PENDAHULUAN
Sebagian besar vitamin larut dalam air merupakan komponen sistem enzim
yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air
biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam
jumlah kecil. Oleh karena itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
1
3. Untuk mengetahui metabolisme dan ekskresi vitamin larut air.
BAB II
PEMBAHASAN
3
diangkut bersama eritrosit yang berikatan dengan protein spesifik intraseluler, dan
beredar bebas di plasma.
Sisa vitamin yang tidak terserap akan dibuang melalui urin. Ini
dikarenakan penyerapan vitamin membutuhkan bantuan protein transporter yang
jumlahnya terbatas dalam tubuh.
4
hati, jantung, ginjal dan otak. Thiamin berada didalam sirkulasi darah
dalam jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dilakukan melalui urin
dalam bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk metabolit, terutama
thiamin difosfat dan disulfit. Ekskresi thiamin melalui urine menurun
dengan cepat pada kekurangan thiamin. Thiamin dapat disintesis oleh
mikroorganisme dalam saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang
dapat dimanfaatkan tubuh adalah kecil.
b. Riboflavin (B2)
Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan
FMN didalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian
di dalam usus halus dihodrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan
fosfatase menjadi Riboflavin bebas. Riboflavin diabsorbsi dibagian atas
usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk
kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa
usus halus. Sebanyak 200 µg Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan
melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan
kebutuhan jaringan. Simpanan Riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh
karena itu harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah yang
cukup.
c. Niasin (asam Nikotinat)
Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorbsi sebagai asam
nikotinat, nikotinamida dan nikotinamida mononukleotida (NMN).
Kelebihan niasin dibuang melalui urin.
d. Biotin
Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biositin
yang diabsorbsi bersama biotin bebas dalam bagian atas usus halus. Biotin
diabsobsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta
disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi biotinil-5-adenilat di
dalam hati, otot, dan ginjal. Biositin dihidrolisis menjadi biotin didalam
plasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam jumlah 6-
50g/hari. Bila memakan telur mentah, kompleks biotin-avidin tidak bisa
dihidrolisis. Biotin di dalam usus besar dapat disintesis oleh bakteri,
sehingga ekskresi biotin melalui feses dapat mencapai 3-6 kali lebih besar
5
dari pada konsumsi melalui makanan. Ketersediaan biologik biotin yang
disintesis bakteri dalam usus besar bagi manusia belum diketahui.
e. Asam Pantotenat
Asam Pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang oleh
enzim fosfatase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fosfopantotein
dan asam pantotenat yang kemudian diabsorbsi. KoA disintesis kembali di
dalam sel-sel hati. Asam Pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama
sebagai hasil metabolisme koenzim A. Nilai darah normal adalah > 100
µg/dl dan ekskresi melalui urin sebanyak 1-15 mg/hari. Dengan makanan
adekuat, sebanyak 2-7 mg/hari dikeluarkan urin dan 1-2 mg/hari melalui
feses. Nilai ini merupakan indikator yang sensitif tentang konsumsi
makanan.
f. Pridoksin (B6)
Sebelum diabsorbsi, vitamin B6 didalam makanan yang terutama
terdapat dalam bentuk foforilasi, dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam
usus halus. Di dalam hati, ginjal, dan otak vitamin B6 difosforilasi kembali
untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase.
Fosforilasis dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi didalam
sel darah merah di mana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50%
jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP didalam hati
diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat
dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat
oleh enzim oksidase di dalam hati, ginjal yaitu metabolit utama yang
dikeluarkan melalui urin.
g. Asam Folat
Sebelum folasin dapat diserap, asam glutamat harus dipisah terlebih
dahulu. Folasin merupakan asam glutamat ditambah dengan asam pteroat
(dapat diserap). Tahapan reaksi ini terjadi di dalam sel dinding usus.
Setelah diserap, asam pteroat diangkut kedalam sel kemudian bergabung
lagi dengan asam glutamat. Asam glutamat dan asam pteroat hingga
menjadi folasin.
h. Kobalamin (B12)
6
Keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12 yang
dikonsumsi dapat diabsorbsi. Angka ini menurun hingga 10% pada
konsumsi melebihi 5x angka kecukupan gizi (AKG). Dalam lambung
kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh cairan lambung
dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein khusus dalam lambung.
Vitamin B12 dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana
alkali, oleh enzim protease pankreas terutama tripsin untuk segera diikat
oleh faktor intrinsik. Proses absorbsi dimulai dari konsumsi ke penampilan
vitamin B12 dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12
yang terikat pada TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh
reseptor-reseptor khusus. Bila absorbsi vitamin B12 mengalami gangguan
dalam saluran cerna karena kekurangan faktor intinsik, akibatnya baru
terlihat setelah 4-10 tahun.
Metabolisme Vitamin C
Vitamin C diserap usus dengan cara difusi sederhana atau dengan cara
transpor aktiv. Efisiensi penyerapan oleh usus menurun dengan meningkatnya
jumlah vitamin C yang dikonsumsi. Vitamin C diserap usus melalui mekanisme:
(a). Difusi pasif atat (b). Mekanisme transpor aktif Na-Dependent. Kemudian
bersirkulasi di dalam darah dan mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.
Penyerapan vitamin C tergantung pada dosis konsumsi; semakin tinggi dosis
ternyata penyerapannya semakin rendah. Vitamin C yang tidak diserap akan
masuk kedalam usus besar menyebabkan perubahan tekanan osmotik sehingga
feses berair dan berakibat timbulnya diare. Vitamin C diekskresikan melalui urine
apabila kadarnya di dalam plasma darah lebih dari 1,2-1,5 mg/dl (body pool=1,5
g/dl)
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di
dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil dan menghilang
bersama aliran makan yang dikeluarkan.
3.2. Saran
Vitamin Larut Air merupakan vitamin yang dapat kita konsumsi sehari-
hari untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sehingga bagian tubuh akan lebih baik
dalam menjalankan fungsi metabolisme dan berbagai fungsi lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA