Anda di halaman 1dari 10

 

VITAMIN

Oleh:
Alya Hanifah Depinta 
2005025191
1F

PRODI  ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 
UHAMKA 
2020
Vitamin

A. Pengertian
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita.vitamin sendiri dapat diperoleh dari makanan dan minuman yang dimasukkan kedalam
tubuh.
Istilah vitamine pertama kaali digunakan oleh Cashimir Funk tahun1912 di Polandia.
Dalam upayanya menyembuhkan penyakit beri-beri dengan dedak beras, ia menyimpulkan
bahwa kurangnya suatu zat yanf dibutuhkan tubuh sehari-hari merupakan penyebab utama
penyakit terbsebut. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen
(amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Namun dalam beberapa penelitian
membuktikan bahwa tidak adanya kandungan amine dalam seluruh jenis zat vitamine. Oleh
sebab itu istilah ini diganti menjadi vitamin.
Vitamin sendiri memiliki fungsi utama untuk mengatur metabolisme tubuh dan bisa juga
untuk menjaga imunitas tubuh. Vitamin berfungsi sebagai koenzim yang bertanggung jawab
terhadap berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang esensial. Sebagian besar koenzim terdapat
dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.

B. Klasifikasi Vitamin
Vitamin terbagi menjadi dua kategori yang pertama vitamin larut dalam air dimana
vitamin ini mudah diserap oleh tubuh dan terbuang dengan sendirinya dari dalam tubuh lewat
urin, vitamin ini terdiri dari vitamin C dan B kompleks. Lalu yang kedua adalah vitamin larut
dalam lemak, yaitu vitamin yang dapat disimpan dalam tubuh yaitu dalam jaringfa lemak
(adiposa) dan di dalam hati pada jangka waktu tertentu dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
diperlukan, terdiri dari vitamin A, D, E, dan K.
Karakteristik umum yang dapat membedakan vitamin larut lemak dan larut air dapat
dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 sifat-sifat umum vitamin larut lemak dan vitamin larut air

(sumber Almatsier, 2002)

Vitamin larut lemak Vitamin larut air


Larut dalam lemak dan pelarut lemak larut dalam air
Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sangat
disimpan dalam tubuh sedikit
Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu Dikeluarkan melalui urin
Gejala defisiensi berkembang lambat Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat
Mempunyai prekursor atau provitamin Umumnya tidak mempunyai prekusor
Diabsorpsi melalui sistem limfe Diabsorpsi melalui vena porta
Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan
kompleks
Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relatif Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi/megadosis
rendah (6-10 x AKG) (>10 X AKG)
Hanya mengandung unsur C, H dan O Selain C, H dan O mengandung N, kadang S dan Co
Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari Harus selalu ada dalam makanan sehari-hari

Vitamin larut air dan larut lemak juga memiliki perbedaan pada proses pencernaannya yang
dapat dilihat pada tabel 1.2

Tabel 1.2 proses pencernaan vitamin larut air dan larut lemak

Vitamin larut dalam air Vitamin larut dalam lemak


Pertama menuju limpa lalu ke
Absorpsi Langsung ke pembuluh darah
dalam darah
Beberapa membutuhkan protein
Transport bebas
karier
Sirkulasi secara bebas di bagian Disimpan di dalam sel yang
Penyimpanan
tubuh yang mengandung air banyak mengandung lemak
Lamban dalam pengeluaran,
cenderung tetap berada di
Eksresi Dari ginjal dan dieksresikan di urin
tempat-tempat penyimpanan
lemak
kebutuhan lebih sering ( 1 hingga 3 Kebutuhan : dosis periodic
Utilisasi
hari) (minggu atau bulan)

Vitamin larut dalam air :


1. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) biasanya banyak ditemukan pada sayuran dan buah-
buahan segar seperti melon, jeruk, tomat, stroberi, asparagus, brokoli, kubis, dan
kembang kol. vitamin ini memiliki rasa asam. Dalam keadaan kering vitamin C cukup
stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah rusak karena bersentuhan engan udara
(oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan adanya tembaga dan
besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutasn asam.
Vitamin C sangat mudah rusak selama proses persiapan atau penyajian, pemasakan dan
penyimpanan. Sayuran segar yang sudah dibersihkan jika didiamkan selama 24 jam maka
45% kandungan vitamin C nya berkurang. Oleh karena itu sumber Vitamin C dari
makanan yang paling baik afalah ketika memakan langsung buah-buahan dalamkeadaan
segar. Vitamin C memberikan banyak manfaat bagi tubuh manusia. fungsi-fungsi dari
vitamin C antara lain adalah :
1. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang membantu menetralisir radikal bebas
karena mampu mereduksi beberapa reaksi kimia, salah satunya vitamin C mampu
mereduksi spesies oksigen reaktif.
2. Vitamin C mempunyai peran sebagai pendonor elektron, kemampuan ini menjadikan
vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan karean vitamin C dapa memutus rantai
reaksi spesies oksigen reaktif dan spesies oksigen reaktif.
3. Vitamin C mampu meningkatkan imun dengan menstimulasi produksi interferon
(protein yang melindungi sel dari serangan virus).
4. vitamin C berperan sebagai pembentuk kolagen yang membantu menjaga kesehatan
kulit. Kulit yang utuh dan sehat dapat menjaga masuknya unsur patogen ke dalam
tubuh.

Pada dasarnya jika kelebihan mengonsumsi vitamin C tubuh akan


mengeluarkannya dalam bentuk urin, namun jika kita mengonsumsi terlalu banyak
vitamin C dapat juga menimbulkan gejala seperti diare dan gangguan pencernaan
sehingga mengarah ke penyakit lainnya.
Namun jika tubuh mengalami kekurangan vitamin C tubuh akan menimbulkan
beberapa gejala dari yang ringan sampai berat. Defisiensi ringan ditandai dengan
sariawan, kelelahan, anoreksia, nyeri otot, dan lebih mudah strees dan infeksi,
sedangkan infeksi berat menimbulkan penyakit skrobut. Bila pengobatan yang
diberikan terlambat dapat menyebabkan kematian.

2. Vitamin B kompleks
Secara umum golongan vitamin B memiliki peran penting dalam proses metabolisme
tubuh, terutama dalam pelepasan energi saat beraktivitas. Vitamin B memiliki peran
sebagai koenzim, yaitu untuk meningkatkan laju reaksi metabolisme terhadap berbagai
jenis sumber energi. Yang termasuk kedalam golongan vitamin B adalah tiamin,
riboflavin, niasin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, biotin, dan asam pantotenat.
Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
2.1 Tiamin (B1)
tiamin berperan dalam proses dekarboksilisasi piruvat dan alfa-ketoglutarat
sehingga penting dalam pelepasan energi dari karbohidrat. Tiamin terdiri atas cincin
pirimidina dan cincin tiazola (mengandung sulfur dan nitrogen) yang dihubungkan
oleh jembatan metilen. Turunan fosfatnya ikut serta dalam banyak proses sel.
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serelia tumbuk/setengah giling
atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia serelia yang
dimakan sebagai maknan pokok adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacang-
kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa
lemak, kuning telur, unggas dan ikan.
Defisiensi tiamin pada manusia dapat mengakibatkan reaksi yang tergantung pada
tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi, sehingga menimbulkan
penumpukkan substrat untuk reaksi tersebut. Biji-bijian yang tidak digiling
merupakan sumber tiamin yang baik. Seperti penyakit beri-beri, penyakit ini
disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah tiamin, mislanya beras giling atau
maknaan yang sangat dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu.
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah lelah, dan
anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta
muskuler.
2.2 Riboflavin (B2)
Fungsi utama riboflavin adalah sebagai komponen koemnzim Flavin Adenin
Dinukleotida (FAD) dan Flavin Mononukeotida (FMN), kedua enzim ini berperan
penting dalam regenerasi energy bagi tubuh melalui proses respires. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta
menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Sumber utama riboflavin di dalam makanan terdapat pada susu, keju, daging, dan
sayuran berwarna hijau. Penggunaan serelia tumbuk atau hasil-hasil serelia juga akan
meningkatkan kadar riboflavin dalam tubuh.
Defisiensi riboflavin bisa terjadi secara bersamaan dengan kekurangan vitamin
larut air lain. Tanda-tanda kekurangan bisa terjadi sebagai akibat kekurangan zat gizi
lain, atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran berwarna
hijau. Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas, defisiensi riboflavin tidak
menimbulkan keadaan yang bisa membawa kematian. Namun bila terjadi defisiensi
bergbagai gejala dapat terjadi seperti, stomatitis angularis, keilosis, glossitis, sebore,
dan fotofobia.
2.3 Niasin (B3)
Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya
nikotinamida (niasin amida). Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Niasin
berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan
Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP). Vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain dan
vertigo.
Sumber utama niasin banyak terdapat pada makanan hewani, seperti ragi, hati,
ginjal, daging unggas, dan ikan, pada gandum dan kentang manis kita juga bisa
mendapati kandungan niasin.
Defisiensi niasin dapat menimbulkan sindroma defisiensi pellagra, gejalanya
mencakup sakit tenggorokan, lidah juga mulut, penurunan berat badan, berbagai
kelainan pencernaan, dermatitis yang sangat khas yaitu simetrik terutama pada bagian
badan yang tidak tertutup seperti lengan, siku, kaki, kulit serta leher, dan juga kondisi
mental seperti depresi dan demensia.

2.4 Piridoksin (B6)


Vitamin B6 berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan
tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti
spingolipid dan fosfolipid. Vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan
memproduksi antibody sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau
senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
Sumber utama vitamin B6 banyak ditemukan di dalam khamir, kecambah,
gandum, beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ragi, serelia tumbuk, kentang pisang,
daging, dan ikan.
Defisiensi vitamin B6 jarang terjadi dan apabila terjadi biasanya secara bersamaan
dengan kekurangan beberapa jenis vitamin B-kompleks yang lain. Namun defisiensi
vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi, pada alkoholik dan juga selama terapi
isoniazid. Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan
gangguan metabolism protein, seperti : lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.
2.5 Asam Folat (B9)
Asam folat adalah bentuk vitamin B yang diperlukan oleh anak-anak dan orang
dewasa untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Asam folat
berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta pembentukan
jaringan.
Sumber utama vitamin B9 dapat ditemukan dalam sayuran hijau, hati, daging
tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Sedangkan pada
susu, telur, umbi-umbian, dan buah kecuali jeruk juga memiliki sedikit kandungan
asam folat.
Defisiensi asam folat menyebabkan gangguan metabolisme DNA. Akibat terjadi
perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah,
seperti sel darah merah, sel darah putih, serta sel epitel lambung dan usus,vagina, dan
serviks Rahim. Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan
anemia megaloblastic dan gangguan darah lain, peradangan lidah (glossitis) dan
gangguan saluran cerna.
2.6 Kobalamin (B12)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam
pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah.
Sumber utama dari vitamin B12 ini dapat ditemukan di hati, ginjal, jantung, ikan,
unggas, kerang, susu dan hasil olahannya, dan juga pada telur.
Defisiensi Vitamin B12 jarang terjadi karena kekurangan dalam makanan, akan
tetapi sebagian besar akibat penyakit saluran cerna atau pada gangguan absorpsi dan
transportasi. Karena vitamin B12 dibutuhkan untuk mengubah folat menjadi bentuk
aktifnya, salah satu gejala kekurangan vitamin B12 adalah anemia karena kekurangan
folat Anemia perniosa terjadi pada atrofillisutnya lambung yang menyebabkan
berkurangnya sekresi faktor intrinsik.
2.7 Biotin (B7)
Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai makanan
alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin dipenuhi oleh sintesis
dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak disebabkan oleh defisiensi ditarik biasa
tetapi oleh cacat dalam penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim
karboksilase.
Sumber utama biotin berasal dari daging, kuning telur, dan pisang. Selain itu
biotin juga dapat diperoleh dari tanaman kacang-kacangan, molase, ragi, dan gandum.
Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan dermatitis. Putih
telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas yakni avidin. Protein ini
akan bergabung kuat dengan biotin sehingga mencegah penyerapannya dan
menimbulkan defisiensi biotin.
2.8 Asama Pantotenat (B5)
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan
alanin.Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan Protein Pembawa Asil
(ACP). Peranan utama asam pantotenat adalah sebagai koenzim A yang diperlukan
dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil Ko-A, asam
pantotenat terlibat dalam berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme
karbohidrat dan lipida, termasuk sintesis dan pemecahan asam lemak.
Sumber utama asam pantotenat terdapat di dalam semua jaringan hewan dan
tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan,
unggas, serelia utuh, dan kacang-kacangan.
Defisiensi asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat terdapat secara
luas dalam makanan, khususnya dalam jumlah yang berlimpah dalam jaringan
hewan,sereal utuh dan kacangkacangan. Namun demikian, burning foot syndrom
pernah terjadi diantara para tawanan perang akibat defisiensi asam pantoneat dan
berhubungan dengan menurunnya kemampuan asetilasi, yang menimbulkan gejala
rasa tidak enak pada saluran pencernaan, kesemutan dan rasa panas pada kaki,
muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah, dan susah tidur.

Vitamin larut dalam lemak :


1. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
Vitamin ini berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di
malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu,
vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas
tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara.
Sumber makanan yang mengandung banyak vitamin A antara lain susu, ikan,
sayur-sayuran(terutama yang berwarna hijau san kuning), dan juga buah-buahan
(terutama yang berwarna merah dan kuning), dan berbagai makanan hewani seperti susu,
keju, kuning telur, hati dan berbagai ikan yang tinggi kandungan lemaknya merupakan
sumber utama bagi vitamin A.
Defisiensi vitamin A pada organ mata dapat menimbulkan buta senja (niktalopia),
konjungtiva menjadi kering (xerosis konjungtiva), bercak bitot (bintik putih),
keratomalasia (kornea pecah), ini terjadi karena ketika simpanan vitamin A dalam hati
hampir habis. Deplesi selanjutnya menimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-
paru, traktus gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan
pengurangan sekresi mucus. Kerusakan jaringan mata, yaitu seroftalmia akan
menimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama dengan dasar diet yang
jelek dengan kekurangan komsumsi sayuran, buah yang menjadi sumber provitamin A.
2. Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin
D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekursor vitamin D adalah ergosterol (tumbuhan)
dan 7-dehidrokolesterol (hewan). Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh
vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan
mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya
matahari (sinar ultraviolet).
Sumber vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Pada
makanan Vitamin ini ditemukandalam bentuk kolekalsiferol yang ada pada makanan
hewani antara lain, ikan, telur, susu, serta produk olahannya seperti keju.
Defisiensi vitamin D akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan
fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi sruktur tulang dan gigi
sehingga dapat menyebabkan penyakit rakhtis terdapat pada anak-anak dan osteomalasia
pada orang dewasa. Kelainan disebabkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat
kekurangan kalsium dan fosfat.

3. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Sumber vitamin E banyak di temukan pada ayam, kuning telur, ikan, kecambah,
ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang
baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya
masukan lemak tak- jenuh ganda. Tidak efisiennya penyerapan lemak akan menimbulkan
defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurologi.
4. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim
untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Vitamin K terlibat
dalam pemeliharaan kadar normal faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang
semuanya disintesis di dalam hati mula-mula sebagai prekursor inaktif.
Sumber utama vitamin K banyak didapati antara lain pada susu, kuning telur, dan
sayuran segar seperti bayam dan brokoli.
Defisiensi vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin
menyertai disfungsi pankreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal atau penyebab
steatore lainnya.Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat
mengakibatkan defisiensi vitamin K. Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat
menyebabkan terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan
karena plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Manfaat Vitamin C Bagi Kesehatan, http//www.smallcrab.com. Diakses tanggal

27 Desember 2020.
Piliang WG dan Al Haj SD. Fisiologi Nutrisi. Volume II Bogor: IPB Press, 2006

Winarsi Hery. 2007. Antioxidan Alami dan Radikal bebas.


Kanisius Jogjakarta.

Chandra. Overview Micronutrient and immune function. 1997

Almatsier,Sunita, 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka utama,


Jakarta

Ausman L.M. 1999. Criteria and recommendation for vitamin c intake (brief Critical review)

Jakarta : Universitas Indonesia

Dwi dan Istikhomah, 2010. Sirup Kersen (Muntingia calabura L.) Sebagai Alternatif Minuman
Kesehatan Keluarga.

Lutfhfan, 2015. Vitamin larut air. Diakses 27 Desember 2020


https://www.slideshare.net/mluthfan2/vitamin-larut-air-49817469

Friel, J.K., Bessie, J.C., Belkhode, S.L., Edgecombe, C., Steele-Rodway, M., Downton, G., et al.,
2001,Thiamine, riboflavin, pyridoxine, and vitamin C status in premature infants
receiving parenteral and enteral nutrition, J Pediatr Gastroenterol Nutr.,33:64-69.

Winarno, 1992, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama


, Jakarta.

Vivi. 2006. Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia.


Diakses pada 27 Desember 2020 file:///C:/Users/User/Downloads/9-15-1-SM
%20(1).pdf

Yudha, Edy, Candra. 2018. Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk Diagnosa Defisiensi
(kekurangan) Vitamin pada Tubuh Manusisa : Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2, No. 3, hlm. 1194-1203. Terlihat online pada
file:///C:/Users/User/Downloads/1166-1-9513-1-1020170828.pdf

Anda mungkin juga menyukai