Anda di halaman 1dari 4

DRAMA BAHASA INDONESIA

" Kisah Food Vloger"

Namira(Food floger)

Abil (Karyawan)

Beddu(Pemilik kedai)

Edi (Tukang parkir/keamanan)

Safira (Pelanggan 1)

Nurul (Pelanggan 2).

Sebagai Food Vloger, Namira kerap mendatangi tempat makan. Selama ini, sudah
ada banyak video review makanan enak yang viral di kanal Youtube miliknya. Tak
jarang, tempat makan terkait pun jadi ramai pengunjung. Karena Namira merintis
karier sebagai konten kreator dari bawah, muncul kepuasan tersendiri dalam
hatinya setiap kali kontennya viral. Karyanya makin dihargai sejak aksinya dalam
mereview makanan disukai banyak orang. Wajahnya pun makin dikenali saat
berada di tempat umum. Namun, perlahan hal itu membuat Namira sombong dan
bertindak semena-mena.

Pada suatu sore, Namira datang ke sebuah kedai bakso unik yang baru buka di
dekat tempat tinggalnya. Tak hanya bulat seperti biasanya, bakso yang disajikan di
kedai tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam. Dengan semangat, Namira
mulai menata kamera.

ADEGAN 1

Namira : (Menata kamera kemudian mengambil gambar di sekitar warung).

Beddu : (Mendatangi meja Namira) "Silakan Mbak, mau pesan apa?"


Namira: "Sebentar Pak, saya mau ngevlog jadi menata kamera dulu. Oh iya, saya
boleh sekalian izin untuk ambil video?"

Beddu : "Oh, Mbak vlogger to, boleh banget Mbak.

Namira: "Kalau begitu saya sekalian ambil video sejak pesan ya, Pak"

Beddu : "Silakan, silakan. Kalau begitu, saya permisi dulu" (Mendatangi meja lain).

Namira: (Melanjutkan setting kamera).

Di meja sebelah, Safira dan Nurul sedang menunggu pesanan dan mengenali
Namira sebagai food vlogger.

Nurul : (Melihat-lihat ke arah Namira) "Itu Namira Vlogger, kan?"

Safira : "Iya ya? Wow, mau bikin konten dia"

Nurul: "Beruntung banget kita ketemu dia. Ternyata dia benar-benar sendiri ya,
nggak punya tim, tapi kontennya tetap bagus. Tuh lihat, sudah mulai".

ADEGAN 2

Namira: "Halo guys, bertemu lagi dengan Namira Vlogger makan-makan. Kali ini,
kita akan melihat sebuah warung bakso yang konon beda dari yang lain. Baksonya
bukan bulat, lalu apa bentuknya? Mari kita lihat di dapur!" (Sambil berjalan ke
arah dapur).

Abil : "Mohon maaf mbak, selain karyawan dilarang masuk ke area dapur. Silakan
pesan lewat kasir ya."

Namira: "Oh, tenang Mas, saya tadi sudah izin ke Bapak yang itu."

Abil : "Oh, Pak Beddu. Sebentar ya, saya konfirmasi dulu."

Namira: "Maksudnya gimana? Saya tadi sudah izin Mas, sudah dipersilakan."
Abil: "Tapi saya sebagai karyawan perlu mematuhi peraturan, Mbak. Soalnya
beliau pemiliknya dan yang membuat peraturan ini."

Namira : "Lho, bahkan pemiliknya sudah mengizinkan. Kenapa Masnya yang


repot-repot? Mas nggak tahu saya siapa?" (Dengan nada tinggi)

Edi : (Melihat keributan, mendekat) "Ada apa ya?"

Abil : "Begini, Pak..." (Panik)

Namira : "Saya food vlogger, mau bikin video, tapi karyawan ini menghalangi. Dia
bilang peraturan tak boleh masuk dapur, padahal saya sudah izin, bahkan dengan
pemiliknya" (Tetap dengan nada tinggi).

Edi : "Kalau begitu saya bantu konfirmasi ke pak Beddu ya, sebentar."

Namira : "Lho, kamu ini siapa? Tukang parkir? Sama saja. Aduh, maaf ya guys, ini
ada keributan saya dihalangi ambil video, padahal sudah izin,"

Beddu : (Mendekati keributan) "Mohon maaf, ada apa ini ya?"

Namira: "Saya mau ambil video, Pak. Saya sudah izin, kan? Mereka malah
menghalangi saya. Dasar, karyawan nggak jelas. Biar saya viralin kalian ya. Lihat
ini guys, wajah mereka sama sekali nggak menghargai saya. Minggir, saya mau
masuk."

Namira : "Mohon maaf Mbak, tapi peraturan di sini memang selain karyawan
dilarang masuk dapur. Karena kita juga tidak mau resep atau ciri khas warung jadi
ditiru, jadi mohon di mengerti. Tadi saya izinkan untuk vlog review makanan,
bukan masuk dapur."

Namira: (Marah) "Lho, kalian ini sebenarnya menyembunyikan apa di dapur?


Guys dengar, saya dilarang masuk dapur, padahal tadi diizinkan." (mematikan
kamera).
Edi : "Jika tidak berkenan, silakan meninggalkan kedai ini ya, Mbak. Sebelum ada
keributan yang lebih besar, kebetulan saya bertanggung jawab pada keamanan
sekitar sini."

Namira : (Langsung pergi mengemas kamera).

ADEGAN 3

Safira : (Bisik-bisik) "Itu gimana sih si Namira, kok beda sama keramahan dan
kelucuan di kontennya. Dia nggak ngerti aturan apa gimana?"

Nurul: "Kasihan karyawannya, aku rekam aja deh biar tahu kelakuan aslinya."

Namira : (Bersiap pergi) "Saya sudah simpan video kelakuan kalian. Saya akan
viralkan kelakuan kedai baru yang nggak tahu terima kasih. Kalian beruntung lho
bisa saya datangi gratis, tanpa endors. Lihat aja, pasti subscriber saya langsung
kasih rating buruk secara masal ke kedai ini. Tunggu ya!"

Nurul: (Sambil merekam) "Itu guys idola kalian, food vlog ratusan ribu subscriber
aja sombong, akhlak minus nggak jelas. Aku kirim ke menfees Twitter viral duluan
kamu!"

Safira : "Kok kamu jadi netizen rempong sih? Udah biarin aja nggak usah ikut-
ikutan."

Sofi : "Nggak bisa!"

Sampai rumah, Namira kaget karena banyak temannya yang mengirim link
videonya saat marah-marah di kedai. Belum ada satu jam, kelakuannya viral. Dia
hanya bisa meratapi kesedihan sambil membaca komentar hujatan dan ancaman
unsubscriber akun Youtubenya.

Belajar dari Namira, alih alih warung itu viral karna videonya yang menjelekkan
warung tersebut, malah Namira lah yang viral karna perlakuannya yang semena
mena terhadap sesama. Hal yang dapat dipetik dalam kisah ini adalah kita tidak
boleh semena mena dalam melanggar peraturan atau privasi orang lain apalagi
dengan menggunakan kekuasaan sebagai ancaman.

Anda mungkin juga menyukai