Anda di halaman 1dari 4

Hedonisme

Pemeran:

Salma berperan sebagai sebagai (remaja yang senang berbelanja untuk tampil
modis)

Bagas Anargya berperan sebagai Ayah (pria paruh baya yang berprofesi sebagai
pengusaha)

Maulida berperan sebagai Ibu (wanita paruh baya yang menjadi ibu rumah tangga)

Nareswari Ladiva berperan sebagai Diva (teman Salma yang sering mengadakan
pesta dan suka berbelanja)

Anisa berperan sebagai Anisa (teman Salma yang juga senang berbelanja)

Muhammad Agus berperan sebagai Agus (teman Salma yang pandai dalam dunia
fashion)

Virgiawan Adil berperan sebagai Adil (kasir di toko baju yang sering ditemui
Salma)

Akt 1:

(Scene: Di ruang tamu)


Salma: (duduk santai sambil menatap handphone) : "Aku udah dapat uang
mingguan dari ayah dan ibu. Belum semuanya, sih. Ah, tapi nanti aku akan ke mall
untuk belanja dengan teman-temanku."
Ayah: (memasuki ruangan): “Salma, gimana sekolahmu minggu ini? Ayo cerita ke
ayah.”
Salma (kaget) : “Semua aman, Ayah. Cuman untuk uang minggu ini ayah belum
transfer ke aku semuanya ya?”
Ayah: “Iya, nanti malam ayah akan transfer, ya.”
Salma (senyum lebar) : “Yeay! Terima kasih, Ayah!”
Ayah: “Kamu harus ingat ya, jangan pakai uang itu dengan boros.”
Ibu (memasuki ruangan): "Betul itu, Nak. Jangan boros. Uang itu harus disimpan
untuk keperluanmu di masa depan."
Salma (mengangguk): "Tenang saja, Ibu. Aku akan berhemat."
Ibu: “Jangan hanya omong belakang ya. Ibu tau kok kamu hampir tiap minggu beli
tas baru.”
Salma (senyum lebar): “Iyaaa. Aku kan hanya membeli kebutuhanku saja. Lagian,
beberapa minggu ini ada banyak acara yang harus aku datengin. Jadi ya wajar aja
aku aku butuh beberapa tas baru.”
Salma (berdiri): “Aku mau ngerjain tugas dulu. Aku ke kamar ya.”
Salma pun berjalan ke kamarnya.
Ibu (menggeleng): “Salma.. Salma..”

(Keesokan harinya)
Salma pergi ke mall bersama diva,anisa dan agus

(Scene: Di mall)
Salma: "Aku ingin membeli sepatu baru, ah! Lumayan untuk nambah koleksiku!"
Anisa: "Jangan terlalu boros, Salma."
Salma: "Aku ga boros kok. Aku hanya pengen membeli sepatu ini sebagai hadiah
untuk diri sendiri setelah berjuang belajar di sekolah."

(30 menit kemudian)

Salma: "Aku sudah memilih sepatu yang aku suka. Ini harganya terjangkau."
Agus:menurutku sepatu ini kurang cocok,warna nya terlalu mencolok!!
Salma:jadi,kamu ada saran?
Agus:sepatu ini cocok buat kamu,dan juga ini terkenal dikalangan anak muda
Salma:terlihat menarik sih,tapi harganya agak mahal
Agus:aku cuman ngasih saran,harga menjamin kualitas"
Salma:"Baiklah, kalau begitu aku bayar ke kasir dulu"

Saat Salma hendak membayar, kartu kreditnya ditolak. Salma mencoba membayar
dengan kartu ATM, namun juga ditolak.

Salma: "Ada apa ini? Kenapa kartu-kartu ini tidak bisa digunakan?"
Adil: "Maaf, mungkin ada masalah dengan kartu kakak."
Salma (cemas): "Apa yang harus aku lakuin sekarang?"
Adil:"dicoba sekali lagii kak!
Anisa: "Jangan panik, Salma. Nanti kamu coba hubungi bank kali aja ada
masalah."
Diva: "Kita lanjut belanja aja dulu. Nanti urusan ini bisa diurus besok. Pakai
uangku dulu aja?"
Salma (lega):”Makasih banyak, Div! Maaf banget aku ngerepotin kamu.”
(keesokan harinya)

Salma mencoba menghubungi bank, namun tidak bisa terhubung. Dia mulai
merasa cemas dan khawatir.
Salma: "Ayah, kenapa kartu kreditku dan ATMku tidak bisa digunakan? Aku udah
coba menghubungi bank tapi tidak bisa terhubung."
Ayah: (dengan wajah cemas) "Ada masalah, Salma. Aset ayah disita oleh bank
karena ayah terbukti melakukan korupsi."
Salma: (terkejut) "Apa?! Kok bisa ayah ngelakuin hal kayak gitu?"
Ayah: "Ayah sedang dalam proses pengadilan. Semua aset disita termasuk uang di
rekeningmu."
Salma: (dengan wajah cemas) "Terus? Gimana aku bisa jajan nanti?"
Ayah: "Ayah akan mencoba menyelesaikan masalah ini, tapi untuk sementara
waktu kamu harus belajar bagaimana mengelola uangmu dengan baik dan tidak
boros."

(Scene: Di kamar Salma)


Salma duduk di kamarnya, memikirkan perkataan Ayah dan Ibu. Dia merasa
bersalah karena telah menghabiskan uang yang diberikan kepadanya dengan tidak
bijak.

Akt 2:

(Scene: Di rumah Salma)


Salma: (duduk di ruang tamu) "Ayah, ibu, aku mau minta maaf. Aku tahu sekarang
bahwa perilaku borosku telah membuat kalian khawatir dan repot. Aku benar-benar
menyesal."
Ayah: (mengelus kepala Salma) "Kamu tidak perlu meminta maaf, Salma. Kami
hanya ingin kamu belajar dari kesalahanmu."
Ibu: "Kamu harus belajar mengatur keuanganmu dengan bijak, Salma. Jangan lagi
buang-buang uangmu untuk hal-hal yang tidak perlu."
Salma: "Aku mengerti, ibu. Aku bakal belajar untuk mengelola uangku dengan
lebih baik dan tidak lagi beli hal-hal yang berlebihan."
Ayah: "Itu sangat baik, Tapi kalian harus tau bahwa ayah juga salah. Ayah terlibat
dalam kasus korupsi dan aset ayah disita bank."
Salma: (sedih) "bagaimana ayah bisa terjerat kasus itu?"
Ayah: "Ayah terlalu fokus pada uang dan lupa bahwa uang tidak segalanya. Ayah
tidak ingin kamu mengalami hal yang sama seperti ayah.
Ibu: "Sekarang kamu harus belajar mengelola uangmu sendiri, Salma. Dan mulai
menabung untuk masa depanmu."
Salma: "Aku akan melakukan yang terbaik, ibu."

(Scene: Di kamar Salma)


Salma duduk di atas tempat tidurnya dan menatap ke arah lemari yang penuh
dengan baju dan aksesoris yang sudah dibelinya.
Salma: (berpikir) "Memangnya apa yang aku dapat dari belanja terus-menerus
seperti ini? Aku hanya menghabiskan uang yang diberikan oleh Ayah dan Ibu tanpa
berpikir sampai ke masa depan. Apa ini yang disebut hedonisme?"
Salma mulai berpikir untuk mengubah kebiasaannya dalam menghabiskan uang. Ia
akan mencoba untuk mengatur keuangannya dan memikirkan masa depannya.

(Scene: Salma sedang menabung uang)


Salma: (mengambil kotak tabungan) "Aku harus memikirkan masa depanku. Aku
harus menabung untuk pendidikan dan kebutuhan lainnya. Aku tidak boleh lagi
boros dan harus mulai berhemat."

Salma duduk di meja belajar, membaca buku tentang mengatur keuangan. Dia
mencatat beberapa tips dan membuat anggaran untuk pengeluarannya.

Salma: (berbicara dengan dirinya sendiri) “Aku harus membatasi pengeluaranku


dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Aku juga harus menyimpan
sebagian uang jatahku ke tabungan.”

Akhirnya, Salma belajar untuk mengatur keuangannya dengan bijak dan menabung
untuk masa depannya. Dia belajar dari kesalahan masa lalunya dan menjadi lebih
bertanggung jawab dalam keuangan pribadinya. Drama ini mengajarkan
pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak dan menjadi pelajaran bagi pemirsa
tentang akibat dari perilaku yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai