu.
Adit : Wahh sepertinya kamu mendapatkan penggemar-penggemar baru di
sekolah ini.
Gilang: Ahh mungkin kalian salah sangka saja. Mereka bukan sedang
memperhatikanku. Mereka sedang memperhatikan yang lain mungkin.
Michael : Kurasa mereka memperhatikanmu, jika bukan kamu siapa lagi ?
Gilang : Aku juga tidak tahu.
Michael : Ya sudah ayo pulang saja. Perutku sudah keroncongan. Apa kalian mau
menunggu tiga penjual makanan itu pulang ? Dan apa kalian tahu jam berapa
mereka pulang.
Adit : Dasar rakus. Makan paling utama. Huhh Pantas saja kamu badanmu gemuk
seperti itu.
Michael : Hmm gemuk artinya sejahtera friends. Ayo kita pulang. Lapar nih.
Jelita : Lang ayo pulang, bareng kami aja. Nanti kami antar, sekaligus biar tahu di
mana rumahmu.
Gilang : Okay… Lets go.
Bagian 2 Di Sekolah
Setelah hari itu, Gilang, Jelita, Michael dan Adit menjadi sahabat yang
baik. Dan memang benar yang Adit dan jelita katakan dua diantara tiga cewek
populer sekolah mereka menyukai Gilang. Keesokan harinya pada jam istirahat
Gilang, Adit dan Jelita sedang duduk di area sekolah, kemudian datang Adit
menghampiri mereka.
Adit : Hi, kalian sudah membuat PR matematika ?
Jelita : Belum, memangnya kenapa ?
Michael : Mimpi apa kemaren malam dit ? Tiba-tiba rajin begini.
Adit : Sekali-sekali rajin nggak masalah juga kan. Memang kalian mau dihukum
lagi ?
Jelita : Nggak masalah, jadi nggak belajar kan ?
Michael : I like this. Seruu !!! (sambil tertawa)
Adit : Huhh aku datang ke tempat yang salah.
Gilang : Stop. Tenang-tenang. Aku sudah buat, jadi kalian bisa menyalin nanti. Pr
nya juga nggak terlalu banyak.
Michael : Wah ternyata kamu anak teladan juga ya.
Gilang : Maybe…
Gilang pun pergi meninggalkan Stephani dan Clara. Keduanya kesal karena
Gilang yang terkesan cuek dengan mereka. Namun terjadi perdebatan antara Clara
dan Stephani karena ternyata keduanya sama-sama menyukai Gilang.
Clara : Sombong sekali Gilang.
Stephani : Tapi itu membuatku tertarik dengannya. Jarang ada cowok yang
seperti itu.
Clara : Begitu juga denganku. Dia sangat berbeda dengan cowok biasanya.
Stephani : Hmm tunggu dulu maksudmu apa ? Kamu juga menyukainya ?
Clara : Sepertinya begitu, mengapa? Tidak ada yang salah kan ?
Stephani : Kamu kan dari awal tahu kalau aku menyukai Gilang. Lalu maksudmu
juga menyukai Gilang apa ?
Clara : Tapi Gilang juga belum tentu menyukaimu.
Stephani : Iya. Dan Gilang tidak akan menyukai seseorang yang berkhianat
sepertimu.
Stephani akhirnya pergi. Dia kesal melihat Clara yang ternyata juga menyukai
Gilang.
Terry : Ada apa dengan kalian. Jadi kalian berdua tadi ribut karena Gilang ?
Clara : Dia yang memperbesar masalah.
Terry : Ayolah kamu mengalah saja. Kita kan sama-sama tahu sifatnya.
Clara : Aku mungkin bisa mengalah, tapi tidak untuk yang satu ini.
Terry : Lalu kalian membiarkan persahabatan kita hancur karena hal itu ?
Clara : Jika dia tidak memulai mungkin ini tidak akan terjadi.
****
Gilang : Hey kalian tadi kenapa pergi duluan ? Kenapa kalian tidak menungguku
saja.
Adit : Hehe kami takut mengganggumu tadi. Maka dari itu kami pergi duluan. Ohh
ya bagaimana? Apa yang mereka katakan ?
Gilang : Aku tidak menyukai Clara dan Stephani, mereka terlalu berlebihan. Dari
gayanya saja aku tidak suka.
Michael : Kalo Keyla suka kan ? Hmm apa yang terjadi padamu dan Keyla? Kenapa
bajumu basah ?
Gilang : Dia tadi menabrakku dan menumpahkan minuman yang dia bawa kebajuku.
Jelita : So, cinta pandangan pertama ?
Gilang : Aku nggak tahu. Tapi aku suka dengan sikapnya. Sepertinya dia anak baik.
Michael : Ternyata kamu orangnya susah di tebak juga ya..
(Gilang hanya tertawa)
Bagian 4 Di Sekolah
Keesokan harinya Keyla berniat mengembalikan sapu tangan yang
dipinjamkan oleh Gilang. Dia menghampiri Gilang. Stephani, Clara dan Terry
melihat peristiwa itu. Stephani dan Clara marah karena kemarin saat ingin
berbicara dengan Gilang, dia malah menghindar. Sementara bertolak belakang
dengan kejadian pagi ini.
Keyla : Selamat pagi.
Gilang : Pagi Key. Ada apa Key ? Ada yang bisa ku bantu ?
Keyla : Hmm tidak aku hanya ingin mengembalikan ini saja.
Gilang : Apa itu ?
Keyla : Ini sapu tangan yang kamu pinjamkan kemarin.
Gilang : Ohh terima kasih. Tapi kupikir jika tidak dikembalikan juga tidak apa-
apa.
Keyla : Seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Aku kembali kesana dulu
ya. (sambil menunjuk kearah teman-temannya)
Gilang : Ohh ya makasih.
****
Gilang cukup tertarik dengan drama teater. Dia berniat untuk
mengobrol dengan Keyla mengenai acara itu untuk menanyakan bagaimana dengan
minatnya. Dia pun menghampiri Keyla.
Gilang : Hai Key..
Keyla pergi. Gilang hanya terdiam, dia bingung. Dia mencoba mengingat-
ingat jika ada kesalahan yang dia buat. Tapi dia tidak menemukan kesalahan itu.
Akhirnya melihat Gilang yang termenung, Jelita, Adit dan Michael pun
menghampiri Gilang.
Michael : Hai apa yang terjadi, kenapa kamu termenung sendiri disini ?
Gilang : Entahlah aku bingung. Keyla bersikap cuek kepadaku tidak seperti biasa.
Ku kira aku mempunyai salah terhadapnya. Tapi kurasa tidak.
Adit : Ohh Keyla. Mungkin aku tahu penyebabnya.
Jelita : Maksudmu kau tahu apa ? Memangnya apa yang terjadi?
Adit : Jadi tadi pagi setelah Keyla mengembalikan sapu tanganmu, Stephani dan
teman-temannya mendatangi Keyla. Mereka marah-marah. Dan kau tahu
penyebabnya adalah kau.
Gilang : Aku ?
Adit : Ya kamu. Karena mereka pikir Keyla berusaha mendekatimu.
Michael : Wahh Lang, kasihan Keyla. Kau harus minta maaf sama dia Lang.
Jelita : Benar, aku setuju dengan kamu.. Tumben pinter.
Michael : Teman lagi sedih, masih sempat-sempatnya menghina. Nggak simpati
banget sih.
Gilang : Hmm ya sudah, makasih dit infonya. Aku pergi dulu.
Bagian 5 Di Sekolah
Akhirnya pada pulang sekolah. Mereka semua melakukan seleksi. Dan
sesuai janji keesokan harinya hasil seleksi itu dibagikan. Saat-saat itu ditunggu
sekali oleh Stephani dan Clara mereka berdua sangat berharap bisa menjadi
Cinderella. Namun semua tidak sesuai harapan.
Bu Nesya: Siang anak-anak. Sesuai janji, ibu akan membacakan hasil seleksi
kemarin.
Eca : Ayo bu bacakan sekarang. Kami semua sudah penasaran dengan hasilnya.
Bu Nesya : Baiklah ibu akan bacakan sekarang. Narator : Kiara, Pengawal 1: Veri,
Pengawal 2: Alan, Raja : Bima, Ratu :Vanya, Putri Jahat (Irakus) : Clara dan
Terry, Ibu putri jahat : Stephani dan yang kita tunggu-tunggu pangeran dan
cinderella adalah Keyla dan Gilang.
Stephani dan Clara : Apa ???????????????????
Stephani : Bu kenapa bukan saya yang jadi Cinderella? Saya rasa saya lebih
pantas daripada dia.
Clara : Bu saya tidak setuju dengan keputusan itu. Seharusnya saya yang jadi
Cinderella.
Bu Nesya : Sudah diam. Saya rasa saya sudah memilih dengan baik dan sesuai
dengan karekter dan kemampuan kalian masing-masing. Saya permisi. Besok
latihan kita mulai.
Vanya : Semuanya diam. Saya harap kalian semua bisa menerima keputusan tadi.
Saya pikir kita semua pantas untuk mendapatkan peran yang baik. Tapi ada
beberapa orang dari kita yang pantas mendapatkan peran yang terbaik.
Stephani : Jadi maksudmu yang lain nggak pantas untuk mendapatkan peran itu.
Dan yang lebih pantas itu dia ? (sambil menunjuk kearah Keyla)
Clara : Ini konyol.
Vanya: Saya tidak pernah berkata yang lain tidak pantas. Tapi ada yang lebih
pantas. Ayolah berpikir sedikit dewasa.
Eca : Itu betul. Kalian jangan menganggap diri kalian selalu yang terbaik.
Terry : Ehh Lemot. Nggak usah ceramah.
Vanya : Hey tolonglah, kalian harus bersikap dewasa.
Keyla : Maaf sebelumnya, kalau terpilihnya saya membuat kalian ribut. Saya
mungkin lebih baik mengundurkan diri.
Stephani : Ah sudahlah, bilang saja kalau kamu mau membanggakan diri karena
sudah terpilih.
Dinda : Hey, dia sudah berniat baik tapi sikapmu malah seperti itu.
Doni : Ayolah hal seperti ini saja dipeributkan.
Vanya : Sudahlah tidak usah memperdebatkan ini. Terima saja keputusan yang
telah diambil Bu Nesya.
Bagian 6 Di Sekolah
Bagian 7 Di Sekolah
Sepulang sekolah, latihan drama kembali dimulai. Namun hari ini Miss
Sophie juga ingin melihat anak-anak didiknya dalam latihan drama tersebut.
Namun ia dan Bu Nesya kelihatan kecewa dengan penampilan dari peran
utamanya.
Bu Nesya : Hmm bagaiman kalian ini. Ekspresi kalian seharusnya bukan begitu.
Gilang dan Stephani : Maafkan kami bu.
Miss Sophie : Ehh apa ibu tidak memilih seseorang yang lebih baik untuk
memerankan drama itu ?
Bu Nesya : Nanti saya akan menjelaskannya bu.
Miss Sophie dan Bu Nesya pun pergi.
*****
Stephani : Uhh susah sekali sih, padahal aku sudah berusaha.
Vanya : Semua itu memang tidak seperti yang kau bayangkan Stephani.
Stephani : Ya sudahlah aku kembali ke peran awal ku saja.
Clara : Kau tak salah bicara ? Bukankah kau kemarin sangat ingin mendapatkan
peran itu.
Stephani : Tidak. Kalau kau mau jadi peran Cinderella silahkan saja.
Clara : Aku juga sudah merasa cocok dengan peranku sekarang.
Vanya : Oke, sekarang masalahnya siapa yang akan menjadi Cinderella ?
Daniel : Ingat teman, waktu sudah semakin sedikit.
Gilang : Ayolah teman kalian tentu lebih mengenal teman-teman kita. Tentu kalian
tahu siapa yang bisa memerankan peran tersebut. Walaupun dengan waktu yang
semakin singkat.
Semua menjawab : Keyla!!!!!! (Semua saling bertatapan)
Daniel : Tapi apa dia mau kembali ke drama ini? Bukankah dia sendiri yang
mengundurkan diri ?
Doni : Ya sudah sebaiknya kita pulang saja. Mungkin Bu Nesya dan Miss Sophie
mempunyai solusinya.
Bagian 9 Di Sekolah
Gilang : Hai Key. Apa kabar ?
Keyla : Hai, aku baik kok, kamu?
Gilang : Aku juga baik. Aku senang kau mau kembali ke drama itu.
Keyla : (hanya tersenyum)
Gilang : Semoga kita sukses besok.
Keyla : Ya aku harap juga begitu.
Dinda : Hai kalian berdua ayo latihan.
Keyla : Loh kenapa kamu ada disini Din ?
Dinda : Iya semuanya ada disini kami akan sedikit berperan dalam drama itu. Dan
kami semua sangat senang.
Semua : Hai………
Mereka pun segera melaksanakan latihan. Tanpa terasa latiahan pun usai.
Sebelum mereka pulang Bu Nesya memberikan pengarahan untuk penampilan
besok.
Bu Nesya : Ibu berharap kalian dapat menampilkan yang terbaik besok.
Semua : Yes ma’am…
Vanya : Kami pasti menampilkan yang terbaik..
**********
Drama itu pun selesai. Miss Sophie dan Bu Nesya menghampiri para murid-
muridnya.
Miss Sophie : Terima kasih anak-anak kalian semua sudah memberikan yang
terbaik dan hasilnya sangat memuaskan.
Bu Nesya : Iya ibu sangat bangga dengan kalian semua. Kalian bisa memegang
tanggung jawab kalian dengan baik. Sekali lagi selamat untuk kalian semua.
Vanya : Iya bu, kami sudah bilang kalau kami akan menampilkan yang terbaik. Dan
kami tidak akan mengecewakan ibu.
Bu Nesya : Ya betul, kalian sama sekali tidak mengecewakan.
Miss Sophie : Baiklah ibu dan bu Nesya akan pergi. Sekali lagi selamat untuk
keberhasilan drama ini. Semua karena kalian.