0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang vitamin C dan biotin, dua vitamin larut air yang berperan sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme tubuh. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan diperlukan untuk sintesis kolagen, sedangkan biotin berperan dalam metabolisme asam lemak dan leusin. Kedua vitamin ini diserap di usus halus dan berperan sebagai kofaktor enzim.
Dokumen tersebut membahas tentang vitamin C dan biotin, dua vitamin larut air yang berperan sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme tubuh. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan diperlukan untuk sintesis kolagen, sedangkan biotin berperan dalam metabolisme asam lemak dan leusin. Kedua vitamin ini diserap di usus halus dan berperan sebagai kofaktor enzim.
Dokumen tersebut membahas tentang vitamin C dan biotin, dua vitamin larut air yang berperan sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme tubuh. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan diperlukan untuk sintesis kolagen, sedangkan biotin berperan dalam metabolisme asam lemak dan leusin. Kedua vitamin ini diserap di usus halus dan berperan sebagai kofaktor enzim.
kofaktor enzim (koenzim) yang berperan dalam metabolisme tubuh ➢ Simpanan karena berlebihan → sangat sedikit ➢ yang dapat disimpan: vit. C dan vit. B12 di hepar ➢ Kelebihan diekskresikan melalui urin ➢ Mudah rusak dalam pengolahan/penyimpanan VITAMIN C
Vitamin C : asam L-askorbat, kedua gugus hidroksinya
mempunyai sifat asam. Melalui pemberian 1 proton, asam askorbat beralih menjadi anionnya yaitu askorbat. VITAMIN C • Hanya manusia, kera dan marmut yang memerlukan vitamin ini, karena pada organisme tersebut tidak ada enzim L-gulonolaktan oksidase yg mengkatalisis langkah terakhir perubahan glukosa menjadi askorbat • Binatang lain menyintesis vitamin C sebagai zat antara dalam jalur uronat pada metabolisme glukosa • Fungsi : membantu spesifik enzim dlm. melakukan fungsinya, bekerja sbg. antioksidan, diperlukan untuk sintesis kolagen yg. diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi, membentuk jaringan bekas luka, meningkatkan ketahanan tubuh thd. infeksi dan membantu tubuh dalam absorbsi ion ferri ( Fe3+ diubah Fe2+) • Sumber : jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, rambutan beberapa sayuran seperti brokoli • Kebutuhan sehari hari sebesar 60 mg. METABOLISME VITAMIN C • Vitamin C mudah diabsorpsi secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata- rata absorpsi adalah 90% untk konsumsi (sekitar 100 mg/hari). Vitamin c kemudian dibawa ke semua jaringan terutama adrenal, pituitari, dan retina • Asam askorbat diekskresikan dalam urin, baik tidak berubah atau sebagai dehydroascorbate dan diketogulonate. • Pada asupan di atas sekitar 100 mg/hari, kapasitas tubuh utk memetabolisme vitamin C mengalami kejenuhan dan asupan yang lebih tinggi akan dieksresi dalam urine. • Gejala kelebihan: mual, diare, sakit kepala, kelelahan, sukar tidur METABOLISME VITAMIN C
➢ Vitamin C juga penting dalam penyerapan besi,
tergantung pada keberadaan vitamin dalam usus bersama dengan makanan ➢ Besi anorganik diserap sebagai Fe2+, bukan Fe3+; asam askorbat di lumen usus akan mempertahankan zat besi dalam keadaan tereduksi dan juga mengkelatnya, sehingga meningkatkan jumlah yang diserap. METABOLISME VITAMIN C ➢ Dosis vitamin C : 25 mg yg dikonsumsi bersamaan dengan makanan akan meningkatkan penyerapan zat besi sekitar 65% ➢ Pemberian / asupan vitamin C beberapa jam sebelum makan memiliki efek pada penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang optimal mungkin diperlukan secara signifikan lebih dari 100 mg vitamin C per hari. Askorbat dapat mencegah pembentukan nitrosamin dengan bereaksi secara non enzim dengan nitrit dan pereaksi nitrosasi lainnya, membentuk NO, NO2 dan N2 VITAMIN LARUT AIR DEFISIENSI VITAMIN C ✓ Skorbut ✓ Kerusakan jaringan di dalam jaringan yang terdapat di dalam rongga mulut, di tulang dan gigi – geligi ✓ Kerusakan mengenai matrix jaringan ikat dan zat perekat antar selular (memberikan kelainan pada jaringan lunak / papilla interdentalis di dalam rongga mulut) . Papila tampak hiperemik, kapiler darah melebar, dinding tipis hingga mudah berdarah → infeksi) ✓ Serat-serat yg mengikat radix ke dinding alveolus menjadi putus, shg kedudukan gigi mjd goyah /terlepas BIOTIN BIOTIN
➢ Juga disebut vitamin H
➢ Biotin awalnya ditemukan sebagai bagian dari kompleks yang disebut bios ➢ Kebutuhan sangat rendah 30 -100 μg/hari ➢ Terdapat di dalam hati, kuning telur, serelia, kedelai, kacang tanah, jamur, jeruk, semangka, stroberi dan bahan makanan lainnya, juga dibentuk di dalam tubuh oleh flora usus. ➢ Biotin merupakan koenzim metabolisme asam lemak dan leusin serta berperan pada glukoneogenesis ➢ Defisiensi biotin jarang terjadi karena dapat disintesis oleh bakteri dalam usus ➢ Biotin dapat berikatan dengan avidin dalam putih telur sehingga inaktif ABSORBSI DAN METABOLISME BIOTIN
✓ Sebagian besar biotin dalam makanan sebagai biocytin
(ε-aminobiotinyllysine), yang dilepaskan pada proteolisis, kemudian dihidrolisis oleh biotinidase dalam getah pankreas dan sekresi mukosa usus, untuk menghasilkan biotin bebas. ✓ Biotin bebas diserap dari usus kecil dengan transport aktif. Biotin beredar dalam aliran darah keduanya bebas dan terikat pada glikoprotein serum yang memiliki aktivitasbiotinidase, mengkatalisis hidrolisis biocytin. BIOTIN
➢ Biotin memasuki jaringan dengan sistem transportasi jenuh,
kemudian dimasukkan ke dalam Enzim yang bergantung pada biotin sebagai ε-aminolysine peptide, biocytin. ➢ Tidak seperti vitamin B lainnya, yang pengambilan konsentrasinya ke dalam jaringan dapat dicapai dengan difasilitasi difusi yg diikuti oleh perangkap metabolisme, penggabungan biotin ke dalam enzim relatif lambat dan tidak dapat dianggap sebagai bagian dari proses penyerapan. Katabolisme enzim, biocytin dihidrolisis oleh biotinidase SUMBER
Bender, D. 2002. Introduction to Nutrition and Metabolism, 3rd edition.
Koolman. 2005. Color Atlas of Biochemistry, 2nd edition. Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper. Ed.27. Jakarta : EGC. Pedjiadi A., Supriyanti, F.M.T. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. SELAMAT BELAJAR TERIMA KASIH