Anda di halaman 1dari 64

Biokimia PIPA 2

VITAMIN
Dosen Pengampu: Riva Ismawati, S.Pd., M.Sc.

Kelompok 5 Universitas Tidar


Biokimia

Anggota Kelompok

Adila Candra Diana Santi Rias Ayu I.


2110303031 2120303066 2140303101
Biokimia

VITAMIN
Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang, akan tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting
untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.Kebanyakan,
vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh. Meski terdapat beberapa yang dapat dibentuk
oleh tubuh, namum kecepatan pembentukan sangat kecil sehingga jumlah yang dihasilkan
masih belum memenuhi kebutuhan tubuh. Maka dari itu kebutuhan vitamin dalam tubuh
harus dipenuhi melalui makanan sehari-hari.
Biokimia

Fungsi Vitamin
Mengatur metabolisme

Mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi

Mengatur pembentukan tulang dan jaringan.

Penguatan sistem kekebalan tubuh


Golongan Vitamin Oleh Kodicek (1971)
Prakoenzim Alosterin

Vitamin yang bersifat larut dalam air Vitamin yang bersifat larut dalam lemak

Tidak disimpan oleh tubuh Dapat disimpan dalam tubuh

Memberikan gejala penyakit tertentu


Tidak beracun, diekskresi dalam urine. (hiper- vitaminosis)

Vitamin golongan pertama diantaranya: Membahayakan kesehatan tubuh


tiamin, riboflavin, asam kolat, biotin,
nikotinat, piridoksin, asam asam
pantotenat, vitamin B,, (disebut golongan
vitamin B) dan vitamin C.
Biokimia

Retinol
Vitamin A
Biokimia

Vitamin A
Retinol merupakan bentuk aktif vitamin A yang larut dalam lemak. Retinol merupakan alkohol
yang terdiri atas cincin ionon dan rantai samping alkali. Di dalam tumbuhan vitamin A terdapat
sebagai provitamin A yakni senyawa karoten. Di dalam tubuh retinol berperan dalam:

Proses reproduksi, sebagai salah satu faktor pertumbuhan (dibuktikan dengan tikus yang
kekurangan vit A menjadi sering kurang subur dan mengalmi gangguan sintesis androgen)
Proses sintesis mucoprotein dan mukoplisakarida yang berfungsi mempertahankan kesatuan
epitel. Khususnya jaringan mata, mulut, alat pencernaan, pernapasan dan saluran genital atau
urin. Gangguan pembentukan mukosa dapat menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi.
Faktor esensial dalam pertumbuhan tulang dan gigi.

Vitamin A relatif stabil dalam proses pemanasan, sehingga tidak banyak hilang dalam proses
pemasakan. Dalam makanan kaleng, vitamin A dapat bertahan selama 9 bulan
.
Biokimia

Proses Melihat Pada Vitamin A


Vitamin A memiliki peran dalam proses melihat (Fotokimia)
pada retina. Pigem sensitif pada retina yaitu rodopsin yang
merupakan protein gabungan serta dapat berdiasosiasi
menjadi protein opsin dan retinen trans (vitamin A dalam
bentuk aldehida). Diasosiasi ini terjadi bila redopsin terkena
oleh cahaya. Kemudian, trans retinen dapat direduksi oleh
NADH dan enzim dehidrogenase alkohol membentuk rans vit
A. Peran lain dari cahay dalam siklus redopsin ini adalah
untuk menghambat pembentukan redopsin dari protein
opsin dan sis retinen. Melalui isomerisasi sis retinen menjadi
trans retinen. Sebaliknya, dalam keadaan gelap sis retinen
membentuk rodopsin kembali dengan opsin. Sis retinen
dapat terbentuk kembali melalui isomerasi trans resimen
atau melalui oksidasi sis vitamin A.
Biokimia

SUMBER VITAMIN A
Vitamin ini dapat diperoleh dari hewan dan juga tumbuhan, diantaranya:

Kuning telur Sayuran hijau tua


Minyak ikan kangkung, bayam, daun kelor, daun singkong, dll
Hati Buah-buahan berwarna kuning atau jingga
Susu cabai, wortel, tomat, jeruk, dan jagung

KEKURANGAN VITAMIN A
kurangnya asupan vitamin dalam tubuh dapat mengakibatkan:
Rabun malam/Rabun senja
Penderita tidak mampu melihat dalam jangka waktu yang cukup lama dibanding orang
normal bila beranjak dari tempat terang menuju tempat gelap.
Perkembangan tulang dan didi yang tidak normal, dan
Biokimia

Perubahan epitel
Kekurangan epitel dapat mengakibatkan perubahan perubahan tertentu pada jaringan
epitel di seluruh tubuh, termasuk pada mata. Kekurangan pada tingkat parah akan
menyebabkan perubahan pada kulit yang disebut folikular hiperkeratosis dengan gejala
yang ditunjukkan kulit menjadi kulit menjadi keras, kering, dan bersisik. Contoh
perubahan epitel
Tingkat defisiensi sedang Karatinisasi (pengeringan jaringan epitel)
Tingkat defiesiensi yang parah akan terjadi perubahan kulit yang disebut folikular
hiperkeratosis, dimana kulit menjadi keras, kering, dan bersisik
Tingkat defisiensi yang parah dan berlangsung lama akan menyebabkan terjadinya
xeroftalmia, dimana kornea mata menjadi kering, menjadi memutih dan mudah
terjadi infeksi serta luka
Tingkat keadaan yang lebih buruk terjadi kerusakan jaringan mata yang disebut
keratomalasia yaitu kornea mata menjadi lembut dan meluruh yang dapat
mengakibatkan terjadinya kebutaan permanen.
Biokimia

Vitamin B
Kompleks
Biokimia

Vitamin B kompleks adalah sekelompok vitamin yang larut dalam air. Vitamin B
kompleks terdiri dari delapan jenis vitamin, yaitu:
Vitamin B1 (tiamin) Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B2 (riboflavin) Vitamin B7 (biotin)
Vitamin B3 (niacin) Vitamin B9 (asam folat)
Vitamin B5 (asam pantotenat) Vitamin B12 (kobalamin
Biokimia

Tiamin (Vitamin B1)


Pada umumnya tiamin dikenal sebagai antineuritik, karena digunakan untuk membuat
normal kembali susunan syaraf. Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin
pirofosfat (TPP) yang memiliki fungsi dalam reaksi reaksi dekarboksilasi asam α keto,
oksidasi asam α keto, transkotolasi. Berikut struktur rumus kimia garam dan struktur
atau rumus kimia gugus tiazol :
Biokimia

Tiamin (Vitamin B1)


Defisiensi tiamin mengakibatkan terjadinya penyakit beri- beri terutama di negara-
negara yang menggunakan makanan pokok nasi. Defisiensi vitamin B1, juga
mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan yang disertai muntah-muntah dan
diare. Sumber vitamin B1, adalah biji-bijian seperti beras, gandum dan sumber lainnya
adalah daging, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran dan susu. Kehilangan atau
kerusakan tiamin selama proses pemasakan disebabkan oleh adanya sifat yang dimiliki
oleh tiamin yang larut dalam air, dan tidak tahan terhadap pemanasan yang terlalu
lama. Selain itu, adanya alkali juga menyebabkan kerusakan tiamin.
Biokimia

Tiamin (Vitamin B1)


Pada pemasakan roti, kandungan tiamin akan mengalami pengurangan mencapai
25%, pada daging yang direbus mengalami pengurangan tiamin sampai 50%, dan
pada daging yang dipanggang pengurangan tiamin mencapai 25%. Oleh sebab itu,
dalam memasak sayuran sebaiknya menggunakan air sedikit saja, kecuali bila air
rebusan ikut dimanfaatkan. Hal tersebut dilakukan supaya kandungan timin yang
terdapat pada bahan makanan tidak mengalami penuruan secara drastis.
Biokimia

Riboflavin
(B2)
Biokimia

Riboflavin (B2)
Riboflavin pada umumnya dikenal sebagai vitamin B2, adalah salah satu jenis vitamin
B kompleks yang penting untuk kesehatan manusia. Vitamin ini merupakan zat larut
air yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Struktur
kimia riboflavin :
Gejala defisiensi vitamin B adalah keilosis (terjadi
kerak pada sudut mulut yang berwarna merah).
Sumber vitamin B, yaitu susu, daging, telur, ikan.
Biji-bijian seperti beras dan gandum mengandung
riboflavin dalam jumlah yang kecil.
Biokimia

Kebutuhan riboflavin yang dianjurkan


Golongan Kebutuhan Riboflavin

Wanita usia lebih dari 23 tahun 1,2 mg/hari

Pria lebih dari 23 tahun 1,6 mg/hari

Wanita menyusui 1,7 mg/hari

Wanita hamil 1,5 mg/hari

Bayi 0,6 mg/hari

Anak sampai 10 tahun 1,2 mg/hari


Biokimia

Riboflavin (B2)
Pada pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan susu terjadi pengurangan riboflavin
mencapai 20%. Apabila dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 3,5 jam
terjadi pengurangan mencapai 75%. Oleh sebab itu, pada pengemasan susu harus
digunakan tempat dari aluminium, karton atau botol berwarna. Pada pengawetan
sayuran hijau menggunakan bikarbonat akan terjadi perusakan vitamin secara total.
Hal tersebut dilakukan agar kandungan riboflavin tidakmengalami pengurangan.
Biokimia

Asam Nikotinat/ Niasin (B3)


Asam nikotinat, pada umumnya dikenal sebagai niasin atau vitamin B3, adalah
salah satu jenis vitamin B kompleks yang penting untuk untuk pertumbuhan
yang normal dan kesehatan sepanjang hidup manusia. Vitamin ini merupakan
bahan dasar dari koenzim nikotinamida adenin dinukleotida (NAD). Struktur
kimia asam nikotinat :
Biokimia

Asam Nikotinat/ Niasin (B3)


Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh telah habis dalam waktu 30-180 hari dan
penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul
gejala misalnya pada penyakit pelagra (pele = kulit agra = kasar). Penyakit ini dapat
mengenai usus, kulit dan sistem syaraf. Pada bagian kulit, yaitu pada bagian muka,
leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan yang kemudian menjadi coklat
mengeras. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin
lain, yaitu makanan yang mengandung sumber vitamin B1, vitamin B2, dan niasin.
Biokimia

Asam Nikotinat/ Niasin (B3)


Gejala pelagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori
energi yang dibutuhkan tubuh per hari. Niasin larut dalam air, sehingga kehilangan
vitamin ini akan sering terjadi apabila sayuran dicuci setelah dipotong-potong
niasin tahan terhadap pemanasan di negara-negara yang penduduknya mengalami
kasus pelagra, seringkali niasin ditambahkan pada makanan penduduk.
Biokimia

Ciri-ciri umum gejala pelagra :


Gejala awal diantaranya: lelah, pusing, kehilangan berat badan, dan tidak
mempunyai selera makan.

Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai glositis (perasaan seperti
terbakar pada lidah) yang dapat meluas sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah.

Mual, muntah-muntah yang diikuti oleh diare.

Dermatitis (gatal terasa panas) khususnya pada permukaan tubuh yang terbuka
yaitu lengan, tangan, lutut, dan leher.

Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, mudah marah,
halusinasi dan demensia (gangguan jiwa dan gangguan syaraf).
Biokimia

Asam
Pantotenat
Vitamin B5
Biokimia

Asam Pantotenat (B5)


Struktur kimia asam pantotenat adalah C9 H 17 NO5

Asam pantotenat atau vitamin B5 merupakan asam amino yang mengandung gugus
pantoat. Gugus tersebut berperan sebagai koenzim A. . Gugus aktif Koenzim A adalah
gugus -S-H. Dalam reaksi kimia biasanya dituliskan KoASH atau HS-KoA. Dengan gugus
karboksil dari substrat koenzim A membentuk ikatan tioester. Koenzim A dalam reaksi
kimia berfungsi sebagai pemindah gugus asil.
Biokimia

Asam Pantotenat (B5)


Asam pantontenat ini dapat diperoleh dari daging, susu, produk dari susu, kacang-
kacangan, biji-bijian maupun sayur hijau. Vitamin ini merupakan koenzim penting
dalam metabolisme energi, sintesis protein, dan sintesis asam lemak. Kekuranganan
vitamin ini akan memberikan gejala :

Kehilangan selera makanan


Tidak dapat melaksanakan pencernaan makanan dengan baik
Depresi mental
Insomnia
Mudah terjadi infeksi saluran pernafasan
Biokimia

Piridoksin,
Piridoksal,
Piridoksamin
(Vitamin B6)

Rumus kimia untuk vitamin B6 adalah C8H11 NO


Biokimia

Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin

Tiga bentuk vitamin B6 berbeda, piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin, bertanggung jawab
atas berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme, fungsi saraf, dan pembentukan sel darah
merah. Ketiga bentuk vitamin B6 ini memiliki peran penting dalam tubuh:

Piridoksin: Bentuk aktif vitamin B6 ditemukan dalam berbagai makanan dan digunakan
dalam banyak reaksi kimia tubuh. Ini membantu metabolisme protein, mengubah asam
amino menjadi energi, dan membantu dalam pembentukan hemoglobin, yang membawa
oksigen dalam darah.
Biokimia

Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin

Piridoksal: Bentuk lain dari vitamin B6, piridoksal, bertanggung jawab atas
produksi neurotransmitter (zat kimia dalam otak), seperti serotonin, yang
bertanggung jawab atas pengaturan suasana hati dan tidur. Piridoksal juga
bertanggung jawab atas konversi karbohidrat menjadi energi.
Piridoksamin: Bentuk vitamin B6 yang sangat penting untuk pengaturan gula
darah membantu mengubah glukosa, atau gula darah, menjadi energi dan juga
dapat membantu menjaga kesehatan saraf.
Biokimia

Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin

Koenzim piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolisme asam amino


seperti pada reaksi transaminasi, dekarboksilasi, dan resemisasi. Masing- masing
reaksi tersebut berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Tetapi semua
enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat
Biokimia

Reaksi Transaminasi
Biokimia

Reaksi Dekarboksilasi

Reaksi reseminasi
Biokimia

Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin


Gejala yang tampak pada defisiensi vutamin B6 seperti hambatan pertumbuhan,
badan lemah dan gangguan mental, ermenia, dermatitis.
Kebanyakan orang dapat mendapatkan cukup vitamin B6 dari makanan yang
mereka makan setiap hari, seperti daging, unggas, ragi, legum, serealia, ubi jalar,
dan kentang. Namun, dalam beberapa kasus jika seseorang memiliki risiko
kekurangan atau kondisi medis tertentu, dokter atau ahli gizi dapat
merekomendasikan suplemen vitamin B6.
Biokimia

BIOTIN
Vitamin B7
Biokimia

BIOTIN

Biotin disebut juga dengan vitamin B7 atau vitamin H yaitu vitamin larut dalam air yang
bertindak sebagai kelompok prostetik karboksilase dalam beberapa jalur metabolisme.
Biotin sebagai kofaktor terikat kuat pada bagian protein enzim. Terdapat 3 jenis rekasi
yang dapat dilangsungkan oleh biotin.
reaksi karboksilasipada karbon dari asil KoA,
reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon
senyawa asil KoA
reaksi transkarboksilasi pada senyawa asil KoA
Biokimia

BIOTIN
Biotin memiliki bebrarapa peran penting dalama kesehatan umum dan metabolisme
sel, seperti:
Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein: Biotin membantu tubuh
mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi.
Kesehatan Kulit, Rambut, dan Kuku: Biotin sering dikaitkan dengan kulit,
rambut, dan kuku yang sehat. Kekurangan biotin dapat menyebabkan kulit
kering, kerontokan rambut, dan kuku yang rapuh.
Biokimia

BIOTIN

Sintesis Asam Lemak: Untuk sintesis asam lemak, yang sangat penting untuk
fungsi seluler yang tepat, biotin diperlukan.
Pertumbuhan Sel dan Pembelahan: Ini mempengaruhi pertumbuhan sel dan
pembelahan sel yang baik, yang sangat penting untuk perkembangan dan
pemeliharaan jaringan tubuh.
Detoksifikasi: Biotin membantu tubuh mengeluarkan zat-zat berbahaya dari
tubuh.
Biokimia

Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin ini Sumber Biotin : telur, ikan,
antara lain daging, kacang-kacangan
kulit menjadi kasar bersisik seperti kacang polong, kenari
rasa sakit pada urat-urat atau kemiri dan pada sayuran
pucat hijau. selain itu juga telah
anoreksia ( hilang nafsu makan) dan mual tersedia sebagai suplemen
adar hemoglobin menurun makanan dalam bentuk kapsul
kolestrol naik atau tablet.
kadar biotin urine menurun sampai 1/10
normal
Biokimia

Asam Folat
Vitamin B9
Biokimia

Asam Folat

Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk dalam kelompok vitamin B,
merupakan salah satu unsur penting dalam sintesis DNA (deoxyribo nucleic acid).
Unsur ini diperlukan sebagai koenzim dalam sintesis pirimidin. Kebutuhan
meningkat pada saat terjadi peningkatan pembentukan sel seperti pada kehamilan,
keganasan dan bayi prematur.
Defisiensi Asam Folat menunjukkan : anemia mwgaloblastik), glositis (inflamasi pada
lidah, dan diare.
Makanan sumber asam folat: hati, sayuran berwarna hijau tua terutama bayam,
asparagus, dan kacang-kacangan
Biokimia

Kobalamin
Vitamin B12
Biokimia

Vitamin B12 (Kobalamin)

Penyerapan vitamin B12 dalam tubuh terjadi di usus kecil dan memerlukan faktor
intrinsik, yang diproduksi oleh perut. Karena itu, masalah dengan lambung atau usus
kecil, seperti gangguan pencernaan atau penyakit perut tertentu, dapat mengganggu
penyerapan vitamin B12.
Fungsi Utama :
Vitamin B12 berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, fungsi sistem
saraf, dan metabolisme asam amino. Tanpa cukup vitamin B12, tubuh tidak dapat
memproduksi sel darah merah yang sehat, yang dapat menyebabkan anemia.
Biokimia

Vitamin B12 (Kobalamin)


Sumber: berasal dari makanan hewani seperti daging, susu, telur, unggas, ikan,
mentega, hari. makanan sumber hayati tidak mengandung vitamin B12

Gejala defisiensi:
Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh
mengabsorbsi B12
Pucat dan menjadi kusut
Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
Gangguan neurologis
Depresi mental
Biokimia

Asam Lipoat
Biokimia

Asam Lipoat

Asam lioat, juga dikenal sebagai alpha-lipoic acid (ALA), merupakan antioksidan
yang bisa digunakan untuk mengobati nyeri akibat neuropati diabetik. Asam
lipoat bermanfaat untuk mengurangi tanda-tanda penuaan dan kerusakan kulit,
meredakan peradangan dan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Antioksidan ini dapat diperoleh dari makanan seperti ragi, jeroan, wortel, tomat,
bayam, brokoli, kacang polong, kubis, daging merah, kentang, dan bit.
Biokimia Asam Lipoat
Enzim yang mengandung gugus lipoil, -S-S ini, berfungsi sebagai katalis pada reaksi
pemindahan/transfer gugus asil dan transfer hidrogen. reaksi berlangsung dalam 3 tahap:
Peningkatan gugus asil oleh gugus lipoil
pemindahan gugus asil pada koenzim A, sementara dalam reaksi ini gugus lipoil
mengikat dua atom H
gugus lipoid m=emindahkan hidrogen yang diikatnya kepada koenzim NAD+
Pada reaksi tahap 2, asil-lipoid-enzim memindahlan asil pada koenzim A dan lipoid
mengalami reduksi karena mengikat 2 atom hidrogen .
ketiga, lipoid akan tereduksi kemudian dioksidasi oleh enzim yang mengandung koenzim
FAD.
Biokimia

Asam
Askorbat
Vitamin C
Biokimia Vitamin C
merupakan vitamin yang larut dalam air dan jika dipanaskan akan teroksidasi dengan
mudah. Vitamin C ini akan mudah teroksidasi dalam suasana alkalis atau terdapat
tembaga. Vitamin ini berperan dalam hidrokilasi prolin dan lisin menjadi hidroksipolin
dan hidroksilisin untuk pembentukan kolagen. Vitamin ini merupakan reduktor kuat.
Hasil oksidasinya adalah dehidroaskorbat.

Dengan demikian vitamin c juga berperan menghambat reaksi oksidasi dalam tubuh
yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Kemampuan vitamin ini untuk
melepaskan dan menerima menunjukan adanya peran yang sangat penting dalam
proses metabolisme
Biokimia

Vitamin C
Vitamin C memiliki peran dalam memproduksi kolagen, penyerapan zat besi, sistem
kekebalan tubuh dan penyembuhan luka. Dalam pernapasn sel, vitamin C banyak
terlibat namun mekanismenya belum secara jelas diketahui. Peran pentingnya diantara
lain:
Oksidasi fenilanin menjadi tirosin
reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan
mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat
sintese hormon-hormon steroid dari kolesterol
Biokimia

Vitamin C
Vitamin ini dapat diperoleh dari buah-buahan sitrus seperti jerk, lemon, anggur, limau
kemudian juga dapat diperoleh dari sayur hijau maupun buah beri. Pemberi perlakuan
maupun pengolahan sebelum mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin ini
mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar kandungan vitamin di
dalamnya.
Berikut adalah perlakuan yang menyebabkan hilangnya vitamin C, diantaranya:
Proses pemanasan, menyebabkan rusaknya struktur penyusun vitamin ini.
Pencucian sayur setela dipotong
Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
Menempatkan vitamin ini di udara terbuka menyebabkannya teroksidasi secara
tidak reversibel.
Biokimia

Vitamin D
Biokimia

Vitamin D
Bila dilihat dari strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa yaitu D1, D2,
D3, dan seterusnya. Vitamin D2 berasal dari tumbuhan yang dikenal sebagai
ergokalsiferol dan D3 atau kolekalsiferol berasal dari hewan. Struktur kimia vitamin D
adalah C28 H44 0

Vitamin ini memiliki peran dalam mengatur absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran
pencernaan makanan, mengatur kalsifikasi tulang dan gigi dan membuat mukosa usus
halus menjadi lebih permeable untuk kalsium dan fosfor. Vitamin ini dapat diperoleh
dari 1) minyak ikan, 2) susus, 3) sinar matahari utamanya sinar matahari pagi.
Biokimia

Vitamin D
Dalam jumlah yang berlebih, vitamin ini mampu menyebabkan keracunan. Gejala
keracunan yang timbul adalah diare, nausea (mual), dan poliuria (produksi urin
berlebih). Sedangkan apabila tubuh tidak memiliki cukup vitamnin D maka penyakit
yang ditimbulkan diantaranya:

Ricketsia pada anak-anak dengan gejala : tulang menjadi lunak, pembesaran sendi-
sendi sambungan tulang, derformasi tulang dada, pelvis,pertumbuhan gigi
terlambat
Osteoporosis
Penyakit jantung
Biokimia

Vitamin E
Vit D1, D2, D3
Biokimia

Vitamin E
Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol)
yang memiliki aktivitas vitamin E dalam nutrisi. Struktur kimianya adalah

Fungsi vitamin E adalah antioksidan, membantu memperlama umur hidup sel-sel darah
merah, melindungi membran biologis seperti yang berada di jaringan syaraf, otot, dan
sistem kardiovaskuler, meningkatkan sistem kekebalan.
Biokimia

Vitamin E
Vitamin E merupakan vitamin yang berperan
sebagai antioksidan banyak ditemukan pada
minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak
kecambah gandum serta biji-bijian lainnya.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan bayi
premature, oleh karena itu makanan formula
bayi saat ini mengandung konsentrasi vitamin
E yang cukup, selain itu akan menimbulkan
pengaruh terhadap ketidakmampuan
menyerap dan mengakibatkan penyakit
neuromuscular pada dewasa maupun anak-
anak.
Biokimia

Vitamin K
Vit D1, D2, D3
Biokimia

Vitamin K
Vitamin ini tergolong dalam vitamin yang larut dalam lemak. Merupakan senyaa
penting dalam pembentukan protombin dan protein pembekuan darah lainnya. Vitamin
ini tersedia dalam dua bentuk yakni K1 (ditemukan dalam sayuran berdaun hijau) dan
K2 (ditemukan dalam makanan fermentasi) Vitamin ini juga turut serta dalam proses
fosforilasi oksidatif dalam metabolisme sel. Vitamin K merujuk pada sekelompok
vitamin lipofilik dan hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasi dari
berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin
K adalah turunan 2-metil-1, 4- naftokuinona. Sttruktur kimianya yaitu
Biokimia

Vitamin K
Kekurangan vitamin K mampu menyebabkan penyakit seperti:
Hemoragi, perdarahan yang berlebih dan memerlukan waktu pembekuan darah
yang panjang

Vitamin yang memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah dalam
mengkatalisis protombin hati ini bersumber pada sayuran berdaun hijau tua seperti
bayam, kangkung serta kacang polong, padi-padian, kol, brokoli, tomat, keju, hati serta
kuning telur. Dimana diketahui bahwa semakin hijau daun-daun sayuran maka semakin
banyak mengandung vitamin K. Vitamin K juga dapat ditemukan pada minyak kedelai,
binyak bunga matahari, minyak wijen, dan minyak zaitun. Selain itu semua, florabakteri
yang ada dalam usus halus (jejunum dan ileum) menjadi salah satu sumber penting
vitamin K lainnya.
Biokimia

Menggolongkan
macam-macam
vitamin
Biokimia

Vitamin Larut Dalam Air Vitamin LArut Dalam Lemak

Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik


apolar, yang semuanya adalah derivat isoprene. Molekul ini tidak
Vitamin yang larut dalam air dapat bergerak bebas dalam
disinteis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus
badan, darah, dan limpa. Vitamin jenis ini mudah rusak karena
disuplai dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak ini
pengolahan
memerlukan adsorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut
dapat diadsorbsikan secara efisien.

Yang termasuk ke dalamnya adalah u Vitamin B dan C. Vitamin


B merupakan kelompok vitamin dengan jenis terbanyak yaitu Yang termasuk vitamin yang dapat larut dalam lemak yaitu
Thiamin, Riboflavin, Niasin, Pyridoxin, Folat, Vitamin B12, Biotin, Vitamin A, D, E, dan K
dan Asam Pantotenat

Vitamin ini dapat ditemui pada buah buahan, kacang-kacangan, Vitamin yang dapat larut dalam lemak banyak terdapat pada
daging dsb. daging, ikan, minyak ikan, biji-bijian, dsb.
Biokimia

Vitamin tidak dapat diproduksi sendiri oleh

Kandungan Vitamin tubuh sehingga memerlukan bahan tambahan


yang mampu melengkapi kebutuhan vitamin
Dalam Bahan dalam tubuh salah satu contohnya yaitu

Makanan makanan, dengan mengonsumsi suatu makanan,


dimana makanan tersebut mengandung
bahanbahan pangan yang banyak dan dari
bahan pangan tersebutlah dapat mengandung
vitamin
Biokimia

Bahan Pangan Bahan Pangan


Hewani Hewani
Bahan pangan hewani adalah bahan Bahan pangan hewani adalah bahan pangan
pangan yang diperoleh atau berasal dari yang diperoleh atau berasal dari tumbuhan.
hewan. Berikut beberapa bahan pangan Berikut beberapa bahan pangan yang
yang mengandung vitamin: mengandung vitamin:
Daging Ayam, daing sapi, telur ayam, Kacang-kacangan, sayuran, buah, biji-
ikan bijian atau serelia

Anda mungkin juga menyukai