Anda di halaman 1dari 28

DNA

DNA terbuat dari dua rantai polinukleotida antiparalel (mereka berjalan di arah yang berlawanan);

Dasar hampir tegak lurus terhadap sumbu struktur (kemiringan 6o);

dasar yang terlindung di dalam struktur, dengan tulang punggung gula-fosfat di luar;

Dua rantai diadakan bersama-sama melalui ikatan hidrogen antara basa nitrogenated:
Sebuah bentuk 2 H-obligasi dengan T (AT pasangan basa)

G membentuk 3 H-obligasi dengan C (GC pasangan basa)

A ini: T dan G: hubungan C mendikte saling melengkapi dari dua rantai:


Sifat dasar pada satu untai menentukan sifat dasar dari untai komplementer

Perbedaan DNA dengan RNA


Struktur kimia DNA meliputi rantai nukleotida yang terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat,
dan satu basa nitrogen. Perhatikan bahwa gula dan gugus fosfat membentuk bagian punggung DNA
(rantai warna biru), dan dua rantai nukleotida tersebut tergabung melalui ikatan hidrogen pada basa
nitrogen

Polinukleotida

Nukleotida dan deoksinukleotida bentuk polimer disebut polinukleotida

Nukleotida dihubungkan bersama melalui ikatan fosfodiester;

Melibatkan 3'OH dari nukleotida dan 5 'fosfat dari nukleotida yang lain;

Urutan basa dalam polinukleotida adalah struktur primer atau urutan asam nukleat;

Polynucleotides memiliki polaritas:


5 'end: yang 5'phosphate tidak terlibat dalam ikatan fosfodiester

3'end: the 3'OH tidak terlibat dalam ikatan fosfodiester;


Basa Nitrogen dan Gula Monosakarida dalam nukleotida

• Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu jenis basa nitrogen (guanina (G), adenina (A),
timina (T), atau sitosina (C)), gula monosakarida yang disebut deoksiribosa, dan gugus fosfat.
Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetic. Namun demikian fungsi DNA
sangat luas yaitu sebagai berikut:

1. Membawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya


2. Mengontrol kehidupan secara langsung maupun tidak
3. Sebagai auto katalis atau penggandaan diri
4. Sebagai heterokatalis atau melakukan sintetis terhadap senyawa lain.

Fungsi RNA

1. Sebagai penyimpan informasi


2. Sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena
berlaku untuk organisme hidup.
RESUME

Vitamin

Vitamin Larut dalam air Larut dalam lemak


Absorpsi Langsung ke pembuluh darah Menuju limfa lalu ke darah
Transport Bebas Membutuhkan protein carrier
Penyimpanan Sirkulasi bebas dibagian tubuh Disimpan di dalam sel yang
yang mengandung air mengandung lemak
(jaringan adipose)
Eksresi Dari ginjal di eksresikan di urine Lamban
Dalam pengeluaran cenderung
tetap berada di tempat
penyimpanan lemak (feses)
Kebutuhan Kebutuhan perhari Kebutuhan perminggu
Komposisi Kimia C,H,O,N (S,Co) C,H,O
Fungsi Transfer energi Tidak untuk transfer energi
Metabolisme energi
Dapat hilang dalam pemanasan Hanya sedikit hilang dalam
Larut dalam air pemanasan
Larut dalam lemak
Bersifat toksik dalam dosis
tinggi

Bukan provitamin Dikenal sebagai provitamin


diubah menjadi vitamin di
Vitamin B,C dalam tubuh
Vitamin A,D,E,K
Vitamin larut lemak diabsorpsi
tubuh melalui sistem limfe
Vitamin larut air diabsorpsi dimana sebagian besar
melalui vena porta. diabsorbsi bersama lipida lain.

Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan
amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.

Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum, antara lain
:

1. Tidak terdapat di semua jaringan;


2. Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen;
3. Memiliki bentuk prekusor atau provitamin;
4. Menyusun struktur jaringan tubuh;
5. Diserap bersama lemak;
6. Disimpan bersama lemak dalam tubuh;
7. Diekskresi melalui feses;
8. Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi
dan lain sebagainya.

Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :

(1) Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen;

(2) Tidak memiliki provitamin;

(3) Terdapat di semua jaringan;

(4) Sebagai prekusor enzim-enzim;

(5) Diserap dengan proses difusi biasa;

(6) Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh;

(7) Diekskresi melalui urin;

(8) Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
beta-karoten dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+
(cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen
usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
1. Pengertian Vitamin Suatu zat Gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah-jumlah kecil dan
harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa didalam tubuh. Vitamin adalah
sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme organisme. Vitamin merupakan suatu zat senyawa komplek yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh dan vitamin merupakan mikronutrisi.

2. Pro Vitamin Provitamin adalah suatu vitamin yang dapat di ubah dalam tubuh, dengan
mengubahnya dari ikatan organik lain yang tidak bersifat vitamin tetapi dapat diubah
menjadi vitamin setelah dikonsumsi, antara lain : – Vitamin A Provitaminnya Karotin –
Vitamin D Provitaminnya Prekursor 7 dehydro choloesterol, Niacin – Vitamin C
Provitaminnya Prekursor glukosaBEBERAPA IKATAN KIMIA ORGANIK YG BERPENGARUH
MENANTANG ATAU MENIADAKAN KERJA SUATU VITAMIN → ANTIVITAMIN

Zat organik yg menghambat pengaruh vitamin

- penghambatan bersaing : berkompetisi dg vitamin yg

dihambatnya dlm menduduki tempat pada enzim

- destruksi vitamin : memecah vitamin. Thiaminase dlm

daging ikan mentah

- mengikat vitamin : mengikat vitamin di rongga usus

Avidin (dlm putih telur) mengikat biotin

Vitamin Provitamin Antivitamin

· vitamin A · karoten, alpha, · citral


beta dan gama

· apocarotenal

· cryptoxanthin

Suntik vitamin C dianggap lebih efektif dalam mencapai sasaran karena langsung ke pembuluh
darah. Kemungkinan kadar vitamin yang mudah larut dalam air ini hilang selama proses
metabolisme, juga bisa dikurangi.

Asam askorbat dalam vitamin C memang besar khasiatnya bagi tubuh dan kulit. Namun, ia
bakal mudah lenyap dalam proses metabolisme bila dikonsumsi secara oral. Itu menjadi salah satu
pendorong gagasan dan minat dalam memperoleh asupan vitamin C lewat cara yang lebih praktis.
Tapi adapun resikonya penyuntikan vitamin C yang berlebihan juga dapat memperberat kerja ginjal
yang dapat memicu gagal ginjal.

HUBUNGAN VITAMIN A DENGAN PENYAKIT RABUN SENJA

Rabun senja juga terjadi pada manusia disebabkan kekurangan vitamin A sehingga tubuh tidak dapat
menghasilkan rhodopsin. Rhodopsin adalah suatu gabungan dari vitamin A dan pigmen protein yang
ada di sel fotoreseptor di organ retina berfungsi untuk menangkap cahaya pada waktu gelap.
Rhodopsin bekerja dengan cara menangkap cahaya dalam lingkungan gelap, dengan cara cahaya
ditangkap oleh retina, kemudian rhodopsin kemudian terurai. Rhodopsin terurai, kemudian opsin
dilepaskan dan cis retinal dirubah menjadi trans retinal kemudian signal diteruskan ke otak sehingga
mata dapat melihat.
Untuk mendapatkan pengelihatan dalam gelap, rhodopsin harus dibentuk kembali dengan
menggunakan vitamin A berbentuk cis-retinal. Trans retinal dilepaskan kemudian ditransporkan dari
sel batang photoreceptor ke pigmen ephitellium retina, dimana tempat pembentukkan kembali cis-
retina. Kemudian cis-retinal ditransportkan kembali ke sel batang untuk membentuk rhodopsin
bersama sel opsin.

MEKANISME VITAMIN B1 UNTUK BERI-BERI (WKS: Wernicke Korsakoff Syndrome)

Tiamin diserap di duodenum dan akan disimpan di dalam tubuh sekitar 18 hari. Tiamin
dikonversi ke dalam bentuk aktif yaitu tiamin pirofosfat di saraf dan sel glia. Tiamin pirofosfat
berfungsi sebagai kofaktor beberapa jenis enzim, seperti tranketolase, piruvat dehidrogenase, dan
alfa ketoglutarat, yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat. Fungsi utama enzim ini di dalam
otak adalah dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, produksi asam amino, dan produksi
neurotransmitter devirat glukosa. Penurunan fungsi enzim ini menyebabkan kerusakan dalam
metabolisme glukosa di otak yang mengakibatkan gangguan metabolisme energi sel.

Bila dalam 2-3 minggu asupan tiamin kurang maka otak merupakan tempat yang akan
menunjukan kerusakan sel paling tinggi. Konsekuensi nya adalah hilangnya gradien osmotik sel yang
melintasi membran. Perubahan biokimia yang paling awal adalah penurunan α-ketoglutarat
dehidrogenase di astrocytes. Astrocytes laktat meningkat dan terjadi edema, peningkatan
konsentrasi glutamat ekstraselular, peningkatan nitrat oksida, fragmentasi DNA di neuron, produksi
adikal bebas dan peningkatan sitokinin, dan kerusakan pembuluh otak.

Hubungan Vitamin C dengan Sariawan ?

• Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi,
serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun
sariawan sangat mengganggu.

• Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang


mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan
gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan.

Penyakit akibat dari kekurangan asupan vitamin C sendiri merupakan Scurvy atau kegagalan di dalam
proses sintesis kolagen yang seringkali ditandai dengan gusi yang terlalu mudah berdarah, terjadinya
pendarahan pada kulit atau purpura dan lain sebagainya

• Mengapa sariawan identik dengan Vitamin C, karena vitamin ini baik sekali untuk
merangsang kekebalan tubuh, antioksidan dan membantu penyembuhan luka. Vitamin C
atau Asam Askorbat ini banyak ditemukan pada buah-buah dan sayuran dengan kandungan
yang beragam. Ada juga vitamin C sintetis yang dibuat dari bahan kimia dan biasnya
berbentuk tablet hisap.

• Asam askorbat sangat rentan dengan suhu. Vitamin C akan rusak/denaturasi jika terpapar
suhu diatas 40C. Banyak orang kurang tepat memperlakukan vitamin C agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya

Vitamin D mengapa harus berjemur ?

• Vitamin D dan sinar matahari, terutama sinar UV-B, ternyata adalah sahabat karib yang
saling melengkapi. Vitamin D hanya bisa aktif dan berfungsi dengan baik setelah terpapar
sinar matahari pagi.
• Pengaruh sinar ultraviolet B berasal dari matahari yang mempunyai panjang
gelombang antara 290 sampai 315 nanomikron, sinar tersebut menembus kulit dan
mengubah 7-dehidrocholesterol menjadi provitamin D3 yang kemudian segera berubah
menjadi vitamin D3. Sedangkan sumber Vitamin D2 dan D3 yang berasal dari diet dan
suplemen dalam bentuk chilomikron dialirkan ke pembuluh limfa untuk masuk sirkulasi
vena..

• Secara umum Vitamin D disimpan dalam sel-sel lemak tubuh. Vitamin D dalam sirkulasi
darah vitamin D diikat oleh protein khusus untuk di bawa ke hati. Di dalam hati vitamin D
yang belum aktif dengan bantuan enzim tertentu diubah menjadi vitamin D aktif, yaitu 25
dehidroksi vitamin D atau 25(OH)D. Dari hati vitamin D kemudian dibawa ke ginjal.

• Kadar vitamin D aktif di dalam darah tersebut diatur oleh hormon paratiroid, kalsium dan
fosfor. Kadar vitamin aktif inilah yang menjadi dasar para klinis menilai kadar Vitamin D
seseorang di dalam darahnya. Kadar vitamin D seseorang sangat dipengaruhi oleh kalsium,
fosfor, dan faktor pertumbuhan fibroblast. Kadarnya akan menjadi menurun akibat umpan
balik negatif dari hormon paratiroid.

Sebagian besar kolesterol dalam tubuh manusia diproduksi sendiri, yaitu sekitar 80%. Turunan dari
kolesterol ini membentuk zat 7-dehidrokolesterol atau dikenal dengan pro-vitamin D3 atau lebih
sering dikenal dengan pro-vitamin D. Karena paparan sinar matahari, zat ini kemudian berubah
menjadi Vitamin D3.

Kenapa bayam tidak boleh dihangatkan ?

 Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro), jika bayam terlalu lama berinteraksi
dengan O2 (Oksigen), maka kandungan Fe2+ pada bayam akan teroksidasi menjadi Fe3+
(ferri). Meski sama-sama zat besi, yang bermanfaat untuk manusia adalah ferro, lain halnya
dengan ferri yang bersifat racun.

 Zat besi dalam kandungan bayam pun dapat bereaksi dengan bahan aluminium dan
menghasilkan racun, oleh karena itu hindari memasak bayam dengan panci aluminium.
 Bayam juga Mengandung zat Nitrat (NO3). Saat teroksidasi, NO3 akan menjadi NO2 (nitrit).
Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh
manusia. bayam segar yang baru dicabut telah mengandung senyawa nitrit kira-kira
sebanyak 5 mg/kg. Bila bayam disimpan di lemari es selama 2 minggu, kadar nitrit akan
meningkat sampai 300 mg/kg.

 Dengan kata lain, dalam 1 hari penyimpanan, senyawa nitrit akan meningkat 21 mg/kg (7%).
Efek toksik (meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit
dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb).

 Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methemoglobin, mengakibatkan hemoglobin tidak


mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total
hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis, yaitu suatu keadaan dimana
seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen.

Peranan Vitamin E sebagai Antioksidan


Vitamin E dapat mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan hidrogen kedalam
reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh peroksida, sehingga memutus reaksi
berantai dan bersifat membatasi kerusakan (Watson and Leonard, 1986).

Vitamin E berfungsi untuk memutus rantai peroksida lemak dengan menyumbangkan ion
hidrogen ke dalam reaksi, sehingga dapat menurunkan kadar lemak peroksida darah. Mekanisme
kerja vitamin E dalam mendonorkan ion hidrogen untuk menetralkan atau mengurangi kadar lemak
peroksida darah dimulai dengan kerja a-tocoferol radikal yang kemudian berubah menjadi a–
tocoferol perokside. Dari dua a-tocoferol radikal berubah menjadi a-tocoferol dimer dan akhirnya
menjadi a-tocoquinone yang oleh vitamin C dapat diregenerasi kembali menjadi a-tocoferol (Frankel,

• Pada sel membran, vitamin E akan mencegah oksidasi lemak khususnya Poly Unsaturated
Fatty Acid (PUFA), serta senyawa lain seperti melindungi bagian metabolik yang akan
mentransformasi bahan bakar energi ke dalam ATP.

• Dalam jaringan lemak tubuh antioksidan dari vitamin E menyerang lipid peroksida
yang merupakan hasil dari reaksi antara lipid dan radikal bebas. Lipid peroksida dianggap
berbahaya karena dicurigai sebagai penyebab penyakit degeneratif.

• Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E, sel dan komponen tubuh yang lain
akan melindungu dari serangan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai atau
oksidasi merusak. Selain itu vitamin E akan mencegah kerusakan DNA yang menyebabkan
mutasi, mempertahankan LDL, dan unsur tubuh yang kaya lemak melawan oksidasi.

DNA

Perbedaan utama: 1. Gen adalah bagian dari DNA. 2. Gen menentukan sifat-sifat yang Anda akan
warisi dari orang tua Anda, DNA menentukan lebih banyak. 3. Gen telah dipelajari untuk waktu yang
lama sampai sekarang. Studi tentang DNA adalah perkembangan yang relatif baru.

DNA singkatan dari asam deoksiribonukleat. Ini adalah rantai ‘link’ yang menentukan bagaimana sel-
sel yang berbeda dalam tubuh Anda akan berfungsi. Setiap link ini disebut nukleotida. DNA pada
dasarnya mengandung dua salinan dari masing-masing 23 kromosom, satu dari ibu dan satu dari
ayah orang.
Hanya beberapa sel-sel yang kompleks membawa ‘informasi genetik untuk gen Anda. Ini adalah
bagian yang memutuskan apa dasarnya yang Anda warisi dari orang tua Anda. Hal ini membuat gen
hanya subset dari DNA.

Gen menentukan sifat-sifat dasar Anda akan mewarisi dari orang tua Anda. Mereka adalah bagian
dari DNA yang menentukan bagaimana sel-sel akan hidup dan berfungsi. Mereka adalah koloni
khusus nukleotida yang memutuskan bagaimana protein akan melanjutkan proses membangun dan
mereproduksi dalam tubuh Anda. Semua makhluk hidup tergantung pada gen mereka untuk
menentukan bagaimana mereka akan berkembang dalam hidup mereka dan bagaimana mereka,
pada gilirannya akan meneruskan sifat genetik mereka untuk anak-anak mereka.

Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama, yakni gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan
basa nitrogen (nukleobasa)

Pada heliks ganda DNA, tiap jenis nukleobasa pada satu unting DNA berikatan hanya dengan
satu jenis nukleobasa dari unting DNA lainnya. Hal ini disebut sebagai pemasangan basa
komplementer. Purina akan membentuk ikatan hidrogen dengan pirimidina; adenina
berikatan dengan timina dalam dua ikatan hidrogen, dan sitosina berikatan dengan guanina
dalam tiga ikatan hidrogen. Susunan dua nukleotida ini disebut sebagai satu pasangan basa.
Karena ikatan hidrogen tidak bersifat kovalen, ia dapat putuskan dan digabung kembali relatif
mudah. Kedua unting DNA dalam heliks ganda oleh karenanya dapat ditarik terbuka seperti
zipper, baik melalui gaya mekanika maupun temperatur tinggi.[28] Karena pasangan basa ini
bersifat komplementer, semua informasi pada urutan unting ganda heliks DNA terduplikasi
pada tiap unting. Hal ini sangat penting dalam replikasi DNA. Interaksi reversible dan
spesifik antara pasangan basa komplementer sangat kritikal terhadap keseluruhan fungsi
DNA dalam makhluk hidup.[4]

Atas, pasangan basa GC dengan tiga ikatan hidrogen. Bawah, pasangan basa AT dengan dua ikatan
hidrogen. Ikatan hidrogen non-kovalen ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Dua jenis pasangan basa mempunyai jumlah ikatan hidrogen yang berbeda. Pasangan AT
memiliki dua ikatan hidrogen, sedangkan pasangan GC memiliki tiga ikatan hidrogen. DNA
yang mengandung pasangan basa GC yang tinggi lebih stabil daripada DNA berpasangan
basa GC rendah.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, kebanyakan molekul DNA ditemukan dalam keadaan
unting ganda yang berikatan secara non-kovalen dan berbentuk heliks. Struktur unting ganda
ini (dsDNA, double-stranded DNA) utamanya distabilkan oleh interaksi tumpukan basa intra-
unting. Interaksi yang terkuat ada pada tumpukan G dengan C. Kedua unting tersebut dapat
dipisahkan menjadi dua molekul DNA unting tunggal (ssDNA, single-stranded DNA) melalui
proses yang dinamakan peleburan DNA. Peleburan terjadi pada temperatur tinggi, kadar
garam yang reandah, dan nilai pH yang tinggi (DNA juga melebur pada nilai pH rendah,
tetapi dikarenakan DNA tidak stabil akibat depurinasi asam, peleburan pH rendah jarang
digunakan).

Ujung molekul asimetris dan dikenal sebagai ujung 5′ dan 3′, ujung 5′ memiliki gugus terminal fosfat
dan ujung 3′ memiliki gugus terminal hidroksil.

1. DNA bersifat asam, basa atau netral ? jelaskan


Jawab :
Deoxyribonukleic acid (DNA)atau asam deoksiribonuklat merupakan polinulkelotida yang
berarti tersusun atas unit-unit dasar yang disebut nukleotida. Satu nukleotida DNA terdiri
atas : gugus fosfat, gula deoksiribosa dan satu jenis basa nitrogen. Struktur nukleotida
adalah sebagai berikut :

Ujung fosfat dari nukleotida bersifat negatif sehingga bersifat asam akan tetapi nukleotida
DNA juga mengandung unsur basa yaitu basa nitogen (salah satu dari Adenin, Timin, Sitosin
dan Guanin). Dengan adanya bagian asam dan basa maka molekul DNA dapat saling
menetralkan.
2. Sebutkan komponen penyusun nukleotida!
Jawab :
Satu nukleotida DNA terdiri atas : gugus fosfat, gula deoksiribosa dan satu jenis basa
nitrogen. Struktur nukleotida adalah sebagai berikut :

Karena basa nitrogen terdiri atas purin : guanin (G) dan adenin (A) dan pirimidin : sitosin (C)
dan timin (T) maka nukleotida penyusun DNA terdapat 4 jenis berdasarkan jenis basa
nitrogen yaitu:
- Nukleotida Adenin
- Nukleotida timin
- Nukleotida sitosin
- Nukleotida guanin
3. Jelaskan struktur DNA double helix
Jawab :
Berdasarkan hasil penelitian Franklin Gosling dan M.H.F. Wilkins tahun 1952 pada DNA
dengan menggunakan sinar X maka J. D. Watson dan F.H.C. Crick pada tahun 1953
mengemukkan model struktur molekul DNA double helix ( beruntai ganda) dimana tersusun
atas :
a. Gula dan gugus fosfat sebagai induk tangga
b. Basa nitrogen dengan pasangannya sebagai anak tangga.
4. Mengapa struktur DNA double helix antipararel? Jelaskan
Jawab :
Struktur DNA bersifat antipararel memungkinkan masing-masing untai pada DNA dapat
menjadi templete dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA anakan hasil
replikasi bersifat sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari generasi ke generasi.
Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan fosfodiester antar nukleotida
(diester : 2 ikatan antara gugus –OH yang bereaksi dengan gugus fosfat yang bersifat asam).
Pada punggung gula fosfat DNA, gugus fosfat terhubung dengan atom carbon 3’ dari molekul
gula deoksiribosa dan selanjutnya pada atom carbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida
berbeda. Pada ujung yang satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’
(gugus fosfat (-OPO3-) dimana bagian ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain
yang juga tidak berikatan dengan nukleotida juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus
hidroksil -OH). Pada DNA arah replikasi adalah 5’ → 3’, dimana pada DNA doble helix tsb
ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya. Hal inilah yang
menyebabkan DNA doble helix disebut bersifat antipararel.
5. Jelaskan mengapa pada replikasi DNA semikonservatif pita ‘3-5’ yang dicetak bersifat
diskontinu?
Jawab :
Karena struktur molekul DNA bersifat antipararel dengan arah replikasi 5’ → 3’, setiap strand
atau untai DNA berfungsi sebagai templete dalam proses replikasi DNA.
Dengan sifat diskontinu ini maka memungkinkan proses repair atau perbaikan DNA jika
terjadi kesalahan pasangan basa (mismatch pairing)

Basa nitrogen tersebut terhubung ke suatu gula deoksiribosa pada rantai punggung DNA.
Gula deoksiribosa merupakan modifikasi dari gula ribosa, yiatu gula dengan 5 atom karbon,
dimana pada atom karbon nomor 2 kehilangan atom oksigennya. Oleh karena itu, gula
tersebut dinamakan de-oksi yang berarti kehilangan oksigen. Berikut ini struktur gula
deoksiribosa yang terdapat pada struktur molekul DNA:

Pada rantai pungung DNA (DNA backbone), gula deoksiribosa kemudian terhubung dengan
suatu gugus fosfat, tepatnya pada atom karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa, seperti pada
gambar di bawah ini:
Ketiga komponen tersebut, yaitu basa nitrogen, gula deoksiribosa dan gugus fosfat
membentuk suatu molekul yang kemudian disebut dengan Nukleotida. Selain nukleotida, kita
juga mengenal adanya istilah nukleosida, nah letak perbedaan nukleosida dan nukleotida
adalah pada ada atau tidaknya gugus fosfatnya. Jika gugus fosfat dihilangkan, maka disebut
dengan nukleosida. Jadi, nukleotida adalah gabunganantara nukleosida ditambah gugus
fosfat. Gabungan dari berbagai nukleotida akan membentuk suatu polimer yang disebut
dengan polinukleotida. Berikut ini struktur Nukleotida dan Polinukleotida pada struktur
DNA:

Polimer tersebut terbentuk akibat ikatan yang terjadi antara gugus fosfat pada satu nukleotida
dengan gula deoksiribosa pada nukleotida terdekatnya. Ikatan tersebut tepatnya terjadi antara
gugus fosfat dengan atom karbon nomor 3 pada gula deoksiribosa. Ikatan itu disebut dengan
ikatan fosfodiester.
Polinukleotida yang terbentuk memiliki arah, yang sebenarnya dikenal dengan polaritas, yaitu
dari 5 ke 3 atau dari atas ke bawah. Angka 5 dan 3 tersebut sebenarnya merupakan angka
pada penomoran atom karbon pada gula deoksiribosa.
DNA

DNA sering disebut asam inti atau asam nukleat. DNA disebut asam inti karena biasanya
terdapat didalam nukleus atau inti. akan tetapi, adapula DNA yang terdapat diluar
nukleus misalnya didalam kloroplas dan mitokondria.

1.Struktur DNA

DNA terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin (double
helix=berpilin ganda). Seutas polinukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas:

a.gugusan gula deoxiribosa ( gula pentose yang kehilangan 1 atom oksigen)

b.gugusan asam posfat yang terikat pada atom karbon (C) nomor 5 dari gula

c.Gugusan-gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula

Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G)
serta basa pirimidin yaitu sitosin (C) dan timin (T). Ikatan gula-basa, disebut
nukleosida. Ada 4 macam nukeosida yaitu:

a.ikatan A–gula disebut adenosindeoxiribonukleosida ( Deoxiadenosin)

b.Ikatan G-gula disebut guanosindeoxiribonukleosida (Deoxiguanosin)

c.Ikatan C-gula disebut sitidindeoxiribonukleosida (Deoxisitidin)

d.Ikatan T-gula disebut Timidindeoxinukleosida (deoxitimidin)

Ikatan asam posfat-gula-basa disebut sebagai deoxiribonukleotida atau sering disebut


nukleotida. Ada 4 macam deoxiribonukleotida yaitu Adenosin deoxiribonukleotida,
Guanosin deoxiribonukleotida, Sitidin deoxiribonukeotida & Timidin
deoxiribonukleotida. Jika nukleotida-nukleotida itu membentuk rangkaian maka
disebut polinukleotida. DNA terbentuk dari dua utas polinukleotida yang saling berpilin
(helix ganda). Basa-basa pada utas yang satu memiliki pasangan tetap dengan basa-basa
pada utas yang lain. Basa A selalu berpasangan dengan T, sedangkan basa G selalu
berpasangan dengan C. Kedua basa itu dihubungkan dengan ikatan hidrogen. Dengan
demikian, utas polinukleotida yang satu merupakan komplemen dari utas
polinukleotida yang lain. Dengan kata lain, kedua polinukleotida pada satu DNA saling
komplemen.

Model struktur DNA berpilin ganda (Double helix) dikemukakan pertama kali oleh
James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, berdasarkan analisis foto sinar x. Oleh
karena resolusi foto tersebut pada tingkat molekul maka gambar yang tampak hanyalah
bayangan gelapdan terang. Bayangan foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan
bahwa molekul DNA merupakan dua benang polinukleotida yang berpilin.

Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada
DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung
dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan
atom karbon kelima pada gula lainnya.

DNA terdiri atas dua untai benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk struktur
heliks ganda. Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida.
Setiap nukleotida tersusun atas:

1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula

Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung” yang sangat panjang
bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya
adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat
menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk
membentuk polinukleotida.

Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta
basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan
basa nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :

1. Ikatan A-gula disebut adenina atau adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)


2. Ikatan G-gula disebut guanina atau guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitosina atau sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timina atau timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)

Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut nukleotida.


Ada 4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida, timidin
deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida. Nukleotida-
nukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA terbentuk dari dua
utas poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa
nitrogen pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan
dengan sitosin. Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T).
Adapun pasangan basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (C≡G).
Dengan demikian, kedua polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda,
orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini
disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA
disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang
ditemukan pada DNA adalah adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina (T).
Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan dengan sitosina. Segmen polipeptida
dari DNA disebut gen, biasanya merupakan molekul RNA.[4]

Struktur DNA bersifat antipararel memungkinkan masing-masing untai pada DNA dapat menjadi
templete dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA anakan hasil replikasi bersifat
sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari generasi ke generasi.
Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan fosfodiester antar nukleotida (diester : 2
ikatan antara gugus –OH yang bereaksi dengan gugus fosfat yang bersifat asam). Pada punggung
gula fosfat DNA, gugus fosfat terhubung dengan atom carbon 3’ dari molekul gula deoksiribosa dan
selanjutnya pada atom carbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida berbeda. Pada ujung yang
satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’ (gugus fosfat (-OPO3-) dimana bagian
ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain yang juga tidak berikatan dengan nukleotida
juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus hidroksil -OH). Pada DNA arah replikasi adalah 5’ → 3’,
dimana pada DNA doble helix tsb ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya. Hal
inilah yang menyebabkan DNA doble helix disebut bersifat antipararel.

Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.[8]
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin
satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Ikatan yang tidak simetris ini membuat
DNA memiliki arah atau orientasi tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai
nukleotida pada satu unting berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini
disebut sebagai antiparalel. Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan
3' (tiga prima). Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki gugus
hidroksi terminus. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya,
yakni gula 2-deoksiribosa pada DNA digantikan gula ribosa pada RNA.[9]

Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk berpasangan dan terikat
kuat.[10][9] Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks ganda. Heliks ganda ini
distabilisasi oleh dua gaya utama: ikatan hidrogen antar nukleotida dan interaksi tumpukan
antar nukleobasa aromatik.[11] Dalam lingkungan sel yang berair, ikatan π konjugasi antar
basa nukleotida tersusun tegak lurus terhadap sumbu pilinan DNA. Hal ini meminimalisasi
interaksi dengan cangkang solvasi, dan sehingganya menurunkan energi bebas Gibbs.

Struktur DNA semua jenis spesies terdiri dari dua rantai heliks yang berpilin dengan jarak
antar putaran heliks 34 Å (3,4 nanometer) dan jari-jari 10 Å (1.0 nanometer).[12] Menurut
kajian lainnya, ketika diukur menggunakan larutan tertentu, rantai DNA memiliki lebar 22-
26 Å (2,2-2,6 nanometer) sedangkan satu satuan nukleotida memiliki panjang 33 Å
(0,33 nm).[13] Walaupun satuan nukleotida ini sangatlah kecil, polimer DNA dapat memiliki
jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom 1 yang merupakan
kromosom terbesar pada manusia mengandung sekitar 220 juta pasangan basa.[14]

1. gula 5 karbon (deoksiribosa)


2. gugus fosfat
3. basa nitrogen.

jika diambil 1 lempeng yang mengandung ikatan fosfat, gula dan basa nitrogen, maka
lempeng tersebut disebut nukleotida. Jika plat itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka
disebut nukleosida,,, maka,, DNA adalah polimer dari nukleotida.
Gula deoksiribosa pada DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom oksigen.
Gula deoksiribosa memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1, sedangkan atom C
nomor 5 berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling berikatan dengan gugus
fosfat lainnya membentuk ikatan fosfodiester. Karena DNA merupakan rantai ganda dan
atom-atom karbon mempunyai aturan diatas untuk mengikat basa nitrogen dan gugus fosfat
maka satu rantai DNA terlihat berdiri tegak sedangkan rantai pasangannya justru terbalik.
Maka pada notasi penulisan kode genetik DNA, ditulis 5’-kode genetik-3’, sedangkan untuk
rantai pasangannya justru ditulis 3’-kode genetik-5’. Pengaturan ini disebut konfigurasi
antiparalel,,

masing2 basa purin dan pirimidin akan saling berpasangan, seperti adenin akan selalu
berpasangan dengan timin pada DNA dan dengan Uracil pada RNA. sedangkan guanin
"setia"dengan sitosin baik di DNA maupun RNA. Nah, kenpa hal itu terjadi?? kenapa adenin
tidak brpsangan dengan timin atau hanya uracil saja, kenapa harus berbeda2 pasangan di tiap
jenis asam nukleat? hehehe, hal ini karena mereka sudah berjodoh satu sama lain, dalam hal
ini masing2 pasangan akan saling membentuk kestabilan oleh adanya ikatan hidrogen yang
menghubungkan keduanya. dan juga sdh ada enzim2 tertentu yang bekerja pada masing2
jenis asam nukleat, sehingga bila pasangannya "tertukar" enzim yang bekerja secara otomatis
akan berhenti. 3. Gugus fosfat Inilah yang menentukan sifat asam pada asam nukleat....

yang dikotak ungu itulah fosfatnya... pada keadaan netral, ia akan sangat mudah melepaskan
protonnya. makin mudah melepaskan protonnya, semakin asam. sehingga disebut juga
sebagai anion asam kuat. Nah,,, sudah tau komponennya....Sekarang, gimana sih caranya
mereka berikatan? lihat gambarnya cin...
Fosfatnya, berikatan dengan atom C5 nya, dan atom C3 dari nukleotida sebelumnya atau
sesudahnya. ini disebut sebagai ikatan fosfodiester, dimana ikatan ini menghubungkan
nukleotida 1 dengan lainnya. Nukleotida adalah unit molekul dari asam nukleat yang terdiri
dari fosfat, basa N, dan gula. nukleosida adalah unit molekul as. nukleat yang terdiri dari gula
dan basa N saja. untuk Basa N, pada Purin akan berikatan pada atom N9 nya dengan atom C1
dari gula. sedangkan Pirimidin berikana pada N1 nya dengan atom C1 pada gula dengan
membentuk ikatan N-glikosida (nukleosida). trus, kalo udah berikatan, struktur primernya
kayak gini nih...

pada ujung atas, berakhir pada C5 dan ujung bawah berakhir pada C3. ini berguna dalam
penulisn sekuensing asam nukleat. itulah disebut sebagai ujung 5'-3'... nah,,kalo RNA kayak
gitu aje struktrnya...cz RNA hanya trdiri dari 1 rantai aja...tapi klo yang rantai ganda kayak
DNA, berarti 2 rantai yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen...
now...bisa dilihat, pasangan adenin timin hanya 2 rangkap ikatan hidrogen, krn pada
strukturnya tdk memungkinkan untuk membentuk 3 rangkap seperti pasangan guanin sitosin.
dilihat dari jaraknya antara O dan H apada pasangan adenin timin, sangat jauh. sehingga tidak
memungkinkan adanya interaksi. so,,, dobel heliksnya...

nah, untaian yang saling melilit ini, menyumbangkan kestabilan dan memperdekat jarak
(rise) antara pasang2 basanya, sehingga bisa menjadi utuh... untaian ganda ini juga disusun
secara anti paralel, pada rantai 1 dari 5'-3' dan rantai 2 dari 3'-5'. kenapa?? hal ini
dimaksudkan untuk memasangkan basa2 N nya. kalo dipasang secara paralel tidak akan
bertemu dengan pasangan2nya masing2. huuufft....akhirnya....secara g langsung, kita udah
bisa bedain antara DNA & RNA nih cin..
Basa guanin (G) selalu berikatan dengan basa sitosin (C) dan basa adenin (A) selalu berikatan dengan
timin (T). Perpasangan ini didasarkan pada penelitian Chargaff, sehingga biasa disebut dengan
aturan chargaff. Chargaff telah mengisolasi DNA dari beberapa organisme, dan mendapatkan bahwa
banyaknya basa purin selalu sama dengan banyaknya basa pirimidin, banyaknya A selalu sama
dengan T, dan jumlah G sama dengan jumlah C atau (A+G)/(T+C)=1. Jumlah G+C tidak sama dengan
A+T, atau perbandingan (G+C)/(A+T) tidak sama dengan satu tetapi bervariasi tergantung dari
organismenya. Antara basa G dan C dapat terbentuk 3 ikatan hidrogen, dan antara A dan T
dihubungkan dengan 2 ikatan hidrogen, sehingga ikatan antara G-C lebih kuat dibandingkan dengan
A-T. Oleh sebab itu DNA yang banyak mengandung G dan C lebih sulit didenaturasi (dirusak atau
diuraikan) dibandingkan dengan DNA yang banyak mengandung A dan T.

Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan basa Nitrogen , pada
asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan antara
gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula
pentosa nukleotida berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia
gugus fosfat berada dalam bentuk diester.

Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu nukleotida dengan gula
pada nukleotida berikutnya, maka ikatan ini sekaligus menghubungkan kedua nukleotida
yang berurutan tersebut. Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang
masing-masing nukleotidanya satu sama lain dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.

Pada pH netral adanya gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif.
Inilah alasan pemberian nama ’asam’ kepada molekul polinukleotida meskipun di dalamnya
juga terdapat banyak basa N. Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan anion asam
kuat atau merupakan polimer yang sangat bermuatan negatif.

Struktur tangga berpilin (double helix) DNA

Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model struktur molekul DNA
yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar dalam berbagai teknik
yang berkaitan dengan manipulasi DNA. Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin
(double helix). Secara alami DNA pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga
berpilin ini. Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai
polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan. Fosfat
dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa
N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai
pasangan – pasangan basa antara kedua rantai. Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan
berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa
C. Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen).
Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C
dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan
kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu
sekuens basa pada salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat
ditentukan.

Perbedaan antara Vitamin dan Mineral


1. Semua vitamin dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memfungsikan sedangkan tidak
semua mineral diperlukan. Maksimum sekitar enam belas mineral yang ditemukan
penting bagi tubuh manusia baik dalam jumlah besar maupun kecil.
2. Sumber-Vitamin yang disintesisdalam tubuh manusiadanbeberapadisintesis
dalamtanaman dan hewandandiperoleh melalui makanan.
Sumberalamidanutamamineraladalahtanah dan air. Daritanah, itu adalah tetappada
tanamandanakan ditransfer kehewantermasuk manusia.
3. Sifat Vitamin yang baik larut dalam air atau larut dalam lemak. Vitamin larut lemak
yang disimpan dalam tubuh dan mereka biasanya senyawa dengan struktur yang
kompleks. Mineral sebagian besar unsur-unsur yang sederhana dan memiliki berat
atom yang rendah.
4. Efek panas-Memasakatau pemanasanmembuatvitamin untukbisa
hancurataudimodifikasi untukbentuk lain. Beberapa bentuktidak aktifdanmemerlukan
proseslebih lanjut untukmendapatkandihilangkan dari tubuh. Mineralbiasanya
tidakrentan terhadapmodifikasi tersebutkarena mereka berada
dalambentukunsurpaling sederhana.5. Fungsi – Fungsi biologis yang berbeda untuk
mereka masing-masing memainkan peran penting dalam pemeliharaan,
pengembangan dan pertumbuhan jaringan.
5. Vitamin termasuk dalam unsur organik, yang artinya mudah rusak akibat asam, panas
atau proses lainnya setelah masuk ke dalam tubuh. Tetapi tidak dengan mineral,
nutrisi ini memiliki struktur yang kuat serta tidak mudah untuk rusak meskipun telah
masuk ke dalam tubuh.
6. Vitamin termasuk dalam kelompok makronutrien, yang artinya dibutuhkan dalam
jumlah yang besar dalam tubuh sedangkan mineral termasuk dalam kelompok
mikronutrien, yang artinya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil untuk tubuh.
7. Vitamin lebih mudah larut ke dalam lemak dan air tetapi tidak demikian halnya
dengan mineral. Nutrisi ini tidak akan larut ke dalam lemak dan air sehingga proses
penyerapannya juga berbeda.
8. Vitamin tidak diserap oleh tubuh dalam bentuk aslinya, melainkan dalam bentuk
vitamin yang belum aktif atau provitamin. Sehingga struktur vitamin akan berubah
saat telah masuk ke dalam tubuh. Sedangkan mineral akan masuk ke dalam tubuh
dalam bentuk aslinya karena mineral tidak dapat berubah menjadi unsur lain.
9. Vitamin yang masuk ke dalam tubuh tidak akan langsung digunakan untuk tubuh
karena yang terserap bukanlah vitamin melainkan provitamin, yang kemudian akan
dirubah menjadi vitamin. Berbeda dengan mineral yang langsung digunakan oleh
tubuh tanpa melalui berbagai proses.
10. Vitamin terdiri dari A, B kompleks, C, D, E dan K. Sedangkan mineral terdiri dari dua
jenis, yaitu mikro mineral dan makro mineral.
Vitamin yang Larut dalam Air

No Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi

1 Vit. B1 Padi, polong- - Mempengaruhi - Beri-beri


(Thiamin) polongan, penyerapan lemak dalam
usus - Hilangnya nafsu
sayuran makan
- Biokatalisator
hijau, susu, kuning metabolism karbohidrat - Proses metabolisme
karbohidrat terhambat
telur, ikan, hati

2 Vit B2 Susu, hati, telur, - Penghasil energy - Mata lelah dan pusing
(Riboflavin) ragi,
- Membebaskan energy - Pandangan kabur
sayuran, mentega dari metabolism
karbohidrat, lemak dan - Kornea meradang
protein mulut dan lidah
meradang
- Memelihara jaringan

tubuh terutama di sekitar

mulut

- mempengaruhi

impuls menuju mata

3 Vit B6 (Asam Buah, sayuran, - Sebagai koenzim proses - Kulit muka luka, dan
Panthotemat) metabolisme
daging, hati, ikan, meradang
- Mempengaruhi
susu, kentang, telur produksi antibodi - Nasfu makan
berkurang absorbsi
- Mempengaruhi makanan di usus
pertumbuhan kulit dan terganggu
darah

4 Vit. B5 Buah, sayuran, - Sebagai koenzim A - Gangguan


dalam metabolism pencernaan
(asam daging, hati, ikan, karbohidrat lemak dan
protein - Nafsu makan
panthotenat) susu, kentang, telur berkurang
- Menjaga agar gula
darah normal - Mudah lelah

- Otot mengalami
tegang

5 Vit B12 Ikan, kerang, - Pertumbuhan jaringan - Anemia


udang,
(Sianokobalin) - Metabolisme sel darah - Mudah lelah
hati, daging, susu,
- Nyeri saat bernafas
telur, keju
- Peradangan pada
saraf

6 Vit B3 Hati, ikan, telur, - Sebagai koenzim dalam - Gangguan


Asam Nikotrinat proses metabolisme pencernaan
daging, tomat,
(Niasin) - Dapat - Terjadi pellagra, yaitu
kacang, sayuran
hijau membebaskan energi dari kulit kasar, mulut luka,
karbohidrat
diare
- Memelihara fungsi alat-
alat pencernaan - Mudah lelah

- Nafsu makan
berkurang

7 Asam folat Hati, daging, - Menjaga metabolisme - Berat badan menurun


sayuran metil
(Vit M) - Mudah lelah
hijau, kacang, - Berpengaruh dalam
pisang, pembentukan DNA atau - Rusakya sel darah
RNA
polong-polongan. merah
- Mempengaruhi
- Diare
pembentukan koenzim
- Kerusakan kulit
yang memproduksi sel
darah merah dan protein

8 Biotin Hati, susu, - Koenzim metabolisme - Nafsu makan


polongpolongan,
Vit H) karbohidrat, lemak, dan berkurang
kacang, protein
- mudah lelah
sayuran.

9 Vit C Buah-buahan, - Berperan dalam proses - Nyeri pada otot


sayursayuran, oksidasi
(asam - Kerusakan pembuluh
hati - Mengaktifkan enzim darah
askorbonat) protein dan lemak
- Proses
- Mempengaruhi metabolisme protein
Pembentukan kolagen dan lemak terhambat,
nafsu makan
- Memelihara pembuluh berkurang, nyeri otot,
darah kulit kusam.

b. Vitamin yang Larut dalam Lemak


Jenis vitamin yang larut dalam lemak antara lain A, D, E, dan K. Fungsi serta defisiensi
vitamin ini terhadap tubuh dapat Anda ketahui pula dari Tabel berikut :

Vitamin yang Larut dalam Lemak

No Vitamin Sumber Fungsi Defisiensi

1 Vitamin A Wortel, tomat, Menjaga kesehatan mata, kulit, - mata meradang


pepaya, sayuran, hati, tulang, dan gigi
kuning, telur, susu, - Mudah lemah
mentega.
- Kulit kusam

2 Vitamin D Susu, ikan, telur, sinar - Mempengaruhi proses - Penyakit tulang yaitu
UV, minyak ikan metabolisme kalsium rakitis dan osteomalasia

- Memelihara tulang dan gigi

- Membunuh absorbs fosfor

3 Vitamin E Sayuran hijau, - Menjaga sel-sel darah - Rusaknya sel-sel darah


kecambah, biji-bijian, merah
polong-polongan, - Menjaga kehalusan kulit
gandum - Kulit kusam
- Menyuburkan pada wanita
- Penimbunan lemak
pada otot

4 Vitamin K Hati, daging, dapat - Mempengaruhi pembentukan - Menghambat proses


dibuat oleh bakteri protrombin pembekuan darah
usus.
- Perdarahan

- Menghambat
penyembuhan

luka

Fungsi Mineral

Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi mineral dalam tubuh akan
mengganggu proses metabolisme. Jenis mineral ada dua, yaitu makroelemen dan
mikroelemen.

a. Makroelemen

Makroelemen merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak.


Unsur-unsur makroelemen, antara lain kalsium, natrium, magnesium, kalium,
fosfor, klor, dan belerang. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing elemen dan
sumbernya serta defisiensinya terhadap tubuh, perhatikan Tabel berikut
Unsur-Unsur Makroelemen

No. Nama Mineral Sumber Fungsi Defisiensi


1 Natrium Garam dapur, telur, - Menjaga tekanan - Naiknya tekanan
susu, ikan, daging osmotik darah
- Memelihara pH tubuh - Terjadinya gangguan
- Menjaga fungsi system pada organ dalam,
saraf terutama jantung dan
ginjal
- Kejang otot
- Tulang dan gigi rapuh
- Darah sukar
membeku
- Kejang otot
- Pertumbuhan
terhambat
- Jantung
2 Kalsium (Ca) Susu, keju, ikan, - Memelihara tulang dan - Jantung mudah
brokoli, biji-bijian, gigi berdebar
polong-polongan. - Mengatur proses - Denyut jantung tidak
pembekuan darah normal
- Mengatur kontraksi dan - Lemahnya otot
relaksasi otot - Gangguan impuls
- Menjaga pH tubuh saraf
- Memelihara kadar air
dalam sel tubuh
- Sebagai katalisator
- Transmisi impuls saraf
- Menjaga denyut
jantung
- Pembentukan gigi dan
tulang
- Mengatur hormon
- Mengatur kontraksi
otot
- Menjaga pH tubuh
3 Kalium (K) Buah-buahan, - Sebagai katalisator - Tulang dan gigi
sayuran, reaksi kimia keropos
daging, serealia. - Sintesis protein - Berat badan turun
- Respirasi seluler - Nyeri tulang
- Penting untuk darah, - Nafsu makan
tulang, dan gigi berkurang
4 Fosfor (P) Susu, daging, ikan, - Memelihara pH tubuh - Gangguan otot
kuning telur, kacang - Memelihara - Mudah emosi dan
polong-polongan, keseimbangan tubuh gangguan mental
serealia. - Mengatur kerja enzim
tertentu
- Mengatur transfer
karbondioksida dari
darah ke paruparu
5 Magnesium (M) Padi, serealia, susu, - Mengatur kerja enzim - Pengaturan otot
polong-polongan, tertentu terganggu
daging. - Meningkatkan proses - Kerusakan ginjal dan
pembekuan darah jantung
- Mudah lelah
6 Klor (Cl) Garam dapur, susu, - Mengatur penyimpanan - Gangguan pencernaan
telur, daging dan pembebasan energi - Rusaknya gigi
- Rusaknya rambut
7 Belerang (S) Susu, telur, daging, - Memelihara saraf dan - Belum diketahui
keju, polong- otot
polongan,
sayur, buah

b. Mikroelemen

Jika makroelemen merupakan mineral yang banyak dibutuhkan tubuh, maka


mikroelemen merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi
defisiensinya dapat mengakibatkan proses metabolisme terganggu. Unsur-unsur
mikroelemen, antara lain besi, yodium, tembaga, fluor, mangan, kobalt, kromium,
dan selenium. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing elemen dan sumbernya,
serta defisiensinya terhadap tubuh, perhatikan tabel berikut.

Unsur-Unsur Mikroelemen

No. Nama Mineral Sumber Fungsi Defisiensi


1 Zat Besi (Fe) Susu, daging, hati, - Mengatur metabolisme - Mudah lelah
kuning telur, padi, - Membentuk hemoglobin - Pusing
buah, sayur - Mengatur transport CO2 - Berat badan turun
ke sel dan dari sel - Nafsu makan
- Mengaktifkan kelenjar berkurang
tiroid - Anemia
- Pembentukan hormon - Penyakit gondok
dalam kelenjar tiroid.
2 Yodium (I) Garam dapur, ikan - Pembentukan enzim- - Pertumbuhan
enzim terlambat
- Berperan dalam - Luka sulit sembuh
penyembuhan luka
- Mengatur metabolisme
3 Seng (Zn) Ikan, susu, telur, - Menguatkan tulang dan - Gangguan saraf
hati, daging, gigi
gandum
4 Flour (F) Ikan, susu, kuning - Mencegah osteoporosis - Anemia
telur, otak - Gangguan tulang
- Kulit luka
5 Tembaga (Cu) Biji-bijian, polong - Membantu pembentukan - Pengaturan otot
polongan, hati, hemoglobin terganggu
padi, ginjal - Memelihara fungsi saraf - Kerusakan ginjal dan
- Sebagai komponen enzim jantung
- Mudah lelah

Anda mungkin juga menyukai