Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

Vitamin: Manfaat, Sumber, dan


Kebutuhannya untuk Kesehatan

Oleh:
Sarah Davita Ramadhania Tambun
150100147

Pembimbing:
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
• Vitamin merupakan salah satu diantara berbagai nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi fungsi fisiologis tubuh.
• Vitamin adalah molekul organik yang diperlukan dalam jumlah mikrogram
hingga miligram untuk kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat disintesis oleh organisme dengan sendirinya, kecuali vitamin
D, dan harus dipasok secara eksternal.
• Vitamin dapat diklasifikasikan menurut sifatnya, seperti fungsi, sumber
gizi, atau kelarutannya dalam air. Kelarutan memengaruhi penyerapan dan
transportasi.
• Vitamin yang larut dalam air mudah diserap. Namun, defisiensi dapat
berkembang dengan cepat, bahkan dalam beberapa minggu.
• Vitamin yang tidak larut dalam air atau larut dalam lemak, bergantung
pada pencernaan lipid normal untuk penyerapan, seperti adanya empedu.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Definisi Vitamin
Vitamin dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Senyawa organik yang berbeda dari lemak, karbohidrat, dan protein.
• Komponen natural dari makanan yang biasanya terdapat dalam jumlah kecil.
• Sangat penting, juga biasanya dalam jumlah kecil, untuk fungsi normal
tubuh (contoh: pemeliharaan, pertumbuhan, perkembangan, dan/atau
reproduksi).
• Mencegah sindrom defisiensi spesifik, yang terjadi saat vitamin tidak
didapat atau kurang dimanfaatkan.
• Tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis normal.
Ada 13 substansi atau grup substansi yang saat ini secara umum diakui
sebagai vitamin. Vitamin yang larut dalam lemak adalah:
• Vitamin A (carotenoids)
• Vitamin D (calciferols)
• Vitamin E (tocopherols and tocotrienols)
• Vitamin K
Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah:
• Vitamin B1 (thiamine, aneurin)
• Vitamin B2 (riboflavin)
• Vitamin B3 (niacin)
• Vitamin B5 (pantothenic acid; hopantenic acid is a homologue)
• Vitamin B6 (pyridoxine)
• Vitamin B9 (folic acid)
• Vitamin B10 (biotin)
• Vitamin B12 (cobalamins)
• Vitamin C (ascorbic acid)
Vitamin: Vitamer, Provitamin dan Fungsinya
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin A
• Vitamin A adalah subkelas dari asam retinoat, suatu keluarga senyawa
yang larut dalam lemak yang meliputi retinol, β-karoten, dan karotenoid
lainnya.
• Retinol adalah bentuk yang paling aktif secara biologis; ditemukan
terutama dalam sumber makanan hewani atau dapat disintesis dari
karotenoid.
• Retinol sangat penting untuk penglihatan pada intensitas cahaya rendah,
sintesis “active sulphate," dan reproduksi.
• Asam retinoat juga berperan dalam diferensiasi sel, morfogenesis, sintesis
glikoprotein, ekspresi gen, kekebalan, pertumbuhan, dan pencegahan
kanker dan penyakit jantung .
• Asupan vitamin A yang berlebihan dapat menghasilkan manifestasi toksik
akut seperti sakit kepala, muntah, pingsan, dan papilledema.
• Toksisitas kronis dikaitkan dengan penurunan berat badan, mual dan
muntah, kekeringan mukosa bibir, nyeri tulang dan sendi, hiperostosis,
dan hepatomegali dengan kerusakan parenkim dan fibrosis.
• Kekurangan vitamin A tidak biasa terjadi di negara-negara maju, tetapi
terus menjadi penyebab kebutaan yang peling sering karena kerusakan
kornea di wilayah yang lebih miskin di dunia, terutama bagian Afrika,
Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
• Vitamin A terdapat didalam makanan seperti
daging dan produk-produk daging, susu,
kuning telur, hati, dan minyak ikan, dan
diperkaya dengan margarin.
• Provitamin A ditemukan dalam jeruk dan
sayuran hijau seperti bayam, wortel, mangga,
dan pepaya
• Asupan vitamin A di antara populasi A.S. yang tercatat dalam The National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) diperkirakan sekitar
500 μg/hari, recommended dietary allowance (RDA)-nya biasanya dicapai
melalui suplementasi vitamin.
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin D

• Vitamin D, “the sunshine vitamin”, sebenarnya adalah sebuah hormon


yang diproduksi dari sterol di dalam tubuh oleh reaksi fotolitik dari sinar
UV pada kulit. Orang-orang yang mendapat paparan sinar matahari yang
cukup, mampu memproduksi vitamin D-nya sendiri.
• Tetapi hal ini tidak terjadi pada kebanyakan orang. Mereka yang tinggal di
kutub utara, mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya di
dalam ruangan, atau mereka yang memiliki kulit lebih gelap.
• Vitamin D memainkan peran penting, bersamaan dengan mineral-mineral
penting seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, untuk merawat tulang
dan gigi yang sehat. Vitamin D juga berperan dalam mempertahankan
kadar serum normal mineral-mineral tersebut.
• Defisiensi vitamin D menjadi masalah kesehatan global pada semua
rentang usia, efek yang paling terlihat adalah meningkatnya resiko
penyakit tulang metabolik, rakhitis, dan osteoporosis.
• Ada beberapa sumber makanan alami vitamin
D. Minyak hati ikan memiliki kandungan
vitamin D yang tinggi. Sumber makanan lain
yang baik termasuk ikan berlemak dan kuning
telur.
• Sebagian besar anak-anak di negara industri
menerima vitamin D melalui makanan yang
diperkaya, terutama susu formula dan
beberapa sereal sarapan serta roti.
• RDA bervariasi tergantung usia, tetapi 600 IU/hari pada orang dewasa,
termasuk wanita hamil dan menyusui; disarankan bahwa asupan yang
lebih tinggi mungkin bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin E

• Vitamin E (tocopherol) adalah antioksidan yang larut dalam lemak atau


pemburu radikal bebas yang menonaktifkan oxygen-free radicals.
• Vitamin E adalah satu-satunya antioksidan yang larut dalam lemak di
dalam plasma dan membran sel darah merah.
• Vitamin E memiliki peran mendasar dalam metabolisme sel. Maka dari itu,
defisiensi vitamin E dapat mempengaruhi beberapa sistem organ yang
berbeda.
• Tidak seperti vitamin lain, vitamin E tidak hanya non-toksik, tetapi juga
menguntungkan pada level yang jauh lebih tinggi daripada yang
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya defisiensi.
• Defisiensi sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai akibat
malabsorpsi, nutrisi parenteral total, atau pada bayi prematur.
• Tidak ada toksisitas yang diketahui.
• Meskipun vitamin E banyak terdapat pada tumbuhan, tapi hanya minyak
nabati yang kaya akan vitamin E, dan kebanyakan orang mengonsumsinya
dalam jumlah dibawah seharusnya.
• RDA untuk vitamin E adalah 15mg/hari (22,4 IU), dengan kadar yang lebih
rendah direkomendasikan pada masa kanak-kanak dan peningkatan kadar
yang direkomendasikan dalam laktasi.
• Vitamin E, ditemukan dalam sejumlah biji, termasuk wheat germ, bunga
matahari, almond, hazelnut, kacang tanah, jagung, dan kacang kedelai,
selain brokoli, tomat, dan bayam.
• Margarin kaya akan vitamin E, dan ASI mengandung tingkat vitamin E
yang lebih tinggi daripada susu sapi.
• Juga terdapat di minyak kelapa sawit dan dedak, minyak kelapa, dan
kakao
Fat-Soluble Vitamins
Vitamin K

• Vitamin K (phytomenadione) terlibat dalam aktivasi protein penting dalam


pembekuan darah, protrombin (II), faktor VII, faktor IX, dan faktor X, serta
Protein C dan Protein S.
• Kekurangan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan kelainan
pembekuan darah dan gangguan pendarahan.
• Selain gangguan koagulasi, bioavailabilitas vitamin K yang terganggu
secara kronis dikaitkan dengan penyakit tulang metabolik dan
peningkatan risiko patah tulang; asupan vitamin K yang memadai
diperlukan untuk kesehatan tulang.
• Karena berasal dari klorofil, vitamin K 1 (phylloquinone) diperoleh dari sayuran
berdaun hijau termasuk brokoli, bayam, selada, rempah-rempah, dan kangkung.
• Vitamin K2 diproduksi oleh bakteri usus. Selain sintesis dalam usus oleh bakteri
anaerob, menaquinone (mis., MK-4) dapat dikonsumsi dalam jumlah kecil dalam
daging, telur, dan makanan susu.
• Defisiensi oleh makanan jarang terjadi. Mungkin terjadi pada malabsorpsi lemak
seperti pada obstruksi bilier. Sterilisasi flora usus dengan antibiotik juga dapat
menyebabkan kekurangan vitamin K.
• Asupan vitamin K yang cukup adalah 120μg/hari untuk pria dewasa dan 90μg/
hari untuk wanita dewasa. Tingkat yang lebih rendah direkomendasikan untuk
anak-anak.

Water-Soluble Vitamins
Vitamin B1 (Thiamin)
• Tiamin atau vitamin B1 adalah vitamin yang larut dalam air yang
memainkan peran penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino,
dan lipid.
• Pasokan makanan terus menerus diperlukan, karena tiamin tidak disimpan
dalam tingkat yang signifikan didalam tubuh.
• Kebutuhan akan tiamin meningkat dengan asupan glukosa tinggi dan
selama periode metabolisme yang tinggi seperti kehamilan dan sebagian
besar penyakit sistemik.
• Defisiensi tiamin pada manusia menyebabkan 2 jenis kelainan yang
berbeda: beriberi dan ensefalopati Wernicke.
• Beriberi secara harfiah berarti kelemahan ekstrem. Ini disebabkan
defisiensi tiamin mempengaruhi jantung dan saraf perifer, menghasilkan
kardiomiopati kongestif, polineuropati sensorimotor, atau keduanya.
• Psikosis (sindrom Wernicke-Korsakoff) ditandai oleh demensia, ataksia,
dan oftalmoplegia.
• Kekurangan vitamin B1 umumnya terjadi pada pecandu alkohol kronik dan
pada pasien dengan penyakit lama pada saluran pencernaan bagian atas.
• Sumber vitamin yang kaya tiamin termasuk ragi, roti kering, sereal
gandum utuh, dan kacang-kacangan. Sumber yang tidak terlalu kaya
tiamin termasuk makanan yang sangat halus seperti beras yang dipoles,
minyak, dan gula rafinasi.
• RDA untuk tiamin adalah 1,4; 1,1; 1,5; 1,6 mg/hari masing-masing untuk pria,
wanita, dan selama kehamilan dan menyusui.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B2 (Riboflavin)

• Riboflavin sangat penting sebagai perantara dalam metabolisme


karbohidrat, asam amino, dan lemak, juga membantu dalam perlindungan
antioksidan seluler.
• Riboflavin tahan terhadap panas, maka dari itu, kebanyakan proses
sterilisasi, pengalengan, dan pemasakan, tidak mempengaruhi kandungan
riboflavin dalam makanan.
• Namun, paparan terhadap cahaya (sinar matahari) dapat mengakibatkan
hilangnya substansi, karena vitamin ini sangat sensitif oleh cahaya.
• Juga, Karena riboflavin larut dalam air, ia dapat melebur kedalam air yang
digunakan untuk memasak dan merendam daging
• Kekurangan riboflavin terjadi pada pasien dengan IBD dan pecandu
alkohol kronis dan mengarah ke berbagai kelainan klinis, termasuk
perubahan degeneratif pada sistem saraf, disfungsi endokrin, gangguan
kulit, dan anemia.
• Riboflavin didistribusikan secara luas dalam bahan makanan, dengan
sumber yang baik adalah produk susu, telur, daging, sayuran berdaun
hijau, dan kacang-kacangan.
• RDA untuk orang dewasa berkisar antara 1,3 dan 1,6 mg/hari.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B3 (Niacin)

• Vitamin B3 (asam nikotinat) memainkan peran utama dalam pembentukan


nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) dan fosfat NADP, yang penting
dalam perantara metabolisme dan sejumlah besar reaksi reduksi-oksidasi.
• Menetapkan RDA niasin dengan akurat tidak mudah karena sintesis
endogennya, tetapi asupan referensi vitamin pada manusia dewasa
berkisar antara 14 dan 18 mg/hari.
• Manusia mendapatkan niasin dari sumber endogen dan eksogen. Sumber
pertama diberikan melalui konversi metabolik triptofan menjadi niasin,
dan sumber terakhir adalah makanan.
• Protein hewani merupakan makanan tinggi tryptophan, seperti daging,
telur, dan susu. Niasin juga terdapat dalam berbagai biji-bijian.
• Defisiensi niacin pada manusia (pellagra) menyebabkan peradangan pada
lidah (glositis), dermatitis, dan diare.
• Defisiensi niasin dapat merupakan hasil dari malabsorpsi triptofan di usus
dan ginjal (penyakit Hartnup).
• Defisiensi piridoksin dan riboflavin juga meningkatkan kebutuhan niasin
karena keduanya merupakan kofaktor dan diperlukan untuk sintesis niasin.
• Dosis farmakologis dari niacin memiliki lipid-lowering effect.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B5 (Pantothenic Acid)

• Asam Pantotenat (vitamin B5) adalah bagian fungsional dari koenzim A


dan memainkan peran sentral dalam reaksi metabolisme penghasil energi
serta metabolisme lemak dan protein.
• Pantothenate mudah diperoleh dalam diet normal. Sumber yang baik
adalah alpukat, yogurt, ayam matang, ubi jalar, sereal, daging dan kacang-
kacangan, dan banyak lainnya yang mengandung jumlah lebih sedikit.
• Kadar urin menunjukkan asupan dari makanan dan berkisar dari 2-7 mg/
hari. Asam pantotenat banyak terdapat dalam makanan, dan defisiensi
diet hanya terjadi pada malnutrisi berat dengan defisiensi nutrisi lainnya.
• “Burning feet syndrome” yang terlihat pada tahanan perang yang kurang
gizi selama Perang Dunia II disebabkan oleh dosis besar Ca-pantothenate.
• Kekurangan asam pantotenat pada hewan percobaan dapat menyebabkan
pertumbuhan terbelakang, kegagalan reproduksi, rambut beruban,
dermatitis, hati berlemak, dan nekrosis adrenokortikal hemoragik.
• Pada manusia, tidak ada sindrom defisiensi pasti yang telah dibuktikan.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B6 (Pyridoxine)

• Vitamin ini juga berperan dalam metabolisme karbohidrat untuk


memodulasi kerja hormon steroid, dan untuk mengatur ekspresi gen.
• Kekurangan vitamin B6 mengarah ke berbagai kelainan klinis (mis.,
gangguan neurologis, anemia) dan terjadi pada pecandu alkohol kronis,
pasien dengan diabetes mellitus, penyakit celiac, dan mereka yang
menjalani terapi jangka panjang dengan isoniazid dan penicillamine.
• Sumber makanan yang baik
termasuk sereal yang diperkaya,
daging, kentang, dan buah-
buahan selain jeruk.
• RDA untuk vitamin B6 adalah 1,5-2
mg/hari untuk orang dewasa.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B9 (Folic Acid)

• Asam folat berfungsi sebagai pembawa gugus hidroksimetil dan formil.


• Penggunaannya yang paling penting dalam tubuh adalah dalam sintesis
purin dan timin, yang diperlukan untuk pembentukan DNA. Karena itu,
asam folat, seperti vitamin B12, diperlukan untuk replikasi gen seluler dan
dapat menjelaskan salah satu fungsi terpenting asam folat — untuk
mendorong pertumbuhan.
• Folat didistribusikan secara luas dalam
makanan. Sumber vitamin yang kaya
asam folat termasuk sayuran hijau, hati,
kacang-kacangan, dan lentil.
• RDA untuk folat untuk orang dewasa
adalah 400 μg; dosis yang sama
direkomendasikan untuk wanita untuk
mengurangi insidensi defek tuba neural.
• Defisiensi folat dikaitkan dengan berkurangnya jumlah limfosit yang
bersirkulasi, proliferasi limfosit yang buruk, gangguan kekebalan Th1
termasuk respons hipersensitivitas tipe lambat, dan gangguan aktivitas
sel NK (6).
• Kekurangan folat juga dapat terjadi ketika penyerapan vitamin tidak
cukup. Antikoagulan dan kontrasepsi oral mengganggu penyerapan
folat.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B10 (Biotin)

• Biotin adalah koenzim untuk beberapa enzim karboksilase yang meliputi


piruvat karboksilase (menyediakan oksaloasetat untuk siklus asam
trikarboksilat), asetil KoA (koenzim A), dan karboksilase (sintesis asam
lemak).
• Defisiensi biotin jarang terjadi karena ditemukan dalam banyak makanan,
dan produksi bakteri usus besar dalam asupan makanan.
• Defisiensi mungkin disebabkan oleh kegagalan memasukkan biotin
dalam nutrisi parenteral total dan ditandai oleh dermatitis bersisik,
glositis, rambut rontok, anoreksia, depresi, dan hiperkolesterolemia.
• Data akurat tentang kebutuhan biotin pada manusia tidak tersedia, tetapi
asupan vitamin harian yang aman dan memadai yang direkomendasikan
pada orang dewasa diperkirakan antara 30 dan 35 μg
Water-Soluble Vitamins
Vitamin B12 (Cobalamin)

• Vitamin B12 (cobalamin) adalah vitamin yang larut dalam air dan sangat
penting untuk fungsi neurologis, produksi sel darah merah, dan sintesis
DNA, dan merupakan kofaktor untuk beberapa reaksi utama didalam
tubuh.
• Cobalamin adalah molekul yang mengandung kobalt kompleks, hanya
disintesis oleh bakteri.
• Secara klinis, banyak manifestasi defisiensinya yang mirip dengan
defisiensi folat dan dapat diatasi dengan folat dalam jumlah besar. Hal ini
termasuk gangguan sintesis asam deoksiribonukleat (DNA), yang
menghasilkan anemia megaloblastik.
• Defisiensi kobalamin juga menyebabkan kerusakan neuropsikiatri,
sebagian besar terkait dengan demielinasi pada kolom posterior medula
spinalis, saraf tepi, dan bahkan bagian otak besar. Kerusakan neurologis
tidak teratasi, dan bahkan dapat semakin buruk, dengan pemberian folat.
• Defisiensi cobalamin umum dan terjadi pada pasien dengan anemia
pernisiosa, gastritis atrofi, penyakit celiac, penyakit Crohn, setelah operasi
GI, serta pada individu yang menjalani diet ketat vegetarian atau vegan.
• Sumber makanan termasuk hati, kerang, ikan, daging, telur, susu, keju,
dan yogurt.
• RDA Cbl adalah sekitar 2,4; 2,6; dan 2,8 μg, masing-masing, untuk orang
dewasa, selama kehamilan, dan selama menyusui.
Water-Soluble Vitamins
Vitamin C (Ascorbic Acid)

• Asam askorbat, juga dikenal sebagai vitamin C, berpartisipasi dalam


sintesis kondroitin sulfat dan dalam pembentukan hidroksiprolin kolagen.
• Hal ini membuatnya memiliki peran penting dalam penyembuhan luka,
biosintesis beberapa neurotransmiter, dan fungsi kekebalan tubuh.
• Sangat penting untuk gusi, arteri, dan jaringan lunak lainnya; tulang
(sintesis kolagen); fungsi otak dan saraf (neurotransmitter dan sintesis
hormon); metabolisme nutrisi (terutama zat besi, protein, dan lemak); dan
pertahanan antioksidan dan pembersihan radikal bebas (langsung dan
dengan aktivasi vitamin E).
• Kekurangan vitamin C menyebabkan berbagai kelainan klinis, termasuk
penyakit kudis, penyembuhan luka yang buruk, ketidakstabilan vasomotor,
dan gangguan jaringan ikat.
• Sumber vitamin C yang kaya termasuk buah-buahan (jeruk, blewah,
mangga, stroberi, semangka) dan sayuran (kol, brokoli, kembang kol,
kentang, tomat).
• RDA untuk orang dewasa adalah antara 90 dan 120 mg/hari.
BAB III
Kesimpulan
• Vitamin merupakan salah satu diantara berbagai nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi fungsi fisiologis tubuh, dibutuhkan oleh manusia dalam
jumlah mulai dari mikrogram hingga miligram per hari.
• Ada 13 substansi atau grup substansi yang saat ini secara umum diakui
sebagai vitamin. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, vitamin
D, vitamin E, vitamin K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9,
vitamin B10, vitamin B12, serta vitamin C.
• Vitamin A atau retinol sangat penting untuk penglihatan pada intensitas
cahaya rendah, sintesis “active sulphate," dan reproduksi. Vitamin A
terdapat didalam daging, susu, kuning telur, hati, dan minyak ikan, dan
diperkaya dengan margarin. Provitamin A ditemukan dalam jeruk dan
sayuran hijau seperti bayam, wortel, mangga, dan pepaya. Asupan vitamin
A diperkirakan sekitar 500 μg/hari, RDA biasanya dicapai melalui
suplementasi vitamin.
• Vitamin D, “the sunshine vitamin”, memainkan peran penting, bersamaan
dengan mineral-mineral penting seperti kalsium, fosfor, dan magnesium,
untuk merawat tulang dan gigi yang sehat. Vitamin D tidak terdapat
banyak pada sumber nabati, tetapi provitaminnya terdapat di tumbuhan
maupun hewan seperi jamur, lumut, produk susu. RDA bervariasi
tergantung usia, tetapi 600 IU/hari pada orang dewasa, termasuk wanita
hamil dan menyusui.
• Vitamin E (tocopherol) adalah antioksidan yang memiliki peran mendasar
dalam metabolisme sel. Vitamin E, ditemukan dalam sejumlah biji dan
minyak nabati yang kaya lemak, termasuk wheat germ, bunga matahari,
almond, hazelnut, kacang tanah, jagung, dan kacang kedelai, selain
brokoli, tomat, dan bayam. Margarin kaya akan vitamin E. RDA untuk
vitamin E adalah 15mg/hari (22,4 IU), dengan kadar yang lebih rendah
direkomendasikan pada masa kanak-kanak dan peningkatan kadar yang
direkomendasikan dalam laktasi.
• Vitamin K (phytomenadione) terlibat dalam aktivasi protein penting dalam
pembekuan darah. Vitamin K1 diperoleh dari sayuran berdaun hijau
termasuk brokoli, bayam, selada, rempah-rempah, dan kangkung. Vitamin
K2 diproduksi oleh bakteri usus, juga dapat dikonsumsi dalam jumlah kecil
dalam daging, telur, dan makanan susu. Asupan vitamin K yang cukup
adalah 120μg/hari untuk pria dewasa dan 90μg/hari untuk wanita dewasa.
Tingkat yang lebih rendah direkomendasikan untuk anak-anak.
• Tiamin atau vitamin B1 memainkan peran penting dalam metabolisme
karbohidrat, asam amino, dan lipid. Sumber vitamin yang kaya tiamin
termasuk ragi, roti kering, sereal gandum utuh, dan kacang-kacangan.
RDA untuk tiamin adalah 1,4; 1,1; 1,5; 1,6 mg/hari masing-masing untuk pria,
wanita, dan selama kehamilan dan menyusui.
• Riboflavin atau vitamin B2 sangat penting sebagai perantara dalam
metabolisme karbohidrat, asam amino, dan lemak, juga membantu dalam
perlindungan antioksidan seluler. Sumber yang baik adalah produk susu,
telur, daging, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan. RDA untuk
orang dewasa berkisar antara 1,3 dan 1,6 mg/hari.
• Vitamin B3 (asam nikotinat) memainkan peran utama dalam pembentukan
nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) dan fosfat NADP, yang penting
dalam perantara metabolisme dan sejumlah besar reaksi reduksi-oksidasi.
Protein hewani merupakan makanan tinggi tryptophan, seperti daging,
telur, dan susu. Asupan referensi vitamin pada manusia dewasa berkisar
antara 14 dan 18 mg/hari.
• Asam Pantotenat (vitamin B5) memainkan peran sentral dalam reaksi
metabolisme penghasil energi serta metabolisme lemak dan protein.
Sumber yang baik adalah alpukat, yogurt, ayam matang, ubi jalar, sereal,
daging dan kacang-kacangan, dan banyak lainnya yang mengandung
jumlah lebih sedikit. Kadar urin menunjukkan asupan dari makanan dan
berkisar dari 2-7 mg/hari.
• Vitamin B6 (piridoksin) memainkan peran penting dalam asam nukleat dan
jalur sintetik protein serta metabolisme karbohidrat untuk memodulasi
kerja hormon steroid, dan untuk mengatur ekspresi gen. Sumber makanan
yang baik termasuk sereal yang diperkaya, daging organ, makanan otot,
kentang, dan buah-buahan selain jeruk. RDA untuk vitamin B6 adalah 1,5-2
mg/hari untuk orang dewasa.
• Asam folat berfungsi dalam sintesis purin dan timin, yang diperlukan
untuk pembentukan DNA. Sumber vitamin yang kaya asam folat termasuk
sayuran hijau, hati, kacang-kacangan, dan lentil. RDA untuk folat untuk
orang dewasa adalah 400 μg; dosis yang sama direkomendasikan untuk
wanita untuk mengurangi insidensi defek tuba neural.
• Biotin adalah koenzim untuk beberapa enzim karboksilase yang meliputi
piruvat karboksilase (menyediakan oksaloasetat untuk siklus asam
trikarboksilat), asetil KoA (koenzim A), dan karboksilase (sintesis asam
lemak). Kekurangan biotin jarang terjadi karena ditemukan dalam banyak
makanan. Data akurat tentang kebutuhan biotin pada manusia tidak
tersedia, tetapi asupan vitamin harian yang aman dan memadai yang
direkomendasikan pada orang dewasa diperkirakan antara 30 dan 35 μg.
• Vitamin B12 (cobalamin) sangat penting untuk fungsi neurologis, produksi
sel darah merah, dan sintesis DNA. Sumber makanan termasuk hati,
kerang, ikan, daging, telur, susu, keju, dan yogurt. RDA Cbl adalah sekitar
2,4; 2,6; dan 2,8 μg, masing-masing, untuk orang dewasa, selama
kehamilan, dan selama menyusui.
• Asam askorbat, juga dikenal sebagai vitamin C, memiliki peran penting
dalam penyembuhan luka, biosintesis beberapa neurotransmiter, dan
fungsi kekebalan tubuh. Sumber vitamin C yang kaya termasuk buah-
buahan (jeruk, blewah, mangga, stroberi, semangka) dan sayuran (kol,
brokoli, kembang kol, kentang, tomat). RDA untuk orang dewasa adalah
antara 90 dan 120 mg/hari.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai