PENYUSUN
Astari Puruhita Ansokowati, S.Gz., MPH
Jihan Ukhti Nashiha, S.Gz
Identitas Modul
Judul Modul : Modul Praktikum Teknologi Pangan
Nama Mata Kuliah : Teknologi Pangan
Nomer Kode MK/sks : GIZ5032
Bidang Ilmu : Pangan
Status Mata Kuliah : Wajib
Penyusun Modul
Nama : Astari Puruhita Ansokowati, S.Gz., MPH
NIP : 8901081810475
Fakultas/ Program Studi : Gizi
Universitas : Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Mengetahui
Ketua Prodi Gizi Penanggung-jawab Mata Kuliah
Penulis
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................4
BAB I VISI DAN MISI ..........................................................................................6
A. VISI PRODI GIZI .........................................................................................6
B. MISI PRODI GIZI ........................................................................................6
C. TUJUAN PRODI GIZI .................................................................................6
BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................7
A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Mata Ajar ......................................................................................7
C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah ..............................................................7
D. Bahan Kajian .................................................................................................7
E. Dosen Pengajar Teori dan Praktikum ......... Error! Bookmark not defined.
F. Jadwal dan Ruang Praktikum ...................... Error! Bookmark not defined.
BAB III TATA TERTIB PRAKTIKUM .................................................................9
A. Tata Tertib Praktikum ................................. Error! Bookmark not defined.
B. Jalannya Praktikum ..................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV PENULISAN LAPORAN DAN PENILAIAN ..... Error! Bookmark not
defined.
A. Format Penulisan Laporan Praktikum .........................................................48
B. Penilaian Praktikum ....................................................................................48
BAB V MATERI ...................................................................................................10
ACARA 1 Pengolahan dan Pengawetan dengan Pengeringan ...........................10
Pengolahan dan Pengawetan dengan Pembekuan ............ Error! Bookmark not
defined.
ACARA 2 Macam Pengolahan .......................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 3 Penentuan 4 Rasa Dasar dan Umami Error! Bookmark not defined.
MODUL PRAKTIKUM TEKPANG Page 4
Uji Organoleptik Bahan Pangan ......................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 4 Pengolahan dan Pengawetan dengan Pengasapan . Error! Bookmark
not defined.
ACARA 5 Pengolahan dan Pengawetan dengan Penggulaan . Error! Bookmark
not defined.
ACARA 6 Pengolahan dan Pengawetan dengan Garam .. Error! Bookmark not
defined.
Pengolahan dan Pengawetan dengan Fermentasi ............. Error! Bookmark not
defined.
ACARA 7 Penyusunan Bahan Makanan Campuran (BMC) .. Error! Bookmark
not defined.
BAB V PENUTUP .................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB VI WORKSHEET ........................................ Error! Bookmark not defined.
ACARA 1 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 2 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 3 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 4 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 5 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
ACARA 6 ........................................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR VALIDASI ...........................................................................................52
E. Bahan Kajian
1. Teknologi Pengolahan Makanan (BK49)
2. Pengawetan Pangan (BK50)
3. Perbaikan Gizi Makanan (BK51)
D. Urutan Pembahasan
1. Presensi dan Pretest
2. Penjelasan kegiatan praktikum oleh dosen
3. Pelaksanaan paktikum
4. Pemaparan hasil praktikum oleh praktikan (tiap kelompok)
5. Penjelasan hasil praktikum oleh dosen
6. Penjelasan mengenai poin pembahasan yang harus disajikan dalam laporan
ACARA 2
Macam Pengolahan
1. Pembekuan
Pengawetan makanan dengan menggunakan suhu rendah dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni pendinginan dan pembekuan.
Pendingingan adalah cara penyimpanan makanan pada suhu diatas titik beku
yakni antara 0-4oC sedangkan pembekuan menggunakan suhu dibawah titik
beku air. Prinsip pengawetan dengan pembekuan adalah terjadinya perpindahan
panas dari bahan yang bersuhu tinggi ke alat pendingin yang bersuhu lebih
rendah sehingga terjadi perubahan fase dari cair ke padat. Keuntungan
penyimpanan bahan dengan menggunakan suhu dingin diantaranya dapat
menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, serta menahan pertumbuhan
dan metabolisme mikroba yang diinginkan, mempermudah pengupasan dan
pembuangan biji buah yang akan dikalengkan, dan mempermudah pemotongan
bahan. Kerugian penyimpanan suhu dingin diantaranya terjadi penurunan
kandungan vitamin, berkurangnya kerenyahan dan kekerasan pada buah-
buahan dan sayur-sayuran, merubah warna, terjadi oksidasi lemak, pelunakan
jaringan, dan menghilangkan flavor.
Bahan yang akan dibekukan harus segar dan baik, karena dalam proses
pembekuan, bakteri pada bahan tersebut tidaklah mati. Peralatan yang
digunakan untuk persiapan bahan yang dibekukan harus bersih dan steril. Tidak
direkomendasikan membekukan kembali bahan yang sama dengan kondisi
yang sama. Misalnya dalam pembekuan daging mentah, setelah pencairan maka
daging tersebut harus segera dimasak baru kemudian dibekukan kembali. Hal
yang sama juga berlaku pada bahan lainnya. Semua wadah yang digunakan
untuk pengepakan bahan yang akan dibekukan haruslah tahan air dan tidak
tembus udara. Cantumkan nama bahan, tanggal produksi dan jumlah porsi.
Sebelum sayuran segar dibekukan perlu diblansir terlebih dahulu. Beberapa
buah mengalami pencoklatan pada pembekuan, perlu dilakukan treatment
dengan memberi gula pasir atau sirup yang telah diberi asam askorbat 0,03%.
Blansir bertujuan untuk menginaktifkan enzim dan memperlambat perubahan
warna pada sayur sedangkan pemberian asam askorbat bertujuan untuk
mencegah browning pada buah.
Kerusakan pada bahan pangan yang terjadi selama pembekuan
diantaranya Chilling injury (kerusakan suhu dingin), kerusakan oleh bahan
pendingin (refrigeran), kehilangan air dari bahan yang didinginkan akibat
pengeringan, dan freezer burn (ditandai dengan kenampakan coklat gelap
seperti terbakar pada permukaan makanan beku). Kerusakan ini terjadi karena
2. Penggulaan
a. Pengolahan Jelly dari Buah-Buahan
Buah-buahan memperoleh karakteristik pembentuk jelly dari suatu
zat yang disebut pektin. Pektin pertama kali ditemukan di Prancis oleh
Braconnot pada tahun 1928. Pektin adalah suatu koloid yang reversible dan
dapat larut dalam air, diendapkan, dipisahkan, dikeringkan. Bubuk pektin
dapat dilarutkan kembali tanpa kehilangan kapasitas pembentuk jelnya.
Pektin berasal dari perubahan protopektin selama proses pemasakan buah.
Kadar pektin kurang dari 1 % cukup untuk membentuk struktur yang
memuaskan. Penambahan gula akan mempengaruhi keseimbangan air yang
ada dan kemantapan pektin berkurang. Pektin akan menggumpal dan
membentuk suatu serabut halus yang mampu menahan cairan. Makin tinggi
kadar pektin makin padat struktur jelnya. Makin tinggi gula makin
berkurang air yang ditahan oleh struktur jel.
Kadar gula optimum yang dapat ditambahkan setelah dipanaskan
adalah 65-68%. Jika lebih dari itu akan membentuk kristal sedangkan jika
terlalu rendah konsistensi jelly lemah. Fungsi gula lainnya adalah untuk
menaikkan tekanan osmotik dan menurunkan Aw sehingga bakteri tidak
dapat tumbuh dan produk ini dapat disimpan dalam waktu lebih lama. Hal
lain yang mempengaruhi kepadatan struktur jel adalah keasaman. Kondisi
pH optimum adalah 3,2, di bawah itu akan menghasilkan jel yang sangat
padat bahkan dapat merusak struktur karena terjadi hidrolisis pektin.
Keasaman yang rendah (di atas 3,5) menghasilkan jel yang lemah dan
mudah hancur. Untuk buah yang kurang asam dapat ditambahkan sari jeruk
atau asam komersial seperti asam sitrat dan asam malat. Pendidihan/
pengentalan merupakan tahap penting dalam pembuatan jelly. Pengentalan
yang terlalu lama dapat menyebabkan pektin terhidrolisis, penguapan asam,
dan kehilangan cita rasa dan warna. Pengentalan dihentikan dengan cara
identifikasi menggunakan alat refraktometer. Cara lain adalah dengan
mencelupkan garpu ke dalam cairan yang dimasak kemudian di angkat
cairan tersebut padat dan tidak jatuh.
1. Pengasapan
Pengasapan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu penggaraman,
pengeringan pemanasan dan pengasapan. Bahan yang akan diasap direndam
terlebih dahulu dalam larutan garam yang bertujuan untk membentuk daging
yang kompak, karena pengurangan kadar air dan penggumpalan protein ikan.
Bahan yang sudah direndam, ditiriskan dan dimasukkan ke dalam ruang
pengasapan dan dengan pemanasan air di dalam bahan terutama bagian
permukaan akan menguap sehingga bahan menjadi kering. Pada kondisi ini
bahan akan menyerap asap yang terdiri dari partikel-partikel yang sangat halus.
Tujuan pengasapan yaitu meningkatkan flavor penampakan serta
mendapatkan bahan yang awet. Selain itu juga memperbaiki warna dan
mengempukkan bahan misalnya pada daging. Bahan yang diasap dapat menjadi
awet karena kombinasi asap yang mengandung bahan-bahan kimia, panas dan
bahan yang kering. Asap diperoleh dari kayu-kayu yang keras seperti mahoni,
apel, serbuk gergaji, sekam padi, tongkol jagung. Asap kayu mengandung
bahan-bahan folatil yang mempunyai sifat bakterisida atau bakteristatik seperti
formaldehid, fenol dan kresol. Pengaruh bakteriostatik akan hilang bila
permukaan daging asap menjadi rusak (karena irisan atau pengupasan).
Komponen asap yang lain asam format, keton, aldehid, alcohol, lilin, metal
catechol dan pyrogallol. Asap kayu lebih efektif terhadap sel vegetatif
dibandingkan spora bakteri dan lebih efektif membasmi bakteri dibandingkan
kapang. Selama pengasapan, komponen asap diserap oleh permukaan produk
dan air interstisial di dalam produk daging asap.
Pengasapan terdiri dari 2 macam yaitu pengasapan dingin (cold
smoking) dan pengasapan panas (hot smoking). Pengasapan dingin dilakukan
pada suhu sekitar 32-43º C dan waktunya lebih lama hingga ikan menjadi kering
dan keris. Pengasapan panas atau disebut juga barbeque smoking dilakukan
pada suhu sekitar 65-80º C dan bahan diletakkan dekat dengan sumber panas.
Bahan pada pengasapan panas akan menjadi matang, lebih berair (juicy) tetapi
tidak tahan lama disimpan karena kadar air masih tinggi. Panas yang tinggi
dapat menghentikan kegiatan enzim-enzim perusak, menggumpalkan protein
dan menguapkan sebagian air dari ikan. Senyawa karsinogen telah ditemukan
di dalam asap kayu alami dalam jumlah yang sangat rendah, sehingga bahaya
karsinogenesis dapat diabaikan.
Jumlah karsinogen tergantung pada temperature pembentuk asap dan
lignin. Senyawa 3,4-benzipiren dan 1,2,5,6 fenantrasen yang bersifat
2. Penggaraman
Penggaraman merupakan salah satu cara pengawetan dengan cara
mengurangi kadar air dalam ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak
dapat hidup dan berkembang lagi. Penggaraman ada 3 yaitu basah (brine
salting), kering (dry salting), dan kombinasi (pickle salting). Peranan garam
dalam proses ini sebetulnya tidak bersifat membunuh mikroorganisme
(fermicida), akan tetapi garam mengakibatkan terjadinya proses plasmolisis
(berkurangnya kadar air sel mikroorganisme). Penggaraman biasanya diikuti
dengan pengeringan untuk menurunkan kadar air dalam daging ikan sehingga
cairan ikan semakin mengental dan proteinnya menggumpal, dengan demikian
pertumbuhan bakteri semakin terhambat. Kemurnian garam dan ukuran kristal
garam akan mempengaruhi mutu ikan asin yang dihasilkan. Penggunaan NaCl
murni dengan konsentrasi 95% dapat menghasilkan ikan asin dengan warna
putih kekuningan dan teksturnya lunak. Selain itu rasa ikan juga seperti ikan
segar. Warna putih kekuningan, lunak dan rasa enak merupakan ciri-ciri ikan
asin yang baik. Selain kualitas garam yang digunakan, mutu ikan asin juga
ditentukan oleh kadar lemak ikan, ketebalan daging, kesegaran ikan, temperatur
ikan, dan konsentrasi larutan garam.
Telur asin adalah suatu hasil olahan telur dengan prinsip penggaraman.
Pembuatan telur asin sangat sederhana dan mudah dikerjakan. Telur
bebek/ayam yang akan digunakan harus bermutu baik, karena akan
mempengaruhi telur asin yang dihasilkan. Garam yang digunakan juga harus
bersih dan ukurannya/kristal garam tidak terlalu halus. Garam bersifat menarik
air sampai kadar air tertentu sehingga bakteri tidak dapat berkembang lagi.
Dalam pembuatan telur asin biasa digunakan abu gosok, bubuk bata merah yang
dicampur dengan garam sebagai medium pengasin. Ada beberapa jenis metode
pengasinan telur, diantaranya (Suharno, 2007):
1. Pengasinan telur halidan : pengasinan yang menggunakan pembungkus
tanah liat dan garam dengan perbandingan 1:1. Telur ini dapat bertahan
selama 30 hari.
2. Pengasinan telur pidan : pengasinan yang menggunakan serbuk gergaji,
kapur, dan garam dengan perbandingan 1:1:1. Telur ini dapat bertahan
selama 150 hari.
1. Pengeringan
2. Fermentasi
a. Pembuatan Tape
Tape merupakan jenis makanan yang mengandung alkohol (3-5%)
mempunyai rasa asam-manis dan pH sekitar 4. Mikroorganisme yang sering
dijumpai pada ragi tape adalah candida, Endomycopsis, Hansenula,
Amyloses, Aspergillus, Fusarium, Mucor dan Rhizopus (Steinkraus, 1983).
Menurut Ko, 1972, organisme yang berperan penting dalam pembuatan tape
adalah kapang Amylomyses rouxii tipe calmette dan khamir Endomycopsis
burtonii (E. chodati).
Proses yang terjadi dalam pembuatan tape adalah karbohidrat
komplek diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim amylase yang diproduksi oleh kapang. Senyawa yang lebih sederhana
kemudian diubah menjadi alkohol oleh khamir. Apabila fermentasi
dilanjutkan akan diperoleh produk-produk asam.
b. Pembuatan Yoghurt
Susu merupakan makanan yang mengandung zat gizi lengkap bagi
manusia dan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan berbagai jenis
mikroorganisme. Pada suhu kamar susu akan cepat diubah menjadi asam
yang disebabkan oleh bakteri Lactobacillus dan Streptococcus serta dapat
terjadi secara alamiah yang dikenal dengan fermentasi asam secara spontan.
Proses fermentasi asam tersebut akan menggumpalkan susu dan mencegah
proses pembusukan susu.
Fermentasi merupakan suatu proses yang dapat terjadi secara aerob
maupun anaerob dimana dapat menghasilkan produk dengan mekanisme
kerjanya melibatkan mikrobia atau ekstraknya melalui aktivitas yang
terkontrol. Proses fermentasi dapat menghasilkan senyawa organik,
anorganik, dan beberapa unsur seperti karbohidrat, glikosida, alkohol,
benda keton, hidrokarbon, asam amino dan amina, sejumlah garam Fe, Mn,
karbon dan lain–lain. Mikroorganisme fermentatif diantaranya bakteri asam
laktat yang dapat mengubah zat gula dalam bahan menjadi asam, alkohol,
a. Penyusunan BMC
1) Pilih bahan makanan yang akan digunakan sebagai campuran. Hitung
energy, protein dan lemak per 100 gram campuran dengan menggunakan
daftar komposisi makanan.
2) Usahakan memenuhi persyaratan gizi misalnya untuk anak balita tiap 100
gram, mengandung energi 360 kkal, protein 20 %, lemak 25%, NDpCal %
sekitar 7,5, protein skor > 69. Perhitungan NDPCal % dengan menggunakan
Nomogram bila telah memenuhi persyaratan.
3) Jenis dan jumlah bahan makan tersebut bias digunakan sebagai BMC.
b. Pengolahan BMC
1) Campur semua bahan yang terpilih, masak seadanya dan bias dimakan. Ini
penting dilakukan untuk mengetahui pencampuran bahan-bahan tersebut
tidak menimbulkan rasa aneh dan sebagai bahan pertimbangan dalam
percobaan pengolahannya.
Tabel 1.2 Cara 2 atas dasar limiting amino acid terhadap Reference
Protein telur
(A/E : persen AA thd totalnya)
1. Rasa dasar
Uji cita rasa merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengetahui keadaan dan kondisi suatu produk secara subyektif. Cara ini sangat
tergantung sensitivitas panca indra seseorang. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi sensitifitas seseorang terhadap rasa diantaranya karena
kegagalan indera, ujung-ujung syaraf yang tumpul sehingga tidak dapat
mengidentifikasi rasa dengan baik, suhu bahan yang terlalu rendah atau tinggi,
suhu tubuh di bawah 20°C atau di atas 30°C, dan perbedaan threshold (batas
konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan). Sensitifitas
terhadap rasa berbeda setiap orang dipengaruhi oleh kepekaan, pengalaman,
kondisi psikologis dan kondisi fisik. Adapula hal-hal yang mempengaruhi pada
saat pengukuran sensoris (sikap, motivasi, kesalahan psikologis dalam
penilaian, adaptasi).
Lidah merupakan alat indra pengecap yang dapat membedakan empat
rasa dasar. Rasa makanan dapat dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup
cecapan yang terletak pada papila yaitu bagian noda merah jingga pada lidah.
Kuncup-kuncup cecapan terletak dalam ephitelium fungiform yang terletak di
bagian dasar dan ujung lidah. Papila yang lain adalah papila foliata di bagian
pinggir lidah dan papila sirkum valata yang melintang di bagian lidah belakang
dan berbentuk V. Semua bagian lidah mempunyai kuncup cecapan, sedang
bagian tengah lidah tidak. Papila foliform tidak mengandung kuncup cecapan
tapi peka terhadap sentuhan. Menurut Winarno (2004), sensitifitas dari rasa
terdapat pada ujung-ujung lidah, masing-masing terdistribusi pada empat jenis
daerah reseptor, yaitu :
a. Rasa manis : pada ujung lidah
b. Rasa pahit : pada pangkal lidah
c. Rasa asam : Pada sisi tepi lidah
d. Rasa asin : pada ujung dan tepi lidah
Berbagai senyawa kimia dapat menimbulkan rasa yang berbeda. Rasa
asam disebabkan oleh donor proton. Intensitas rasa asam tergantung pada
banyaknya ion H+. Rasa asin dihasilkan oleh garam-garam anorganik, yang
umum adalah NaCl murni. Rasa manis juga ditimbulkan oleh senyawa organik
alifatik yang mengandung gugus OH. Rasa pahit disebabkan oleh alkaloid. Rasa
pahit juga dapat ditimbulkan pemanis buatan dalam konsentrasi yang tinggi.
CHEESE MUFFIN
Bahan:
Tepung BMC
Gula pasir
Susu cair
Telur ayam
Keju margarinr
Baking powder
g. Prosedur pembuatan
1) Kocok telur ayam, margarine dan gula pasir
2) Masukkan tepung BMC dan susu cair
3) Aduk hingga rata
4) Tambahkan baking powder, garam dan cuka aduk rata
5) Olesi cetakan dengan margarin kemudian cetak adonan
6) Taburi dengan keju di atasnya
7) Panggang dalam oven selama 20 menit
8) Angkat dan dinginkan
h. Menghitung rendemen
i. Sajian perporsi
Sajikan untuk satu porsi atau per saji dengan menghitung zat gizi untuk
satu porsi disesuaikan dengan syarat zat gizi mengandung :
• 360 kalori dalam 100 g bahan
• 16% protein
• Protein skor > 69
• NDPcal < 7,5
• Lemak 20%
j. Uji organoleptik
Penilaian warna, aroma, rasa, tekstur, dan daya terima produk yang disajikan
Selain untuk mengawetkan suatu produk, ada juga yang bertujuan untuk
membuat produk padat nutrisi, contohnya Bahan Makanan Campuran. Pembuatan
produk BMC melalui langkah yang Panjang, mulai dari memilih bahan yang tepat
untuk sasaran, menentukan formulasi yang paling baik, kemudian membuat
produknya. Tidak sampai disitu saja, sebelum didistribusikan, produk BMC harus
dinyatakan lolos uji organoleptik, sehingga dapat diterima oleh sasaran yang dituju.
ACARA 2
Macam Pengolahan
3. Prosedur
a. Bersihkan kedelai dari kotoran dan kedelai yang rusak,
rendam kedelai 4-6 jam kemudian direbus hingga mendidih
lalu ditunggu selama 15 menit dan dicuci.
b. Giling kedelai dengan air hangat hingga halus, perbandingan
yang digunakan adalah 1 : 4 (kedelai:air), ekstraksi dengan
cara disaring melalui kain kassa.
c. Panaskan sari kedelai di atas api kecil sambil diaduk-aduk
hingga mendidih. Tambahkan gula pasir 4-5%, vanili 0,1%
dan garam 0,55%.
d. Bandingkan dengan produk sari kedelai komersiil
4. Penugasan
d. Hitung berat gula pasir, vanili dan garam yang digunakan.
5. Pertanyaan
a. Mengapa sari kedelai yang dihasilkan sering terasa getir dan
langu
b. Bagaimana cara menghilangkan atau mengurangi rasa getir dan
langu tersebut?
c. Bagaimana caranya memperoleh sari kedelai yang baik?
3. Cara kerja
Ikan segar disiangi dengan cara membuang kepala dan isi
perutnya kemudian dicuci sampai bersih dengan menggunakan
air yang mengalir.
Pisahkan daging ikan dari tulang-tulangnya dengan cara
menyayat menggunakan pisau secara memanjang.
Lakukan proses bleaching/blansir 2 kali setelah itu daging ikan
dipres atau diperes untuk mengurangi kandungan air dengan
menggunakan kain kassa.
Masukkan daging ikan & es batu ke food processor dan haluskan
sampai rata
Tambahkan garam, kaldu jamur & putih telur, haluskan kembali
sampai kental
Tambahkan tepung tapioca haluskan sebentar saja sampai rata
Didihkan air kemudian matikan api
4. Penugasan
a. Amati hasilnya : warna, bau, konsistensi adonan, texture bakso dan
rasanya
b. Bandingkan dengan bakso ikan komersiil.
5. Pertanyaan
a. Jenis ikan yang bagaimana yang baik untuk diolah menjadi bakso
ikan? Sebutkan contohnya.
b. Apa tujuan dari bleaching dan jelaskan prosesnya?
c. Apa persyaratan dari bahan baku untuk bakso ikan?
3. Pengamatan
a. Hitung overrun es krim
Overrun = berat adonan – berat eskrim x 100%
Berat eskrim
1. Pembekuan
A. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui prinsip pengawetan dengan cara pembekuan
2. Mengetahui prosedur pembekuan bahan mentah dan masak
3. Mengetahui perubahan sifat fisik dan nilai gizi pada bahan makanan
setelah pembekuan
C. Prosedur praktikum
1. Buah beku
a. Mangga :
Pilih mangga yang sudah tua tetapi masih keras
Kupas dan potong mangga sesuai selera
Taburi gula pasir dengan perbandingan 1 bagian gula
untuk 5 bagian buah
Atur dalam kantong plastic dan tutup rapat
b. Nanas :
Kupas dan potong nanas
Tambahkan 1 bagian gula pasir untuk 5 bagian buah
nanas
Tambahkan 0,03% asam askorbat untuk
menstabilkan flavor/rasa
Atur dalam kantong plastic dan tutup rapat
2. Sayuran beku
a. Wortel :
Pilih wortel dengan warna tua, flavor dan teksturnya
baik
Kupas, cuci dan potong bentuk dadu
MODUL PRAKTIKUM TEKPANG Page 36
Blansir dalam air suhu kurang dari 1000 selama 3-5
menit
Masukkan dalam baskom berisi air dingin/es batu
kemudian tiriskan
Atur dalam kantong plastic dan tutup rapat
b. Jagung dengan tongkolnya
Pilih jagung yang baik dan berwarna kuning
Blansir jagung dengan tongkolnya dalam air kurang
dari 1000 selama 10 menit
Masukkan dalam baskom yang sudah terisi air
dingin/ es batu, kemudian tiriskan
Potong biji jagung dari tongkolnya
Atur dalam kantong plastic dan tutup rapat
3. Breaded Shrimp
Cuci udang, buang kepala, kaki dan kulit. Ruas ekor dapat
disisakan untuk dipegang pada saat dikonsumsi
Belah udang, buang isis perut dan kotorannya dengan air
mengalir
Buatlah beberapa sayatan melintang, agar bumbu mudah
meresap
Taburkan garam dan merica secukupnya
Kocok telur (bagian kuning dan putih) hingga rata, celupkan
udang ke dalamnya
Gulirkan pada tepung roti sehingga semua bagian tertututp
tepung
Masukkan udang dalam kemasan, perhatikan cara penataan
sehingga mudah diambil setelah penyimpanan
Beri label dan simpan beku
D. Penugasan
1. Buatlah percobaan dengan lama penyimpanan sebelum pembekuan
dan setelah pembekuan (selama 3 hari dan 5 hari) amati mutu
produk (sifat organoleptik)
2. Amati mutu sayuran dan buah yang dibekukan dengan
pemblansiran dan tanpa pemblansiran
3. Analisa hasil pengamatan
Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menyebutkan langkah-langkah pembuatan jelly, sirup dan selai
buah
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan
jelly, sirup dan selai buah
3. Mengetahui peranan pektin dalam pembuatan jelly, sirup dan selai
buah
4. Mengetahui peranan gula dalam pembuatan jelly, sirup dan selai
buah
5. Mengetahui peranan asam dalam pembuatan jelly, sirup dan selai
buah
2. Prosedur
i. Buah dicuci, dikupas, dan dibuang bijinya.
ii. Daging buah diiris tipis/ kecil-kecil
iii. Tambahkan air sebanyak 1-2 bagian berat buah. Lakukan
pemasakan ±1 jam, angkat dan diamkan 30 menit sampai pektin
yang terkandung di dalam buah terekstraksi semua.
iv. Lakukan penyaringan sehingga diperoleh sari buah jernih.
Tambahkan gula pasir 65% dan asam sitrat sampai pH 3,2 (0,02%).
v. Campuran dimasak sampai titik kekentalan jelly tercapai dan uji
dengan sendok/garpu/refraktometer.
vi. Masukkan jelly ke dalam botol steril, tutup rapat dan lakukan
sterilisasi dengan cara merebus/ mengukus selama 30 menit.
2. Cara Kerja
a. Pilih buah yang matang dan baik
b. Cuci dan buang kulitnya, daging buah dipotong-potong untuk
memudahkan ekstraksi
c. Hancurkan buah dengan blender, dan tambahkan air (1:4) atau
tergantung jenis buahnya. Buah dengan aroma yag kuat dapat
ditambah air lebih banyak
d. Saring buah, ambil filtratnya yang bersih
e. Tambahkan gula 60% lalu panaskan. Jika rasa buah tidak atau
kurang asam, tambahkan asam sitrat 0,4%
f. Cek kadar gula dengan refractometer hingga menunjukkan angka
65%
g. Angkat dan masukkan sirup ke dalam botol steril
h. Tutup rapat kemudian lakukan pasteurisasi selama 30 menit pada
suhu 630C dengan cara dikukus atau direbus
2. Cara kerja
1. Memilih buah yang matang baik, dicuci dan dibersihkan dari kulit
dan kotoran
2. Lakukan blanching dengan cara mencelupkan buah dalam air panas
(suhu 82-1000) selama 5-10 menit (tergantung banyak dan tebal
potongan buah).
Tujuan blanching antara lain untuk menonaktifkan enzim yang
dapat merubah warna buah sehingga hasil olahan tetap
berwarna bagus
3. Buah dipotong-potong untuk memudahkan penghancuran.
Selanjutnya diblender menjadi bubur (tambahkan air kurang lebih
10%)
Penugasan
a. Amati kadar gula serta pH awal dan akhir
b. Bandingkan sifat organoleptik jelly, sirup dan selai buah
c. Mengamati pada 0 minggu dan setelah 5-7 hari
d. Amati perubahan organoleptik (jika ada)
e. Amati pertumbuhan mikroorganisme secara visual (jika ada)
i. Pengasapan
A. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mengetahui cara-cara pengasapan pangan
B. Penugasan
a. Mahasiswa mengamati video yang sudah disediakan
b. Mahasiswa menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan
informasi dari video didukung dengan studi literatur
C. Pertanyaan
a. Dapatkah hasil produk yang diasap bebas zat karsinogen? Jelaskan!
b. Bagaimana prinsip pembuatan/ cara pembuatan asap cair?
c. Bagaimana pengaruh pengasapan terhadap kandungan gizi bahan
pangan?
ii. Penggaraman
A. Tujuan praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menjelaskan peranan garam dalam proses penggaraman ikan dan telur
asin
b. Mengetahui cara-cara penggaraman ikan
c. Menjelaskan cara persiapan dan pengolahan ikan
d. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan telur asin
C. Prosedur Praktikum
Prosedur pembuatan ikan secara brine salting
a. Ikan segar dibersihkan isi perut, insang dan selaput-selaput yang ada
kemudian dicuci bersih dan ditiriskan
1. Pengeringan
1. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menyebutkan prinsip pengawetan dengan cara pengeringan
b. Mengetahui perubahan-perubahan fisik yang terjadi akibat pengeringan
2. Penugasan
a. Mahasiswa mengamati video yang sudah disediakan
b. Mahasiswa menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan informasi
dari video didukung dengan studi literatur
3. Pertanyaan
1. Produk apa yang dibuat pada video melalui proses pengeringan?
2. Apa saja bahan yang digunakan?
3. Bagaimana tahapan proses nya?
2. Fermentasi
a. Pembuatan Tape
1. Alat dan Bahan
a. Alat : kompor, dandang/kukusan, sendok, timbangan, gelas beaker,
pengaduk, aluminium foil
b. Bahan : singkong, ragi tape
2. Cara kerja
a. Bahan dibersihkan dan ditimbang sesuai yang dibutuhkan (catat berat
kotor dan berat bersih)
b. Cuci sampai bersih (jika perlu dipotong dengan ukuran yang sama)
dan kukus sampai tiga perempat matang
c. Dinginkan dengan cara diangin-anginkan sampai suhu mencapai
sekitar 400C
d. Taburi ragi tape dengan konsentrasi 0,5% sampai dengan 1% dari
berat bahan masak
e. Aduk sampai rata dan biarkan kurang lebih 30 menit
f. Tutup rapat dengan alumunium foil
g. Inkubasikan selama 2 sampai 3 hari
2. Prosedur
a. Cairan susu pada ukuran tertentu dicampurkan dengan tepung susu
skim hingga total solid mencapai 18-22%
b. Masukkan starter sebanyak 1 % dan aduk rata
c. Inkubasi selama kurang lebih 8 jam pada suhu 37-450C
2. Cara kerja
a. Bersihkan dan cuci bersih sayur
b. Buka lembaran-lembaran sawi putih dan letakkan pada
baskom/wadah
c. Campurkan garam dan tambahkan air sampai terendam
d. Biarkan terendam selama 4 jam
e. Tiriskan sawi putih sampai bebas air perendam
f. Bumbu bisa diiris atau dihaluskan
g. Campurkan bahan-bahan lain ke dalam sawi putih tsb, aduk rata
h. Masukkan ke dalam botol gelas dan tutup rapat
i. Biarkan selama 2 malam dalam lemari es
Skenario kasus :
Berdasarkan screening yang dilakukan pada Wilayah X Kabupaten Y, didapatkan
data sbb :
A. Keadaan Gizi Kesehatan
1. Status Gizi Anak Sekolah (SD) diketahui :
Gizi buruk (4%)
Gizi kurang (17%)
Gizi baik (76%)
Gizi Lebih (3%)
2. Jumlah Lansia di wilayah ini cukup tinggi, dengan keadaan status
gizi :
Gizi buruk (5%)
Gizi kurang (18%)
Gizi baik (68%)
Gizi lebih (9%)
3. Banyak ditemukan Kasus Anemia pada ibu hamil dan anak sekolah
(SD), sementara pemberian suplementasi zat besi (Fe) baru
mencakup kelompok ibu hamil.
CATATAN :
1. Pemilihan bahan makanan menyesuaikan kondisi skenario kasus, dapat
dijangkau saat praktikum dan mudah dibuat tepung. ATAU bisa
menggunakan tepung bahan makanan siap pakai yang dijual dipasaran
(Contoh : tepung mocaf, tepung ubi ungu, tepung kentang, dll)
2. Pemilihan bahan makanan utk dibuat tepung adalah sama untuk
semua kelompok (1 kelas). Tetapi formulasi dan rencana produk akhir
yang akan diolah berbeda untuk masing2 kelompok kecil
(menyesuaikan kasus)
3. Sebaiknya tidak menggunakan telur sebagai bahan dasar BMC karena sulit
dalam pengeringan dan penepungan
4. Cara pengeringan lebih baik menggunakan metode kering
1. Tujuan Praktikum
Setelah praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
a. Mahasiswa mampu menerapkan konsep uji sensoris bahan pangan
b. Mahasiswa mampu memberikan penilaian sensoris bahan pangan dan
menganalisa daya terima berdasarkan organoleptik
2. Penugasan
a. Mahasiswa melakukan penilaian dan analisis organoleptik tepung
BMC
b. Mahasiswa melakukan penilaian organoleptic dan menganalisis daya
terima produk BMC
B. Penilaian Praktikum
1. Softskill (rentang nilai 0-100)
a. Kehadiran
b. Keaktifan
c. Kerjasama
d. Kebersihan
2. Worksheet
3. Laporan (rentang nilai 0-100)
a. Cover
b. BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 25
B. TUJUAN PRAKTIKUM 10
c. BAB II. ISI
A. CARA KERJA 5
B. HASIL PENGAMATAN 10
C. PEMBAHASAN 20
d. BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN 5
SARAN 5
e. REFERENSI 10
f. Sesuai format 5
g. Tepat waktu 5
Claudio, V.S., Leon, S.Y. 1977. Experimental Cookery, Readings and Laboratory Manual.
Manila: National Book Store Inc.
de Leon, S.Y. and Virginia, D.G. 1978. Philiphine Fruit and Vegetable Processing Guide.
Quezon City: Interlino Printing Co.Inc.
Harris, Robert S; Karmas, Endel. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan.
Bandung : Penerbit ITB
Hui.YH. (2006). Handbook of food science, technology, and Engineering volume 1. London.
CRC Press.
Larmond, E. 1974. Methods for Sensory Evaluation of Food. Ottawa: Canada Department of
Agriculture.
Margono, Tri. 2000. Ikan Asap. Diterima tanggal 4 Desember 2009 dari
www.warintek.ristek.go.id/pangan/ikan,%20daging.../ikan_asap.pdf
Murano, Peter S. 2003. Understanding Food Science and Technology. USA: Wadswort
Nisandi. 2007. Ikan Asap. Diterima tanggal 4 Desember 2009 dari www.warintek.ristek.go.id
Potter.NN & Hotchkiss JH. (1995). Food Science. London. Chapman & Hall
Shirley, J.A. 1989. Food for Freezing. New York, USA: Prestige Book Inc.
Suradi, Kusmajadi dan Lilis Suryaningsih. 2007. Pengaruh Kombinasi Temperatur dengan
Lama Pengasapan Terhadap Keasaman dan Total Bakteri Daging Ayam Broiler. Dari
pustaka.unpad.ac.id/.../pengaruh_kombinasi_temperatur_dengan_lama_pengasapan1.pdf
Tarwiyah, Kemal. 2001. Ikan Asap (Ikan Sale) Cara Pengasapan Tradisional. Dari
kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/pangan/.../ikan_asap_cara_tradisional.pdf
Waluya. 2002. Asap Cair dan Oven Pengasap Mekanis Untuk Meningkatkan Mutu Ikan
Asap. Dari http://iptekda.lipi.go.id Desrosier, Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan
Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Sari kedelai
komersil
1. Mengapa sari kedelai yang dihasilkan sering terasa getir dan langu, bagaimana
cara menghilangkannya?
Bakso ikan
komersil
1. Jenis ikan yang bagaimana yang baik untuk diolah menjadi bakso ikan? Sebutkan
contohnya.
Ice Cream
komersil
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Mangga
Wortel
Jagung
Breaded shrimp
Mangga
Wortel
Jagung
Breaded
shrimp
F. Kesimpulan
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Selai
Sirup
2. Pengamatan Organoleptik
a. 0 minggu
Warna Rasa Aroma Tekstur
Jelly
Selai
Sirup
b. 2 minggu
Warna Rasa Aroma Tekstur
Jelly
Selai
Sirup
Selai
MODUL PRAKTIKUM TEKPANG Page 59
Sirup
b. Nilai gizi
Nama Bahan Nilai Gizi
E. Pembahasan Penggulaan
a. Bagaimana peranan pektin dalam pembuatan jelly, sirup dan selai
buah?
F. Kesimpulan
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Ikan
kembung
Keterangan
Ikan kembung
(brine salting)
Ikan kembung
(dry salting)
Telur asin
Telur bebek
tdk asin
a. Nilai gizi
Nama Bahan Nilai Gizi
b. Penggaraman
1. Bagaimana prinsip pengawetan dengan penggaraman?
3. Apakah bakteri dapat tumbuh pada ikan asin dan telur asin?
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Susu
segar
MODUL PRAKTIKUM TEKPANG Page 66
Sawi
putih
Yoghurt
Kemchee
Yoghurt
Sawi asin
b. Nilai gizi
Nama Bahan Nilai Gizi
b. Fermentasi
1. Bagaimana prinsip pengawetan dengan fermentasi?
Acara :
Hari/ tanggal :
Nama :
NIM / :
Kelompok :
Instruktur
Tepung
Rata-rata
Keterangan: Skala 1-10
LEMBAR VALIDASI
Nama Mahasiswa
NIM
Mata Kuliah
Nama Tugas
Tanggal Pengumpulan Tugas
Nilai
Yogyakarta, …………………………..
Mahasiswa Instruktur
( ) ( )