Anda di halaman 1dari 89

VITAMIN

PENDAHULUAN
Thn 1880: pelaut Jepang kena beri-beri
Takaki : diet dengan daging, susu (makan nabati)
Scurvy: pelaut Inggris dengan makan jeruk menjadi
sembuh
Kesimpulan: manusia perlu vitamin, selain karbohidrat,
protein, lemak, mineral dan air dalam makanannya
Istilah vitamin: thn 1911 oleh Casimir Funk
vita = hidup/vital, amine = senyawa amine/ amina
Thn 1914: berhasil diisolasi 14 macam kristal vitamin
yang berbeda
vitamin adalah

1. suatu senyawa organik yang vital, yang ada


dalam diet, bukan karbohidrat, lemak, protein,
maupun mineral, yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berjalannya fungsi tubuh yang normal
2. tidak dapat disintesa oleh tubuh (manusia
maupun sebagian besar hewan) dan harus
diperoleh dari makanan
Tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme dapat
mensintesa vitamin
Defisiensi vitamin (avitaminosis) terjadi secara:

1. Primer: disebabkan oleh kurangnya masukan


misal: - kurangnya vitamin dalam diet
- alkoholisme kronis, dsb
2. Sekunder: diakibatkan oleh gangguan lainnya
yaitu: - gangguan saluran pencernaan
- gangguan pada gigi
- pengeluaran yang berlebihan
- malabsorbsi
- alergi, dsb
Akibat avitaminosis secara bertahap terjadi:
1. Penurunan vitamin dalam jaringan
2. Lesi biokimia (misal: penurunan kadar enzim)
3. Lesi anatomis
4. Perubahan patologis dan penyakit
Fungsi selengkapnya vitamin dalam tubuh masih belum
seluruhnya diketahui
Penggolongan vitamin berdasarkan kelarutannya:
1. Vitamin yang larut dalam lemak: A, D, E, K
2. Vitamin yang larut dalam air: B complex, dan C
3. Faktor nutrisi essensial lainnya: kholin, inositol, PABA,
bioflavonoid, asam lipoat
VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR

- Mempunyai struktur kimia yang bermacam-macam


- Mempunyai bagian molekul yang polar yang larut
dalam air
- Dpt disintesa oleh tumbuh-tumbuhan (kecuali vitamin
B12),
contoh: kacang-kacangan, padi-padian, tumbuhan
berdaun hijau. Juga terdapat di sel ragi, daging dan
susu.
- Terdiri dari: a. vitamin B complex
b. vitamin C
- Tidak stabil dalam penyimpanan sehingga harus selalu
ada dalam diet (kecuali vitamin B12 yang dapat disimpan
bbrp tahun di hati manusia normal sehingga hati dapat
menyuplai vitamin B12)
- Berperan sebagai koenzim yaitu kofaktor pada reaksi
enzimatik, dapat diekskresi melalui urine dan jarang
menumpuk sampai menyebabkan keracunan.
A. Vitamin B kompleks
Vitamin Bc yang penting dan terdapat dalam makanan
adalah:
1. B1 = tiamin / aneurin / faktor anti beri-beri
2. B2 = riboflavin / laktoflavin
3. B3 = niasin / asam nikotinat / P.P faktor =
vitamin G
4. B5 = asam pantotenat
5. B6 = piridoksin
6. B7 = biotin = vitamin H
7. B9 = asam folat / asam pteroil glutamat
8. B12 = siano kobalamin / anti anemia pernisiosa

B. Vitamin C (Asam Askorbat)


1. Tiamin (B1)

Sifat fisik dan kimiawi:


- merupakan kristal putih yang larut air, sedikit larut dlm
alkohol, bau dan rasanya seperti ragi
- mudah dioksidir sehingga terjadi tiokhrom (tiokhrom
dipakai untuk penentuan kadar tiamin)
- inaktif bila direduksi atau kena sinar UV
- relatif stabil terhadap asam atau pemanasan kering sampai 100°C,
tetapi mengalami destruksi lambat pada pemanasan basah
- enzim tiaminase (dalam ikan mentah tertentu) bersifat tidak tahan
panas, dapat membuat tiamin menjadi inaktif.
- pada hewan percobaan dengan diet mengandung ikan
mentah 10% atau lebih akan terjadi paralisis “chastek”
yang disebabkan defisiensi tiamin
- terdiri dari cincin pirimidin dan tiasol
- di alam bebas terdapat dalam bentuk tiamin HCl

Metabolisme vitamin B1:


- tiamin dapat disintesa tumbuhan dan jasad renik
(termasuk bakteri dalam usus manusia walaupun kurang
berarti karena disintesa dalam bentuk terikat)
- dalam bentuk bebas mudah diabsorbsi di usus dan tidak
dapat disimpan tubuh dalam jumlah besar
- kelebihan tiamin akan diekskresi melalui urine sehingga
tidak sampai terjadi keracunan
- setelah diabsorbsi di otak dan hati, tiamin mengalami
fosforilasi menjadi bentuk aktifnya, yaitu tiamin piro
phosphat (TPP)
- fosforilasi terjadi atas bantuan enzim tiamin
pirofosfotransferase (tiamin pirofosfokinase) yang
prosesnya butuh ATP
- enzim fosfatase yang ada dalam bahan makanan, saluran
pencernaan dan jaringan manusia lainnya sanggup
melepaskan pirofosfat ini dari tiamin

Fungsi vitamin B1:


- terutama diperlukan dalam metabolisme karbohidrat
- berfungsi sebagai koenzim dalam bentuk TPP atau
disebut TDP (tiamin diphosphate) pada:
* reaksi dekarboksilasi oksidatif dari asam piruvat, dimana
dalam kompleks enzim piruvat dehidrogenase,
hidroksi-etil TPP berperan sebagai bagian dari
kompleks enzim yang mentransfer gugusan asetaldehid
* reaksi transketolase, dimana TPP berperan sebagai
koenzim yang mirip pada reaksi dekarboksilasi
oksidatif, yakni mentransfer gugusan glikoaldehid
* reaksi dekarboksilasi oksidatif dari asam ketoglutarat
menjadi suksinil koenzim A dan CO2

Defisiensi vitamin B1:


Defisiensi yang berat dapat berakibat:
1. Gangguan pertumbuhan pada hewan muda
2. Polineuritis yang ada pada manusia dapat disertai
perubahan kardiovaskuler dan edema. Gejala utama
pada manusia dapat dibagi 3:
a. gejala susunan saraf = dry beri-beri
b. gejala edema = wet beri-beri
c. gejala jantung = acute pernicious beri-beri
Ketiga gejala tersebut di atas dapat bercampur (mixed
beri-beri) yang sering disertai defisiensi vitamin Bc
yang lainnya
3. Gangguan saluran cerna, misal: turunnya nafsu makan,
gangguan pencernaan dan obstipasi
4. Kurangnya TPP dapat mengakibatkan penumpukan
substrat pada reaksi yang dikatalisanya, misal: piruvat,
gula pentosa dan ketoglutarat
Defisiensi vitamin B1 dapat terjadi pada:
1. masukan diet yang kurang
2. gangguan pencernaan / kerusakan organ
3. akibat pemberian ikan mentah yang mengandung
enzim tiaminase
Sumber vitamin B1:
- terdapat pada hampir semua tumbuhan dan semua
jaringan hewan yang dimakan
- didapati berlimpah pada padi-padian yang tidak terlalu
dibersihkan kulit arinya, hati dan daging
- makanan tertentu yang diperkaya vitamin B1: tepung
tepungan, mentega, jagung dan makaroni
Kebutuhan vitamin B1:
- manusia dewasa: rata-rata 0,5 mg / 1000 kal
- kebutuhan tergantung:
* umur: anak-anak > dewasa
* aktivitas: makin besar kebutuhan kalori, makin besar
pula kebutuhan akan vitamin B1
* besarnya tubuh: makin besar tubuh, kebutuhan
vitamin B1 semakin besar pula
* kehamilan dan laktasi: kebutuhan tinggi
* diet lemak dan protein mengurangi kebutuhan tiamin;
diet karbohidrat meningkatkan kebutuhan tiamin
* pada keadaan demam: kebutuhan meningkat
2. Riboflavin (B2)

Sifat fisik dan kimiawi:


- merupakan kristal berwarna kuning orange yang larut
dalam air dan berfluorescensi kuning kehijauan
- tidak mudah teroksidasi
- stabil pada pemanasan dan asam, tetapi peka terhadap
sinar UV
- terdiri dari struktur “heterotricyclic” yang terikat pada
ribitol
- di alam didapati sebagai pigmen bebas riboflavin fosfat
atau sebagai penyusun flavoprotein
Metabolisme vitamin B2:
- setelah diabsorbsi (dalam mukosa usus dengan dikatalisa
enzim flavokinase) riboflavin mengalami fosforilasi
menjadi: riboflavin fosfat atau riboflavin mononukleotida
yang kemudian akan diabsorbsi lebih lanjut
- fosforilasi riboflavin dilakukan enzim flavokinase yang
aktifitasnya dapat dihambat oleh klorpromazin (CPZ)
- walaupun penimbunan relatif terbatas, riboflavin didapati
dalam hati dan ginjal dalam jumlah yang lebih banyak
- riboflavin adalah komponen dari koenzim:
1. FMN (Flavin Mono Nukleotida): yang dibentuk
dengan reaksi fosforilasi riboflavin dan memerlukan
ATP
2. FAD (Flavin Di Nukleotida): yang dibentuk dari FMN
ditambah bagian AMP dari molekul ATP lain
- Diekskresi melalui faeces (terutama) dan melalui urine.
Bila masukan riboflavin berlebih, maka akan lebih
banyak yang diekskresi melalui urine sehingga tidak
terjadi keracunan riboflavin
- Diekskresi terutama dalam bentuk bebas dan sebagian
kecil dalam bentuk esterfosfat
- Riboflavin bebas tidak dapat melewati placenta, tetapi
pada hewan yang hamil estrogen menginduksi
pembentukan protein pengemban riboflavin dan akan
mentransport riboflavin menembus placenta, masuk
peredaran darah bayi
Fungsi vitamin B2:
- FMN dan FAD beperan sebagai gugus prostetik enzim-
enzim oksidasi-reduksi pada rantai respirasi dari
metabolisme sel, yang disebut flavoenzim atau
flavoprotein dan berfungsi dalam transport elektron
- Flavoprotein yang mengandung satu atau lebih logam
sebagai kofaktor tambahan disebut metaloflavoprotein
- sangat diperlukan pada metabolisme protein
- FAD merupakan bentuk yang lebih aktif dalam
reaksireaksi yang berkaitan dengan asam-asam amino,
asam lemak dan karbohidrat
- dalam siklus katalitik, flavoprotein akan direduksi secara
reversibel menghasilkan FMNH2 dan FADH2
Defisiensi vitamin B2:
- penyakit khusus karena defisiensi vitamin B2 jarang
ditemukan, tetapi pada pellagra yang disebabkan
kekurangan niacin biasanya juga terdapat
kekurangan riboflavin
- pada manusia defisiensi vitamin B2 dapat menyebabkan:
* fisura pada sudut mulut (cheilosis), pada lipatan
telinga dan hidung
* lidah bengkak dan merah (glossitis)
* perlukaan-perlukaan kulit
* vaskularisasi kornea, fotofobi, mata kering dan
merah
- dapat terjadi pada:
* diet yang terlalu banyak karbohidrat dan
kekurangan protein (misal: susu, telur dan
kekurangan sumber nabati lainnya)
* gangguan GIT tau penyakit kronis yang
menyebabkan nafsu makan menurun
* penyembuhan luka, misal: luka operasi, luka
bakar dan trauma
* masa pertumbuhan, bumil dan buteki
Sumber vitamin B2:
- susu, daging, hati, ginjal, jantung, ikan dan telur,
buahbuahan
- vitamin B2 dapat disintesa semua tumbuhan dan banyak
mikroorganisme, tetapi tidak dapat disintesa oleh hewan
tingkat tinggi
Kebutuhan vitamin B2:
- pada anak-anak dan dewasa: 0,4 – 1,8 mg/hr
3. Asam Pantotenat (B5)
Sifat fisik dan kimiawi:

vitamin B5 ini memiliki dua bentuk dimana satu dan lainnya memiliki
perbedaan harga yaitu panthetine dan calcium panthotenate. Dimana
calcium panthotenate memiliki harga yang lebih murah dibandingkan
panthetine. Namun keduanya memiliki fungsi untuk tubuh yang sangat
baik. Karakteristik dari vitamin B5 sendiri adalah vitamin B5 mudah sekali
rusak oleh pemanasan yang terus menerus seperti memasak yang terlalu
lama. Begitu juga dengan asam dan alkali. Karena cukup banyak vitamin
B5 yang terdapat diberbagai sumber makanan menjadikan vitamin B5 ini
cukup mudah untuk dipenuhi secara harian.
Metabolisme vitamin B5:
- vitamin B3 dapat diabsorbsi dengan mudah dalam usus
dan selanjutnya akan mengalami: fosforilasi oleh ATP,
penambahan sistein, dekarboksilasi adenilasi dengan
ATP dan fosforilasi lagi dengan ATP pada bagian ribosa
sehingga asam pantotenat akan menjadi koenzim A
- koenzim A ini mempunyai gugus adenin di satu ujung
dan gugus thiol di ujung lainnya
Fungsi vitamin B5:
- asam pantotenat merupakan bagian dari koenzim A
- gugus thiol dari koenzim A berfungsi sebagai
pembawa (carrier) dari gugus asil pada reduksi
oksidasi dan sintesa asam lemak, reaksi asetilasi dan
pada proses dekarboksilasi oksidatif dimana TPP juga
ikut berperan
- dalam fungsinya, koenzim A akan menjadi asil
koenzim A yang selanjutnya akan berperan dalam
berbagai jalur metabolisme dalam tubuh (metabolisme
karbohidrat, lemak, protein), misal:
* aktivasi asam asetat yang diperoleh dari karbohidrat,
lemak dan asam amino untuk masuk ke dalam siklus
Krebs
* aktivasi asam lemak untuk lipogenesis, untuk
oksidasi lemak dan untuk penyediaan energi
* aktivasi asam amino untuk berbagai reaksi sintesis
* aktivasi asetat sebagai precursor cholesterol
* untuk pembentukan hormon steroid, yang
berkaitan erat dengan kholesterol maupun asam
asetat aktif
* aktivasi asam asetat untuk berkombinasi dengan
obat sulfonamid sehingga mudah diekskresi
Defisiensi vitamin B5:
- Gejala pada manusia:
* sakit kepala, mudah lelah, depresi mental
* gangguan kardiovaskular dan pencernaan
* parestesia / anestesia
- pada hewan menyebabkan:
* gangguan pertumbuhan dan reproduksi
* rambut / bulu menjadi abu-abu, spectacled eye
* gangguan kulit, mukosa dan kornea
- biasanya terjadi bersama dengan defisiensi vitamin Bc
lainnya

Sumber vitamin B5:


- hati, telur, ginjal, susu, mentega, kacang-kacangan,
padipadian, kentang dan ragi
- dalam jumlah kecil terdapat pada tomat, sekam gandum

Kebutuhan vitamin B5:


- ± 10 mg/hr
4. Niasin (B3) = Pellagra Preventive (PP) Factor
Sifat fisik dan kimiawi:
- niasin ami adalah amida dari niasin
- niasin adalah nama umum dari
asam nikotinat yang mudah
berubah menjadi nikotin amida
( merupakan turunan piridin), yaitu komponen tak
beracun dari alkaloid nikotin tembakau yang toksik
- berupa kristal putih berbentuk jarum
- larut dalam air dan stabil terhadap panas
Metabolisme vitamin B3:
- asam nikotinat diabsorbsi di usus halus sebagai
nikotinat
- dalam sitosol sel, nikotinat mengalami fosforilasi
menjadi NMN (Nikotinat Mono Nukleotida), yang
selanjutnya mengalami adenilasi oleh ATP dan
penambahan gugus amida dari glutamin membentuk
koenzim NAD+ (Nikotin amida Adenin Dinukleotida).
NAD+ dapat mengalami fosforilasi menjadi NADP+
(Nikotin amida Adenin Dinukleotida Phosphat) yang
juga merupakan koenzim
- Niasin juga dapat disintesa dari asam amino triptofan
di hati dan ginjal, yang prosesnya memerlukan
piridoksal fosfat (suatu bentuk koenzim aktif dari
piridoksin). Dari 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg
niasin
- Niasin diekskresi melalui urine sebagian besarsebagai
turunan N-metil nikotin amida
Fungsi vitamin B3:
- NAD+ dan NADP+ berperan sebagai koenzim pada
reaksi oksidasi-reduksi, yaitu pada transfer elektron
(hidrogen), yang erat berkaitan dengan fungsi FMN, FAD
dan enzim dehidrogenase
Defisiensi vitamin B3:
- dapat menyebabkan Pellagra (dermatitis), gangguan
saraf, lidah kemerahan, diare dan kemunduran mental
- pellagra dapat pula disebabkan karena defisiensi
triptofan dan vitamin B6
Hipervitaminosis B3:
- hipervitaminosis asam nikotinat (bukan niasin amida)
dapat menyebabkan kulit kemerahan, gatal, gangguan
GIT dan penurunan kholesterol darah (mekanisme?)
- pemberian niasin sampai dengan 2 g/kgBB pada
umumnya tidak beracun
Sumber vitamin B3:
- daging, hati, ikan, telur, tumbuh-tumbuhan yang
mengandung asam nikotinat (gandum, ragi, kulit ari beras
dan kacang-kacangan) merupakan sumber niasin yang baik
- buah dan sayuran hanya sedikit mengandung niasin
- sebagian besar hewan dan tumbuhan dapat mensintesa
niasin dari triptofan (tetapi pada jagung kandungan
triptofan rendah niasin juga rendah)
Kebutuhan vitamin B3:
- anak-anak : 5 – 16 mg/hr
- dewasa : 12 – 20 mg/hr
- bumil & buteki : >
- dipengaruhi oleh jumlah protein (AA triptofan dalam diet)
5. Piridoksin (B6)
Sifat fisik dan kimiawi:
- merupakan turunan piridin, yang terdiri
dari 3 bentuk yang erat berkaitan:
1. piridoksin
2. piridoksal (bentuk aldehid)
3. piridoksamin (bentuk amin)
- ketiga bentuk ini sama aktifnya sebagai prazat piridoksal
fosfat
- larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam pelarut
lemak
- peka terhadap sinar UV dan alkali
- piridoksin tahan pemanasan, tetapi piridoksal dan
piridoksamin tidak
Metabolisme vitamin B6:
- mudah diabsorbsi usus dan didapati pada semua jaringan
tubuh
- dalam sitoplasma ketiganya mengalami fosforilasi menjadi
ester fosfat oleh enzim piridoksal kinasemenjadi
piridoksin fosfat, piridoksal fosfat danpiridoksamin fosfat
- piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat merupakan bentuk
yang lebih poten dan aktif sebagai koenzim dalam
metabolisme tubuh
- piridoksal fosfat merupakan metabolit utama yang ada
dalam plasma, sedangkan bentuk metabolit utama yang
diekskresi melalui urine adalah asam piridoksat
Fungsi vitamin B6:
- piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat dalammetabolisme
protein berperan aktif sebagai koenzimpada reaksi:
* transaminasi dan dekarboksilasi AA pada berbagai
metabolisme intermedier melalui pembentukan
basaSchiff’s. Dengan serangkaian perpindahan elektron,
piridoksal fosfat dapat berubah menjadi piridoksamin
fosfat dalam pembentukan asam keton. Selanjutnya dari
piridoksamin fosfat + asam keton akan berubah menjadi
piridoksal fosfat dengan memindahkan gugus amino ke
asam keton untuk melengkapi siklus transaminasi
* deaminasi, misal memindahkan gugus amino dari serin
dan treonin
- piridoksal fosfat diperlukan pada:
* sintesa niasin dari AA triptofan
* transport aktif dalam absorbsi AA masuk sel
* sintesa hemoglobin, yaitu penggabungan AA ke heme
- piridoksin juga berperan pada reaksi transulfurasi, yaitu
transfer sulfur dari metionin ke AA serin membentuk
sistein
Defisiensi vitamin B6:
- jarang terjadi
- dapat terjadi pada:
* penyakit TBC dengan pemberian obat INH jangka
panjang dengan disertai masukan piridoksin
kurang,karena INH dengan piridoksal akan membentuk
piridoksal hidrason yang cepat diekskresi sehingga
terjadi defisiensi piridoksin
* pellagra, mengingat sintesa niasin dari triptofan
memerlukan piridoksal fosfat
* bayi, karena pada pemanasan susu dapat terjadi
kerusakan piridoksal dan piridoksamin. Terjadi gejala
muntah, diare, pembesaran perut dan kejang
* orang dewasa dan bumil sulit diketahui. Dapat terjadi
penurunan Hb dan SDP / lekosit
Hipervitaminosis B6:
- dosis piridoksin 1 – 2 g/hr dapat meracuni saraf
Sumber vitamin B6:
- kuning telur, daging, ikan, susu, hati
- kacang-kacangan, padi-padian, gandum, kubis
- bakteri usus juga memproduksi piridoksin, tetapi belum
ditentukan seberapa jauh dapat digunakan tubuh

Kebutuhan vitamin B6:


- pada orang dewasa yang makan protein ± 100 g/hr,
pemberian piridoksin diperkirakan cukup 2 mg/hr
- anak-anak : 0,3 – 1,2 mg/hr
- bumil & buteki : 2,5 mg/hr
6. Biotin (B7) = vitamin H
Sifat fisik dan kimiawi:
- adalah turunan imidasol
- berupa kristal berbentuk jarum
panjang yang larut dalam air dan
alkohol, tetapi tidak larut dalam eter dan khloroform
- stabil terhadap panas

Metabolisme vitamin B7:


- dalam makanan biotin terdapat dalam bentuk bebas
dan terikat
- dalam bentuk terikat, biotin mudah dipecah oleh enzim
proteolitic
- biotin diabsorbsi di ileum
- pengambilan biotin oleh tubuh dari berbagai bahan
makanan dapat berbeda-beda, misal:
* biotin dari jagung dan kacang kedele dapat diambil
seluruhnya
* biotin dari gandum hampir tidak dapat diambil
- sebagian besar biotin yang diabsorbsi berasal dari
sintesa flora usus maka biotin yang diekskresi melalui
urine dan faeces 3 – 6x lebih banyak daripada biotin
yang dimakan
Fungsi vitamin B7:
- sebagai koenzim N karboksi biotinil lisin, yaitu
komponen spesifik dari sub unit multi enzim yang
mengkatalisa reaksi karboksilasi, misal pada:
* enzim piruvat karboksilase
* asetil ko A karboksilase
* propionil ko A karboksilase
* β metil krotonil ko A karboksilase
- juga berperan sebagai koenzim pada proses deaminasi
gugus amino dari asam amino tertentu, misal: asam
aspartat, serin dan treonin

Defisiensi vitamin B7:


- dapat terjadi karena:
* pemberian obat-obatan antibiotika yang membunuh flora
usus
* pemberian putih telur yang berlebihan. Putih telur
mengandung avidin (yaitu protein yang labil terhadap
panas, yang dapat mengikat erat biotin sehingga
biotin tidak dapat diabsorbsi)
- akibat defisiensi vitamin B7:
* dermatitis
* gangguan pertumbuhan
* botak
* otot kehilanga kontrol
Sumber vitamin B7:
- bakteri usus (terutama), hati, ginjal, susu, ragi, kuning
telur dan tomat
Kebutuhan vitamin B7:
- dewasa : 150 – 300 μg/hr
7. As. Folat (B9) = Folacin = As. Pteroil Glutamat (PGA) =Vitamin M
Sifat fisik dan kimiawi:
- terdiri dari:
* cincin heterobisiklik pteridin
* asam glutamat
* para amino asam bensoat (PABA)

- merupakan kristal kuning yang sedikit larut air dan tidak


larut
dalam pelarut lemak
- stabil pada pemanasan dalam suasana netral dan alkali
Metabolisme vitamin B9:
- sel hewan tidak dapat mensintesa PABA atau menggabungkan
asam glutamat pada asam pteroat sehingga selalu dibutuhkan
asam folat dalam dietnya
- dalam tumbuh-tumbuhan, asam folat terdapat dalam
bentuk poliglutamat yang mengandung 3 s/d 7 gugusan
glutamat. Bentuk ini sukar diabsorbsi
- setelah mengalami hidrolisa di usus oleh enzim khusus
(folil poliglutamat hidrolase) asam folat diserap dalam
bentuk pteroil mono glutamat dan sebagian besar akan
direduksi menjadi tetra hidrofolat (H4 folat) yang
prosesnya perlu enzim dihidrofolat reduktase dan
NADPH. Selanjutnya mengalami metilasi menjadi N5 metil
H4 folat. Reduksi dan metilasi ini terjadi dalam sel usus
- pada manusia normal, setelah pemberian per oral asam
folat dalam bentuk apa pun, akan terjadi kenaikan
konsentrasi N5 metil H4 folat dalam plasma. Dalam
plasma hampir 2/3 asam folat terikat protein
- asam folinat (N5 formil H4 folat) merupakan bentuk H4
folat yang stabil dan dapat diberikan per oral atau
parenteral. Asam folinat ini merupakan bentuk asam folat
tereduksi, yang tidak memerlukan bantuan folat
reduktase untuk berfungsi sebagai pembawa karbon
tunggal. Tetapi dalam usus, sebelum diabsorbsi,
sebagian besar gugusan formil akan diganti menjadi
gugusan metil
- dalam hati, sebagian besar asam folat terdapat dalam
bentuk konjugasi dengan penta glutamil
- pada waktu folat disaring glomerulus ginjal, hanya
sebagian kecil yang direabsorbsi oleh tubulus ginjal
- asam folat diekskresi melalui urine dan empedu
Fungsi vitamin B9:
- berfungsi sebagai molekul pembawa untuk C tunggal (a
carrier molecul for single carbon), dimana dalam
fungsinya ini asam folat akan direduksi menjadi tetra
hidrofolat (H4 folat) oleh enzim dihidrofolat reduktase
yang prosesnya membutuhkan NADPH (sebagai donor H)
dan vitamin C. Sebagai sumber ‘single carbon’ adalah
gugusan metil, metilen, metenil, formil atau formimino.
Peranan enzim dihidrofolat reduktase dapat dihambat
oleh trimetoprim dan ametopterin (methotrexat) yang
merupakan obat infeksi dan obat kanker. Trimetoprim
merupakan penghambat selektif enzim dihidrofolat
reduktase pada bakteri Gram negatif dan hanya sedikit
menghambat enzim tersebut pada mamalia
- ametopterin (methotrexat) dapat menghambat enzim
dihidrofolat reduktase pada bakteri maupun mamalia
- serin merupakan sumber utama C tunggal bagi H4 folat,
dimana setelah memberikan gugus hidroksi metilennya
kepada H4 folat akan dihasilkan N5 N10 metilen H4 folat dan
glisin
- N5 N10 metilen H4 folat mempunyai peran sentral dalam
metabolisme, yaitu:
* dapat direduksi menjadi N5 metil H4 folat yang berperan
dalam fungsi kobalamin, yaitu sebagai donor metil pada
homosistein
* dapat mengalami dehidrogenasi menjadi N5 N10 metenil
H4 folat yang berfungsi menyediakan karbon pada posisi 8
purin
* purin merupakan komponen nucleoprotein. N5 N10
metenil H4 folat dapat berisomerasi menjadi N10
formil H4 folat (berfungsi menyediakan karbon pada
posisi 2 cincin purin) atau N5 formil H4 folat = asam
folinat. Asam folinat juga dapat dibentuk dari H4 folat
yang menerima gugus formimino dari asam formimino
glutamat, menjadi N5 formimino H4 folat. Setelah
mengalami deaminasi, N5 formimino H4 folat akan
menjadi N5 N10 metenil H4 folat dan selanjutnya
berisomerasi menjadi asam folinat. Asam formimino
glutamat (Figlu) merupakan hasil pemecahan AA
histidin. Pada defisiensi folat, figlu akan tertimbun
biladiberikan histidin per oral
* menyediakan gugus metil pada deoksi uridilat untuk
membentuk timidilat, yaitu prazat yang diperlukan untuk
sintesa DNA. Dalam proses ini perubahan metilen
menjadi metil adalah proses reduksi yang disertai
oksidasi H4 folat sehingga dihasilkan dihidrofolat (H2
folat)
* menyediakan gugus hidroksi metilen untuk glisin
sehingga dihasilkan reaksi sebaliknya, jadi terbentuk
kembali serin dan H4 folat
- juga berperan sebagai molekul pembawa C tunggal pada
pembentukan heme dari hemoglobin
Defisiensi vitamin B9:
- menyebabkan anemi megaloblastik, glositis dan gangguan
GIT
- karena masukan yang kurang adekuat, absorbsi yang
terganggu dan metabolisme yang abnormal
- pemberian asam folat pada anemi pernisiosa (karena
defisiensi vitamin B12) dapat menyembuhkan aneminya
tetapi tidak menyembuhkan gejala neurologisnya.
Karena eratnya hubungan metabolisme kobalamin (B12)
dan asam folat (B9) pada anemia megaloblastik, maka
defisiensi kedua vitamin ini sukar dibedakan dari gejala
kliniknya
- pemberian asam folat 300 – 500 μg/hr pada anemi karena
defisiensi asam folat akan memberi respon hematologi
yang baik, tetapi dosis ini belum memberi respon pada
defisiensi vitamin B12
Sumber vitamin B9:
- tumbuh-tumbuhan / sayuran ( sumber utama), ragi,
hatidan ginjal
- sumber lainnya: daging, gandum, umbi-umbian, tomat,
pisang, nasi dan jagung

Kebutuhan vitamin B9:


- dewasa : 400 μg/hr
- bumil & buteki : >
- anak-anak : tergantung umur dan BB
8. Kobalamin (B12) = Vitamin Pernicious Anemi = Faktor Ekstrinsik
dari Castle
Sifat fisik dan kimiawi:
- terdiri dari:
* cincin tetra pirol dari porfirin
dengan ion cobalt ditengahnya
* 5,6 dimetil benzimidazol
* ribosa
* fosfat
- disebut:
* vitamin B12 a (siano kobalamin) bila pada kobalt
terdapat sianida
* vitamin B12 b (aquoko balamin = hidrokso kobalamin)
bila pada kobalt terdapat hidroksil
* vitamin B12 c (nitrito kobalamin) bila pada kobalt
terdapat nitrit
- vitamin B12 b dan B12 c akan berubah menjadi vitamin
B12 a bila ada sianida
- sianokobalamin merupakan bentuk yang stabil terhadap
panas dan larut dalam air
- berupa kristal yang tidak punya rasa dan bau

Metabolisme vitamin B12:


- diabsorbsi di ileum dengan bantuan faktor intrinsik Castle
(suatu glikoprotein yang disekresi oleh sel parietal
mukosa lambung) yang tidak dirusak oleh enzim
pankreas. Protein R yang berasal dari kelenjar ludah dan
lambung merupakan protein yang dapat mengikat
kobalamin pada pH asam lebih erat daripada ikatan
faktor intrinsik Castle (sayangnya protein R dapat dirusak
enzim pankreas)
- setelah melewati mukosa ileum, faktor intrinsik Castle
dilepas dan vitamin B12 dipindahkan ke protein transport
plasma, yaitu transkobalamin II
- transkobalamin I yang terdapat pada plasma dan hati
juga protein transport untuk kobalamin, namun lebih
merupakan bentuk efektif simpanan kobalamin di hati
- kobalamin disekresi pada empedu dan ikut pada sirkulasi
enterohepatik. Bila sirkulasi enterohepatik terganggu,
maka kebutuhan kobalamin meningkat
- dalam sirkulasi, kobalamin terutama terdapat dalam
bentuk metil kobalamin dan sedikit hidroksokobalamin
- dalam hati, 70% dari kobalamin terdapat dalam bentuk 5
deoksi adenosil kobalamin; 3% sebagai metil kobalamin
dan sisanya hidroksikobalamin
- kompleks transkobalamin II akan melepaskan kobalamin
pada jaringan, masuk ke dalam sel dan terdapat dalam
sitosol sel dalam bentuk hidroksokobalamin, yang
selanjutnya dapat berubah menjadi metil kobalamin atau
kobalt mengalami reduksi di mitokondria menjadi 5
deoksi adenosil kobalamin

Fungsi vitamin B12:


- sebagai koenzim:
* pada metilasi homosistein menjadi metionin (di
sitoplasma), dimana metil kobalamin sebagai koenzim
dan N5 metil H4 folat sebagai sumber metil
* pada isomerasi (metil-malonil ko A menjadi suksinil
koA), dimana L metil-malonil ko A mutase sebagai enzim
dan 5 deoksi adenosil kobalamin sebagai koenzim
- berperan pada hematopoiesis, yaitu kobalamin berperan
tidak langsung pada pembentukan sel-sel darah melalui
aktivasi koenzim asam folat
- pada hewan: mempercepat pertumbuhan

Defisiensi vitamin B12:


- karena malabsorbsi atau pelepasan kobalamin pada
jaringan terganggu menyebabkan:
* penumpukan N5 metil H4 folat sehingga sekunder akan
terjadi anemi megaloblastik karena akibat gangguan
metilasi homosistein. N5 metil H4 folat tidak dapat diubah
menjadi H4 folat
* homosistinuria dan metil malonil aciduria, sehingga
terjadi defisiensi sekunder dari defisiensi metionin dapat
terjadi gejala neurologis
* bila terjadi defisiensi faktor intrinsik dari Castle,
kobalamin tidak dapat diserap sehingga terjadi
anemia pernisiosa

Sumber vitamin B12:


- hati, susu, daging, telur, ikan, tiram
- kobalamin juga disintesa bakteri. Pada hati hewan dan
hasil sintesa bakteri, kobalamin terdapat dalam bentuk
metil kobalamin
- tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kobalamin
Kebutuhan vitamin B12:
- dewasa : 3 μg/hr
- bumil & buteki : 4 μg/hr
B. Asam Askorbat = Vitamin C
Sifat fisik dan kimiawi:
- merupakan derivat monosakarida
yang mempunyai gugus enediol
dan mempunyai 2 rumus bangun
yang erat, yaitu sebagai asam
askorbat dan dehidro asam askorbat. Dehidro asam
askorbat terjadi karena oksidasi spontan dari udara.
Keduanya merupakan bentuk aktif yang terdapat dalam
cairan tubuh
- merupakan kristal putih tidak berbau yang larut dalam air
(tetapi kurang stabil), tidak larut dalam lemak
- stabil dalam larutan dan penyimpanan dingin, peka
terhadap pemanasan dan oksidasi (terutama bila ada Cu,
maka vitamin C adalah pereduksi yang kuat)
Metabolisme vitamin C:
- mudah diabsorbsi di usus. Pada manusia tidak dikenal
keracunan vitamin C tetapi vitamin C dapat diubah
menjadi oksalat. Garam kalsium oksalat tidak larut
sehingga dapat terbentuk batu ginjal maupun batu
kandung kencing
- pada jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan terdapat
konsentrasi vitamin C yang besar dibandingkan
konsentrasi vitamin larut dalam air lainnya
- vitamin C tidak disimpan dalam jaringan tertentu, tetapi
didistribusikan di seluruh jaringan tubuh, walaupun pada
jaringan-jaringan tertentu (kelenjar adrenal, otak, ginjal,
hati, pankreas, timus dan limpa) kadar vitamin C lebih
tinggi
- ekskresi dalam urine dalam bentuk asam askorbat
(terutama), asam dehidroaskorbat dan asam oksalat
Fungsi vitamin C:
- pembentukan jaringan kolagen, jaringan ikat, dinding
kapiler, maupun matrix tulang
- metabolisme tirosin, fenilamin, asam folat, kholesterol
- absorbsi besi, pembentukan dan pemotongan Hb
- anti oksidant
- anti stress
Berkaitan dengan fungsi tersebut di atas, maka vitamin C
sangat diperlukan pada:
- penyembuhan luka: sesudah operasi, luka bakar, dsb
- keadaan panas dan infeksi (dosis tinggi: mencegah
common cold)
- reaksi stress (misal: patah tulang, sakit berat, shock)
- periode pertumbuhan
Defisiensi vitamin C:
- disebabkan karena masukan yang kurang
- terjadi gangguan pembentukan jaringan kolagen dan
dinding kapiler sehingga mudah terjadi pendarahan
dan anemi
- bentuk simpanan vitamin C tidak dapat cepat
dikosongkan dari tubuh, sehingga 3 – 4 bulan keadaan
makanan tanpa vitamin C baru terjadi scurvy (scorbut)

Kadar vitamin C dalam urine, darah dan makanan dapat


diperiksa dengan cat sodium 2,6 dikhlorofenol indofenol

Normal kadar vitamin C dalam plasma: 0.6 – 2,5 mg/100ml


Sumber vitamin C:
- terutama adalah buah-buahan (jeruk, tomat, dll) dan
sayuran segar berdaun hijau
- asam askorbat dapat disintesa pada berbagai tumbuh
tumbuhan dan hampir semua hewan, kecuali primata
dan marmot yang diduga kekurangan enzim untuk
merubah asam L gulonat menjadi asam askorbat.
Oleh karena itu, primata dan marmot perlu asam
askorbat dari makanan

Kebutuhan vitamin C:
- dewasa : 45 mg/hr
- anak-anak : 35 mg/hr
- bumil & buteki : 60 mg/hr
FAKTOR NUTRISI ESENSIAL LAINNYA

Beberapa faktor nutrisi esensial ini bukan vitamin yang


sebenarnya, tetapi dalam aktivitasnya berkaitan dengan
vitamin (umumnya dengan vitamin Bc), maka disebut
pseudo vitamin

A. Kholin
- bagian dari lesitin, yang merupakan komponen dari
membran sel
- diperoleh dari hidrolisa asetil kholin
- diperlukan untuk aktivitas urat saraf
- defisiensi kholin dapat menyebabkan perdarahan pada
mata dan ginjal serta perlemakan hati
- sumber: daging, telur, mentega, padi-padian, kacang
kacangan
B. Inositol
- adalah senyawa heksa hidro sikloheksan
- yang terpenting: mioinositol
- terdapat pada jaringan otot, jaringan mata dan eritrosit
- defisiensi: gangguan pertumbuhan badan dan rambut
- sumber: tumbuh-tumbuhan (sayur-sayuran, ragi, susu,
kacang-kacangan)
- asam phytat yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan
merupakan ester heksa fosfat dari inositol
- asam phytat + calcium calcium phytat yang tidak larut
sehingga menurunkan absorbsi calcium dan dapat
menyebabkan Ricketsia
C. PABA (Para Amino Bensoic Acid)
- merupakan bagian dari molekul asam folat, jadi penting
untuk sintesa asam folat
- karena struktunya mirip/sama, PABA dapat memblokir
efek obat sulfanilamid
- mencegah rambut dan bulu jadi putih (pada hewan
percobaan)
- sumber: hati, ragi, gandum, kulit ari beras

D. Bioflavonoid = vitamin Q
- adalah citrin yang bahan aktifnya adalah hesperidin
- flavanon, flavon dan flavonol merupakan bahan-bahan
dengan aktivitas bioflavonoid
- berperan pada pemeliharaan permeabilitas dan
kerapuhan pembuluh darah, maka disebut
vitamin P (permeabilitas)
- mencegah destruksi oksidatif asam askorbat dan melalui
inilah secara tidak langsung bioflavonoid memelihara
permeabilitas kapiler
- sumber: buah-buahan, bunga-bungaan, tumbuh-
tumbuhan lainnya
E. Asam Lipoat
- merupakan asam lemak yang mengandung S
- diperlukan pada metabolisme karbohidrat, yaitu pada
dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan asam α
ketoglutarat, sebagai koenzim atau bagian koenzim
yang disebut LTPP (Lipo Thiamin Pyro Phosphate)
- juga disebut POF (Pyruvate Oxidation Factor)
- terdapat pada jaringan-jaringan aktif
- sumber utama: hati dan ragi
VITAMIN YANG LARUT DALAM LEMAK

Yaitu vit. A, D, E, K merupakan molekul


hidrofobik apolar dan turunan isoprena
• Steatorhea dan gangguan sistim
empedu dapat mengganggu absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak
• Setelah diabsorbsi, vitamin ADEK
dibawa ke hati dalam bentuk
khilomikron, kemudian disimpan di
hati (ADK) dan jaringan lemak/
adiposa (E)
- Vit. A,D,E,K dalam darah diangkut
oleh lipoprotein atau protein
pengikat yang spesifik karena
vitamin tersebut tidak langsung
larut dalam air plasma
- Karena tidak larut dalam air, maka
tidak diekskresi melalui urine,
tetapi melalui faeces
- Dapat terjadi keracunan vitamin
karena dapat disimpan secara
berlebihan (hipervitaminosis)
1. Vitamin A (retinoid): retinol, retinal, asam retinoat
Sifat fisik dan kimiawi:
- Adalah poli iso prenoid yang
mengandung cincin sikloheksenil
- stabil pada temperatur yang agak
tinggi
- bagi manusia, vitamin A tersedia
dalam bentuk:

a. vitamin A sendiri
* didapat pada diet hewani
* sebagai ester retinol dengan asam lemak rantai
panjang
* ditimbun di berbagai jaringan hewan (ginjal,
paru,hati)
* bentuk isomer yang penting:
a.1. vitamin A1 = retinol-1
- rumus molekul C20H29OH
- banyak terdapat di hati ikan laut

a.2. vitamin A2 = retinol 2 = 3dehidro retinol-1


- rumus molekul C20H27OH
- banyak terdapat dalam hati ikan air tawar

* ikatan rangkap A2 > A1


* aktivitas fisiologi vit A2 = A1
b. precursor / provitamin A
adalah pigmen-pigmen karotenoid yang disebut karoten,
yang merupakan bagian dari pigmen tumbuh-tumbuhan
berwarna hijau atau kuning

* di dinding usus: karoten diubah menjadi vitamin A


* karotenoid sendiri tidak mempunyai aktivitas sbg vitamin A
* sumber vitamin A yang aktif: dari hewan
* yang penting untuk pembentukan vitamin A: α, β, γ karoten
dan kriptosantin (terutama β karoten)
* diet nabati: vitamin A terutama sebagai β karoten pada
pigmen yang kuning
Fungsi vitamin A:
- β karoten: sebagai anti oksidant lemak pada
keadaan normal
- retinol:
* 2 fungsi: dalam reproduksi (sebagai
hormon sterol) dan penglihatan (prazat
pigmen penglihatan)
* fungsi retinol dalam penglihatan dapat
dibantu oleh retinal
Defisiensi vitamin A:
Pada manusia menyebabkan:
a. gangguan pertumbuhan
* vitamin A essensial untuk pertumbuhan tulang dan jaringan
lunak
* defisiensi vitamin A juga berakibat gangguan pertumbuhan
gigi yang asalnya dari sel epithel jaringan dan menurunkan
kecepatan pembentukan Tiroksin
b. gangguan penglihatan
* xerophthalmia: keratinisasi pada epithel kornea sehingga mata
menjadi kering dan mudah infeksi
* nyetalopia (night blindness) = buta senja: gangguan adaptasi
dalam gelap, merupakan gangguan mata yang dini pada
defisiensi vitamin A
* keratomalacia: infiltrat dan ulkus pada mata
* kebutaan
c. gangguan pada sel-sel epithel dan sekresi mukus
* fungsi vitamin A terhadap sel-sel epithel berkaitan dengan
fungsi sel-sel epithel jaringan untuk pertahanan primer dari
tubuh terhadap infeksi
* kurang vitamin A menyebabkan sel epithel kering
dan mengeras membentuk sisik dan mengelupas
disebut keratinisasi (keratin: protein yang
berbentuk kering, misal: rambut dan kuku)
* akibat keratinisasi:
- Mata: terjadi xerophthalmia, kebutaan dan
kekeringan kelenjar air mata
- saluran pernafasan: terjadi kekeringan silia
epithel sehingga mudah infeksi
- saluran pencernaan: mengganggu fungsi sekresi
sehingga mempengaruhi pencernaan danabsorbsi
- saluran urogenital: mudah infeksi dan terbentuk
batu
- kulit: menjadi kering dan bersisik, berbintil-
bintil keras, lebih gelap dan mengelupas
Defisiensi vitamin A dapat terjadi
karena:
* masukan yang tidak adekuat
* gangguan absorbsi ( gangguan
permukaan sel maupun kekurangan
empedu)
* perubahan karoten yang tidak
adekuat ( akibat penyakit liver atau
usus)
Hipervitaminosis A:
- karena vitamin A dapat disimpan di hati terjadi
keracunan akut dan kronis
- gejala keracunan pada anak-anak (terutama):
nafsu
makan turun, mual, penurunan berat badan,
pusing,
luka di sudut mulut, bibir pecah-pecah, rambut
rontok dan nyeri tulang
- masukan berlebihan dari provitamin A (β karoten)
tumbuhan: kulit berwarna kuning karena β
karoten
harus dimetabolisme dulu dan keaktifan β karoten
jauh lebih rendah dibandingkan dengan vitamin A
Sumber vitamin A:
- sayuran dan buah yang berwarna
hijau
dan kuning (kaya karoten) sebagai
sumber pro vitamin A
- margarin, susu, kuning telur, keju,
ginjal, hati ikan
Penentuan vitamin A:
- kualitatif: reaksi Carr – Price
(vit.A + SbCl3 + CHCl3 biru ungu)
- kuantitatif: reaksi Carr – Price,
spektrofotometri, fluorometri, dll
Kebutuhan vitamin A:
- Laki-laki : 5.000 IU/hr
- Wanita : 4.000 IU/hr
- Anak-anak : 1.400 – 3.500 IU/hr
- Bumil : 6.000 IU/hr
- Buteki : 8.000 IU/hr
1 IU ekivalen dengan aktivitas 0,3 μg
retinol
Kadar vitamin A darah: 50 – 200 IU / 100
ml darah
2. Vitamin D

Sifat fisik dan kimiawi:


- vitamin D merupakan sekelompok prohormon dari senyawa sterol
yang merupakan turunan darisiklopentano perhidrofenantren,
terdapat di alam, terutama pada hewan dan juga pada tumbuh-
tumbuhan dan ragi
- merupakan kristal putih, tidak berbau, larut dalam lemak dan
pelarut-pelarut organik, tidak larut air, stabil terhadap panas dan
tidak mudah dioksidasi
- vitamin D disebut juga vitamin anti rachitic
- bentuk pro vitamin D yang terpenting:
a. ergosterol: dari tumbuh-tumbuhan (ergot dan
ragi)
b. 7-dehidro kholesterol: dari hewan (pada kulit)
- penyinaran langsung oleh sinar UV pada
a. ergosterol: menghasilkan
ergokalsiferol = vit.D2
b. 7-dehidro kholesterol: menghasilkan
kholekalsiferol = vit.D3
- ergokalsiferol dan kholekalsiferol
mempunyai potensi = vitamin D
Fungsi vitamin D:

a. sbg prohormon yang mengatur metabolisme kalsium


* hipokalsemia: kelenjar paratiroid akan mengekskresi
hormon paratiroid yang akan mempengaruhi enzim di
ginjal sehingga sintesis 1, 25 di OH D3 meningkat dan
menghambat produksi 24, 25 di OH D3
* 1, 25 di OH D3 akan meningkatkan absorbsi kalsium di usus
dan meningkatkan reabsorbsi kalsium di ginjal dan tulang
sehingga kadar kalsium darah dapat normal kembali
* pengaturan kadar 1, 25 di OH D3 dan 24, 25 di OH D3 erat
berkaitan dengan kadar H. paratiroid, yang secara tidak
langsung berhubungan dengan kadar kalsium serum
b. sbg prohormon yang mengatur metabolisme fosfat
* hipofosfatemia: secara langsung merangsang
sintesa 1, 25 di OH D3
* Hormon paratiroid: menghambat 24, 25 di OH D3
* 1, 25 di OH D3 meningkatkan absorbsi fosfat di
usus
* bila H. paratiroid negatif : 1, 25 di OH D3 akan
meningkatkan absorbsi fosfat di tubulus ginjal,
walaupun efek reabsorbsi fosfat di tubulus ginjal
ini sering tertutup oleh penghambatan reabsorbsi
fosfat oleh hormon paratiroid
c. 1, 25 di OH D3 berperan:
* pada absorbsi kalsium dan fosfat di usus
* reabsorbsi di ginjal
* pada mineralisasi (deposisi) kalsium dan fosfat pada tulang dan
tulang rawan yang normal dan berperanan mirip hormon steroid
pada usus, tulang, ginjal, pankreas dan gonad. Dalam diet,
kalsium dan fosfat ditemui sebagai garam kalsium fosfat yang
kompleks

Defisiensi vitamin D:
- pada anak-anak: Ricketsia (gangguan proses penulangan
/osifikasi sehingga tulang melengkung, kaki berbentuk X atauO
- pada dewasa: osteomalacia (tulang rapuh, kadar Ca darah
menurun sehingga terjadi perubahan ratio Ca / P karena
ekskresi kalsium lebih besar dari ekskresi fosfat
Hipervitaminosis D:
- karena pemberian vitamin D dalam jumlah besar
- pada umumnya tidak berbahaya, tetapi juga tidak menguntungkan
terutama pada bayi (terjadi gejala kalsifikasi jaringan-jaringan
lunak seperti paru-paru dan ginjal hiperkalsemia), kerapuhan
tulang dan batu ginjal (dapat terjadi pada dewasa)
Sumber vitamin D:
- hati ikan, susu, telur
- penambahan vitamin D dari luar pada diet
- penyinaran makanan yang mengandung provitamin D
Pada manusia, penyinaran kulit oleh sinar UV menghasilkan
vitamin D
Keunikan vitamin D:
* makanan yang mengandung vitamin D hanya sedikit jenisnya
* dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, yaitu dengan penyinaran UV
(dari
lampu atau matahari) pada kulit
Kebutuhan vitamin D:
- Anak-anak: 400 – 800 IU/hr
(1 IU = aktivitas 0,025 μg kristal murni vitamin D3)
3. Vitamin E (α-Tocoferol)

Sifat fisik dan kimiawi:


- berasal dari bahasa Yunani: tokos = melahirkan, phero =
membawa, ol = alkohol
- di alam ada 6 macam tocoferol yang penting: alfa, beta,
gama, delta, eta, zeta
- paling banyak di alam dam mempunyai aktivitas biologis
yang terbesar sebagai vitamin: α-tocoferol (= 5, 7, 8 trimetil
tocol) 80%
- merupakan minyak kekuningan yang larut dalam lemak,
tidak larut dalam air, stabil terhadap panas dan asam,
kurang stabil terhadap basa dan mengalami oksidasi secara
lambat
- aktivitasnya dapat dirusak oleh sinar UV
Fungsi vitamin E:

a. pada hewan tingkat tinggi (unggas, sapi): diperlukan untuk


kesuburan sehingga disebut vitamin anti sterilitas atau faktor
kesuburan (fertility factor). Pada manusia, fungsi tersebut di atas
belum jelas terbukti
b. sebagai antioksidant yang potent untuk lemak, sangat efektif pada
konsentrasi O2 yang tinggi, misal: pada membran eritrosit dan
saluran pernafasan
c. sebagai kofaktor dalam transfer elektron pada respirasi sel dan
membran eritrosit
d. ikut mempertahankan integritas otot-otot, jaringan hati dan sel
darah merah
e. sebagai efek “sparring action” terhadap vitamin A dan karoten
Kadar vitamin E pada lipoprotein dalam plasma dan fosfolipid organel,
tergantung pada faktor-faktor:
* jumlah α-tocoferol yang dikonsumsi
* kadar pro oksidant dan anti oksidant pada diet
* kadar selenium dalam diet
* masukan asam amino yang mengandung S dalam diet
Fungsi biokimiawi vitamin E dan selenium adalah
mencegah kerusakan elemen-elemen seluler dan
subseluler oleh peroksidase
Vitamin E dan selenium saling menurunkan
kebutuhan masing-masing
Defisiensi vitamin E:
- gangguan reproduksi (pada hewan percobaan)
- distrofi otot (karena gangguan integritas otot)
- gangguan eritrosit (mudah terhemolisis)
Hipervitaminosis E:
- vitamin E relatif non toksik pada manusia
- pada dosis yang sangat besar mata kabur dan
pusing
Sumber vitamin E
- tumbuh-tumbuhan: bibit gandum, padi, minyak
kacang, minyak jagung, minyak biji kapas,
kecambah
- hewan: daging, mentega, susu, telur

Kebutuhan vitamin E:
- dewasa: laki-laki = 15 IU
wanita = 12 IU (kebutuhan bumil
& buteki lebih banyak)
- anak-anak: 4 – 15 IU (tergantung umur dan
jenis kelamin)
1 IU α tocoferol ~ aktivitas biologis 0,67 mg tocoferol
4. Vitamin K (Filokuinon)

Sifat fisik dan kimiawi:


- disebut vitamin koagulasi
- vitamin yang larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan
bahan-bahan pereduksi, peka terhadap sinar (sehingga
botol penyimpanannya harus berwarna gelap)
- ada 3 macam:
a. vitamin K1 = Filoquinon
pd minyak tumbuhan dan daun berwarna hijau
b. vitamin K2 = Menaquinon (misal: Farnoquinon)
pd jaringan hewan dan dapat disintesa bakteri usus
c. vitamin K3 = Menadion
vitamin K yang diproduksi sintetis dan larut air
Fungsi vitamin K:
- untuk memelihara kadar normal dari faktor-
faktor pembekuan darah (yakni faktor II, VII, IX,
X yang disintesa di hati dalam bentuk prekursor
yang inaktif). Pengaktifan faktor-faktor tersebut
perlu vitamin K
- berperan pada sintesa faktor II (protrombin) di
hati, yaitu pada transisi mRNA protrombin
untuk membentuk molekul protrombin yang
fungsional
- sebagai komponen koenzim dalam proses
fosforilasi oksidasi
Defisiensi vitamin K:
- jarang terjadi, karena vitamin K banyak dalam makanan
- terjadi karena:
a. kegagalan absorbsi vitamin K karena kurangnya garam
empedu
b. penyakit-penyakit usus
c. pemberian jangka lama obat-obatan yang membunuh
bakteri usus
d. pemberian antagonis vitamin K: heparin, salisilat dan
bishidroksikoumarin
Defisiensi vitamin K menyebabkan:
a. hipoprotrombinemia
b. tendensi perdarahan meningkat akibat penurunan faktor
pembekuan darah
c. pada bayi (karena ususnya steril) dapat terjadi
perdarahan pencegahannya: sebelum persalinan diberikan
pengobatan vitamin K pada ibu
Hipervitaminosis K:
- pemberian dosis menadion berlebihan:
pemecahan eritrosit berlebihan (tidak terjadi pada
vitamin K1)

Sumber vitamin K:
- tumbuh-tumbuhan berwarna hijau, tomat
- keju, kuning telur, hati
- disintesa oleh bakteri usus

Kebutuhan vitamin K:
- belum dapat ditentukan dengan pasti karena
defisiensi vitamin K jarang terjadi

Anda mungkin juga menyukai