Sumber Riboflavin
Sumber riboflavin berasal dari hasil ternak. Hati, ginjal, dan jantung mengandung
riboflavin dalam jumlah yang tinggi. Sayuran hijau dan biji-bijian hanya sedikit saja
kandungan riboflavinnya. Buah-buahan dan umbi-umbian juga sangat rendah
kandungannya. Susu sapi yang disimpan dalam botol jernih bila kena sinar
matahari langsung akan kehilangan riboflavin sampai 75% dalam waktu 3 jam.
Penyimpanan dalam botol yang berwarna keruh lebih banyak melindungi
kandungan riboflavin
) Niasin
Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan akan mengakibatkan pelagra dengan gejala
spesifik; sakit tenggorokan, lidah, dan mulut, serta terjadi dermatitis yang sangat khas yaitu pada
tubuh yang tidak tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, serta leher. Niacin ini digunakan
tubuh dalam berbagai proses oksidasi untuk menghasilkan tenaga. Niacin terdapat dalam enzim
yang turut dalam peristiwa oksdasi reduksi dalam tubuh. Kekurangan niasin yang hebat akan
menyebabkan penyakit pellagra pada kulit, gangguan-ganguan terhadap alat pencernaan, dan
sistem saraf.
Pecah-pecah pada kulit ini terutama terjadi pada kulit yang sering terkena matahari. Pellagra
banyak diderita oleh penduduk daerah-daerah yang menggunakan jagung sebagai bahan pokok.
Jagung sedikit sekali mengandung niasin dan asam amini triptofan yang dapat diubah oleh tubuh
menjadi niasin. Karena itu, bila jagung digunakan sebagai makanan pokok, maka untuk mencegah
terjadinya pellagra ini, harus mengkonsumsi lebih banyak bahan makanan lainnya seperti sayur-
sayuran, daging, atau kacang-kacangan. Akibat yang berlanjut jika terjadi kekurangan niasin adalah
kulit berwarna merah, bengkak, lunak. Bila keadaan tersebut berlanjut, maka kulit bersisik dan
kadang-kadang terjadi luka. Kekurangan niasin dalam makanan anak dapat menimbulkan anemia,
sedangkan pada orang dewasa dapat menyebabkan hiperpigmentasi, dermatitis, sellosi.
d) Vitamin B5/ Asam Pantotenat
Asam pantotenat perlu untuk sintesa lemak dan sterol. Asam
pantotenat secara komersial ditemukan dalam bentuk garam
kalsium, larut dalam air, agakmanis, dan stabil dalam
pemasakan yang normal. Kadar vitamin dalam makanan atau
bahan lain ditentukan secara mikrobiologik. Sebagai
koenzim vitamin A, asam pantotenat terlibat dalam
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein, khususnya
dalam produksi energi. Asam pantotenat juga terlibat dalam
metabolisme asam lemak dan lipida lain.
Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin B5
Kelelahan
Rambut beruban dan rontok
Jerawat
Meningkatkan Resiko Infeksi
Depresi meningkatkan sensitivitas pada Insulin
Penyakit Akibat Kelebihan Vitamin B5
Dehidrasi
Bengkak pada wajah dan kaki
Nyeri di lutut dan sendi lain
Mual dan muntah
Diare
Vitamin B6/Piridoksin
Vitamin B6 memiliki sifat yang larut dalam air. Oleh karena itu tubuh kita
hanya mampu menyimpan vitamin B6 dalam jumlah yang sangat sedikit.
Kegunaan vitamin ini bagi tubuh ialah untuk metabolisme protein dan lemak.
Piridoksin terdapat dalam enzim yang memecah protein menjadi asamasam
amino yang juga diperlukan untuk mengubah triptofan menjadi niasin.
Keperluan vitamin B6 per orang per hari sangat tergantung pada jumlah protein
yang dikonsumsi. Untuk Indonesia belum ditentukan, tetapi sebagai pedoman
untuk manusia standar diperlukan 2,0 mg per orang per hari. Sedangkan
masyarakat dengan konsumsi protein rendah (40-50 g/hari) hanya diperlukan
1,2 sampai 1,5 mg.
Sumber utama vitamin B6 adalah daging, unggas, dan ikan Biji-bijian utuh
merupakan sumber yang kaya akan vitamin B6. Kekurangan vitamin B6
menyebabkan gejala kulit rusak, syaraf motorik terganggu, dan kelainan pada
darah Bahkan jika akut menyebabkan skizofrenia yaitu gangguan kejiwaan dan
kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi
normal pikiran, perasaan dan tingkah laku
Vitamin B7/Biotin Vitamin B7/Biotin
Manfaat dan Fungsi Biotin
Metabolisme Energi
Biotin
Mengatur kadar gula darah
Kofaktor dalam pembentukan sel-sel darah merah
Pertumbuhan
Infeksi jamur
Rambut yang rapuh
rambut
Kerontokan pada rambut
Gejala nyeri otot
Kebutuhan harian Biotin
Bayi
0-12 bulan = 5 – 6 mcg
Anak –anak 1-13 tahun = 8–20 mcg
Remaja 12-18 tahun = 25 mcg