Anda di halaman 1dari 6

Deskripsi Drama

Judul: Aku ingin menjadi...


Tema: Pendidikan
Pemeran: 8 Orang
Penokohan drama:

1. Nita: Pemberani
2. Tina: Tegas
3. Wina: Penakut
4. Lia: Pemalu
5. Ibu Feni: Penegak
6. Pras: Baik hati
7. Joni: Rela berkorban
8. Tegar: Cuek

Sinopsis Drama
Pertanyaan dari Ibu Feni membuat ke tujuh siswanya memiliki impian yang besar dan timbul
keseruan ketika jam pelajaran.

Dialog Drama
Kring...! Kring...! Kring...!
Bel masuk telah diberbunyi. Para siswa SD Harapan 345 saatnya untuk masuk kelas dan menerima
pelajaran dari wali kelasnya masing-masing. Pemandangan di kelas 4 masih gaduh. Ada yang
berkelahi.

Joni: Kamu mau jadi pahlawan di kelas ini?


Pras: Bel masuk telah berbunyi.
Joni: Semuanya masuk!
Nita: Iya Pak ketua kelas (cetus Nita).
Joni: Berkelahi gara-gara merobekkan buku seperti tidak ada pekerjaan lain saja!

Ibu Feni: Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran kita berdoa dahulu. Berdoa dimulai.
Ibu Feni: Selesai. Saya tadi mengetahui kalau ada keributan di luar kelas padahal sudah ada bel
masuk.
Joni: Iya kan Ibu Feni marah (bisik Joni kepada Pras).
Pras: Kayaknya hanya mengingatkan saja deh Jon.
Joni: Tadi ada yang berkelahi Bu. Tapi sudah dilerai.
Bu Feni: Ya sudah besok-besok jangan diulangin ya.
Serempak siswa kelas 4 mengiyakan ucapan Ibu Feni.
Ibu Feni: Buka buku paket bahasa Indonesia kalian mengenai impian dan cita-cita. Siapa yang tahu
definisi impian dan cita-cita?
Tina: Impian adalah harapan dari seseorang yang perlu dibuktikan. Kalau cita-cita adalah harapan
dan perjuangan yang disertai dengan kemampuan untuk meraihnya.
Ibu Feni: Bagus jawabanmu Tina. Terus perbedaan antara keduanya apa Tina?
Tina: Ehmm (Pikir Tina dalam-dalam).
Nita: Tidak ada bedanya Bu!
Ibu Feni: Ya pasti ada. Bagaimana menurutmu Lia?
Lia: Perbedaannya tipis Bu. Kalau impian sudah dirancang sejak lahir. Kalau cita-cita harapan dari
banyak orang bukan diri kita sendiri.
Ibu Feni: Betul. Jika kita membicarakan tentang impian dari sekian banyak siswa di sini bisa
dijelaskan mengenai impian kalian? Bisa dimulai dari kamu Pras.
Pras: Aku Bu? Impianku ingin menjadi reporter yang bisa meliput berita sekaligus jalan-jalan di
mana-mana.
Joni: Sukanya jalan-jalan saja.
Ibu Feni: Waduh, Pras impiannya hebat. Kamu Joni? Bantah saja!.
Joni: Impian saya ingin pergi ke bulan seperti minnion Bu?
Ibu Feni: Minnion?
Tegar: Itu film kartun Bu. Joni suka menonton film kartun jadinya suka berkhayal.
Serempak siswa kelas 4 tertawa.
Ibu Feni: Sudah! Sudah! Kamu ini bisa saja Joni. Bagus juga itu. Kamu Wina?
Wina: Saya bermimpi untuk menjadi polisi wanita Bu.
Joni: Kamu saja takut dengan cecak mau jadi polisi. Tidak salah? Hahaha...
Lagi-lagi seluruh siswa tertawa atas lakon Joni.
Ibu Feni: Impian yang mulai Wina. Kalau kamu Tegar?
Tegar: Impian saya sama seperti Ibu jadi guru di sekolah dasar.
Joni: Tampang belagak tidak pantes jadi guru.
Berkali-kali seluruh siswa tertawa.
Ibu Feni: Joni, sekali lagi kamu ngeledek temanmu. Ibu jewer!
Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening atas bentakan Bu Feni kepada Joni.
Ibu Feni: Kalau kamu Tina dan Nita.
Nita dan Tina: Kita mempunyai jadi penulis Bu (kompak menjawab).
Ibu Feni: Dari sekian banyak jawaban kalian mengenai tentang impian bagus-bagus. Namun dalam
meraih impian harus disertai dengan perjuangan, pengorbanan, kerja keras.
Joni: Doa Bu?
Ibu Feni: Jangan lupa untuk selalu berdoa tapi harus disertai perjuangan.
Nita: Tapi kalau seperti Joni apa itu impian Bu?
Joni: Kamu usil saja!
Ibu Feni: Kalau impian Joni terlalu berkhayal tapi impian itu harus setinggi langit. Kalau Joni
memang mempunyai impian itu maka mulai saat ini harus diperjuangkan. Belajar yang tekun biar
menjadi astronot.
Pras: Belajar? Joni suakanya main PS Bu.
Tegar: Iya Bu, gangguin aku belajar.
Ibu Feni: Betul kata Pras dan Tegar?
Joni hanya diam dan melirik dengan mata melotot pada Pras dan Tegar.
Ibu Feni: Sebaiknya bermain itu boleh tapi jangan berlebihan.
Joni: Saya main PS ketika libur dan ada waktu kosong kok Bu. Mereka saja yang iri.
Ibu Feni: Iya Ibu tahu. Kamu anak pinter.Tepuk tangan buat Joni
Serempak seluruh siswa memberi oplos kepada Joni.
Ibu Feni: Tapi nakal.
Serempak disusul tawa yang membahana. Bel istirahat telah datang.
Semua Tentang Kita
Sinopsis
Lolita adalah Siswi terpandai di sekolahnya, dia sangat baik hati, beda dengan sahabatnya
Mawar yang emosional. Gadis ini biasa di panggil Lita, keluarga Lita sangatlah harmonis. Lita
mempunyai kakak perempuan yang bernama Cika yang sekarang duduk dibangku SMA kelas 2.
Walaupun Lita seorang yang pandai, tetapi dia sangat modis dan tidak Kuper (Kurang Pergaulan).

Suatu hari Lita melihat sahabatnya Mawar sedang merenung disudut ruang kelas, Lita
bingung melihatnya. Hatinya bertanya-tanya kenapa dia? dengan langkah yang sigap dia mulai
menghampiri Mawar. Mata Mawar terlihat sembab, entah karena apa..kelihatannya dia habis
menangis semalaman. Lita pun mengurungkan niatnya untuk bertanya pada sahabatnya itu.

Akhirnya setelah jam pelajaran usai, Mawar mulai menceritakan apa yang sebenarnya
membuat dia menangis. Tatapannya kosong lurus kedepan, ekspresinya sangat datar perlahan dia
mulai bercerita. Dia berkata bahwa ayah dan ibunya telah bercerai, dia sangat kecewa dengan
keputusan ini. Tetapi semuanya sudah terjadi, dia menerima semuanya dengan lapang dada, walaupun
rasanya sakit...

Perbincangan singkat antara Lita dan Mawar, ternyata di dengar oleh Cika sang murid baru
yang sangat ingin menghancurkan persahabatan antara Lita dan Mawar dengan cara mengadu domba
keduanya. Akibat ulah Cika, Mawar dan Lita pun mulai merenggang. Mawar lebih percaya kepada Cika
daripada sahabatnya (Lolita). Lolita samasekali tidak tahu mengapa Mawar menjauhi dirinya,
kemudian Lolita mencari tau apa sebab Mawar menjauhi dirinya. Lolita pun menanyakannya pada
empat sahabatnya yang lain.

Di pagi hari saat jam pertama dimulai, Bu Sinta melihat ada keganjalan diantara murid
kesayangannya. Pada waktu istirahat Bu Sinta menanyakan kepada Andre dan Gilang kenapa Mawar
dan Lolita terlihat saling menjauhi. Disisi lain, disaat kelas kosong Cika menulis sebuah kata-kata di
papan tulis yang semakin membuat perpecahan antara Mawar dan Lolita.

Keesokan harinya Mawar dipanggil oleh Bu Santi. Kemudian sang guru pun menjelaskan semua
kejadian yang sebenarnya. Mawar sadar bahwa dia telah salah paham pada sahabatnya sendiri dan
orang yang selama ini dia bela ternyata adalah sebab dari semua perpecahan yang terjadi. Cika pun
tersadar bahwa sikapnya salah, dia meminta maaf atas semuanya yang telah ia perbuat.

Dikelas Mawar dan Lolita terdapat murid baru, dari penampilan dia merupakan orang yang
terlihat sederhana.
Murid baru : Hai teman-teman nama saya Cika, saya pindahan dari Bandung (senyum
menyapa)
Di waktu yang bersamaan Lolita lebih memandangi sang sahabat yang termenung disudut ruang
kelas.
Lolita : Mawar kenapa ya..? Engga biasanya dia murung begitu? Apa dia ada
masalah? (memperhatikan gerak-gerik Mawar)
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas. Lolita mulai mendekati
Mawar yang masih tetap pada posisi semula.
Lolita : Mawar kamu ada masalah? (tampak cemas)
Mawar : (tatapan kosong lurus kedepan) Keluargaku...keluargaku...telah hancur...
Lolita : Maksudmu apa? Aku tidak mengerti..
Mawar : Orangtuaku telah bercerai Lit, aku kecewa..
Lolita : Hah? Kamu serius?! Kapan semuanya terjadi? (terkejut)
Mawar : Kemarin saat aku sekolah.. Sebetulnya aku tidak mengerti kenapa mereka
mengakhiri semuanya.. Aku tak tau alasannya..
Lolita : Sabar ya, war.. Jangan terus bersedih masih ada aku, sahabatmu disini..
(tersenyum sambil menenangkan Mawar)
Mawar : Makasih banget ya Lit... (memeluk Lita)
Lolita : Sama-sama sayang.. Kita kan bestfriend forever (melepaskan pelukan
Mawar tertawa kecil)
Disisi lain terlihat Cika sang murid baru sedang mengamati Lolita dan Mawar dia juga mendengar
pembicaraan keduanya.
Cika : Situasi ini bisa gua manfaatin nih kayanya (senyum licik)
(berlalu pergi dan membuat rencana untuk besok)
Keesokan Harinya dikelas banyak anak yang memandangi Mawar, dia terlihat bingung dia pun
mencoba menerobos kerumunan murid yang lain, untuk sekedar melihat tulisan di madding itu.

Ada info baru guys! haha. Ternyata si Mawar anak Broken Home !!

Mawar
merasa dipermainkan kini satu sekolah sudah tau dia anak Broken Home. Emosinya mulai memuncak
dan fikirannya langsung terpacu pada Lita karena hanya dia yang tau tentang ini semua.
Cika : Gua liat Lolita nempel ini pagi-pagi (ucapnya tiba-tiba)
Mawar : Bener?! Gak bohong kan lo?! (tampak terkejut)
Cika : Ngapain sih gua bohong? Emang ada untungnya buat gua? (balasnya sengit)
Mawar : Bener juga sih..! Gua harus bertindak..! ini udah kelewatan!!! (berlalu pergi
dan mencabut paksa kertas yang ada di madding)
Mawar menggebrak meja Lita dengan keras, emosinya sudah memuncak seperti gunung berapi
yang ingin meletus.
Mawar : Heh!! Sahabat macem apa lo?! Tega berbuat kaya gini?! Maksud lo apa?
Hah?!! Jawab lo! (emosi)
Lolita : Aku gak tau Mawar, aku aja belum baca...
Mawar : (memotong perkataan Lita) Halah, kebanyakan ngelak lo!! Munafik tau ga?!
Gara-gara lo, semua orang disekolah ini tau kalo gua ANAK BROKEN
HOME..!! tega lo sama gua!! (emosi semakin menggebu)
Lolita : Itu bukan aku yang buat, aku gak tau.. ini semua salah paham..
Mawar : Salah paham lo bilang?! Muak gua sama lo terlalu MUNAFIK..!! (penekanan
pada kata yang di capslock)
Lolita : Terserah kamu deh sekarang, mau percaya aku sahabat kamu sendiri apa
mau percaya orang lain.. Kamu berhak buat milih kok.. (berlalu pergi dan
membawa selembar kertas itu)
Di tempat lain Cika tersenyum puas melihat kejadian tersebut, kedua orang yang bertolak
belakang dengan mudahnya di adu domba oleh murid baru. Senyuman yang terpancar dibibirnya
merupakan senyuman licik.
Disisi lain Lita bersedih, dia bingung dengan kejadian ini. Dia berjalan mencari sahabatnya yang
lain. Hingga mereka berpapasan di koridor.
Andre : Hai Lita, kok gak bareng sama Mawar? (senyum menyapa)
Lolita : Kamu belum baca di madding?
Lukman : Belum..
Lolita : Nih.. (menyodorkan kertas ke Andre)
Andre : Ada info baru guys! haha. Ternyata si Mawar anak Broken Home !! (sambil
membacaaa)
Lukman : Broken Home itu apa Ndre? (dengan wajah polos)
Andre : Ya ampun! Lu itu kemana aja?...
Lukman : (memotong perkataan Andre) Gua disini kok daritadi..
Andre : Jangan potong omongan gua dulu Man..!! Belom juga gua jelasin, udah main
potong aja.. (mulai emosi)
Lolita : Udah..!! Udah.. bukannya bantuin aku cari tau, kalian malah ribut
Dicky : Tau nih, lu berdua cowo tapi mulutnya mulut cewe. Bawel banget..!!
Lukman : Sadar bang, nonjok orang aja gak berani. Masih mendingan kita, ya gak
Ndre? (mencari pembelaan)
Andre : Haha Yowman (tertawa terbahak, dicky hanya bisa menekuk wajahnya)
Gilang : DI BILANG JANGAN BERISIK !! (ketus)
Dicky : Okeokeee
Lolita : Daripada kalian berantem gak jelas, mendingan bantuin nyelidikin yang buat
ini semua siapaaa?
Gilang : Sini..!! (berkumpul) bayar utang lu pada kek.. Gua gak punya duit nih
(dengan wajah tanpa dosa)
Andre : Cepetan ah, serius gua. Kita mau bikin rencana kaya gimana?
Lukman : Sini..!! (berkumpul)
Dicky : Tumben otak lu encer? Haha (nada mengejek)
Lukman : Abis yasinan tadi malem, dapet pencerahan sedikit hehe (nyengir lebar)
Lolita : Pergi yuk, jalanin misi kita
Lukman : Pergi kemanaa?
Dicky : PERGI KE EMPANG...!!! (gereget dicky dan pergi meninggalkan Lukman
yang disusul oleh Andre, Gilang dan Lolita. Lukman?Masih bengong ditempat)
Lukman : Eh, tungguin gua..!! (lari menyusul teman-temannya)
Mawar sedang curhat dengan Cika tentang Lolita. Hatinya sekarang sudah sangat kecewa.
Mawar : Gua fikir dulu, Lita itu baik cik.. ternyata dugaan gua meleset, dia tega
sama gua.. mempermainkan rahasia kehidupan gua.. gua salah apa? Kenapa dia
begitu jahat sama gua? (perasaannya mulai menggebu)
Cika : Yang sabar aja ya cantik, kita juga gak bisa selamanya melihat orang dari
covernya aja.. harus dari hati, itu yang sulit.. (senyum picik)
Mawar : Iya omongan lo bener, gua salah milih temen kayanya.. (nada kecewa)
Cika : Mungkin dia iri dengan kecantikan lo, dia kan kuper liat aja penampilannya
gak gaul sama sekali (memanas-manasi)
Mawar : Mungkin, tapi gua tau dia kok.. dia gak mungkin terpancing dengan cara yang
seperti itu..
Cika : Haduh Mawar kamu tuh terlalu baik sama dia, setiap orang juga bisa
berubah kali.. Emang selalu tetap dengan sifatnya yang ituuuuuu terus?
Engga kan?? (dengan nada sok manis)
Mawar : Iya juga ya, yasudahlah biarkan.. Gua juga udah gamau punya sahabat kaya
diaaaaa..
Di pagi hari saat jam pertama dimulai, Bu Sinta melihat ada keganjalan diantara murid
kesayangannya. Pada waktu istirahat Bu Sinta memanggil Andre dan Gilang untuk segera ke
kantornya.
Gilang : Misi bu, Ibu mencari kita berdua?
Bu Sinta : Iya, ada yang ingin ibu tanyakan.. oh ya silahkan duduk..
(andre dan gilang pun duduk)
Andre : Ibu mau nanya tentang apa ya?
Bu Sinta : Itu loh, sahabat kalian yang namanya Mawar sama Lolita kenapa ya? Kok
kelihatannya agak merenggang, Ibu khawatir jika nilai-nilai mereka turun..
Gilang : Oh, itu bu? Kami juga sedang mencari tahu bu. Lita saja tidak tau bu
kenapa tiba-tiba masalah pribadi Mawar bisa terpublikasi..
Bu Sinta : Loh? Masalah pribadi? Maksudnya apa saya tidak mengerti..
Andre : Orang tua Mawar baru saja bercerai bu, dan Mawar hanya menceritakannya
pada Lita bu.. tetapi Lita tidak tahu apa-apa ketika beritanya tersebar ke
murid-murid yang lain dan tiba-tiba saja Mawar marah-marah kepada Lita..
hingga saat ini pun mereka tidak saling sapa bu..
Bu Sinta : Ya ampun, terus kalian sudah menemukan pelakunya?
Gilang : Belum bu, mungkin sekarang Lukman, Dicky dan Lita sedang mencarinya
bu..
Bu Sinta : Mudah-mudahan cepat kelar ya, ibu akan membantu kalian saat kalian butuh
ibu nanti.. (tersenyum)
Gilang : Iya bu, terima kasih..
Bu Sinta : Yasudah, sekarang kalian bisa masuk kelas..
(Andre dan Gilang pun berpamitan)
Sementara itu, terlihat seseorang sedang melakukan aksi yang sama dan disaat itu juga Lukman,
Lita dan Dicky memfotonya untuk jadi barang bukti. Orang itu adalah Cika tetapi dia tidak menyadari
bahwa ada yang mempotretnya.
Lolita : Oh, jadi ini ulahnya si anak baru ituuuu...
Lukman : Anak apaan tadi? Anak bau? (tanyanya agak kencang)
(Cika pun menengok mencari sumber suara itu, tapi dia menghiraukannya dan tetap melanjutkan
kegiatannya)
Dicky : Dodol banget sih lu ! Untung gak ketauan.. (gereget Dicky)
Lukman : Dodol itu gak pake banget dik, adanya dodol nanas, dodol duren. Setau gua
mah dodol banget engga ada... Itu yang paling baru ya? (dengan wajah polos)
Dicky : IYA, YANG PALING BARU KAN ELU..! azzzz
Lolita : Sssstttt... Jangan berisik ih ! (ketus)
Dicky,Lukman : Iya ampuuunnn, hehe (nyengir gak jelas)
Lolita : Cari si Andre sama Gilang yuk, keburu Cika liat kita nanti
(Dicky, Lukman dan Lolita pun bergegas pergi untuk mencari Gilang dan Andre)

Anda mungkin juga menyukai