VITAMIN
Oleh:
Alya Hanifah Depinta
2005025191
1F
A. Pengertian
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita.vitamin sendiri dapat diperoleh dari makanan dan minuman yang dimasukkan kedalam
tubuh.
Istilah vitamine pertama kaali digunakan oleh Cashimir Funk tahun1912 di Polandia.
Dalam upayanya menyembuhkan penyakit beri-beri dengan dedak beras, ia menyimpulkan
bahwa kurangnya suatu zat yanf dibutuhkan tubuh sehari-hari merupakan penyebab utama
penyakit terbsebut. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen
(amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Namun dalam beberapa penelitian
membuktikan bahwa tidak adanya kandungan amine dalam seluruh jenis zat vitamine. Oleh
sebab itu istilah ini diganti menjadi vitamin.
Vitamin sendiri memiliki fungsi utama untuk mengatur metabolisme tubuh dan bisa juga
untuk menjaga imunitas tubuh. Vitamin berfungsi sebagai koenzim yang bertanggung jawab
terhadap berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang esensial. Sebagian besar koenzim terdapat
dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.
B. Klasifikasi Vitamin
Vitamin terbagi menjadi dua kategori yang pertama vitamin larut dalam air dimana
vitamin ini mudah diserap oleh tubuh dan terbuang dengan sendirinya dari dalam tubuh lewat
urin, vitamin ini terdiri dari vitamin C dan B kompleks. Lalu yang kedua adalah vitamin larut
dalam lemak, yaitu vitamin yang dapat disimpan dalam tubuh yaitu dalam jaringfa lemak
(adiposa) dan di dalam hati pada jangka waktu tertentu dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
diperlukan, terdiri dari vitamin A, D, E, dan K.
Karakteristik umum yang dapat membedakan vitamin larut lemak dan larut air dapat
dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 sifat-sifat umum vitamin larut lemak dan vitamin larut air
Vitamin larut air dan larut lemak juga memiliki perbedaan pada proses pencernaannya yang
dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 proses pencernaan vitamin larut air dan larut lemak
2. Vitamin B kompleks
Secara umum golongan vitamin B memiliki peran penting dalam proses metabolisme
tubuh, terutama dalam pelepasan energi saat beraktivitas. Vitamin B memiliki peran
sebagai koenzim, yaitu untuk meningkatkan laju reaksi metabolisme terhadap berbagai
jenis sumber energi. Yang termasuk kedalam golongan vitamin B adalah tiamin,
riboflavin, niasin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, biotin, dan asam pantotenat.
Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
2.1 Tiamin (B1)
tiamin berperan dalam proses dekarboksilisasi piruvat dan alfa-ketoglutarat
sehingga penting dalam pelepasan energi dari karbohidrat. Tiamin terdiri atas cincin
pirimidina dan cincin tiazola (mengandung sulfur dan nitrogen) yang dihubungkan
oleh jembatan metilen. Turunan fosfatnya ikut serta dalam banyak proses sel.
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serelia tumbuk/setengah giling
atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia serelia yang
dimakan sebagai maknan pokok adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacang-
kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa
lemak, kuning telur, unggas dan ikan.
Defisiensi tiamin pada manusia dapat mengakibatkan reaksi yang tergantung pada
tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi, sehingga menimbulkan
penumpukkan substrat untuk reaksi tersebut. Biji-bijian yang tidak digiling
merupakan sumber tiamin yang baik. Seperti penyakit beri-beri, penyakit ini
disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin, mislanya beras giling atau
maknaan yang sangat dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu.
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah lelah, dan
anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta
muskuler.
2.2 Riboflavin (B2)
Fungsi utama riboflavin adalah sebagai komponen koemnzim Flavin Adenin
Dinukleotida (FAD) dan Flavin Mononukeotida (FMN), kedua enzim ini berperan
penting dalam regenerasi energy bagi tubuh melalui proses respires. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Sumber utama riboflavin di dalam makanan terdapat pada susu, keju, daging, dan
sayuran berwarna hijau. Penggunaan serelia tumbuk atau hasil-hasil serelia juga akan
meningkatkan kadar riboflavin dalam tubuh.
Defisiensi riboflavin bisa terjadi secara bersamaan dengan kekurangan vitamin
larut air lain. Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi
lain, atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran berwarna
hijau. Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas, defisiensi riboflavin tidak
menimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian. Namun bila terjadi defisiensi
bergbagai gejala dapat terjadi seperti, stomatitis angularis, keilosis, glossitis, sebore,
dan fotofobia.
2.3 Niasin (B3)
Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya
nikotinamida (niasin amida). Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Niasin
berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP). Vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain dan
vertigo.
Sumber utama niasin banyak terdapat pada makanan hewani, seperti ragi, hati,
ginjal, daging unggas, dan ikan, pada gandum dan kentang manis kita juga bisa
mendapati kandungan niasin.
Defisiensi niasin dapat menimbulkan sindroma defisiensi pellagra, gejalanya
mencakup sakit tenggorokan, lidah juga mulut, penurunan berat badan, berbagai
kelainan pencernaan, dermatitis yang sangat khas yaitu simetrik terutama pada bagian
badan yang tidak tertutup seperti lengan, siku, kaki, kulit serta leher, dan juga kondisi
mental seperti depresi dan demensia.
3. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Sumber vitamin E banyak di temukan pada ayam, kuning telur, ikan, kecambah,
ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang
baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya
masukan lemak tak- jenuh ganda. Tidak efisiennya penyerapan lemak akan menimbulkan
defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurologi.
4. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim
untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Vitamin K terlibat
dalam pemeliharaan kadar normal faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang
semuanya disintesis di dalam hati mula-mula sebagai prekursor inaktif.
Sumber utama vitamin K banyak didapati antara lain pada susu, kuning telur, dan
sayuran segar seperti bayam dan brokoli.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin
menyertai disfungsi pankreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab
steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat
mengakibatkan defisiensi vitamin K. Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat
menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan
karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.
DAFTAR PUSTAKA
27 Desember 2020.
Piliang WG dan Al Haj SD. Fisiologi Nutrisi. Volume II Bogor: IPB Press, 2006
Ausman L.M. 1999. Criteria and recommendation for vitamin c intake (brief Critical review)
Dwi dan Istikhomah, 2010. Sirup Kersen (Muntingia calabura L.) Sebagai Alternatif Minuman
Kesehatan Keluarga.
Friel, J.K., Bessie, J.C., Belkhode, S.L., Edgecombe, C., Steele-Rodway, M., Downton, G., et al.,
2001,Thiamine, riboflavin, pyridoxine, and vitamin C status in premature infants
receiving parenteral and enteral nutrition, J Pediatr Gastroenterol Nutr.,33:64-69.
Yudha, Edy, Candra. 2018. Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk Diagnosa Defisiensi
(kekurangan) Vitamin pada Tubuh Manusisa : Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2, No. 3, hlm. 1194-1203. Terlihat online pada
file:///C:/Users/User/Downloads/1166-1-9513-1-1020170828.pdf