Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kita semua. Salawat serta salam kami
curahkan kepada suri tauladan kita, baginda Rosululloh Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat menyeleseikan makalah mata kuliah Profesi
Kependidikan tentang”Kompetensi Profesional”. Kami menyadari
bahwasannya makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua.Sekian dan terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, Maret 2015

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia.Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusiamenurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat seriusmenangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkanmuncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diriuntuk hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.1
Dalamproses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai
pengajar danpendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah
bahan pelajaran kedalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru
bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang
cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik mengajar
maupun mendidik merupakantugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga
profesional. Oleh sebab itu, tugasyang berat dari seorang guru ini pada dasarnya
hanya dapat dilaksanakan oleh guruyang memiliki kompetensi profesional yang
tinggi.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu
mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang
dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Aqib guru adalah
faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan
sentral serta sumberkegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi
profesional dari seorang gurusangat menentukan mutu pendidikan.
Pada dasarnya tingkat kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh
factordari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru bersikap terhadap
pekerjaan yangdiemban.Sedangkan faktor luar yang diprediksi berpengaruh
terhadap kompetensiprofesional seorang guru yaitu kepemimpinan kepala
sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah. Sikap guru
terhadap pekerjaan merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang
diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar
kepada guru tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu
sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakanguru
tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya.
Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya,
maka sudah barang tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya
sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung
jawab. Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memilikisikap negatif
terhadap pekerjaannya, pastilah dia hanya menjalankan fungsi dankedudukannya
sebatas rutinitas belaka.Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkansikap positif
guru terhadap pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan
dalam hal ini sekolah amatlah sentral.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latarbelakang tersebut maka diperoleh beberapa rumusan masalah
yaitu :
1. Apa itu kompetensi?
2. Apa saja kompetensi professional guru?

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui arti dari kompetensi
2. Untuk mengetahui tentang kompetensi professional guru
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Kompetensi

Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah


kemampuan atau kecakapan.Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti
suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh
Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang
telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru


akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam
menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi
yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan
formal maupun pengalaman.

Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat


tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan
tertentu. Sifat intelegen harus  ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan
keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai
kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi
maupun etika.

Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ability, yaitu kapasitas


seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu
faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual
adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan
kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-
tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip


oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan,
keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan.

Spencer & Spencer (1993:9) mengatakan kompetisi adalah karakteristik


yang menonjol bagi seseorang dan mengidikasikan cara-cara berperilaku atau
berpikir, dalam segala situasi, dan berlangsung terus menerus dalam periode
waktu yang lama.

Ada lima karakteristik kompetensi menurut Spencer and Spencer, yaitu :

1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan
sesuatu. Contohnya seseorang yang termotifasi untuk selalu berprestasi,
maka ia akan mengatasi segala hambatan yang menghalanginya untuk
mencapai tujuan dan bertanggung jawab melaksanakanya.
2. Sifat, yaitu karakteristik tanggapan konsisten terhadap situasi atau kondisi.
Contohnya kaki yang kuat adalh kompetensi sifat fisikbagi seoraang pelari.
Begitu halnya dengan kontrol diri emosional dan inisiatif adalah lebih
kompleks dalam merespon situasi secara konsisten. Kompetensi sifat ini
pun sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan melaksanakan
panggilan tugas.
3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai dan image diri seseorang. Contohnya
kepercayaan diri. Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar dia menjadi
efektif dalam semua situasi adalah bagian dari konsep diri.
4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang
tertentu. Contohnya, pengeteahuan seorang ahli Meteorologi terhadap
berbagai potensi perubahan cuaca.
5. Keterampilan, yaitu kemempuan untuk melakukan tugas-tugas yang
berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah
kemampuan seorang pembuat patung untuk membuat bentuk patung
sedetail mungkin. Sedangkan kemampuan berpikir analitis dan konseptual
adalah berkaitan ddengan kemampuan mentall atau kognitif seseorang.

Spencer and Sepencer juga mengkategorikan kompetensi ke dalam dua


bagian, yaitu threshold competences dan differentiatingcompetence. Threshold
competences adalah karakteristik esensi(biasanya pengetahuan atau keterampilan
dasar, seperti kemampuan membaca ) yang seseorang butuhkan untuk menjadi
efektif dalam suatu pekerjaan.tetapi tidak untuk membedakan pelaku superior dari
yang rata-rata. Contohnya pengetahuan seorang pedagang tentang produknya.
Sedangkan differentiating competences yaitu membedakan pelaku yang superior
dari yang biasanya. Contohnya orientasi prestasi yang diekspresikan dalam tujuan
seseorang adalah lebih tinggi dari ynag dikehandaki oleh organisasi.
Selanjutnya Spencer & Spencer menjelaskan, kompetensi dikatakan
underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam
dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi
dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally related, karena kompetensi menyebabkan
atau memprediksi perilaku dan kinerja. Dikatakan criterion-referenced, karena
kompetensi itu benar-benar memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik
atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu.

2. Kompetensi Profesional Guru

Dalam UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat


pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran dan pendidiakn di sekolah, namun kompetensi guru tidak
dapat berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latarbelakang pendidikan,
pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru pada hakikatnya
tidak dapat di pisahkan dari konsep hakikat gurudan hakikat tugas guru.
Menurut Ace Suryadi, bahwa untuk mencapai taraf kompetensi, seorang guru
memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal. status kompetensi yang
profesional tidak diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok profesi
yang bersangkutan. Awalnya tentu harus dibina melalui penguatan landasan
profesi.
Kompetensi professional guru adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan seperti menganalisis,
mendiagnosis dan memprognosis situasi pendidikan secara bertanggung jawab.
Kompetensi ini terkait dengan kemampuan seorang guru terhadap penguasaan
materi pembelajaran secara mendalam. Seorang guru yang profesional adalah
seorang guru yang memiliki pengetahuan yang luas, dan tidak sekadar text book
terhadap bidang studi yang menjadi bahan ajarnya. Dengan memiliki kemampuan
terhadap lapangan pengetahuannya, seorang guru tentu bisa memilih model,
strategi, dan metode pengajaran yang tepat untuk murid-muridnya.
Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan
profesinya. Kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting.Oleh sebab
langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat
keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut:

1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham


akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional,
institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran.
2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar.
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya.
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran.
5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar.
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7) Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8) Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan.
9) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.

Selain itu ada kriteria-kriteria guru sebagai profesional. Kriteria yang


pertama, seorang guru bisa dikatakan sebagai seorang profesional yang sejatinya
apabila dia memiliki latar belakang pendidikan sekurang-sekurangnya setingkat
sarjana. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa untuk
dapat memangku jabatan guru minimal memiliki kualifikasi pendidikan D4/S1.

Terkait dengan kriteria kedua, guru adalah seorang ahli. Sebagai seorang ahli,
maka dalam diri guru harus tersedia pengetahuan yang luas dan mendalam
(kemampuan kognisi atau akademik tingkat tinggi) yang terkait dengan substansi
mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dia harus sanggup
mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan tentang berbagai
fenomena yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya. Misalnya,
seorang guru Biologi harus mampu menjelaskan, mendeskripsikan,
memprediksikan dan mengendalikan tentang berbagai fenomena yang
berhubungan dengan Biologi, walaupun dalam hal ini mungkin tidak sehebat ahli
biologi (sains).

Selain memiliki pengetahuan yang tinggi dalam substansi bidang mata


pelajaran yang diampunya, seorang guru dituntut pula untuk menunjukkan
keterampilannya secara unggul dalam bidang pendidikan dan pembelajaran
(kemampuan pedagogik), seperti: keterampilan menerapkan berbagai metode dan
teknik pembelajaran, teknik pengelolaan kelas, keterampilan memanfaatkan media
dan sumber belajar, dan sebagainya. Keterampilan pedagogik inilah yang justru
akan membedakan guru dengan ahli lain dalam bidang sains yang terkait. Untuk
memperoleh keterampilan pedagogik ini, di samping memerlukan bakat tersendiri
juga diperlukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan.

Lebih dari itu, seorang guru tidak hanya sekedar unggul dalam
mempraktikkan pengetahuanya tetapi juga mampu menuliskan (literary skills)
segala sesuatu yang berhubungan bidang keilmuan (substansi mata pelajaran) dan
bidang yang terkait pendidikan dan pembelajaran, misalnya kemampuan membuat
laporan penelitian, makalah, menulis buku dan kegiatan literasi lainnya. Inilah
kriteria yang ketiga dari seorang profesional.

Kriteria keempat, seorang guru dikatakan sebagai profesional yang sejatinya


manakala dapat bekerja dengan kualitas tinggi. Pekerjaan guru termasuk dalam
bidang jasa atau pelayanan (service). Pelayanan yang berkualitas dari seorang
guru ditunjukkan melalui kepuasan dari para pengguna jasa guru yaitu siswa.

Kepuasaan utama siswa selaku pihak yang dilayani guru terletak pada
pencapaian prestasi belajar dan terkembangkannya segenap potensi yang
dimilikinya secara optimal melalui proses pembelajaran yang mendidik. Untuk
bisa memberikan kepuasan ini tentunya dibutuhkan kesungguhan dan kerja cerdas
dari guru itu sendiri.

Kritera terakhir, seorang guru dikatakan sebagai seorang profesional yang


sejati apabila dia dapat berperilaku sejalan dengan kode etik profesi serta dapat
bekerja dengan standar yang tinggi Guru profesional yang sejatinya tentunya tidak
hanya sanggup memenuhi standar secara minimal, tetapi akan mengejar standar
yang lebih tinggi. Termasuk dalam kriteria yang kelima adalah membangun rasa
kesejawatan dengan rekan seprofesi untuk bersama-sama membangun profesi dan
menegakkan kode etik profesi.

Dengan demikian kompetensi ini akan mendorong guru untuk memperoleh


informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan
dalam kompetensi profesionalismenya serta dapat berpengaruh pada proses
pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang
bermutu. Selain itu salah satu pembentuk kompetensi profesional guru adalah
tingkat komitmennya terhadap profesi.
Tingkat komitmen sebenarnya dapat digambarkan dalam satu garis yang
berkelanjuta, yang bergerak dari tingkatan terendah sampai tingkat tertinggi.
Namun, tingkat komitmen belum tentu dapat dijadikan penentu profesionalisme,
apabila tidak didukung oleh tingkatan abstraksi atau kemampuan menggunakan
nalar. Karena kemampuan menggunkan nalar sangat penting dalam melaksanakan
tugas-tugas keguruan.
Seorang guru dikatakan mempunyai nalar tinggi apabila dapat melihat
berbagai kemungkinan model mengajar sehingga mereka umumnya konsiekuen
dan efektif dalam menghadapi siswa, dengan ni guru dapat melihat sesuatu dari
berbagai persfektif.

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,


kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional
adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya
sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau
keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya
beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan
dengan sejawat guru lainnya.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan


kemampuan profesional mencakup:

1. Penguasaan pelajaran yang terkini  atas penguasaan bahan yang harus


diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan


keguruan

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional


mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject
matter (bidang studi)  yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu
menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu
menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi


pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaanbahan kajian
akademik.

Pengembangan profesi meliputi:


a. mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui
berbagai kegiatan ilmiah
b. mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah
c. mengembangkan berbagai model pembelajaran
d. menulis makalah
e. menulis/menyusun diktat pelajaran
f. menulis buku pelajaran
g. menulis modul
h. menulis karya ilmiah
i. melakukan penelitian ilmiah (action research)
j. menemukan teknologi tepat guna
k. membuat alat peraga/media
l. menciptakan karya seni
m. mengikuti pelatihan terakreditasi
n. mengikuti pendidikan kualifikasi
o. mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Pemahaman wawasan meliputi:

a. memahami visi dan misi


b. memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran
c. memahami konsep pendidikan dasar dan menengah
d. memahami fungsi sekolah
e. mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan
hasil belajar
f. membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar
sekolah.

Penguasaan bahan kajian akademik meliputi:

a. memahami struktur pengetahuan


b. menguasai substansi materi
c. menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru tercermin dari indikator :

(1) kemampuan penguasaan materi pelajaran

(2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah

(3) kemampuan pengembangan profesi

(4) pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan
kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan
situasi tertentu. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran. Kompetensi profesional adalah kompetensi atau
kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi ini terkait dengan kemampuan seorang guru terhadap
penguasaan materi pembelajaran secara mendalam. Sebagai guru
profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian
dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta
metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan
dengan sejawat guru lainnya.
2. Saran
Makalah kami inimasih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian
demi terciptanya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar.2007. Profil Baru Guru dan Dosen Indonesia.Jakarta :Pustaka Indonesia.

Sagala, Syaiful.2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga


Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Uno, Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Http://www.damandiri.or.id/files/sugenguhamkabab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai