Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
PEMBAHASAN
2
A..................................................................................................Titik, Garis, Bidang,
Dan Ruang.................................................................................. 1
1..............................................................................................Titik 3
2..............................................................................................Garis 3
3..............................................................................................Bidang 5
4..............................................................................................Ruang 6
5..............................................................................................Hubungan Antara
Titik, Garis, Dan Bidang......................................................... 7
B..................................................................................................Sinar Garis,
Ruang Garis, Dan Sudut........................................................... 9
1..............................................................................................Sinar Garis 9
2..............................................................................................Ruang Garis
11
3..............................................................................................Sudut 11
4..............................................................................................Satuan Sudut
12
C..................................................................................................Kurva Dan Jenis-
Jenis Kurva................................................................................ 15
1..............................................................................................Pengertian Kurva
15
2..............................................................................................Jenis-Jenis Kurva
15
D..................................................................................................Sudut Dalam
Ruang Dan Volum...................................................................... 17
1..............................................................................................Sudut Dalam
Ruang...................................................................................... 17
2..............................................................................................Volume Dalam
Ruang...................................................................................... 20
LATIHAN SOAL..................................................................................... 25
KUNCI JAWABAN.................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 28
3
PEMBAHASAN
1
titik itu dibuat garis lain yang sejajar garis pertama maka kedua garis tersebut
tidak akan berpotongan.
Teorema/rumus/dalil adalah anggapan sementara yang harus
dibuktikan kebenarannya melalui serangkaian pembuktian deduktif.
Pembuktian teorema/rumus/dalil dalam matematika keberlakuannya harus
secara umum, tidak berlaku hanya untuk beberapa kasus seperti contoh.
Misalnya teorema Pythagoras yang menyatakan bahwa dalam sebuah segitiga
siku-siku berlaku “jumlah kuadrat sisi siku- siku sama dengan kuadrat sisi
miringnya”. Apabila kita mengajukan pembuktian melalui
menunjukkan/memberi contoh dalam segitiga siku-siku dengan panjang sisi
masing- masing 3 dan 4 satuan panjang, serta panjang sisi miringnya sama
dengan 5 satuan panjang (tripel Pythagoras), sehingga diperlihatkan hubungan
32 + 42 = 52 ini bukan pembuktian, tetapi sekadar menunjukkan satu kasus.
Teorema Pythagoras sejak ditemukannya sampai sekarang telah dibuktikan
lebih dari 200 cara. Berikut salah satu pembuktian teorema tersebut.
b a
a b
Luas daerah persegi kecil dengan sisi c sama dengan luas persegi besar
dengan sisi � + � dikurangi 4 kali luas daerah segitiga siku-siku. Secara
aljabar dapat kita selesaikan menjadi,
c2 = (a + b)2 – 4 luas daerah segitiga
c2 = a2 + 2ab + b2 – 4 ½ alas x tinggi
2
c2 = a2 + 2ab + b2 – 4 ½ ab
c2 = a2 + 2ab + b2 – 2 ab
c2 = a2 + b2 terbukti (c sisi miring, a dan b sisi siku-
sikusegitiga)
1. Titik
Pada bagian pendahuluan telah disinggung bahwa titik, garis, dan
bidang adalah unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Unsur-unsur sederhana
yang mudah dipahami tetapi menjadi blunder (berbelit) apabila kita
mencoba membuat definisinya. Sehingga para ahli geometri
mengelompokan konsep titik, garis, dan bidang ke dalam kelompok unsur
yang tidak didefinisikan atau disebut pengertian pangkal.
Dalam geometri, titik adalah konsep abstrak yang tidak berwujud atau
tidak berbentuk, tidak mempunyai ukuran, tidak mempunyai berat, atau
tidak mempunyai panjang, lebar, atau tinggi. Titik adalah ide atau gagasan
abstrak yang hanya ada dalam benak orang yang memikirkannya. Untuk
melukiskan atau menggambarkan titik diperlukan simbol atau model.
Gambar simbol atau model untuk titik digunakan noktah seperti di bawah
ini,
• • •
Gambar atau model sebuah titik biasanya diberi nama. Nama untuk
sebuah titik umumnya menggunakan huruf kapital yang diletakan dekat titik
tersebut, misalnya seperti contoh di bawah ini adalah titik A, titik P, dan titik
Z.
• • •
A P Z
3
2. Garis
Garis adalah konsep yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan
kata-kata sederhana atau kalimat simpel. Karenanya garis juga
dikelompokan ke dalam usur yang tidak didefiniskan. Garis adalah ide atau
gagasan abstrak yang bentuknya lurus, memanjang ke dua arah, tidak
terbatas atau tidak bertitik akhir, dan tidak tebal. Garis adalah ide atau
gagasan yang hanya ada dalam benak pikiran orang yang memikirkannya.
Mengambar model garis dapat dilakukan dengan membuat goresan alat tulis
pada bidang tulis, kertas, atau papan tulis dengan bentuk yang lurus. Atau
model garis dapat dibuat dengan menggambar bagian sisi benda yang lurus,
misalnya menggambar salah satu sisi penggaris kayu. Berikut adalah model
garis yang diperoleh dari hasil menggambar salah satu bagian sisi penggaris
dengan memberi tanda anak panah pada kedua ujungnya yang menandakan
bahwa garis tersebut memanjang kedua arah tidak mempunyai titik akhir.
Menamai sebuah garis dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara. Pertama
dengan sebuah hurup kecil pada salah satu ujung garis. Kedua menggunakan dua
hurup besar yang diletakan pada dua titik pada garis tersebut. Di bawah ini adalah
dua cara memberi nama terhadap garis
X
4
Garis yang paling kiri adalah garis ℓ dan yang sebelah kanan adalah
garis AB. Notasi untuk menyatakan garis AB ditulis dengan AB. Garis
disebut juga sebagai unsur geometri satu dimensi. Karena garis adalah
konsep yang hanya memiliki unsur panjang saja (linier).
3. Bidang
Bidang diartikan sebagai permukaan yang rata, meluas ke segala arah
dengan tidak terbatas, dan tidak memiliki tebal. Bidang masuk ke dalam
bangun dua dimensi, karena bidang dibentuk oleh dua unsur yaitu panjang
dan lebar.
Model bidang dapat digambarkan oleh bagian dari benda, misalnya
bagian permukaan kaca, permukaan daun pintu, lembaran kertas, atau
dinding tembok kelas yang rata. Atau bidang dapat diperoleh dengan cara
mengiris tipis-tipis permukaan benda sehingga diperoleh lembaran-
lembaran tipis, misalnya bagian salah satu sisi balok diirisiris menjadi
bagian-bagian yang tipis. Bagian-bagian tersebut adalah model-model
bidang. Di bawah ini adalah gambar atau model dari bidang.
5
D
C
A
B
4. Ruang
Seperti halnya titik, garis, dan bidang, ruang juga adalah ide atau
gagasan abstrak yang hanya ada dalam benak pikiran orang yang
mempersoalkannya. Ruang diartikan sebagai unsur geometri yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi yang terus mengembang tidak terbatas. Ketiga
unsur pembentuk ruang tersebut terus berkembang tanpa batas. Oleh
karenanya ruang disebut sebagai bangun tiga dimensi karena memiliki tiga
unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi.
Ruang didefinisikan sebagai kumpulan dari titik-titik. Ruang dapat
diilustrasikan sebagai balon yang ditiup terus mengembang tanpa pecah.
Balon yang mengembang tersebut dibentuk oleh titik-titik pada balon dan
udara sebagai titik-titik di dalam balon. Sehingga ruang digambarkan
sebagai balon yang terus mengembang tanpa pecah dengan titik-titik pada
balon dan titik-titik di dalam balon yang kesemua titik-titik itu mengembang
tanpa berhenti. Atas dasar itu ruang didefinisikan sebagai kumpulan dari
titik-titik.
Selain ruang dapat diilustrasikan sebagai balon yang ditiup dan terus
mengembang tanpa batas seperti di atas, ruang juga dapat digambarkan
sebagai gabungan dari permukaan tertutup sederhana dengan daerah
dalamnya dan dengan kumpulan titik-titik di bagian luar permukaan tertutup
sederhana tersebut. Permukaan tertutup sederhana di analogikan sebagai
kulit balon yang sudah ditiup. Sedangkan daerah dalam adalah udara yang
mengisi balon tersebut.
Ruang dapat dibuatkan modelnya. Model bangun ruang adalah benda
tiga dimensi yang solid atau padat yang mencerminkan berkumpulnya titik-
6
titik. Misalnya balok atau kubus kayu, prisma segitiga padat dan sebagainya.
Piramida tempat penguburan mayat raja-raja Mesir jaman dulu salah satu
contoh model bangun ruang.
Akan tetapi kita dapat membuat model-model bangun ruang yang bagian
dalamnya kosong, misalnya kardus bekas bungkus kulkas, bekas bungkus
mesin cuci, bekas bungkus TV dan sebagainya. Berikut contoh-contoh model
bangun ruang.
7
Sebuah titik yang terletak pada sebuah garis memisahkan titik-titik
pada garis menjadi tiga bagian yaitu, pertama titik-titik di sebelah kiri
garis, kedua titik-titik di sebelah kanan garis (dua buah setengah garis)
dan ketiga titik itu sendiri. Seperti pada gambar di atas titik Q pada garis
ℓ yang memisahkan titik-titik pada ℓ menjadi tiga bagian pertama titik-
titik dari Q ke kanan atas, kedua titik-titik dari Q ke kiri bawah, dan
ketiga titik Q itu sendiri.
b. Hubungan antara titik dengan bidang
Keadaan di atas berlaku pula untuk hubungan titik dengan bidang.
Titik terletak pada bidang apabila irisan titik dengan bidang
menghasilkan titik itu sendiri. Atau titik tersebut menjadi bagian bidang.
Sedangkan titik tidak pada bidang apabila irisannya himpunan kosong.
.B
8
Titik A pada bidang persegipanjang, sedangkan titik B tidak pada bidang
tersebut.
c. Hubungan antara garis dan bidang
Hubungan antara garis dan bidang dapat diklasifikasikan menjadi:
1) garis terletak pada bidang, 2) garis tidak pada bidang, dan 3) garis
menembus/memotong bidang.
Garis terletak pada bidang apabila garis menjadi bagian dari
bidang, atau irisan garis dengan bidang menghasilkan garis itu sendiri.
Letak garis ℓ pada bidang (gambar i) membagi titik-titik pada bidang
menjadi dua setengah bidang dan garis itu sendiri. Titik- titik di setengah
bidang pertama berada di sebelah atas garis ℓ, titik-titik di setengah
bidang kedua terletak disebelah bawah garis ℓ, dan ketiga titik-titik pada
garis itu sendiri. Letak garis di luar bidang apabila garis tidak menjadi
bagian bidang, atau irisan garis dengan bidang merupakan himpunan
kosong. Adapun garis menembus/memotong bidang apabila persekutuan
antara garis dan bidang adalah sebuah titik. Berikut tiga
kondisi/hubungan antara garis dengan bidang.
9
B. Sinar Garis, Ruang Garis, Dan Sudut
1. Sinar Garis
Pada kegiatan belajar 1 disinggung bahwa apabila sebuah titik terletak
pada sebuah garis maka titik tersebut akan membagi himpunan titik pada
garis menjadi tiga himpunan titik yang saling lepas (disjoint). Apabila
sebuah titik terletak pada sebuah garis maka titik tersebut membagi garis
menjadi dua himpunan titik pada setengah garis. Berikut gambar dua
setegah garis yang dipotong oleh sebuah titik P.
P ℓ
.
Apabila titik P digabungkan dengan setengah garis pertama maka akan
diperoleh sinar garis. Berikut gambar sinar garis sebagai setengah garis.
P•
10
sinar garis, dan hurup ke dua diletakan pada salah satu titik di bagian yang
memanjang dari sinar tersebut. Berikut sinar garis dengan nama- namanya.
S
Gambar di atas adalah sinar AB, sinar PQ, dan sinar ST. Untuk menyatakan
sinar AB dapat ditulis AB, sinar PQ adalah PQ, dan sinar ST adalah ST.
2. Ruas Garis
Apabila sinar garis adalah gabungan antara satu titik dengan
himpunan titik-titik pada setengah garis, maka ruas garis adalah bagian dari
setengah garis. Ruas garis adalah himpunan titik yang memanjang dengan
posisin lurus dan dibatasi oleh dua buah titik. Berikut gambar ruas garis.
11
Gambar diatas adalah ruas garis AB dan ruas garis PQ. Ruas garis AB
dutulis AB dan ruas garis PQ ditulis dengan PQ.
3. Sudut
Sebuah sudut adalah gabungan dua buah sinar tidak kolinier(sinar-
sinar itu tidak terletak pada sebuah garis)yang bersekutu pada pangkalnya.
Berikut gambar-gambar sudut.
12
Sudut disebelah kiri adalah sudut α, sedangkan sudut disebelah kanan
adalah sudut ABC atau sudut CBA. Memberi nama sudut seperti yangb
disebelah kanan huruf yang terletak pada titik sudut harus diletakan
ditengah-tengah. Notasi untuk sudut ABC dapat ditulis dengan < ABC.
4. Satuan Sudut
Mengukur besar sebuah sudut dapat dilakukan dengan menggunakan
satuan tidak baku ataunsatuan baku. Ukuran sudut dengan ukuran tidak baku
dapat menggunakn pojok atau sudut lain. Misalnya besar sudut ABC dua
kali besar sudut PQR seperti gambar dibawah ini.
13
Juring NOP sama dengan 1/360 daerah lingkaran O, sehingga besar sudut
NOP sama dengan 1/360 × 3600 atau besar sudut NOP = 10.
Untuk menentukan besar sebuah sudut dapat menggunakan alat yang
disebut dengan busur derajat. Bentuk busur derajat adalah setengah
lingkaran yang ditera menjadi 1800 bagian yang sama. Berikut gambar busur
derajat.
Selain derajat satuan sudut yang lain adalah radian. Besar sudut satu
radian(1 rad) didefinisikan sama dengan besarvsudut yang menghadapi tali
busur dengan pamjamh r (jari-jari). Berikut gambar besar sudut 1 radian.
14
Dari ganabr diatas panjang AO = OB = r = jari-jari lingkaran. Busur AB
sama dengan r. Sehingga besar sudut AOB adalah 1 radian.
Kita dapat mengkonversi besar sudut radian kedalam derajat atau
sebaliknya. Dari definisi radian diatas, kita dapat menentukan besar sudut
satu lingkarn penuh dalam satuan radian, yaitu keliling lingkaran (2𝜋�)
dibagi jari-jari lingkaran (r). Atau bear sudut saatu lingkaran penuh dalam
satuan radian adalah (2𝜋�)/� = 2𝜋. sedangkan didepan kita sudah
menentukna bahwa besar sudut satu lingkaran penuh dalam satuan derajat
adlah 3600. Jadi 2𝜋 radian = 3600, atau 1 radian ≈ 570.
15
yang tidak kontinu(terputus) maka gambar yang yang diperoleh bukan
kurva. .
2. Jenis-Jenis Kurva
Kurva atau lengkungan yang terletak pada bidang dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis. Kurva terbuka sederhana, kurva
terbuka tidaak sederhana, kurva tertutup sederhana, dan kurva tertutup tidak
sederhana.
a. Kurva terbuka sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkat/awalnya tidak berimpit dengan titik akhirnya dan tidak
terdapat titik potong pada dirinya.
b. Kurva rerbuka tidak sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkatnya/awalnya tidak berimpit dengan titik akhirnya dan ada titik
potong dalam dirinya.
c. Kurva tertutup sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkatnya/awalnya berimpit dengan titik akhirnya dan tidak ada titik
potong pada dirinya. Apabila sebuah kurva tertutup sederhana terletak
pada bidang kurva tersebut membagi bidang menjadi tiga himpunan titik
yang saling lepas. Pertama himpunan titik didalam kurva kedua
himpunan titik diluar kurva dan ketiga himpunana titik pada kurva.
d. Kurva tertutup tidak sederhana adalah lengkungan yang titik
berangkatnya saling berimpit dengan titik akhirnya dan ada titik potong
pada dirinya. Kurva tertutup tidak sederhana pada bidang minimal
membagi himpunan titik pada bidang menjadi empat himpunan titik
saling lepas. Di bawah ini adalah gamabr empat jenis kurva tersebut.
16
Gambar (i) adalah kurva terbuka sederhana, gambar (ii) adalah kurva
terbuka tidak sederhana, gambar (iii) adalah kurva tertutup sederhana,
gambar(iv) adalah kurva tertutup tidak sederhana.
Selain kurva dapat ditempatkan pada bidang kurva juga dapat
ditempatkan pada ruang. Misalnya ambil seutas tali plastik kemudian
jatuhkan keatas meja, maka kemungkinan tidak semua tali tersebut jatuh
rata pada bidang meja, tetapi ada bagian kurva yang tidak menempel pada
permukaan meja. Atau ada bagian kurva yang tidak sebidang dengan bagian
lainnya. Atas dasar itu kurva dapat diklasifikasikan kedalam delapan jenis,
yaitu;
a. Kurva terbuka sederhana sebidang;
b. Kurva terbuka sederhana tidak sebidang;
c. Kurva terbuka tidak sederhana sebidang;
d. Kurva terbuka tidak sederhana tidak sebidang;
e. Kurva tertutup sederhana sebidang;
f. Kurva tertutup sederhana tidak sebidang ➢ Kurva tertutup tidak
sederhana sebidang;
g. Kurva tertutup tidak sederhana tidak sebidang.
17
Pada gambar di atas, garis a dan garis b bersilangan. Untuk
menentukan sudut antara garis a dan garis b tersebut, pada suatu titik,
misalnya titik T, dibuat garis a1 yang sejajar dengan garis a. Melalui titik
T juga dibuat garis b1 yang sejajar dengan garis b. Sudut yang dibentuk
oleh garis a1 dan b1 dengan titik sudut titik T tersebut merupakan sudut
antara garis a dan garis b yang bersilangan.
Khususnya jika sudut antara dua buah garis yang bersilangan
merupakan sudut siku-siku, maka dikatakan: kedua buah garis tersebut
bersilangan tegak lurus (misalnya garis tersebut a dan b, maka dikatakan:
garis a dan garis b bersilangan tegak lurus atau garis a menyilang tegak
lurus terhadap garis b). Perhatikan contoh berikut:
Gambar. ´
AC bersilangan dengan ´
HG
Pada gambar di atas, ´
AC ´ . Cukup
bersilangan dengan HG
dimengerti kedua garis tersebut pada permukaan sebuah balok
ABCD.EFGH. ´
AC pada bidang sisi-ABCD atau pada bidang-ABCD
dan memuat diagonal-sisi ´ . Sedangkan
AC ´
HG terletak pada
bidang-DCGH dan pada bidang-EFGH, atau ´ merupakan
HG
perpotongan antara bidang-DCGH dan bidang-EFGH, ´ = bidang-
HG
DCGH ∩ bidang-EFGH.
Jarak antara ´
AC dan ´
HG ditunjukkan oleh panjang ´ ,
CG
karena ´
CG ⏊ ´
AC dan ´
CG ⏊ ´ .
HG ´
CG ⏊ ´
AC ,
karena ´
CG ⏊ bidang-ABCD yang berarti ´
CG tegak lurus
18
terhadap semua garis yang terletak pada bidang-ABCD. ´
CG ⏊
´ , karena
HG ´
CG ⏊ bidang-EFGH yang berarti ´
CG tegak lurus
terhadap semua garis yang terletak pada bidang-EFGH. Sudut antara
´
AC dan ´
HG ditunjukkan oleh ACD.
b. Sudut Antara Garis Dan Bidang
Jika garis a tidak tegak lurus terhadap bidang-K (dalam hal ini garis
a memotong bidang-K), maka yang dimaksud dengan sudut antara garis a
dan bidang-K adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis a dan
proyeksi garis a pada bidang-K.
19
Apabila bidang-M memotong bidang-K dan bidang-L berturut-turut
pada garis (K,M) dan garis (L,M), maka sudut yang dibentuk oleh garis
(K,M) dan garis (L,M) disebut sudut antara bidang-K dan bidang-L.
(a) (b)
Jika sudut antara dua buah bidang berupa sudut siku-siku atau
berukuran 900, maka dikatakan: kedua bidang tersebut saling tegak lurus.
Misalnya pada gambar (b) di atas, bidang-H tegak lurus terhadap bidang-
V, berarti m⦟(H,V) = 900. Sudut antara dua bidang tersebut disebut juga
sudut tumpuan, sedang bidang yang memuat sudut tumpuan disebut
bidang tumpuan.
2. Volume Bangun Ruang
Teorema 1: Volume sebarang prisma tegak persegi panjang (balok) adalah
hasil kali luas bidang alasnya dan tingginya.
Vbalok = p × l × t, dengan p = panjang, l = lebar, dan t = tinggi.
20
Gambar Balok
Teorema 2: Volume suatu silinder adalah hasil kali luas alasnya dan
tingginya.
Vsilinder = A × t, dengan A = luas alas dan t = tinggi.
Gambar Silinder-Silinder/Tabung-Tabung
Suatu prisma merupakan suatu bentuk khusus dari suatu silinder. Oleh
karena itu menurut “Teorema 2”, maka volume prisma adalah hasil kali
luas alasnya dan tingginya.
Vprisma = A × t, dengan A = luas alas dan t = tinggi.
Teorema 3: Volume suatu limas segitiga adalah sepertiga dari hasil kali luas
bidang alasnya dengan tingginya.
21
1
Vlimas-segitiga = × A × t, dengan A = luas alas dan t = tinggi.
3
X
Definisi Limas Tali Busur: Jika suatu limas dan suatu kerucut lingkaran
mempunyai kesamaan puncak, dan bidang alas limas merupakan segi
banyak tali busur pada bidang alas kerucut tersebut, maka limas tersebut
dinamakan tali busur.
Gambar di atas menyajikan tiga macam limas tali busur, yaitu limas
segitiga tali busur, limas segiempat tali busur, dan limas segilima tali busur.
Titik-titik sudut bidang alas limas terletak pada lingkaran alas suatu kerucut
dan puncak-puncak limas berimpit dengan puncak kerucut. Dengan
memanfaatkan limas tali busur, maka perhitungan volume kerucut dapat
22
didekati dengan perhitungan volume limas tali busur. Karena dari suatu
kerucut dapat dibentuk sebanyak mungkin suatu limas tali busur dan dari
limas tali busur dapat dibentuk limas-limas segitiga, maka dengan
pemikiran tersebut dapat dinyatakan bahwa perhitungan volume kerucut
sama dengan perhitungan volume limas. Volume suatu kerucut adalah
sepertiga dari hasil kali luas alas dan tinggi kerucut.
1
Vkerucut = × A × t, dengan A = luas alas dan t = tinggi.
3
4
Teorema 4: Volume suatu bola adalah hasil kali π dan pangkat tiga
3
jari-jarinya.
X
(1) (2)
Gambar (2) berupa bola dengan jari-jari r dan gambar (1) berupa
silinder lingkaran tegak yang alasnya berjari-jari r dan tinggi 2r. Di dalam
silinder terdapat dua kerucut lingkaran tegak yang tingginya t. Puncak kedua
kerucut tersebut berimpit di titik V. Ada sebuah bidang yang memotong
silinder maupun bola, dan perpotongannya berbentuk daerah lingkaran
dengan pusat O.
Misalkan jarak dari O ke V adalah h, h = OV.
Pada gambar (1), daerah lingkaran (penuh) yang diberi arsiran berjari-
jari r, sehingga luasnya π r2. Sedangkan lingkaran kecil di dalamnya
berjari-jari h, sehingga luasnya π h2. Oleh karena itu luas annulus (daerah
23
dalam lingkaran yang diberi arsiran) yang terbentuk mempunyai luas ( π
r2 - π h2).
Pada gambar (2), daerah lingkaran yang diberi arsiran mempunyai
jari-jari OC, sehingga luasnya π .OC2. Karena OC2 = VC2 – VO2 = r2 – h2,
maka luas daerah lingkaran tadi sama dengan ( π r2 - π h2).
Berdasarkan “Prinsip Cavalieri”, maka volume bola tersebut sama
dengan volume ruang dalam silinder di luar kerucut-kerucut (bagian
silinder). Sehingga:
Vbola= Vbagian-silinder = Vsilinder – Vkerucut-kerucut
1
= π r2.2r – 2. . π r2.r
3
2
= 2 π r3 - . π r3
3
4
= . π r3
3
Dengan demikian, telah terbukti bahwa perhitungan volume bola dapat
dirumuskan:
4
Vbola = . π r3, dengan dengan r = jari-jari bola.
3
24
LATIHAN SOAL
1
pada perpanjangan AE sehingga TE = a . Jika bidang TBD memotong
2
bidang atas EFGH sepanjang PQ, maka tentukan panjang PQ!
5. Pada suatu kubus ABCD.EFGH diketahui rusuknya adalah a , besar
sudut antara garis AH dan bidang BDHF adalah……
KUNCI JAWABAN
1. BQ = √ 1+ 3 = 2
1 1
L⦟QAB = AB.AQ = BQ.AA’
2 2
AB.AQ = BQ.AA’
25
√3 × 1 = 2 × AA’
1
AA’ = √3
2
2. V = s3 = 1 dm3 = 1000 cm3
s = √ 1000 = 10 cm
AC = AF = CF = Diagonal Ruang = 10 √ 2 cm
Dengan demikian ACF sama sisi. Oleh karena it ugaris FO tegak lurus terhadap
garis AC
1
BO = BD = 5 √ 2 cm
2
FO adalah jarak F ke garis AC.
FO = √ FB2 + OB2
= √ 102 + (5 √ 2 )2
= √ 100 + 50
= √ 150 = 5 √ 6
3. VKubus Besar = 163 = 4.096 cm3
VKubus Kecil = 43 = 64 cm3
Jumlah kubus kecil = 4.096 : 64 = 64 buah
TE PQ
4. =
TA BD
1
a
2 PQ
=
3 a√2
a
2
1
PQ = a√ 2
3
5. Sudut antara garis dan bidang merupakan sudut yang dibentuk oleh
perpotongan bidang dan garis.
Sehingga besar sudut yang dibentuk oleh garis AH dan bidang BDH sama
dengan besar sudut AOH.
Sisi AH merupakan diagonal sisi kubus ABCD.EFGH, sehingga panjang sisi
AO adalah
1
AO = a√2
2
Perhatikan segitiga AOH:
AO
sin ∝ =
AH
1
a√2
sin ∝ = 2
a√ 2
26
1
sin ∝ =
2
∝ = 30 °
Jadi, besar sudut antara garis AH dan bidang BDH adalah 30 °
DAFTAR PUSTAKA
27