Disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.1.1. Vitamin
Vitamin berasal dari kata vita yang berarti hidup dan amin yang berarti
suatu zat tertentu. Dengan kata lain, vitamin adalah suatu zat yang diperlukan
untuk hidup (Sediaoetama, 1987). Pendapat lain menyatakan bahwa vitamin
merupakan zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dan pada
umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan harus didapat dari makanan.
Vitamin dapat termasuk kelompok zat pengatur dan pemelihara kehidupan
(Almatsier, 2003). Eschleman (1996) menyatakan bahwa vitamin adalah substansi
organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan dan memelihara
kehidupan. Beberapa vitamin mempunyai aktivitas seperti hormon, sedangkan
yang lain merupakan komponen enzim. Banyak enzim yang hanya dapat berfungsi
ketika berkombinasi dengan vitamin dan mineral tertentu.
2. Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormon steroid.Vitamin ini diwakili oleh
sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi juga
terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses metabolic,vitamin D
dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol, yang mempun yaitu peranan
sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat. Vitamin D dihasilkan dari
provitamin ergosterol dan 7- dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam
tanaman dan 7dehidrokolesterol dalam tubuh hewan. Ergokalsiferol (vitamin D 2
) terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalam tubuh hewan akan terbentuk
kolekalsiferol (vitamin D 3 ) pada kulit yang terpapar cahaya.Kedua bentuk
vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama ,yaitu masing-masing dapat
menghasilkan kalsitriol D 2 dan D 3 . Vitamin D 3 ataupun D 2 dari makanan
diekstraksi dari dalam darah ( dalam keadaan terikat dengan globulin spesifik),
setelah absorbsi dari misel dalam intestinum. Vitamin tersebut mengalami
hidroksilasi pada posisi 25 oleh enzim vitamin D 3 25 hidroksikolekalsiferol,
yaitu suatu enzim pada retikulum endoplasmic yang dianggap membatasi
kecepatan reaksi. 25- hidroksi D 3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam
sirkulasi darah dan bentuk cadangan yang utama dalam hati.
3. Vitamin E ( Tokoferol )
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan
penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E di dalam
darah diangkut oleh lipoprotein, pertama- tama lewat penyatuan ke dalam
kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung
lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat
pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ).
Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa Vitamin E (tokoferol) bertindak
sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas
sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat kepada
radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami
peroksidasi . Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan
radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian tokoferol tidak mudah
terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible, cincin kromana dan rantai samping
akan teroksidasi menjadi produk non radikal bebas.
Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang
bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga
matahari serta biji softlower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya
merupakan sumber vitamin E yang baik.
4. Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah
naftokuinon tersubsitusi poliisoprenoid. Penyerapan vitamin K memerlukan
penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan penyebab paling
sering timbulnya defisiensi vitamin K. Derivat vitamin K dalam bentuk alami
hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan
didistribusikan dalam aliran darah lewat system limfatik dalam kilomikron.
Menadion, yang larut dalam air , diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya
garam-garam empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati .
Vitamin K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan
darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula
sebagai precursor inaktif.
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentu
residu karboksiglutamat dalam protein precursor. Reaksi karboksilase yang
tergantung vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasmic. Banyak jaringan dan
memerlukan oksigen molekuler, karbondioksida serta hidrokuinon ( tereduksi )
vitamin K dan di dalam siklus ini, produk 2,3 epoksida dari reaksi karboksilase
diubah oleh enzim 2,3 epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K
dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi.
Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi
siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut.
Vitamin K tersebar luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan
sebagai bahan makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada
hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K.
5. Tiamin
Bentuk aktif dari tiamin adalah tiamin difosfat, di mana reaksi konversi
tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase
dan ATP yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai
koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang
telah diaktifkan yaitu pada reaksi :
1. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam - keto ( misalnya - ketoglutarat,
piruvat, dan analog - keto dari leusin isoleusin serta valin).
2. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin.
6. Riboflavin
Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak
dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan sumber riboflavin
yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum lewat rangkaian
reaksifosforilasi defosforilasi di dalam mukosa. Berbagai hormon ( misalnya
hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan (misalnya klorpromazin,suatu inhihibitor
kompetitif ) dan factor-faktor nutrisi mempengaruhi konversi riboflavin menjadi
bentuk-bentuk kofaktornya. Karena sensitivitasnya terhadap cahaya,defisiensi
riboflavin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemia yang
mendapat fototerapi.
7. Niasin
Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida
yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat
merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin. Bentuk aktif sari niasin
adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin
Dinukleotida Fosfat ( NADP+). Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang
luas sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam
sitosol ataupun mitokondria. Dengan demikian vitamin niasin merupakan
komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme
karbohidrat, lipid serta asam amino.
8. Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu
piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang bersesuaian.
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana semua bentuk
vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi hidrolisis tertentu senyawa-
senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan. Piridksal fosfat merupakan
bentuk utama yang diangkut dalam plasma . Sebagian besar jaringan mengandung
piridoksal kinase yang dapat mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap
bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester
fosfatnya. Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam
metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau aktivitas
aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis yaitu pada
enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen. Hati, ikan mackel,
alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang
terbaik.
9. Vitamin B12
Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I.
Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan
deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim dalam konversi
Homosistein menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat menjadi
tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi
metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A. Kekurangan atau defisiensi vitamin
B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan
mengganggu reaksi metionin sintase. Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis
DNA yang mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru .
Keadaan ini disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi
akibat defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga
terjadi. Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12
dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin.
10. Asam Askorbat (Vitamin C)
Asam Askorbat Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri
dimana fungsinya sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi
penting tertentu. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang
dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Mekanisme
kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum jelas, tetapi proses di
bawah ini membutuhkan asam askorbat :
- Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.
- Proses penguraian tirosin, oksodasi P- hidroksi fenilpiruvat menjadi
homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan
tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas
maksimal.
- Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
- Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa hidroksilase.
- Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat
akan terpakai habis kalau kelenjer tersebut dirangsang oleh hormon
adrenokortikotropik.
- Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
- Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam
air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan
(Triana, 2006).
1.1.1.5. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin
1.1.2. Mineral
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam
aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk
mengatur kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer
ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan syaraf
terhadap rangsangan (Almatsier, 2001).
1. Natrium (Na)
3. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat didalam
sel dan cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sumber utama adalah makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-
kacangan. Fungsi dari kalium antara lain :
- Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam dan basa bersama natrium.
- Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi
otot.
- Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologi, terutama metabolisme energi dansintesis glikogen dan protein.
- Berperan dalam pertumbuhan sel.
4. Kalsium (Ca)
1. Besi (Fe)
Tubuh manusia mengandung lebih kurang 3,5-4,5 gram zat besi,
dimana dua per tiganya ditemukan di dalam darah, sementara sisanya
ditemukan di dalam hati, sumsum tulang, otot. Peranannya dalam produksi
sel darah merah sudah sangat terkenal, terutama untuk kaum wanita.
Sumber-sumber alami zat besi adalah: daging sapi, daging ayam,d an
sayur-sayuran berwarna hijau tua.
2. Seng (Zn)
Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel
tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih 70 macam
enzim dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri berperan
dalam metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-
enzim tidak terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain
itu, seng berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada
DNA.
3. Yodium (I)
4. Selenium
Selenium telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari agen-agen
antikanker yang lebih kuat. Apabila digabungkan dengan vitamin E,
efektivitas keduanya terhadap kanker akan sangat meningkat. Mereka
bersama-sama bekerja sebagai antikanker yang kuat, sistem antipenuaan
yang disebut glutation peroksidase (GSH). Kombinasi ini membentuk satu
antioksidan yang paten, dan karenanya, pemakan radikal bebas ini melindungi
membran-membran sel dari serangan radikal bebas. GSH oleh beberapa
orang dilukiskan menyerupai miniatur kekuatan polisi yang mencari dan
menghancurkan sel-sel pemberontak dan radikal-radikal bebas dalam
tubuh. Tidak usah ditanyakan lagi bahwa mereka merupakan senjata
penting bagi tubuh untuk mencegah kanker. Jumlah vitamin E dalam diet
seseorang mempengaruhi kadar GSH di dalam tubuh. Sejumlah
kemampuan murni lainnya yang ditunjukkan oleh selenium:
- Meningkatkan efisiensi sehingga DNA dapat memperbaiki dirinyasendiri.
Pada kadar tinggi selenium bersifat langsung sebagai racun terhadapsel-sel
kanker.
- Menghambat pertumbuhan tumor dalam jaringan payudara manusia.
- Dapat mendeaktivasi toksisitas radiasi di dalam tubuh.
- Bekerja membersihkan darah dari efek kemoterapi dan malfungsi liver.
- Merupakan stimulan yang paten bagi sistem kekebalan.
5. Tembaga
Sumber makanan utama : Daging, tiram, kacang-kacangan,
tanaman polong yang dikeringkan, gandum. Fungsi utama dalam tubuh yaitu
komponen enzim, pembentukan sel darah merah, pembentukan tulang.
6. Mangan
7. Chromium
Chromium adalah sejenis mineral mikro yang esensial bagi tubuh.
Esensial dalam hal ini berarti tidak bisa diproduksi oleh tubuh dan harus
didapatkan dari sumber luar (seperti makanan dan suplementasi).
Fungsinya hampir sama dengan insulin yang diproduksi oleh tubuh yaitu
untuk mendorong glukosa (karbohidrat) ke dalam sel untuk dijadikan
energi. Asupan chromium yang optimal tampaknya menurunkan jumlah
insulin yang diproduksi agar tidak terlalu banyak menjaga kadar gula
darah. Di dalam tubuh manusia dewasa pada umumnya mengandung 0,4
mg hingga 6 mg Chromium, dengan kadar yang lebih rendah umumnya
dimiliki oleh individu yang berusia lanjut. Di tempat yang masyarakatnya
mengkonsumsi cukup Chromium, jumlah penderita diabetes dan
jantung jauh lebih sedikit dari
pada tempat yang masyarakatnya tidak mengkonsumsikan
cukup Chromium. Sumber alami Chromium: Gandum, kuning telur,
bayam, daging sapi, susu dan kacang hijau.
8. Fluor
Fluor terbukti dapat melindungi lubang gigi saat dikonsumsi dalam
jumlah menengah (di bawah 4 mg/l). Fluor bertanggung jawab terhadap
pencegahan kerusakan gigi yang terjadi di Amerika Serikat mulai
pertengahan tahun 1980-an. Tindakan khusus harus dilakukan saat jumlah
fluor yang dikonsumsi oleh anak-anak. Tingkat fluor diatas 2 mg/l dapat
merusak pertumbuhan gigi orang dewasa sebelum menjadi gigi tetap.
Sumber fluor di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan
makanan hasil ternak. Sedangkan fungsi fluor di antaranya adalah untuk
pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi, untuk mencegah karies gigi.
Orang orang yang status gizinya dipengaruhi oleh gaya hidup juga
membutuhkan suplemen, seperti :
Perokok Berat
Tembakau dapat menurunkan absorpsi dari banyak vitamin dan
mineral, termasuk vitamin C dan asam folat, sehingga dibutuhkan
suplemen.
Alkoholik
Konsumsi alkohol jangka panjang dapat menyebabkan berkurangnya
indera perasa, berkurangnya nafsu makan, dan malabsorbsi zat gizi
yang dapat menyebabkan defisiensi zat gizi, antara lain tiamin, asam
folat, vitamin D, vitamin B12.
Atlet
Aktivitas olahraga yang tinggi dapat menghasilkan produk reactive
oxygen derivatives yang dapat merusak sel. Oleh karena itu diperlukan
konsumsi suplemen vitamin dan mineral.
BAB II
1. VITAMIN A
Terapi Farmakologi
Dosis Terapi untuk Kekurangan Vitamin A = 100.000-500.000 IU sehari 3
kali; lalu 50.000 IU selama 14 hari (sehari sekali)
Dosis Maintenance =10.000-20.000 IU selama 60 hari (Kamiensky dan
Keogh 2006).
Terapi Non Farmakologi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung semua jenis susu, mentega,
telur, sayuran dengan daun berwarna hijau dan kuning, buah-buahan, dan
hati (Triana, 2006).
2. VITAMIN D
Terapi Farmakologi
Pengobatan untuk rakhitis dapat diberikan secara bertahap selama
beberapa bulan atau harian dengan dosis tunggal 15.000 mcg (600.000 U)
vitamin D. jika metode bertahap dipilih, 125-250 mcg (5000-10.000 U)
diberikan harian 2-3 bulan sampai penyembuhan mendekati kisaran
refrensi. Karena metode ini membutuhkan perawatan harian, kesuksesan
tergantung pada kepatuhan. Jika dosis vitamin D diberikan dalam satu
hari, biasanya dibagi menjadi 4 atau 6 dosis oral. Suntikan intramuscular
juga tersedia. Vitamin D baik disimpan dalamm tubuh dan secara bertahap
selama beberapa minggu.
Terapi Non Farmakologi
3. VITAMIN E
Terapi Farmakologi
Kebutuhan vitamin E per hari menurut U.S RDA yaitu pada pria
sebanyak 10 mg/hari; 15 IU, wanita sebanyak 8 mg/hari; 12 IU, pada
kehamilan dibutuhkan sebanyak 10-12 mg/hari. Kebutuhan vitamin A pada
orang Indonesia belum diketahui akan tetapi diperkirakan sama dengan
rekomendasi U.S RDA (Kamiensky dan Keogh 2006; Dewoto 2007).
- Maintenance
4. VITAMIN K
Terapi Farmakologi
- Vitamin K1 pada bayi baru lahir 1 mg im (dosis tunggal) atau per oral 3
kali atau 2 mg pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari dan umur 1-2
tahun.
- Ibu hamil yang mendapat pengobatan antikonvulsan mendapat
profilaksis vitamin K1 5 mg/ hari selama trimester ketiga atau 10 mg im
pada 24 jam sebelum melahirkan. Selanjutnya bayinya diberi vitamin
K1 1 mg im dan diulang 24 jam kemudian.
-
Pengobatan VKDB (Vitamin K Defficiency Bleeding) berupa :
- Vitamin K1 dosis 1-2 mg/ hari selama 1-3 hari
- Fresh frozen plasma (FFP) dosis 10-15 ml/ kg
Terapi Non Farmakologi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung susus api, keju, mentega,
ayam, daging sapi, ayam, hati sapi, hati ayam, minyak jagung, gandum,
tepung terigu, kopi, teh hijau, asparagus, buncis, brokoli, kol, daun selada,
bayam, kentang, tomat, pisang, jeruk.
5. VITAMIN B6
Terapi Farmakologi
Kebutuhan vitamin B6 berdasarkan U.S. RDA adalah untuk pria
sebanyak 15-19 mg/hari, wanita 14-15 mg/hari, kehamilan 18 mg/hari, dan
laktasi sekitar 20 mg/hari (Kamiensky dan Keogh, 2006).
- Dosis Terapi untuk Kekurangan Vitamin = 25-100 mg/hari
- Isoniazid therapy prophylaxis: 20-25 mg/hari
- Peripheral neuritis: 50-200 mg/hari
- Maintenance
Laki-laki: 2 mg/hari
Wanita: 1,6 mg/hari
Ibu hamil: 2,1 mg/hari
Ibu menyusui: 2,2 mg/hari
Terapi Non Farmakologi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung daging, sayuran dengan daun
berwarna hijau, sereal gandum utuh, ragi, dan pisang.
6. VITAMIN C
Terapi Farmakologi
Kebutuhan vitamin C berdasarkan U.S. RDA antara lain untuk
pria dan wanita sebanyak 60 mg/hari, bayi sebanyak 35 mg/hari, ibu hamil
sebanyak 70 mg/hari, dan ibu menyusui sebanyak 95 mg/hari. Kebutuhan
vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, TB, tukak peptik,
penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, hipertiroid, kehamilan, dan
laktasi (Kamiensky dan Keogh, 2006).
- Dosis Terapi untuk Kekurangan Vitamin C
Dewasa: per hari 50-100 mg.
Defisiensi berat, PO:IM:IV: 150-500 mg/hari dalam 1-2 dosis terbagi.
Terapi ISPA, kanker, atau hiperkolesterolemia : 500-6000 mg/hari
- Maintenance = 45-60 mg/hari
7. ASAM FOLAT
Terapi Farmakologi
Kebutuhan asam folat per hari menurut U.S RDA antara lain pria
dan wanita sebanyak 400 microgram/hari, kehamilan sebanyak 600-800
microgram/hari, dan laktasi sebanyak 600-800 microgram/hari
(Kamiensky dan Keogh, 2006).
- Dosis Terapi untuk Kekurangan Vitamin = 1-2 mg/hari
- Maintenance
Pria dan wanita : 400 microgram/hari
Ibu hamil dan laktasi: 600-800 microgram/hari
Terapi Non Farmakologi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung sayuran hijau, buah dan sayur
berwarna kuning, ragi, dan daging (Dewoto dan Wardhini, 2007).
8. ZINC (Zn)
Terapi Farmakologi
- Dosis Terapi untuk Kekurangan Vitamin = 12-19 mg/hari
- Maintenance = 12-19 mg/hari
Terapi Non Farmakologi
Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani seperti hati,
daging, dan telur (Almatsier, 2001).
Terapi Farmakologi
1) Terapi kausal
Terapi kausal bergantung pada penyebabnya misalnya pengobatan
cacing tambang, hemoroid dan menoragi
2) Pemberian ppreparat besi untuk menganti kandungann besi dalam
tubuh
Biasanya diberikan secara peroral atau parenteral
BAB III
3.1. KASUS
Ibu Andi datang ke Apotek, dan menceritakan keluhan tentang anaknya
bahwa anaknya andi berusia 7 tahun (BB=17 kg). sangat sulit untuk makan
terutama makan nasi sehingga membuat anaknya sering mengalami buang angin,
serta kehilangan berat badan. Selama ini Ibu Andi belum pernah memberikan
vitamin ataupun suplemen makanan kepada Andi.
Subyektif
Umur : 7 tahun
BB : 17 kg
Obyektif
Assesment
Plan
KIE :
- Jangan dibiasakan makan makanan fast food/cepat saji.
- Dipantau selalu waktu makan teratur si anak.
- Jangan membiarkan anak makan sambil menonton TV hingga
membuatnya makan menjadi lebih lama dan malas untuk melanjutkan
makan.
- Membawakan bekal makanan kesukaan anak dengan membuat variasi
makanan agar tertarik untuk mencoba makan.
- Curcuma plus diminum teratur dua kali sehari setelah makan (pagi dan
sore).
- Sebelum digunakan curcuma plus dikocok terlebih dahulu
- Bila berat badan anak tidak bertambah selama lebih dari seminggu, harap
menghubungi dokter.
- Simpan curcuma plus dalam tempat yang kering, suhu kamar, dan
terlindung dari cahaya
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Worthington, B.S. 2000. Nutrition Throughout The Life Cycle. United States : The
McGraw Hill Booj Companies.