DNA terbuat dari dua rantai polinukleotida antiparalel (mereka berjalan di arah yang berlawanan);
dasar yang terlindung di dalam struktur, dengan tulang punggung gula-fosfat di luar;
Dua rantai diadakan bersama-sama melalui ikatan hidrogen antara basa nitrogenated:
Sebuah bentuk 2 H-obligasi dengan T (AT pasangan basa)
Polinukleotida
Melibatkan 3'OH dari nukleotida dan 5 'fosfat dari nukleotida yang lain;
Urutan basa dalam polinukleotida adalah struktur primer atau urutan asam nukleat;
• Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu jenis basa nitrogen (guanina (G), adenina (A),
timina (T), atau sitosina (C)), gula monosakarida yang disebut deoksiribosa, dan gugus fosfat.
Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetic. Namun demikian fungsi DNA
sangat luas yaitu sebagai berikut:
Fungsi RNA
Vitamin
Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan
amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum, antara lain
:
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
(1) Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen;
(8) Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
2. Pro Vitamin Provitamin adalah suatu vitamin yang dapat di ubah dalam tubuh, dengan
mengubahnya dari ikatan organik lain yang tidak bersifat vitamin tetapi dapat diubah
menjadi vitamin setelah dikonsumsi, antara lain : – Vitamin A Provitaminnya Karotin –
Vitamin D Provitaminnya Prekursor 7 dehydro choloesterol, Niacin – Vitamin C
Provitaminnya Prekursor glukosaBEBERAPA IKATAN KIMIA ORGANIK YG BERPENGARUH
MENANTANG ATAU MENIADAKAN KERJA SUATU VITAMIN → ANTIVITAMIN
· apocarotenal
· cryptoxanthin
Suntik vitamin C dianggap lebih efektif dalam mencapai sasaran karena langsung ke pembuluh
darah. Kemungkinan kadar vitamin yang mudah larut dalam air ini hilang selama proses
metabolisme, juga bisa dikurangi.
Asam askorbat dalam vitamin C memang besar khasiatnya bagi tubuh dan kulit. Namun, ia
bakal mudah lenyap dalam proses metabolisme bila dikonsumsi secara oral. Itu menjadi salah satu
pendorong gagasan dan minat dalam memperoleh asupan vitamin C lewat cara yang lebih praktis.
Tapi adapun resikonya penyuntikan vitamin C yang berlebihan juga dapat memperberat kerja ginjal
yang dapat memicu gagal ginjal.
Rabun senja juga terjadi pada manusia disebabkan kekurangan vitamin A sehingga tubuh tidak dapat
menghasilkan rhodopsin. Rhodopsin adalah suatu gabungan dari vitamin A dan pigmen protein yang
ada di sel fotoreseptor di organ retina berfungsi untuk menangkap cahaya pada waktu gelap.
Rhodopsin bekerja dengan cara menangkap cahaya dalam lingkungan gelap, dengan cara cahaya
ditangkap oleh retina, kemudian rhodopsin kemudian terurai. Rhodopsin terurai, kemudian opsin
dilepaskan dan cis retinal dirubah menjadi trans retinal kemudian signal diteruskan ke otak sehingga
mata dapat melihat.
Untuk mendapatkan pengelihatan dalam gelap, rhodopsin harus dibentuk kembali dengan
menggunakan vitamin A berbentuk cis-retinal. Trans retinal dilepaskan kemudian ditransporkan dari
sel batang photoreceptor ke pigmen ephitellium retina, dimana tempat pembentukkan kembali cis-
retina. Kemudian cis-retinal ditransportkan kembali ke sel batang untuk membentuk rhodopsin
bersama sel opsin.
Tiamin diserap di duodenum dan akan disimpan di dalam tubuh sekitar 18 hari. Tiamin
dikonversi ke dalam bentuk aktif yaitu tiamin pirofosfat di saraf dan sel glia. Tiamin pirofosfat
berfungsi sebagai kofaktor beberapa jenis enzim, seperti tranketolase, piruvat dehidrogenase, dan
alfa ketoglutarat, yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat. Fungsi utama enzim ini di dalam
otak adalah dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, produksi asam amino, dan produksi
neurotransmitter devirat glukosa. Penurunan fungsi enzim ini menyebabkan kerusakan dalam
metabolisme glukosa di otak yang mengakibatkan gangguan metabolisme energi sel.
Bila dalam 2-3 minggu asupan tiamin kurang maka otak merupakan tempat yang akan
menunjukan kerusakan sel paling tinggi. Konsekuensi nya adalah hilangnya gradien osmotik sel yang
melintasi membran. Perubahan biokimia yang paling awal adalah penurunan α-ketoglutarat
dehidrogenase di astrocytes. Astrocytes laktat meningkat dan terjadi edema, peningkatan
konsentrasi glutamat ekstraselular, peningkatan nitrat oksida, fragmentasi DNA di neuron, produksi
adikal bebas dan peningkatan sitokinin, dan kerusakan pembuluh otak.
• Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi,
serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun
sariawan sangat mengganggu.
Penyakit akibat dari kekurangan asupan vitamin C sendiri merupakan Scurvy atau kegagalan di dalam
proses sintesis kolagen yang seringkali ditandai dengan gusi yang terlalu mudah berdarah, terjadinya
pendarahan pada kulit atau purpura dan lain sebagainya
• Mengapa sariawan identik dengan Vitamin C, karena vitamin ini baik sekali untuk
merangsang kekebalan tubuh, antioksidan dan membantu penyembuhan luka. Vitamin C
atau Asam Askorbat ini banyak ditemukan pada buah-buah dan sayuran dengan kandungan
yang beragam. Ada juga vitamin C sintetis yang dibuat dari bahan kimia dan biasnya
berbentuk tablet hisap.
• Asam askorbat sangat rentan dengan suhu. Vitamin C akan rusak/denaturasi jika terpapar
suhu diatas 40C. Banyak orang kurang tepat memperlakukan vitamin C agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya
• Vitamin D dan sinar matahari, terutama sinar UV-B, ternyata adalah sahabat karib yang
saling melengkapi. Vitamin D hanya bisa aktif dan berfungsi dengan baik setelah terpapar
sinar matahari pagi.
• Pengaruh sinar ultraviolet B berasal dari matahari yang mempunyai panjang
gelombang antara 290 sampai 315 nanomikron, sinar tersebut menembus kulit dan
mengubah 7-dehidrocholesterol menjadi provitamin D3 yang kemudian segera berubah
menjadi vitamin D3. Sedangkan sumber Vitamin D2 dan D3 yang berasal dari diet dan
suplemen dalam bentuk chilomikron dialirkan ke pembuluh limfa untuk masuk sirkulasi
vena..
• Secara umum Vitamin D disimpan dalam sel-sel lemak tubuh. Vitamin D dalam sirkulasi
darah vitamin D diikat oleh protein khusus untuk di bawa ke hati. Di dalam hati vitamin D
yang belum aktif dengan bantuan enzim tertentu diubah menjadi vitamin D aktif, yaitu 25
dehidroksi vitamin D atau 25(OH)D. Dari hati vitamin D kemudian dibawa ke ginjal.
• Kadar vitamin D aktif di dalam darah tersebut diatur oleh hormon paratiroid, kalsium dan
fosfor. Kadar vitamin aktif inilah yang menjadi dasar para klinis menilai kadar Vitamin D
seseorang di dalam darahnya. Kadar vitamin D seseorang sangat dipengaruhi oleh kalsium,
fosfor, dan faktor pertumbuhan fibroblast. Kadarnya akan menjadi menurun akibat umpan
balik negatif dari hormon paratiroid.
Sebagian besar kolesterol dalam tubuh manusia diproduksi sendiri, yaitu sekitar 80%. Turunan dari
kolesterol ini membentuk zat 7-dehidrokolesterol atau dikenal dengan pro-vitamin D3 atau lebih
sering dikenal dengan pro-vitamin D. Karena paparan sinar matahari, zat ini kemudian berubah
menjadi Vitamin D3.
Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro), jika bayam terlalu lama berinteraksi
dengan O2 (Oksigen), maka kandungan Fe2+ pada bayam akan teroksidasi menjadi Fe3+
(ferri). Meski sama-sama zat besi, yang bermanfaat untuk manusia adalah ferro, lain halnya
dengan ferri yang bersifat racun.
Zat besi dalam kandungan bayam pun dapat bereaksi dengan bahan aluminium dan
menghasilkan racun, oleh karena itu hindari memasak bayam dengan panci aluminium.
Bayam juga Mengandung zat Nitrat (NO3). Saat teroksidasi, NO3 akan menjadi NO2 (nitrit).
Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh
manusia. bayam segar yang baru dicabut telah mengandung senyawa nitrit kira-kira
sebanyak 5 mg/kg. Bila bayam disimpan di lemari es selama 2 minggu, kadar nitrit akan
meningkat sampai 300 mg/kg.
Dengan kata lain, dalam 1 hari penyimpanan, senyawa nitrit akan meningkat 21 mg/kg (7%).
Efek toksik (meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit
dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb).
Vitamin E berfungsi untuk memutus rantai peroksida lemak dengan menyumbangkan ion
hidrogen ke dalam reaksi, sehingga dapat menurunkan kadar lemak peroksida darah. Mekanisme
kerja vitamin E dalam mendonorkan ion hidrogen untuk menetralkan atau mengurangi kadar lemak
peroksida darah dimulai dengan kerja a-tocoferol radikal yang kemudian berubah menjadi a–
tocoferol perokside. Dari dua a-tocoferol radikal berubah menjadi a-tocoferol dimer dan akhirnya
menjadi a-tocoquinone yang oleh vitamin C dapat diregenerasi kembali menjadi a-tocoferol (Frankel,
• Pada sel membran, vitamin E akan mencegah oksidasi lemak khususnya Poly Unsaturated
Fatty Acid (PUFA), serta senyawa lain seperti melindungi bagian metabolik yang akan
mentransformasi bahan bakar energi ke dalam ATP.
• Dalam jaringan lemak tubuh antioksidan dari vitamin E menyerang lipid peroksida
yang merupakan hasil dari reaksi antara lipid dan radikal bebas. Lipid peroksida dianggap
berbahaya karena dicurigai sebagai penyebab penyakit degeneratif.
• Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E, sel dan komponen tubuh yang lain
akan melindungu dari serangan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai atau
oksidasi merusak. Selain itu vitamin E akan mencegah kerusakan DNA yang menyebabkan
mutasi, mempertahankan LDL, dan unsur tubuh yang kaya lemak melawan oksidasi.
DNA
Perbedaan utama: 1. Gen adalah bagian dari DNA. 2. Gen menentukan sifat-sifat yang Anda akan
warisi dari orang tua Anda, DNA menentukan lebih banyak. 3. Gen telah dipelajari untuk waktu yang
lama sampai sekarang. Studi tentang DNA adalah perkembangan yang relatif baru.
DNA singkatan dari asam deoksiribonukleat. Ini adalah rantai ‘link’ yang menentukan bagaimana sel-
sel yang berbeda dalam tubuh Anda akan berfungsi. Setiap link ini disebut nukleotida. DNA pada
dasarnya mengandung dua salinan dari masing-masing 23 kromosom, satu dari ibu dan satu dari
ayah orang.
Hanya beberapa sel-sel yang kompleks membawa ‘informasi genetik untuk gen Anda. Ini adalah
bagian yang memutuskan apa dasarnya yang Anda warisi dari orang tua Anda. Hal ini membuat gen
hanya subset dari DNA.
Gen menentukan sifat-sifat dasar Anda akan mewarisi dari orang tua Anda. Mereka adalah bagian
dari DNA yang menentukan bagaimana sel-sel akan hidup dan berfungsi. Mereka adalah koloni
khusus nukleotida yang memutuskan bagaimana protein akan melanjutkan proses membangun dan
mereproduksi dalam tubuh Anda. Semua makhluk hidup tergantung pada gen mereka untuk
menentukan bagaimana mereka akan berkembang dalam hidup mereka dan bagaimana mereka,
pada gilirannya akan meneruskan sifat genetik mereka untuk anak-anak mereka.
Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama, yakni gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan
basa nitrogen (nukleobasa)
Pada heliks ganda DNA, tiap jenis nukleobasa pada satu unting DNA berikatan hanya dengan
satu jenis nukleobasa dari unting DNA lainnya. Hal ini disebut sebagai pemasangan basa
komplementer. Purina akan membentuk ikatan hidrogen dengan pirimidina; adenina
berikatan dengan timina dalam dua ikatan hidrogen, dan sitosina berikatan dengan guanina
dalam tiga ikatan hidrogen. Susunan dua nukleotida ini disebut sebagai satu pasangan basa.
Karena ikatan hidrogen tidak bersifat kovalen, ia dapat putuskan dan digabung kembali relatif
mudah. Kedua unting DNA dalam heliks ganda oleh karenanya dapat ditarik terbuka seperti
zipper, baik melalui gaya mekanika maupun temperatur tinggi.[28] Karena pasangan basa ini
bersifat komplementer, semua informasi pada urutan unting ganda heliks DNA terduplikasi
pada tiap unting. Hal ini sangat penting dalam replikasi DNA. Interaksi reversible dan
spesifik antara pasangan basa komplementer sangat kritikal terhadap keseluruhan fungsi
DNA dalam makhluk hidup.[4]
Atas, pasangan basa GC dengan tiga ikatan hidrogen. Bawah, pasangan basa AT dengan dua ikatan
hidrogen. Ikatan hidrogen non-kovalen ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Dua jenis pasangan basa mempunyai jumlah ikatan hidrogen yang berbeda. Pasangan AT
memiliki dua ikatan hidrogen, sedangkan pasangan GC memiliki tiga ikatan hidrogen. DNA
yang mengandung pasangan basa GC yang tinggi lebih stabil daripada DNA berpasangan
basa GC rendah.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, kebanyakan molekul DNA ditemukan dalam keadaan
unting ganda yang berikatan secara non-kovalen dan berbentuk heliks. Struktur unting ganda
ini (dsDNA, double-stranded DNA) utamanya distabilkan oleh interaksi tumpukan basa intra-
unting. Interaksi yang terkuat ada pada tumpukan G dengan C. Kedua unting tersebut dapat
dipisahkan menjadi dua molekul DNA unting tunggal (ssDNA, single-stranded DNA) melalui
proses yang dinamakan peleburan DNA. Peleburan terjadi pada temperatur tinggi, kadar
garam yang reandah, dan nilai pH yang tinggi (DNA juga melebur pada nilai pH rendah,
tetapi dikarenakan DNA tidak stabil akibat depurinasi asam, peleburan pH rendah jarang
digunakan).
Ujung molekul asimetris dan dikenal sebagai ujung 5′ dan 3′, ujung 5′ memiliki gugus terminal fosfat
dan ujung 3′ memiliki gugus terminal hidroksil.
Ujung fosfat dari nukleotida bersifat negatif sehingga bersifat asam akan tetapi nukleotida
DNA juga mengandung unsur basa yaitu basa nitogen (salah satu dari Adenin, Timin, Sitosin
dan Guanin). Dengan adanya bagian asam dan basa maka molekul DNA dapat saling
menetralkan.
2. Sebutkan komponen penyusun nukleotida!
Jawab :
Satu nukleotida DNA terdiri atas : gugus fosfat, gula deoksiribosa dan satu jenis basa
nitrogen. Struktur nukleotida adalah sebagai berikut :
Karena basa nitrogen terdiri atas purin : guanin (G) dan adenin (A) dan pirimidin : sitosin (C)
dan timin (T) maka nukleotida penyusun DNA terdapat 4 jenis berdasarkan jenis basa
nitrogen yaitu:
- Nukleotida Adenin
- Nukleotida timin
- Nukleotida sitosin
- Nukleotida guanin
3. Jelaskan struktur DNA double helix
Jawab :
Berdasarkan hasil penelitian Franklin Gosling dan M.H.F. Wilkins tahun 1952 pada DNA
dengan menggunakan sinar X maka J. D. Watson dan F.H.C. Crick pada tahun 1953
mengemukkan model struktur molekul DNA double helix ( beruntai ganda) dimana tersusun
atas :
a. Gula dan gugus fosfat sebagai induk tangga
b. Basa nitrogen dengan pasangannya sebagai anak tangga.
4. Mengapa struktur DNA double helix antipararel? Jelaskan
Jawab :
Struktur DNA bersifat antipararel memungkinkan masing-masing untai pada DNA dapat
menjadi templete dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA anakan hasil
replikasi bersifat sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari generasi ke generasi.
Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan fosfodiester antar nukleotida
(diester : 2 ikatan antara gugus –OH yang bereaksi dengan gugus fosfat yang bersifat asam).
Pada punggung gula fosfat DNA, gugus fosfat terhubung dengan atom carbon 3’ dari molekul
gula deoksiribosa dan selanjutnya pada atom carbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida
berbeda. Pada ujung yang satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’
(gugus fosfat (-OPO3-) dimana bagian ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain
yang juga tidak berikatan dengan nukleotida juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus
hidroksil -OH). Pada DNA arah replikasi adalah 5’ → 3’, dimana pada DNA doble helix tsb
ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya. Hal inilah yang
menyebabkan DNA doble helix disebut bersifat antipararel.
5. Jelaskan mengapa pada replikasi DNA semikonservatif pita ‘3-5’ yang dicetak bersifat
diskontinu?
Jawab :
Karena struktur molekul DNA bersifat antipararel dengan arah replikasi 5’ → 3’, setiap strand
atau untai DNA berfungsi sebagai templete dalam proses replikasi DNA.
Dengan sifat diskontinu ini maka memungkinkan proses repair atau perbaikan DNA jika
terjadi kesalahan pasangan basa (mismatch pairing)
Basa nitrogen tersebut terhubung ke suatu gula deoksiribosa pada rantai punggung DNA.
Gula deoksiribosa merupakan modifikasi dari gula ribosa, yiatu gula dengan 5 atom karbon,
dimana pada atom karbon nomor 2 kehilangan atom oksigennya. Oleh karena itu, gula
tersebut dinamakan de-oksi yang berarti kehilangan oksigen. Berikut ini struktur gula
deoksiribosa yang terdapat pada struktur molekul DNA:
Pada rantai pungung DNA (DNA backbone), gula deoksiribosa kemudian terhubung dengan
suatu gugus fosfat, tepatnya pada atom karbon nomor 5 dari gula deoksiribosa, seperti pada
gambar di bawah ini:
Ketiga komponen tersebut, yaitu basa nitrogen, gula deoksiribosa dan gugus fosfat
membentuk suatu molekul yang kemudian disebut dengan Nukleotida. Selain nukleotida, kita
juga mengenal adanya istilah nukleosida, nah letak perbedaan nukleosida dan nukleotida
adalah pada ada atau tidaknya gugus fosfatnya. Jika gugus fosfat dihilangkan, maka disebut
dengan nukleosida. Jadi, nukleotida adalah gabunganantara nukleosida ditambah gugus
fosfat. Gabungan dari berbagai nukleotida akan membentuk suatu polimer yang disebut
dengan polinukleotida. Berikut ini struktur Nukleotida dan Polinukleotida pada struktur
DNA:
Polimer tersebut terbentuk akibat ikatan yang terjadi antara gugus fosfat pada satu nukleotida
dengan gula deoksiribosa pada nukleotida terdekatnya. Ikatan tersebut tepatnya terjadi antara
gugus fosfat dengan atom karbon nomor 3 pada gula deoksiribosa. Ikatan itu disebut dengan
ikatan fosfodiester.
Polinukleotida yang terbentuk memiliki arah, yang sebenarnya dikenal dengan polaritas, yaitu
dari 5 ke 3 atau dari atas ke bawah. Angka 5 dan 3 tersebut sebenarnya merupakan angka
pada penomoran atom karbon pada gula deoksiribosa.
DNA
DNA sering disebut asam inti atau asam nukleat. DNA disebut asam inti karena biasanya
terdapat didalam nukleus atau inti. akan tetapi, adapula DNA yang terdapat diluar
nukleus misalnya didalam kloroplas dan mitokondria.
1.Struktur DNA
DNA terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin (double
helix=berpilin ganda). Seutas polinukleotida tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas:
b.gugusan asam posfat yang terikat pada atom karbon (C) nomor 5 dari gula
c.Gugusan-gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G)
serta basa pirimidin yaitu sitosin (C) dan timin (T). Ikatan gula-basa, disebut
nukleosida. Ada 4 macam nukeosida yaitu:
Model struktur DNA berpilin ganda (Double helix) dikemukakan pertama kali oleh
James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, berdasarkan analisis foto sinar x. Oleh
karena resolusi foto tersebut pada tingkat molekul maka gambar yang tampak hanyalah
bayangan gelapdan terang. Bayangan foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan
bahwa molekul DNA merupakan dua benang polinukleotida yang berpilin.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada
DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung
dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan
atom karbon kelima pada gula lainnya.
DNA terdiri atas dua untai benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk struktur
heliks ganda. Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida.
Setiap nukleotida tersusun atas:
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung” yang sangat panjang
bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu tangganya
adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen. Sedangkan fosfat
menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida berikutnya untuk
membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta
basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan
basa nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
Struktur DNA bersifat antipararel memungkinkan masing-masing untai pada DNA dapat menjadi
templete dalam proses replikasi DNA. Hal ini DNA parental dan DNA anakan hasil replikasi bersifat
sama sehingga informasi genetik terkonservasi dari generasi ke generasi.
Arah polinukleotida DNA dapat berdasarkan pada ikatan fosfodiester antar nukleotida (diester : 2
ikatan antara gugus –OH yang bereaksi dengan gugus fosfat yang bersifat asam). Pada punggung
gula fosfat DNA, gugus fosfat terhubung dengan atom carbon 3’ dari molekul gula deoksiribosa dan
selanjutnya pada atom carbon 5’. Dua ujung dari rantai polinukleotida berbeda. Pada ujung yang
satu yang tidak berikatan dengan nukleotida adalah ujung 5’ (gugus fosfat (-OPO3-) dimana bagian
ujung ini sering disebut ujung 5’. Pada ujung yang lain yang juga tidak berikatan dengan nukleotida
juga disebut ujung 3’ (mengandung gugus hidroksil -OH). Pada DNA arah replikasi adalah 5’ → 3’,
dimana pada DNA doble helix tsb ujung 5’ akan berikatan dengan ujung 3’ pada untai berikutnya. Hal
inilah yang menyebabkan DNA doble helix disebut bersifat antipararel.
Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.[8]
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin
satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Ikatan yang tidak simetris ini membuat
DNA memiliki arah atau orientasi tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai
nukleotida pada satu unting berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini
disebut sebagai antiparalel. Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan
3' (tiga prima). Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki gugus
hidroksi terminus. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya,
yakni gula 2-deoksiribosa pada DNA digantikan gula ribosa pada RNA.[9]
Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk berpasangan dan terikat
kuat.[10][9] Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks ganda. Heliks ganda ini
distabilisasi oleh dua gaya utama: ikatan hidrogen antar nukleotida dan interaksi tumpukan
antar nukleobasa aromatik.[11] Dalam lingkungan sel yang berair, ikatan π konjugasi antar
basa nukleotida tersusun tegak lurus terhadap sumbu pilinan DNA. Hal ini meminimalisasi
interaksi dengan cangkang solvasi, dan sehingganya menurunkan energi bebas Gibbs.
Struktur DNA semua jenis spesies terdiri dari dua rantai heliks yang berpilin dengan jarak
antar putaran heliks 34 Å (3,4 nanometer) dan jari-jari 10 Å (1.0 nanometer).[12] Menurut
kajian lainnya, ketika diukur menggunakan larutan tertentu, rantai DNA memiliki lebar 22-
26 Å (2,2-2,6 nanometer) sedangkan satu satuan nukleotida memiliki panjang 33 Å
(0,33 nm).[13] Walaupun satuan nukleotida ini sangatlah kecil, polimer DNA dapat memiliki
jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom 1 yang merupakan
kromosom terbesar pada manusia mengandung sekitar 220 juta pasangan basa.[14]
jika diambil 1 lempeng yang mengandung ikatan fosfat, gula dan basa nitrogen, maka
lempeng tersebut disebut nukleotida. Jika plat itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka
disebut nukleosida,,, maka,, DNA adalah polimer dari nukleotida.
Gula deoksiribosa pada DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom oksigen.
Gula deoksiribosa memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1, sedangkan atom C
nomor 5 berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling berikatan dengan gugus
fosfat lainnya membentuk ikatan fosfodiester. Karena DNA merupakan rantai ganda dan
atom-atom karbon mempunyai aturan diatas untuk mengikat basa nitrogen dan gugus fosfat
maka satu rantai DNA terlihat berdiri tegak sedangkan rantai pasangannya justru terbalik.
Maka pada notasi penulisan kode genetik DNA, ditulis 5’-kode genetik-3’, sedangkan untuk
rantai pasangannya justru ditulis 3’-kode genetik-5’. Pengaturan ini disebut konfigurasi
antiparalel,,
masing2 basa purin dan pirimidin akan saling berpasangan, seperti adenin akan selalu
berpasangan dengan timin pada DNA dan dengan Uracil pada RNA. sedangkan guanin
"setia"dengan sitosin baik di DNA maupun RNA. Nah, kenpa hal itu terjadi?? kenapa adenin
tidak brpsangan dengan timin atau hanya uracil saja, kenapa harus berbeda2 pasangan di tiap
jenis asam nukleat? hehehe, hal ini karena mereka sudah berjodoh satu sama lain, dalam hal
ini masing2 pasangan akan saling membentuk kestabilan oleh adanya ikatan hidrogen yang
menghubungkan keduanya. dan juga sdh ada enzim2 tertentu yang bekerja pada masing2
jenis asam nukleat, sehingga bila pasangannya "tertukar" enzim yang bekerja secara otomatis
akan berhenti. 3. Gugus fosfat Inilah yang menentukan sifat asam pada asam nukleat....
yang dikotak ungu itulah fosfatnya... pada keadaan netral, ia akan sangat mudah melepaskan
protonnya. makin mudah melepaskan protonnya, semakin asam. sehingga disebut juga
sebagai anion asam kuat. Nah,,, sudah tau komponennya....Sekarang, gimana sih caranya
mereka berikatan? lihat gambarnya cin...
Fosfatnya, berikatan dengan atom C5 nya, dan atom C3 dari nukleotida sebelumnya atau
sesudahnya. ini disebut sebagai ikatan fosfodiester, dimana ikatan ini menghubungkan
nukleotida 1 dengan lainnya. Nukleotida adalah unit molekul dari asam nukleat yang terdiri
dari fosfat, basa N, dan gula. nukleosida adalah unit molekul as. nukleat yang terdiri dari gula
dan basa N saja. untuk Basa N, pada Purin akan berikatan pada atom N9 nya dengan atom C1
dari gula. sedangkan Pirimidin berikana pada N1 nya dengan atom C1 pada gula dengan
membentuk ikatan N-glikosida (nukleosida). trus, kalo udah berikatan, struktur primernya
kayak gini nih...
pada ujung atas, berakhir pada C5 dan ujung bawah berakhir pada C3. ini berguna dalam
penulisn sekuensing asam nukleat. itulah disebut sebagai ujung 5'-3'... nah,,kalo RNA kayak
gitu aje struktrnya...cz RNA hanya trdiri dari 1 rantai aja...tapi klo yang rantai ganda kayak
DNA, berarti 2 rantai yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen...
now...bisa dilihat, pasangan adenin timin hanya 2 rangkap ikatan hidrogen, krn pada
strukturnya tdk memungkinkan untuk membentuk 3 rangkap seperti pasangan guanin sitosin.
dilihat dari jaraknya antara O dan H apada pasangan adenin timin, sangat jauh. sehingga tidak
memungkinkan adanya interaksi. so,,, dobel heliksnya...
nah, untaian yang saling melilit ini, menyumbangkan kestabilan dan memperdekat jarak
(rise) antara pasang2 basanya, sehingga bisa menjadi utuh... untaian ganda ini juga disusun
secara anti paralel, pada rantai 1 dari 5'-3' dan rantai 2 dari 3'-5'. kenapa?? hal ini
dimaksudkan untuk memasangkan basa2 N nya. kalo dipasang secara paralel tidak akan
bertemu dengan pasangan2nya masing2. huuufft....akhirnya....secara g langsung, kita udah
bisa bedain antara DNA & RNA nih cin..
Basa guanin (G) selalu berikatan dengan basa sitosin (C) dan basa adenin (A) selalu berikatan dengan
timin (T). Perpasangan ini didasarkan pada penelitian Chargaff, sehingga biasa disebut dengan
aturan chargaff. Chargaff telah mengisolasi DNA dari beberapa organisme, dan mendapatkan bahwa
banyaknya basa purin selalu sama dengan banyaknya basa pirimidin, banyaknya A selalu sama
dengan T, dan jumlah G sama dengan jumlah C atau (A+G)/(T+C)=1. Jumlah G+C tidak sama dengan
A+T, atau perbandingan (G+C)/(A+T) tidak sama dengan satu tetapi bervariasi tergantung dari
organismenya. Antara basa G dan C dapat terbentuk 3 ikatan hidrogen, dan antara A dan T
dihubungkan dengan 2 ikatan hidrogen, sehingga ikatan antara G-C lebih kuat dibandingkan dengan
A-T. Oleh sebab itu DNA yang banyak mengandung G dan C lebih sulit didenaturasi (dirusak atau
diuraikan) dibandingkan dengan DNA yang banyak mengandung A dan T.
Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa dengan basa Nitrogen , pada
asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan antara
gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’ gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula
pentosa nukleotida berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia
gugus fosfat berada dalam bentuk diester.
Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu nukleotida dengan gula
pada nukleotida berikutnya, maka ikatan ini sekaligus menghubungkan kedua nukleotida
yang berurutan tersebut. Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang
masing-masing nukleotidanya satu sama lain dihubungkan oleh ikatan fosfodiester.
Pada pH netral adanya gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif.
Inilah alasan pemberian nama ’asam’ kepada molekul polinukleotida meskipun di dalamnya
juga terdapat banyak basa N. Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan anion asam
kuat atau merupakan polimer yang sangat bermuatan negatif.
Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan model struktur molekul DNA
yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan dijadikan dasar dalam berbagai teknik
yang berkaitan dengan manipulasi DNA. Model tersebut dikenal sebagai tangga berplilin
(double helix). Secara alami DNA pada umumnya mempunyai struktur molekul tangga
berpilin ini. Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai
polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan. Fosfat
dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa
N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai
pasangan – pasangan basa antara kedua rantai. Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan
berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa
C. Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen).
Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C
dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan
kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu
sekuens basa pada salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat
ditentukan.
2 Vit B2 Susu, hati, telur, - Penghasil energy - Mata lelah dan pusing
(Riboflavin) ragi,
- Membebaskan energy - Pandangan kabur
sayuran, mentega dari metabolism
karbohidrat, lemak dan - Kornea meradang
protein mulut dan lidah
meradang
- Memelihara jaringan
mulut
- mempengaruhi
3 Vit B6 (Asam Buah, sayuran, - Sebagai koenzim proses - Kulit muka luka, dan
Panthotemat) metabolisme
daging, hati, ikan, meradang
- Mempengaruhi
susu, kentang, telur produksi antibodi - Nasfu makan
berkurang absorbsi
- Mempengaruhi makanan di usus
pertumbuhan kulit dan terganggu
darah
- Otot mengalami
tegang
- Nafsu makan
berkurang
2 Vitamin D Susu, ikan, telur, sinar - Mempengaruhi proses - Penyakit tulang yaitu
UV, minyak ikan metabolisme kalsium rakitis dan osteomalasia
- Menghambat
penyembuhan
luka
Fungsi Mineral
Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh. Defisiensi mineral dalam tubuh akan
mengganggu proses metabolisme. Jenis mineral ada dua, yaitu makroelemen dan
mikroelemen.
a. Makroelemen
b. Mikroelemen
Unsur-Unsur Mikroelemen