Oleh:
Sarah Davita Ramadhania Tambun
150100147
Pembimbing:
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
• Vitamin merupakan salah satu diantara berbagai nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi fungsi fisiologis tubuh.
• Vitamin adalah molekul organik yang diperlukan dalam jumlah mikrogram
hingga miligram untuk kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat disintesis oleh organisme dengan sendirinya, kecuali vitamin
D, dan harus dipasok secara eksternal.
• Vitamin dapat diklasifikasikan menurut sifatnya, seperti fungsi, sumber
gizi, atau kelarutannya dalam air. Kelarutan memengaruhi penyerapan dan
transportasi.
• Vitamin yang larut dalam air mudah diserap. Namun, defisiensi dapat
berkembang dengan cepat, bahkan dalam beberapa minggu.
• Vitamin yang tidak larut dalam air atau larut dalam lemak, bergantung
pada pencernaan lipid normal untuk penyerapan, seperti adanya empedu.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi Vitamin
Vitamin dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Senyawa organik yang berbeda dari lemak, karbohidrat, dan protein.
• Komponen natural dari makanan yang biasanya terdapat dalam jumlah kecil.
• Sangat penting, juga biasanya dalam jumlah kecil, untuk fungsi normal
tubuh (contoh: pemeliharaan, pertumbuhan, perkembangan, dan/atau
reproduksi).
• Mencegah sindrom defisiensi spesifik, yang terjadi saat vitamin tidak
didapat atau kurang dimanfaatkan.
• Tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis normal.
Ada 13 substansi atau grup substansi yang saat ini secara umum diakui
sebagai vitamin. Vitamin yang larut dalam lemak adalah:
• Vitamin A (carotenoids)
• Vitamin D (calciferols)
• Vitamin E (tocopherols and tocotrienols)
• Vitamin K
Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah:
• Vitamin B1 (thiamine, aneurin)
• Vitamin B2 (riboflavin)
• Vitamin B3 (niacin)
• Vitamin B5 (pantothenic acid; hopantenic acid is a homologue)
• Vitamin B6 (pyridoxine)
• Vitamin B9 (folic acid)
• Vitamin B10 (biotin)
• Vitamin B12 (cobalamins)
• Vitamin C (ascorbic acid)
Vitamin: Vitamer, Provitamin dan Fungsinya
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin A
• Vitamin A adalah subkelas dari asam retinoat, suatu keluarga senyawa
yang larut dalam lemak yang meliputi retinol, β-karoten, dan karotenoid
lainnya.
• Retinol adalah bentuk yang paling aktif secara biologis; ditemukan
terutama dalam sumber makanan hewani atau dapat disintesis dari
karotenoid.
• Retinol sangat penting untuk penglihatan pada intensitas cahaya rendah,
sintesis “active sulphate," dan reproduksi.
• Asam retinoat juga berperan dalam diferensiasi sel, morfogenesis, sintesis
glikoprotein, ekspresi gen, kekebalan, pertumbuhan, dan pencegahan
kanker dan penyakit jantung .
• Asupan vitamin A yang berlebihan dapat menghasilkan manifestasi toksik
akut seperti sakit kepala, muntah, pingsan, dan papilledema.
• Toksisitas kronis dikaitkan dengan penurunan berat badan, mual dan
muntah, kekeringan mukosa bibir, nyeri tulang dan sendi, hiperostosis,
dan hepatomegali dengan kerusakan parenkim dan fibrosis.
• Kekurangan vitamin A tidak biasa terjadi di negara-negara maju, tetapi
terus menjadi penyebab kebutaan yang peling sering karena kerusakan
kornea di wilayah yang lebih miskin di dunia, terutama bagian Afrika,
Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
• Vitamin A terdapat didalam makanan seperti
daging dan produk-produk daging, susu,
kuning telur, hati, dan minyak ikan, dan
diperkaya dengan margarin.
• Provitamin A ditemukan dalam jeruk dan
sayuran hijau seperti bayam, wortel, mangga,
dan pepaya
• Asupan vitamin A di antara populasi A.S. yang tercatat dalam The National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) diperkirakan sekitar
500 μg/hari, recommended dietary allowance (RDA)-nya biasanya dicapai
melalui suplementasi vitamin.
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin D
• Vitamin B12 (cobalamin) adalah vitamin yang larut dalam air dan sangat
penting untuk fungsi neurologis, produksi sel darah merah, dan sintesis
DNA, dan merupakan kofaktor untuk beberapa reaksi utama didalam
tubuh.
• Cobalamin adalah molekul yang mengandung kobalt kompleks, hanya
disintesis oleh bakteri.
• Secara klinis, banyak manifestasi defisiensinya yang mirip dengan
defisiensi folat dan dapat diatasi dengan folat dalam jumlah besar. Hal ini
termasuk gangguan sintesis asam deoksiribonukleat (DNA), yang
menghasilkan anemia megaloblastik.
• Defisiensi kobalamin juga menyebabkan kerusakan neuropsikiatri,
sebagian besar terkait dengan demielinasi pada kolom posterior medula
spinalis, saraf tepi, dan bahkan bagian otak besar. Kerusakan neurologis
tidak teratasi, dan bahkan dapat semakin buruk, dengan pemberian folat.
• Defisiensi cobalamin umum dan terjadi pada pasien dengan anemia
pernisiosa, gastritis atrofi, penyakit celiac, penyakit Crohn, setelah operasi
GI, serta pada individu yang menjalani diet ketat vegetarian atau vegan.
• Sumber makanan termasuk hati, kerang, ikan, daging, telur, susu, keju,
dan yogurt.
• RDA Cbl adalah sekitar 2,4; 2,6; dan 2,8 μg, masing-masing, untuk orang
dewasa, selama kehamilan, dan selama menyusui.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin C (Ascorbic Acid)