Anda di halaman 1dari 10

Nama : Lila Pindha Astuti

NIM : P27820122074
Kelas_Absen : D3 Reguler B_24
Tanggal pengerjaan : 17 Januari 2023

MIKRONUTRIEN (VITAMIN DAN MINERAL)


A. DEFINISI MIKRONUTRIEN
Mikronutrien atau zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem
reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun
larut lemak) dan mineral. Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral
dan mikromineral. Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari makanan atau
suplemen, karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Meskipun hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit,
mikronutrien sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan zat gizi mikro dapat
meningkatkan resiko terserang penyakit menular, kematian akibat diare, campak,
malaria dan paru-paru. Kondisi tersebut merupakan bagian dari 10 penyebab utama
kematian di dunia saat ini. WHO mencatat bahwa lebih dari 2000 juta penduduk di
dunia menderita kekurangan vitamin dan mineral, terutama vitamin A, yodium, besi dan
seng.
B. VITAMIN
Vitamin merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh,
berkembang, dan menjalankan fungsinya dengan normal yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.
Oleh sebab itu, Anda harus mendapatkan asupan vitamin dari makanan yang kaya akan
zat gizi ini. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B, yang
ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan
lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air.
Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.
Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks kecuali
(vitamin C) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut
abjad (vitamin A,D,E,K). Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan
toksisitas didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Vitamin terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni vitamin larut lemak dan
vitamin larut air.
 Vitamin Larut Lemak
Vitamin yang termasuk larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Vitamin larut
lemak, seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K, akan tersimpan di
dalam jaringan hati dan lemak setelah diserap dari makanan. Tubuh menyerap
berbagai vitamin ini menggunakan sel-sel lemak di dalam usus, lalu
mengedarkannya ke organ-organ melalui aliran darah. Saat jumlahnya berlebih,
tubuh akan menyimpan vitamin larut lemak untuk menjalankan fungsi yang lain.
Namun, hal ini tidak boleh berlangsung dalam jangka panjang karena berpotensi
menyebabkan keracunan akibat kelebihan vitamin. Tubuh tidak bisa membuang
vitamin larut lemak dengan mudah. Maka dari itu, pastikan hanya mengonsumsi
vitamin ini secukupnya. Hindari konsumsi suplemen dalam jumlah besar, terutama
bila tanpa anjuran dokter. Adapun jenis-jenis vitamin larut lemak antara lain yaitu :
1. Vitamin A
Vitamin A atau dikenal juga dengan nama retinol ini berfungsi untuk
menjaga kesehatan tubuh, terutama organ mata. Vitamin ini membantu mata
untuk melihat dalam cahaya yang redup dan membedakan warna benda. Selain
itu, vitamin A juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
sistem imun melawan infeksi. Selain itu, vitamin ini juga bermanfaat untuk
mempertahankan daya tahan tubuh, memelihara lapisan organ dan bagian tubuh
tertentu, menjaga kesehatan kulit, mendukung perkembangan janin, serta
memelihara pertumbuhan gigi dan tulang. Vitamin A juga berperan untuk
mencegah risiko komplikasi dan perburukan penyakit campak, terutama pada
anak-anak.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penyakit rabun senja yang
membuat penderitanya sulit melihat ketika malam hari atau dalam cahaya yang
redup. Selain itu, kekurangan vitamin A juga bisa menyebabkan keratomalasia,
yaitu kekeringan pada kornea mata. Umumnya kita membutuhkan vitamin A
sekitar 0,5-0,6 mg per hari. Untuk memenuhinya, kita dapat mengonsumsi
beragam makanan yang merupakan sumber vitamin A, seperti wortel, bayam,
kentang, minyak ikan kod, hati, udang, ikan, ayam, telur, dan susu beserta
produk olahannya seperti mentega dan keju.
2. Vitamin D
Vitamin D berfungsi untuk mempertahankan jumlah fosfor dan kalsium
darah guna menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu penyerapan kalsium
guna pertumbuhan tulang pada anak-anak, serta membantu sistem imun dalam
melawan infeksi. Vitamin D atau kalsiferol berbeda dengan vitamin lain yang
perlu diperoleh dari makanan atau minuman, vitamin D dapat diproduksi oleh
tubuh secara alami saat kulit terkena paparan sinar matahari. Meski diproduksi
secara alami dalam tubuh, masih ada sebagian orang yang mengalami
kekurangan vitamin ini, terutama orang yang tinggal di daerah beriklim dingin
dan jarang terpapar sinar matahari.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakitis pada anak-anak,
osteomalasia atau pelunakan tulang pada orang dewasa, serta membuat kita
rentan terkena infeksi. Umumnya kita membutuhkan vitamin D sebanyak 15-20
mikrogram setiap harinya. Kita bisa mendapatkan vitamin D cukup dengan
berjemur di bawah sinar matahari pagi. Selain itu, vitamin D juga terkandung
dalam ikan berlemak (seperti salmon, tuna, dan tenggiri), minyak ikan, telur,
jamur, daging merah, dan hati sapi.
3. Vitamin E
Vitamin E atau alfa tokoferol adalah salah satu antioksidan yang dapat
melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Tak hanya itu,
vitamin ini juga berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
melancarkan pembuluh darah, menyehatkan sel darah merah, membantu
pembentukan sel darah merah, memperlambat penuaan, serta mengurangi risiko
penyakit katarak dan radang sendi. dan mengurangi risiko pembekuan darah.
Beberapa penelitian bahkan mengungkapkan bahwa vitamin E juga bermanfaat
untuk mengurangi nyeri akibat osteoporosis dan mencegah penyakit jantung
bahkan kanker.
Defisiensi vitamin E jarang menimbulkan gejala pada orang dewasa, karena
orang dewasa cenderung memiliki banyak cadangan vitamin E di dalam
jaringan lemak. Sebaliknya, defisiensi vitamin E bisa berdampak lebih besar
jika terjadi pada bayi atau anak-anak. Gejala defisiensi vitamin E umumnya
timbul secara bertahap seiring dengan memburuknya kondisi. Gejala tersebut
bisa berupa kelemahan atau nyeri otot, kesulitan berjalan dan mengatur
keseimbangan, kesulitan mengatur pergerakaan tubuh (termasuk untuk
berbicara dan menelan), kesulitan dalam menggerakkan bola mata kearah atas,
gangguan penglihatan (penyempitan jarak pandang mata atau rabun senja), serta
mudah merasa letih.
Pada bayi prematur, defisiensi vitamin E juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya anemia hemolitik, yaitu kondisi kurangnya darah yang disebabkan
oleh pecahnya sel darah merah. Tak hanya itu, bayi prematur juga bisa
mengalami perdarahan otak dan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak
normal pada mata (retinopathy of prematurity). Vitamin E yang dibutuhkan
oleh tubuh adalah 11-15 mikrogram per hari. Untuk memenuhinya, Anda dapat
mengonsumsi beragam makanan sumber vitamin E, seperti buah kiwi, alpukat,
telur, susu, minyak nabati, dan margarin. Beberapa jenis sayuran berdaun hijau,
kacang-kacangan, serta biji-bijian seperti kuaci juga mengandung vitamin ini.
4. Vitamin K
Vitamin K tergolong vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini berperan
penting dalam proses pembekuan darah, menjaga kesehatan tulang, mencegah
patah tulang, dan mengurangi risiko penyakit jantung. Peran vitamin bagi tubuh
sangatlah penting. Namun, jangan berlebihan dalam mengonsumsinya, terutama
untuk jenis vitamin larut lemak. Hal ini karena kelebihan vitamin larut lemak
bisa menyebabkan keracunan vitamin yang justru dapat merusak organ tubuh.
Kekurangan vitamin K akan mengakibatkan perdarahan yang sulit
dihentikan, mudah memar, muncul gumpalan darah di bawah kuku, dan tinja
berwarna gelap. Biasanya, kekurangan vitamin K lebih sering dialami oleh bayi
daripada orang dewasa. Kita membutuhkan vitamin K sebanyak 35-65
mikrogram setiap harinya. Vitamin ini dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli
yang terdapat di dalam usus.
Meski demikian, Anda bisa memakan Makanan yang kaya akan vitamin K
antara lain sayuran hijau seperti brokoli, kangkung, bayam, alpukat, dan kiwi
untuk menjaga kecukupan asupan vitamin K, terutama jika Anda sedang
menggunakan obat pengencer darah. Tak hanya itu, Anda juga bisa
mendapatkan asupan vitamin K dari minyak nabati dan biji-bijian serealia
seperti gandum, kedelai, barley, dan sorgum.sayuran berdaun hijau, alpukat, dan
kiwi. Namun, penting diingat bahwa kadar kebutuhan vitamin pada tiap orang
berbeda-beda, semua bergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan
tubuh, serta kehamilan.

 Vitamin Larut Air


Vitamin yang tergolong larut air yaitu vitamin C dan B kompleks (seperti
vitamin B1, B6, dan B12). Jenis vitamin ini harus terurai dalam air terlebih dulu
agar dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Dikarenakan sifatnya yang mudah
larut dan terbuang, kita harus mendapatkan asupan vitamin larut air setiap hari
dengan jumlah yang sesuai. Kita bisa menemukan vitamin ini dalam makanan
sehari-hari serta suplemen bila diperlukan. Sedangkan vitamin larut air, seperti
vitamin C dan vitamin B kompleks, bila jumlahnya berlebih dalam asupan, makan
akan dikeluarkan melalui urine dan feses sehingga tidak disimpan di dalam tubuh.
Kelebihan asupan vitamin larut air juga bisa menyebabkan keracunan, tapi
resikonya lebih kecil.
1. Vitamin B kompleks
Pada dasarnya, seluruh vitamin B kompleks memiliki peranan penting di
dalam tubuh, seperti mencegah infeksi, meningkatkan fungsi otak, menunjang
produksi sel darah merah, meningkatkan energi, membantu proses pencernaan,
serta menjaga kesehatan jantung dan saraf. Vitamin B kompleks merupakan
kelompok vitamin yang terdiri dari delapan jenis vitamin B, yaitu :
a. Vitamin B1 (thiamin) berfungsi untuk membantu tubuh mengubah
makanan menjadi energi, menjaga kesehatan rambut, kulit, otot, otak,
dan sel-sel saraf.
b. Vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membantu tubuh
menghasilkan energi dari makanan, membantu sel tubuh membakar
lemak dan menjaga kesehatan kulit, bekerja dengan vitamin B lainnya
untuk membentuk sel darah merah, serta melakukan fungsi yang sama
dengan vitamin B1.
c. Vitamin B3 (niacin) yang berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh
mengubah makanan menjadi energi, membantu proses pencernaan serta
menjaga kesehatan kulit.
d. Vitamin B5 (pantothenic acid) berfungsi untuk membantu sel tubuh
memproduksi asam lemak, energi, zat kimia otak, hemoglobin, dan
hormone steroid.
e. Vitamin B6 (pyridoxine) berfungsi untuk membantu tubuh dalam
menggunakan dan memproses cadangan gula menjadi energi, membantu
pengaturan mood dan siklus tidur, menjaga fungsi otak, meningkatkan
kekebalan tubuh, serta membantu produksi sel darah merah.
f. Vitamin B7 (biotin) yang berfungsi untuk membantu produksi asam
lemak dan asam amino ketika dibutuhkan oleh tubuh, menjaga kesehatan
tulang dan rambut, serta membentuk energi dan glukosa.
g. Vitamin B9 (asam folat) yang berperan penting dalam proses
pembelahan sel, terutama pada ibu hamil, sehingga dapat meminimalkan
risiko terjadinya kelainan bawaan pada janin.
h. Vitamin B12 (cobalamin) yang berfungsi untuk membantu pembentukan
sel darah merah, DNA, serta memelihara fungsi saraf.

Sesuai dengan jenisnya, jumlah vitamin B yang tubuh butuhkan setiap hari
berbeda-beda yakni sebagai berikut :
Vitamin B1: 1,1-1,5 mg
Vitamin B2: 1,0-1,6 mg
Vitamin B3: 10-15 mg
Vitamin B5: 5-6 mg
Vitamin B6: 1,2-1,7 mg
Vitamin B7: 0,02-0,03 mg
Vitamin B9: 0,4-0,6 mg
Vitamin B12: 1,8-2,4 mg
Beragam makanan yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
vitamin B kompleks antara lain yaitu biji-bijian, seperti kacang, gandum, sereal,
nasi merah, susu, yogurt, okra merah, asparagus, brokoli, daging, hati, telur,
ikan, kerang, buah kurma, alpukat, dan pisang. Kita bisa memperoleh hampir
semua jenis vitamin B dari sumber hewani dan nabati.
Namun, orang yang menjalani diet vegan mungkin lebih sulit memenuhi
kebutuhan vitamin B12 karena zat gizi ini umumnya hanya terdapat pada
sumber hewani. Sebagai solusinya, mungkin diperlukan mengonsumsi suplemen
vitamin B12. Pastikan untuk telah berkonsultasi kepada dokter sebelum
meminum suplemen secara rutin. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan
terganggunya berbagai proses metabolisme. Selain itu, penyakit yang dapat
timbul akibat kekurangan vitamin ini adalah beriberi, dermatitis, diare, dan
anemia.
2. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah salah satu jenis vitamin yang berperan
dalam pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tulang, gigi, serta kulit. Selain itu,
vitamin C juga berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai infeksi,
membantu penyerapan zat besi, mempercepat penyembuhan luka, serta sebagai
antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas, menjaga
kesehatan pembuluh darah, meningkatkan produksi kolagen. Kolagen sendiri
merupakan salah satu serat protein yang berperan dalam menjaga kekenyalan
kulit, membantu penyembuhan luka, serta memperkuat pembuluh darah.
Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam produksi norepinefrin dan
serotonin, yaitu zat kimia otak (neurotransmitter) yang berfungsi untuk
mengirim sinyal antar saraf. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan anemia,
gusi berdarah, gangguan sistem saraf, penurunan massa otot, serta membuat luka
sulit sembuh dan rentan terinfeksi.
Kebutuhan vitamin C setiap harinya adalah 50-90 mg. Untuk memenuhinya,
Anda dapat memakan berbagai buah dan sayur sumber vitamin C. Sumber
terbaik vitamin C yaitu buah-buahan sitrus, tomat, stroberi, kiwi, serta jambu
biji. Ada pula beberapa jenis sayuran yang kaya vitamin C, seperti paprika,
brokoli, bayam, kubis, dan brussels sprouts.

C. MINERAL
Mineral adalah nutrisi mikro yang memiliki peran dalam membantu fungsi
tubuh agar berjalan dengan optimal. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil,
mineral ini penting untuk fungsi metabolisme tubuh. Mineral terbagi menjadi dua
jenis yaitu mineral makro dan mikro. Mineral makro adalah mineral yang diperlukan
tubuh dalam jumlah besar, diantaranya adalah kalsium, magnesium, fosfor, kalium,
sodium, klorida, serta sulfur. Sedangkan mineral mikro yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil meliputi besi, zinc, iodium, tembaga, florida, selenium, kromium, dan
mangan.
 Makro Mineral
Mineral makro adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar,
diantaranya yaitu :
1) Kalsium
Kalsium menjadi mineral yang paling banyak terdapat di tubuh. Mineral
makro ini berperan dalam pembentukan tulang, gigi, serta dalam pengaturan
komunikasi kimiawi di otak. Beberapa makanan yang kaya dengan kalsium
yakni susu, yogurt, keju, sayur bayam, sayur brokoli, ikan sarden, buah ara,
kacang almond, dan biji bunga matahari. Rekomendasi harian konsumsi
kalsium adalah sebanyak 2,5 gram untuk orang dewasa berusia 19-50 tahun.
2) Natrium (sodium)
Mineral ini sering digunakan sebagai penyedap rasa masakan dalam
bentuk garam. Natrium, dalam porsi yang cukup, berperan untuk menjaga
volume serta tekanan darah. Selain itu, mineral ini juga menjaga fungsi saraf
dan otot, serta membantu keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Rekomendasi asupan natrium harian adalah sebanyak 2,3 gram per hari.
Jumlah tersebut setara dengan 1 sendok teh garam dapur.
3) Fosfor
Tak hanya kalsium yang membentuk tulang, fosfor juga menjadi mineral
yang membentuk sebagian dari alat gerak tersebut. Selain itu, fosfor juga
menjadi bagian dari molekul energi dan digunakan dalam membran sel.
Beberapa makanan yang menjadi sumber fosfor yakni salmon, daging sapi,
tiram, kuning telur, biji labu, parmesan, roti gandum putih, serta kalkun.
4) Magnesium
Jenis mineral ini terkandung dalam makanan kesukaan semua orang,
seperti cokelat hitam dan selai kacang. Selain itu, magnesium juga
ditemukan pada sayur bayam, kacang kedelai, ikan kembung, biji bunga
matahari, dan biji labu. Magnesium memiliki sejumlah peran untuk tubuh.
Beberapa di antaranya adalah mendukung produksi energi, sintesis
biomolekul, serta bertindak sebagai komponen struktural membran sel dan
kromosom.
Magnesium juga berperan untuk penyaluran ion, penyampaian pesan sel,
serta perpindahan sel. Rekomendasi asupan harian magnesium yakni 400-
420 miligram untuk pria, dan 310-320 miligram untuk wanita.
5) Kalium (potassium)
Mineral ini identik sebagai salah satu kandungan pisang. Namun, Anda
juga bisa mendapatkannya pada salmon, sayur bayam, jamur, sayur brokoli,
yogurt, kentang, dan alpukat. Kalium membantu tubuh dalam menjalankan
beragam fungsi, misalnya menjaga tekanan darah, keseimbangan cairan,
keseimbangan asam dan basa, dan kontraksi otot.
Selain itu, kalium juga terlibat dalam sistem pencernaan, detak jantung,
dan impuls saraf. Seperti mineral lainnya, kadar kalium yang terlalu rendah
atau malah berlebihan di tubuh juga berefek negatif. Para ahli
merekomendasikan asupan kalium untuk orang dewasa sebanyak 3.500-
4.700 miligram, dalam satu hari.
6) Klorida
Klorida, bersama natrium (natrium klorida), sering digunakan dalam
bentuk garam dapur. Jenis mineral ini berperan sebagai elektrolit untuk
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Orang yang berusia 9-50 tahun
disarankan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi klorida. Asupan
maksimal harian mineral ini adalah sebanyak 3,6 gram untuk orang dewasa.
Mengonsumsi klorida secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
7) Sulfur
Sulfur juga merupakan mineral penting, karena menjadi komponen dari
asam amino sisteina dan metionina. Jenis mineral ini sudah banyak Anda
dapatkan dari berbagai makanan.

 Mikro Mineral
Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, bukan berarti jenis mineral
ini tidak penting. Mikro mineral juga memiliki macam-macam peranan dalam
fungsi tubuh. Berikut adalah beberapa jenis mikro mineral dan fungsinya :
a) Zat besi
Zat besi mungkin mineral mikro yang paling sering didengar. Zat besi
berperan penting, karena diperlukan dalam produksi hemoglobin yang
merupakan bagian dalam sel darah. Selain itu, zat besi juga menjadi komponen
penting pada otot, serta berkontribusi dalam pembentukan hormon di tubuh.
Walau dibutuhkan dalam jumlah sedikit, banyak orang yang mengalami
kekurangan atau defisiensi zat besi dari makanan yang dikonsumsi. Kondisi ini,
menjadi salah satu pemicu anemia defisiensi zat besi.
b) Zinc atau zat seng
Ada banyak sekali fungsi mineral mikro zinc, dalam keberlangsungan
kesehatan. Beberapa fungsi zinc tersebut, yakni berperan dalam proses ekspresi
gen, reaksi enzimatik, serta pemulihan luka. Selain itu, mineral mikro ini juga
berperan dalam sintesis DNA, pertumbuhan dan perkembangan sel, serta
meningkatkan sistem pertahanan tubuh.
c) Yodium
Yodium merupakan mineral mikro, yang umum ditemukan di garam dapur.
Mineral trace ini, dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon
tiroid. Hormon tiroid berperan dalam beragam fungsi tubuh, seperti sistem
imun, kesehatan tulang, dan perkembangan sistem saraf pusat.
d) Mangan
Mangan dibutuhkan dalam beberapa sistem tubuh, seperti fungsi otak,
sistem saraf, dan banyak sistem enzim. Sebanyak 20% mineral mikro ini sudah
tersimpan di ginjal, hati, pankreas, dan tulang. Sementara itu, sebagian lagi bisa
didapatkan dari makanan sehat.
e) Fluor
Kita mungkin sudah sering mendengar pasta gigi berfluor. Memang tak salah,
salah manfaat mineral ini yakni mencegah kerusakan gigi, serta sering
diresepkan untuk penanganan karies gigi atau gigi berlubang.
f) Tembaga
Mineral mikro ini dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, agar fungsi tubuh
tetap bekerja. Beberapa fungsi tembaga yakni berperan dalam produksi sel
darah merah, memelihara sel saraf, serta menjaga sistem imun. Selain itu,
mineral mikro ini juga berperan dalam pembentukan kolagen, penyerapan zat
besi, serta produksi energi.
g) Kromium
Kromium betrfungsi untuk menaikkan sensitivitas insulin, serta
meningkatkan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
h) Molibdenum
Molibdenum tetap diperlukan tubuh dalam jumlah kecil. Molibdenum
berfungsi dalam aktivasi beberapa enzim. Salah satunya enzim oksidase
aldehyde, membantu dalam pemecahan oksidase, yang dapat menjadi racun
bagi tubuh.
i) Selenium
Selenium adalah mineral mikro, yang memainkan perannya pada fungsi
kognitif, sistem imun, serta menjaga kesuburan pada pria dan wanita. Tak hanya
itu, mineral ini juga diperlukan dalam metabolisme hormon tiroid, sintesis
DNA, serta melawan kerusakan oksidatif yang memicu penyakit.
Sebagian mineral mikro tidak dihasilkan oleh tubuh. Sebagai zat gizi mikro
bersama vitamin, mineral mikro juga perlu Anda dapatkan, dari sejumlah
makanan sehat.
 Zat besi, ditemukan di sayur bayam, sayur kale, sayur brokoli, tuna, telur,
daging tanpa lemak, serta salmon.
 Zinc atau zat seng, bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi jamur, sayur
kale, produk susu, daging (sapi, babi, dan domba), kacang merah, lobster,
hingga tiram.
 Yodium, bisa Anda temukan di garam beryodium, telur, rumput laut, dan
keju cheddar.
 Mangan, yang terkandung di kacang almond, oatmeal, beras coklat, sayur
bayam, buah nanas, roti gandum utuh, serta coklat hitam.
 Fluor, cenderung terkonsentrasi pada anggur, teh, kopi, tiram, kentang, dan
ditambahkan ke air minum dalam kemasan.
 Tembaga, terkandung di dalam tiram, kentang, hati, kacang almond, dan
kacang polong.
 Kromium, bisa Anda dapatkan saat mengonsumsi kentang, sayur brokoli,
anggur merah, dada kalkun, dan jus anggur.
 Molibdenium, terkandung di hati, gandum, dan kacang-kacangan legum,
seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau.
 Selenium, bisa Anda temukan di ikan sarden, salmon, kepiting, pasta,
daging babi, daging sapi, daging ayam, dan telur.
Mineral mikro terkandung dalam banyak makanan. Walau sebagian besar
defisiensi mineral mikro jarang terjadi, penting bagi Anda untuk mengonsumsi
makanan sehat yang bervariasi, agar asupan mineral mikro tetap tercukupi. Mineral
memiliki banyak peranan dalam fungsi tubuh. Namun, perlu diingat, terlalu banyak
mineral juga tidak baik untuk tubuh, terutama bila memang sudah ada gangguan
kesehatan, seperti gagal ginjal, sebelumnya.
Pada umumnya, kebutuhan mineral dapat terpenuhi dengan mengonsumi
makanan-makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Selain itu, Anda juga bisa
mendapatkan tambahan asupan mineral dengan mengonsumsi air mineral. Pilihlah
air mineral yang berasal dari sumber terlindungi dan prosesnya terjaga, sehingga
kualitas mineralnya juga tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai