Anda di halaman 1dari 22

Tugas Makalah

Mata Kuliah Kalkulus Integral

Dosen Pembimbing :
Tua Halomoan Harahap, M.Pd

Nama Penyusun : Asri Rahmayani Lubis


NPM : 1602030023
Kelas : II A Pagi
Prodi : Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,
yaitu materi integral.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2017

Wassalam

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang................................................................................................ 1
I.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
I.3. Tujuan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Pengertian Integral............................................................................................ 2
B. Integral Tak Tentu............................................................................................. 2
1. Penyelesaian cara biasa................................................................................... 3
2. Penyelesaian cara substitusi............................................................................ 4
3. Integral parsial................................................................................................ 4
C. Integral Tertentu................................................................................................. 5
D. Integral Luas Daerah.......................................................................................... 6
1. Menentukan Luas Daerah di Atas Sumbu-x................................................... 6
2. Menentukan Luas Daerah di Bawah Sumbu-x............................................... 8
3. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Atas Sumbu-x......................................... 9
4. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Bawah Sumbu-x...................................... 10
E. Menentukan Volume Benda Putar..................................................................... 11
1. Menentukan Volume Benda Putar
yang Diputar Mengelilingi Sumbu-x........................................................ 11
2. Menentukan Volume Benda Putar
yang Diputar MengelilingiSumbu-y............................................................... 12
3. Menentukan Volume Benda Putar
yang Dibatasi Kurva f(x) dan g(x) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-x....................................................................... 13
4. Menentukan Volume Benda Putar
yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-y....................................................................... 14

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 17


A. Kesimpulan....................................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18

ii
INTEGRAL

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal, dimana
matematika ini memiliki peran penting di semua bidang ilmu pengetahuan. Melalu
perkembangan penalaran dan absraksi, matematika berkembang dari pencacahan,
perhitungan,pengukuran dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-
benda fisika. Matematika secara praktis menjadi salah satu kegiatan manusia sejak adanya
rekaman tertulis.
Kini matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang,
termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis dan ilmu sosial seperti ekonomi dan psikologi.
Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan
matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan
matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu
yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga
bergulat di dalam metematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu
sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi
latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.
Salah satu cabang dari ilmu matematika yang patut di pelajari adalah integral. Integral
adalah lawan dari proses diferensial. Integral terbagi atas beberapa jenis, yaitu integral
tertentu dan integral tak tentu. Perbedaan antara integral tertentu dan integral tak tentu yaitu
jika integral tertentu memiliki batasan-batasan, integral tak tentu tidak memiliki batasan-
batasan.
Penguasaan mata pelajaran matematika khususnya mengenai integral bagi peserta
didik juga berfungsi membentuk kompetensi program keahlian. Dengan mengajarkan
matematika khususnya dalam hal integral diharapkan perserta didik dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan diri di bidang keahlian dan pendidikan
pada tingkat yang lebih tinggi.

I.2. Rumusan Masalah


I.2.1. Bagaimana konsep integral tak tentu dan integral tentu?
I.2.2. Bagaimana menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan
fungsi trigonometri yang sederhana?
I.2.3. Bagaimana menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva dan
volume benda putar?

I.3. Tujuan
I.3.1. Mengetahui konsep integral tak tentu dan integral tentu.
I.3.2. Mengetahui cara menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan
fungsi trigonometri yang sederhana.
I.3.3. Mengetahui cara menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva
dan volume benda putar.
I.3.4. Membantu dalam memahami dan menguasai materi integral.
I.3.5. Sebagai sumber informasi tentang integral bagi para pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integral
Integral dapar diartikan sebagai kebalikan dari proses diferensial. Integral ditemukan
menyusul ditemukannya masalah dalam diferensial dimana matematikawan harus berpikir
bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensial. Lambang

integral adalah “ ∫ ”.
Agar lebih dapat dimengerti perhatikan pernyataan berikut :
F1 (x) = x2 + 5x – 6 maka F1’ (x) = 2x + 5
F2 (x) = x2 + 5x + 12 maka F2’ (x) = 2x + 5
F3 (x) = x + 5x – 1
2
maka F3’ (x) = 2x + 5
Pada fungsi-fungsi yang berbeda konstanta diperoleh bentuk turunan/derivatif yang
sama.
Operasi dari F(x) menjadi F’(x) merupakan operasi turunan. Sedangkan untuk operasi
sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x) disebut dengan integral (anti turunan)

Turunan Turunan
Y Y’ Y’’
Integral Integral

B. Integral Tak Tentu


Integral tak tentu atau antiderivatif adalah suatu bentuk operasi pengintegralan suatu
fungsi yang mengahasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa
variabel), atau batas atas dan batas bawah sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan
fungsi tak tentu ini disebut integral tak tentu.
Adapun beberapa aturan yang dapat digunakan dalam penyelesaian integral :
 ∫ dx=x+ c

 ∫ (f ( x ) ± g ( x )¿)dx=∫ f ( x ) dx +∫ g ( x ) dx ¿
1
 ∫ x n dx= n+1 x n +c
n +1
 ∫ kx dx = kx
n
n+ 1
+c

2
Integral Tak Tentu dari Fungsi Trigonometri
Untuk merancang aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri, perlu
diingat kembali turunan fungsi-fungsi trigonometri sebagaimana diperlihatkan dalam tabel
berikut.
No F(x) F’(x) = f(x)
1 Sin x Cos x
2 Cos x - Sin x
3 Tan x Sec2 x
4 Cot x - Cosec2 x
5 Sec x Tan x.Sec x
6 Cosec x - Cot x.Cosec x
Dengan menggunakan aturan integral tak tentu yang mempunyai sifat bahwa :
F’(x) = f(x) dan turunan fungsi-fungsi trigonometri dalam tabel di atas, maka integral tak
tentu dari fungsi-fungsi trigonometri dapat dirumuskan sebagai berikut :
 ∫ cos x dx=sin x +c
 ∫ sin x dx=−cos x +c
 ∫ sec2 x dx=tan x +c
 ∫ csc2 x dx=−cot x +c
 ∫ tan x csc x dx=−csc x+ c
Sedangkan aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri dalam varibel
ax + b dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
 ∫ cos ( ax+ b ) dx= sin ( ax+ b ) +c
a

1
 ∫ sin (ax +b)dx= a cos ( ax+ b ) +c
1
 ∫ sec2 ( ax+ b ) dx= a tan ( ax+ b ) +c
−1
 ∫ cosec2 ( ax +b ) dx= a
cot ( ax+ b ) +c

1
 ∫ tan ( ax+ b ) sec ( ax +b ) dx= a sec ( ax +b )+ c
−1
 ∫ cot ( ax+ b ) csc ( ax+ b ) dx= a
csc ( ax+ b ) +c

Dalam penyelesaian integral tak tentu memiliki beberapa cara penyelesian :


1. Penyelesaian cara biasa
Secara umum :
dy
Jika y’ = atau dy = y ' dx maka ∫ dy= y=∫ y ' dx
dx
Jadi dapat disimpulkan :

3
1
∫ x n dx= n+1 x n +c
Dengan x ≠−1

Untuk mencari integral dari fungsi trigonometri perlu diingat kembali tentang turunan
fungsi trigonometri, maka :
−1
¿ ∫ sin ax= cosx + c
a
1
¿ ∫ cos ax = sin ax +c
a

Contoh :
2 2 5
1 +1 1 3 5 3
1. ∫ √2 dx=∫ x 3 dx=
3
2
x3 =
1
x +c= x √2+ c
3
+1
3 5

2. ∫ 2 x ( 3 x−1 ) =∫ ( 62−2 x ) dx=2 x3 −x2 + c

2. Penyelesaian cara subtitusi


Integral subtitusi pada prisnsipnya sama dengan integral pemisalan. Prinsip integral
subtitusi ada 2, yaitu salah satu bagian dimisalkan dengan u, sisanya yang lain (termasuk dx)
harus diubah dalam du.

Bentuk umumnya : ∫ F [ g ( x ) ] . g ( x ) dx
'

Misal u = g(x) dan du = g’(x) dx didapat ∫ F (u ) du

Contoh :
1. ∫ 4 x ¿ ¿

Misal : u=x2 +9 dan du=2 x dx

Di dapat : ∫ 2 ¿ ¿

2. ∫ sin x cos x dx =…
3

Misal : u=sin xdan du=cos x dx

1 4 1
Di dapat : ∫ sin x cos x dx =∫ u du= u + c= ( sin¿¿ 4)+c ¿
3 3
4 4

3. Integral Parsial

4
Integral parsial atau pengintegralan sebagian berdasar pada turunan suatu fungsi hasil
kali. Disebut integral parsial karena sebagian bentuk dilakukan operasi turunan sebagian
operasi integral.

Bentuk Rumus : ∫ u dv =u v−∫ v du

Bagian u dikerjakan operasi turunan dan bagian dy dikerjakan operasi integral, dengan
bentuk ∫ v du lebih sederahana dari bentuk ∫ u du .

Contoh :
1. ∫ 3 x cos 2 x dx=… u=3 x dan du=3 dx
1
dv =cos 2 x dan v= sin
=u v −∫ v du 2

= (3 x ) ( 12 sin 2 x )−∫( 12 sin 2 x) ( 3 dx )= 32 x sin2 x− 32 ∫ sin 2 x dx


3 3
= x sin2 x+ cos 2 x
2 4

2. ∫ ( 3 x +1 ) cos 2 x dx=…

Diferensial Integral
3 x+ 1 cos 2 x
1
3 sin 2 x
2
1
0 cos 2 x
4
∫ ( 3 x +1 ) cos 2 x dx=½ ( 3 x+ 1 ) sin 2 x−(−¾ cos 2 x )+ c
= ½ (3 x+ 1¿ sin 2 x+¿ ¾ cos 2 x + c

C. Integral Tertentu
Pengertian atau konsep integral tentu pertama kali dikenalkan oleh Newton dan
Leibniz. Namun pengertian secara lebih modern dikenalkan oleh Riemann.
Integral tentu adalah proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral.
Pada beberapa aplikasi integral dikenal istilah batas bawah dan batas atas sebuah integral.
Batas inilah yang kemudian menjadi ciri khas sebuah integral dinamakan sebagai integral
tertentu. Sebab berbeda dengan integral tak tentu yang tidak memiliki batas, maka pada
integral tertentu ada sebuah nilai yang harus disubtitusi yang menyebabkan tidak adanya lagi
nilai C (konstanta) pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai tertentu.
Secara umum, integral tentu dari sebuah fungsi dengan batas tertentu dapat
dirumuskan sebagai berikut :
5
b

Jika f kontinu pada [a,b], maka ∫ f ( x ) dx=[ F ( x ) ] ba = F ( b )−F ( a ) dengan F antiturunan


a
sebarang dari f, yakni suatu fungsi sedemikian sehingga F’ = f.
Suatu fungsi f yang kontinu terdefenisi untuk interval [a,b] kita bagi menjadi n bagian
yang sama dengan lebar.
Jika di dalam subinterval ke-l [Xi=1 , X1] dan ada, maka limit itu dapat dinyatakan
dengan
b n

∫ f ( x ) dx=¿ nlim
→∞
∑ f (ε i¿ )∆ x ¿ ¿
a i=1

yang didefenisikan sebagai integral tertentu f dari a sampai b

Sifat : ∫¿¿
a

b b

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx
a a

∫ f ( x ) dx=0
a

b b

∫ kf ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
a a

b c b

∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx , a< c< b


a a c

jika f ( x ) ≥ 0 dalaminterval a ≤ x ≤ b , maka≥ 0


jika f ( x ) ≤ 0 dalaminterval a ≤ x ≤ 0 , maka≤ 0

Contoh :

[ ]
3 3
1 2 1 1
1. ∫ 5−x dx=¿ ¿ 5 x − x =15−4 =10
0 2 0 2 2

2. ∫ ( 4 x−3 ) dx=…
1

2
= ( 2 x 2−3 x ) 1

= {2( 2)2−3 (2) }−{2(1)2−3(1) }

= { 8−6 } −{ 2−3 }

6
= 2+1 = 3

D. Integral Luas Daerah


1. Menentukan Luas Daerah di Atas Sumbu-x

Jika y=f ( x )> 0, maka luas daerah yangdibatasiolehkurva y=f (x ), garis x=a dan x=b
serta sumbu x dapat ditentukan dengan rumus :

b
L=∫ f ( x ) dx
a

Contoh :
Hitunglah luas daerah yang diarsir

Jawab :
 Parabola mempunyaititikbalik minimum (0,0)

y− y p=a ( x−x p )2

y−0=a ( x−0 )2

y=ax 2

 Parabola melaluititik (1,1)


y=ax 2
2
1=a .1

a=1

Jadipersamaan parabola yaitu y=x 2

7
 Luasdaerah yang diarsir
b
L=∫ ydx
a
2
¿ ∫ x dx
2

¿
1 32
x
3 1 |
( )( )
1 3
¿ 2 − 1
3
1 3
3
8 1
¿ −
3 3
7
¿ sat . luas
3

2. Menentukan Luas Daerah di Bawah Sumbu-x

Jika y=f ( x )< 0 (kurva dibawah sumbu x), maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva
y=f ( x ), garis x=a dan x=b serta sumbu x dapat ditentukan dengan rumus :

b
L=−∫ f ( x ) dx
a

Contoh :
Hitunglah luas daerah yag diarsir

Jawab:
 Parabola memotongsumbu x di (−1,0 ) dan (3,0)
y=a ( x−x 1) ( x− x2 )

¿ a ( x−(−1 ) ) (x−3)

8
¿ a ( x +1 ) ( x−3)

 Parabola melalui (1,-4)


y=a ( x+1 ) (x−3)
−4=a ( 1+ 1 )( 1−3)
−4=−4 a
a=1
 Persamaan parabola
y=a ( x+1 ) (x−3)
¿ 1 ( x +1 ) ( x−3)
2
¿ x −2 x−3

 Luasdaerah yang diarsir


b
L=−∫ ydx
a
3
¿−∫ ( x −2 x−3 ) dx
2

−1
3
¿ ∫ (−x +2 x+3 ) dx
2

−1

¿
−1 3 2 2
3
x + x +3 3
2 −1 |
¿
[ −1 3
3
( 3) +(3)2+3 (3) −
][
−1
3
(−1)3 +(−1)2 +3(−1)
]
¿ [ −1
3
1
]
.27+ 9+9 — .−1+1+(−3)
3

¿ [ −9+18 ] −
[ ]
1
3
−2

5
¿ 9+
3
32
¿ sat .luas
3

3. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Atas Sumbu-x

9
Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y=f ( x ) dan y=g ( x ) dimana f ( x ) > g ( x ) dalam
interval x=a dan x=b dapat ditentukan dengan rumus :

b
L=∫ [ f ( x ) −g ( x) ] dx
a

Contoh :
Jika f ( x )=( x−2 )2−4 dan g ( x )=−f ( x), maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva f dan g
adalah?

Jawab:
f ( x )=( x−2 )2−4
g ( x )=−f ( x )=4−( x−2 )2

Caribatasatasdanbatasbawahnya
f ( x )=g (x)
( x−2 )2−4=4−( x−2 )2
2 ( x−2 )2−8=0
2 ( x −4 x + 4 ) −8=0
2

2
2 x −8 x=0
2 x ( x−4 )=0
x=0 ataux =4

4
L=∫ ( f ( x )−g ( x ) ) dx
0
4
¿ ∫ 2 x −8 xdx
2

10
¿
2 3
3
x −4 x 2 4
0 |
¿
[ 2
3
3
][
2 2 3
.( 4) −4.(4 ) − .( 0) −4.( 0)
3
2
]
¿ [ 128
3 ]
−64 −[0]

128−192
¿
3

64
¿ sat . luas(luas tidak mungkin negatif )
3

4. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Bawah Sumbu-x

Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y=f ( x ) dan y=g ( x ) dimana f ( x ) < g ( x ) dalam
interval x=a dan x=b dapat ditentukan dengan rumus :

b
L=∫ [ g ( x )−f ( x) ] dx
a

Contoh :
1
Tentukanlah luas daerah yang dibatasi oleh garis y= x−2 , sumbu-x, garis x = 4 , dan
4
sumbu-y.

Jawab :

11
S

Daerah tersebut adalah daerah S. Luas daerah S adalah


4

L(S) =−∫
0
( 14 x −2) dx
[ ]
4
1 2
= x −2 x
8 0

=− (( 1 2
8
. 4 −2.4 −0 ) )
= −( 2−8 )=6

Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 6 satuan.

E. Menentukan Volume Benda Putar


1. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar Mengelilingi Sumbu-x

Misalkan R adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu x, garis x = a, dan
garis x = b, dengan a<b, makaf volume benda putar yang diperoleh dengan memutar daerah R
mengelilingi sumbu x adalah :

b
V =π ∫ ¿ ¿
a

12
Contoh :
Tentukanlah volume benda putar yang dibatasi oleh grafik f(x) = 4 – x 2 jika batas atas adalah
2 dan bawah 0 yang diputar 3600 terhadap sumbu x.
Jawab :
2

Volume = π ∫ ( 4−x ) dx
2 2

= π ∫ ( 16−8 x + x ) dx
2 4
V
0

[ ]
2
8 3 1 5
= π 16 x− x + x
3 5 0

= π¿

(
= π 32−
64 32
+
3 5 )
256
= π
15

2. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar MengelilingiSumbu-y

Misalkan S daerah yang dibtasi oleh grafik fungsi x = f(y), sumbu-y, garis x = a, garis
x = b, dengan a < b, maka volume benda putar yang diperoleh dengan memutar daerah S
mengelilingi sumbu-y adalah V.
b
V =π ∫ f ( y)2 dy
a

Contoh :
Tentukanlah volume benda putar yang dibatasi oleh grafik f(x) = 4 – x 2 jika batas atas adalah
2 dan bawah 0 yang diputar 3600 terhadap sumbu y.

Jawab :
Untuk menentukan volume benda putar tersebut, maka kita harus mengubah f(x) = 4 – x2
menjadi persamaan x2 dalam variabel y.
2 2
y=4−x → x =4− y

13
2

Volume = π ∫ ( 4− y ) dy
0

[ ]
2
1 2
V = π 4 y− y
2 0

(( 1 2
= π 4 (2 )− (2) −0
2 ) )
= π ( 8−2 )

= 6π

3. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(x) dan g(x) jika Diputar
Mengelilingi Sumbu-x

Untuk menentukan volume benda putar yang dibatasi kurva f(x) dan g(x) jika
diputar mengelilingi sumbu-x, maka menggunakan rumus :
b
V =π ∫ ( f ( x ) ) −( g ( x ) ) dx
2 2

Contoh :
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik f ( x )=x−2, sumbu-y,
garis x = 2 dan y = -1 diputar 360 ° mengelilingi sumbu-x

Jawab :
Karena daerah yang dimaksud ada dibawah sumbu-x , maka volumenya adalah :

14
2
V =−π ∫ ( (−1) −( x−2 ) ) ¿ dx ¿
2 2

= −π ∫ 1−( x −4 x+ 4 ) dx
2

[ ]
2
−1 3
= −π x +2 x 2−3 x
3 0

= −π (( −1 3
3
.2 +2. 22−3.2 −0 ) )
= −π ( −83 +8−6)
2
= π
3

Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah S diputar mengelilingi sumbu-x adalah
2
π satuan volume.
3

4. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika Diputar
Mengelilingi Sumbu-y

Untuk menentukan volume benda putar yang dibatasi kurva f(y) dan g(y) jika
diputar mengelilingi sumbu-y, maka menggunakan rumus :

15
b
V =π ∫ ( f ( y ) ) −( g ( y ) ) dy
2 2

Contoh :
Volume benda putar jika daerah yang dibatasi kurva y=−x2 + 4 dan y=−2 x +4 diputar 360 °
mengelilingi sumbu y adalah...
Jawab :
Langkah pertama yang biasa ditempuh adalah membuat sketsa grafik kurva-kurva yang
terlibat agar nampak batas-batas yang akan diambil.
Kurva pertama bentuknya persamaan kuadrat,
y=−x2 + 4

Cari titik potong pada sumbu x, berarti y diberi harga nol, y = 0


2
y=−x + 4
0=¿ −x 2+ 4
2
0=4−x
Faktorkan,
0=( x+ 2 )( x−2 )
x=−2atau x=2

Titik-titik yang diperoleh dari langkah ini adalah (2,0) san titik (-2,0)

Titik potong pada sumbu y, berarti x diberi harga nol, x = 0.


2
y=−x + 4
y=−02 +4
y=4

Titik yang diperoleh dari langkah ini adalah (0,4)

y=−x2 + 4

-2 2

Kurva kedua berbentuk persamaan linier y=−2 x +4


Titik potong sumbu x, berarti y = 0
y=−2 x +4
0=−2 x+ 4
2 x=4
4
x= =2
2
Diperoleh titik (0,4)
Grafik selengkapnya sebagai berikut.

16
4

2
y=−x + 4

-2 2
y=−2 x +4

Menentukan Batas-batas
Jika diputar pada sumbu x, terlihat dari gambar batas-batasnya adalah 0 dan 2. Jika diputar
pada sumbu y, terlihat batas-batasnya adalah 0 dan 4. Kali ini akan dihitung untuk putar
sumbu y, sehingga batas yang diambil 0 dan 4.
Dari rumus volume benda putar pada sumbu y untuk dua buah kurva yaitu :
b
V =π ∫ ( f ( y ) ) −( g ( y ) ) dy
2 2

Ubah bentuk y menjadi x atau x 2.


y=−x2 + 4
2
x =4− y

y=−2 x +4
2 x=4− y
x=2−1/2 y
2
2 y
x =4−2 y + sehingga
4

( ( )) dy
4 2
y
V =π ∫ ( 4− y )− 4−2 y +
0 4

( )
4 2
y
V =π ∫ 4− y−4+ 2 y − dy
0 4

( )
4
y2
V =π ∫ y− dy
0 4

17
[ ]
3 4
1 2 y
V =π y −
2 12 0

V= ( 12 .16− 6412 ) π −( 0) π= 83 π satuan volume


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Integral terdiri dari integral tertentu dan integral tak tentu. Dalam menyelesaikan
integral tak tentu terdapat beberapa cara, yaitu penyelesaian secara biasa, penyelesaian
secrara subtitusi dan penyelesaian secara parsial. Integral tertentu biasanya digunakan untuk
mencari luas daerah dan menentukan volume benda putar. Selain integral tertentu dan
integral tak tentu, terdapat juga integral trigonometri.

B. Saran
1. Hendaknya dalam proses belajar mengajar matematika integral, lebih sering diberi tugas
dan hendaknya tugas yang diberikan tidak terlalu menyulitkan bagi peserta didik. Sehingg
para peserta didik bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan termotivasi untuk
mempelajari matematika integral ini.
2. Hendaknya dalam proses belajar mengajar pihak guru memberikan pembelajaran yang
merata bagi seluruh siswa di kelas. Dan hendaknya pihak guru tidak hanya memperhatikan
bagian sudut kelas tertentu, sehingga bagian sudut kelas yang lainnya sering terbengkalai
sehingga dalam proses pembelajaran bagian sudut kelas tersebut tidak bisa mengikuti
dengan baik.
3. Hendaknya dalam proses evaluasi pembelajaran tidak memberikan jenis-jenis soal yang
terlalu rumit/susah dan terkesan sangat berbeda dengan soal-soal latihan yang sederhana
dan diberikan selama proses pembelajaran. Sehingga soal-soal evaluasi yang diberikan
selama ini sulit untuk diselesaikan oleh peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.matematikastudycenter.com/bank-soal-un-mtk-sma/20-bank-soal-un-sma-
integral-volume-benda-putar#ixzz23PemQAog

Anonim. Integral. http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2008/08/fr-bab-14-


riemann.pdf

Anonim.  Notasi Sigma.http://ns1.cic.ac.id/~ebook/ebook/adm/myebook/0004.pdf

Ayres, Jr. Frank ; 1964 ; Differential and Integral Calculus ; New York ; Schaum’s Outline
Series Mc Graw-Hill Book Company

Ayres, Jr. Frank, Lea Prasetio; 1985 ; Teori dan Soal-soal Diferensial dan Integral Kalkulus ;
Jakarta ; Penerbit Erlangga

Dale Varberg, Edwin J.Purcell, I Nyoman Susila ; 2001; Kalkulus jilid 1; Batam; Penerbit
Interaksara

19

Anda mungkin juga menyukai