Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian vitamin larut lemak.

Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Selain
karena jenis vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak, vitamin tersebut juga memang
merupakan jenis turunan lemak. selain itu, vitamin larut lemak adalah merupakan jenis
vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta secara
umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. dan vitamin
larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi.

a) Vitamin A

Pemberian nama pada vitamin ini karena vitamin ini merupakan vitamin larut lemak yang
pertama kali ditemukan. Umumnya vitamin A itu merupakan kristal berwarna kuning dan larut
dalam lemak. Dalam makanan sehari-hari bentuk vitamin A adalah dalam bentuk ester retinil
yang terikat pada asam lemak rantai panjang. Vitamin A ini berfungsi untuk penglihatan,
diferensiasi sel, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kesuburan, mencegah kanker dan penyakit jantung, dan meningkatkan nafsu.

Secara umum kecukupan vitamin A lebih besar pada wanita dari pada pada pria, untuk mencegah
kekurangna vitamin A pada Balita dianjurkan pemberian vitamin A takaran tinggi 200.000 SI
selama 4-6 bulan sedangkan untuk anak dan dewasa, bila makanan sehari-hari seimbang tidak
perlu penambahan suplementasi vitamin A.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu yang mengadung lemak, dan mentega.
Sedangkan minyak ikan yang mengandung vitamin A dosis tinggi diberikan untuk membantu
proses penyembuhan. Selain itu sumber karoten yang merupakan provitamin A adalah sayuran
berwarna hijau tua dan sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti daun
kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya,
mangga, mangka masak, dan jeruk. selain itu, minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya
akan karoten. Akibat kekurangan vitamin A adalah buta senja, perubahan pada mata, infeksi,
perubahan pada kulit, ganggugan pertumbuhan, anemia. sedangkan kelebihan vitamin A
menimbulkan sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mengering, anoreksia, dan sakit
pada tulang.

b) Vitamin D

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang memiliki khasiat untuk mencegah dan
menyembuhkan penyakit riketsia. Riketsia adalah penyakit tulang yang tidak mampu melakukan
kalsifikasi vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Tubuh kita memiliki
kemampuan untuk membentuk vitamin D karena itu jika tubuh mendapat sinar matahari yang
cukup, konsumsi vitamin D tidak dibutuhkan. Karena itu, untuk di daerah yang tidak selalu
mendapatkan sinar matahari sumber vitamin D dapat melalui makanan, yaitu dalam bentuk
kalsifero, seperti kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati ikan. Kekurangan vitamin D
dapat menyebabkan riketsia, dan pada orang dewasa akan menimbulkan osteoporosis.
Namun vitamin D dalam jumlah yang terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan,
gejala yang muncul adalah kelebihan absorpsi vitamin D sehingga menyebabkan kalsifikasi
berlebihan pada tulang, dan jaringan tubuh seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.

c) Vitamin E

Vitamin E biasanya juga dikenal dengan nama tokoferol. Vitamin E ini memiliki fungsi
untuk memutus randai peroksida lipid dalam artian memilki funsi sebagai antioksidan yang baik
untuk tubuh. Selain itu, fungsi vitamin E adalah fungsi struktural dalam memelihara integritas
membran sel, Sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner,
mencegah keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi.

Sumber vitamin E dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan hemolisiseritrosit, syndroma neurologik, dan resiko


kanker usus, kanker payudara, kanker paru-paru, dan penyakit jantung koroner.
d) Vitamin K

B. Sifat-sifat vitamin larut lemak


1. Larut dalam lemak dan yang dibutuhkan.
2. Kelebihan kosumsi dari yang dibutuhkan disimpan didalam tubuh.
3. Dikelurkan dalam umlah kecil melalui empedu.
4. Gejala defisiensi berkembang lambat.
5. Tidak terlalu perlu ada dalam makanan sehari-hari.
6. Mempunyai precursor atau provitamin.
7. Hanya mengandung unsure-unsur C,H dan O
8. Diabsorsi melalui system limfe
9. Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6-10 x KGA*)

C. Klasifikasi atau penggolongan vitamin larut lemak, Fungsi vitamin larut lemak, Sumber
bahan makanan vitamin larut lemak dan Akibat kelebihan dan kekurangan vitamin lrut
lemak.

1. Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan
precursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol.
a. Sifat kimia
Vitamin A adalah suatu Kristal alcohol berwarna kuning dan larut dalam lemak
atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester
retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, viamin A berfungsi
dalam beberapa bentuk ikatan aktif, yaitu : retinol (bentuk alcohol), retinol (aldehida),
dan asam retinoar (bentuk asam).
b. Absorpsi, Transportasi, dan Metabolisme
Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester
retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipidia lain di dalam lambung. Di dalam
sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas esterase
menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari
karotenoid, terutama beta-karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah
menjadi retinol.
Retinol didalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan emmbentuk
ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus
untuk kemudian diangkut oleh kilmikron melalui system limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80 – 90% ester retinil dan
hanya 40-60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan
vitamin A utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati
dapat bertahan hingga enam bulan . Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin
A, asam retinoat diabsorpsi tanpa perubahan . Asam retinoat merupakan sebagian kecil
vitamin A dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada permukaan
membrane yang spesifik untuk RBP retinol kemudian diangkut melalui membrane sel
untuk kemudian diikatkan pada Gellular retinol Binding-Protein(CRBP) dan RBP
kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagain retinol dan di dalam
sel epitel sebagai asam retioat.
c. Fungsi
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh
1) Penglihatan.
2) Fungsi Kekebalan.
3) Pertumbuhan dan Perkembangan.
4) Reproduksi.
5) Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
d. Sumber
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di
dalam pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (didalam lemaknya) dan
mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A tidak
berwarna, warna kuning adalah kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi
vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk
keperluan penyembuhan.
e. Akibat Kekurangan
Kekurangan (defisiensi) vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita.
Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin
A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan
sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang
meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A.
Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein
(KEP), penyakit hati, alfa, bet-lippoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena
kekurangan asam empedu.
1. Buta senja
2. Perubahan pada mata
3. Perubahan pada kulit
4. Gangguan pertumbuhan
f. Akibat kelebihan
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai
suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16.000 RE untuk
jangka waktu lama atau 40.000 – 50.000 RE/hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut
rontok, kulit mongering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang.
Pada wanita menstruasi berhenti.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten
tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila
konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi
vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak dibawah kulit mengandung
banyak karoten , warna kulit akan terlihat kekuningan.
2. Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan
sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar Matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suati prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar
matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
a. Absorpsi, Transportasi, dan Penyimpangan
Vitamin D diabsorpsi dalam usus halus bersama lipida dengan abntuan cairan
empedu. Vitamin D dari bagian atas usu halus diangkut oleh D-plasma binding protein
(DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulangd an jaringan lain.
Absorpsi vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan kalsium makanan
rendah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolism vitamin
D.
b. Metabolisme
Vitamin D3 (Kolekalsiferol) dibentuk di dalam kulit oleh sinar ultra violet dari 7-
dehidrokolesterol. Sinar matahari juga dapat mengubah provitamin D3, menjadi bahan
yang tidak aktif. Banyaknya provitamin D dan bahan tidak aktif yang dibentuk
bergantung pada intensitas radiasi ultraviolet. Faktor lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan provitamin D3, adalah pigmentasi, penggunaan alas penahan matahari
(sunscreen) dan lama waktu penyingkapan terhadap matahari.
Vitamin D3 di dalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolekalsiferol
{25 (OH)D3} yang lima kali lebih aktif daripada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3}
adalah bentuk vitamin D yang paling banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung
pada konsumsi dan penyingkapan tubuh terdapat matahari. Bentuk paling aktif adalah
kalsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2 D2} yang 10 kali lebihaktif dari
vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh ginjal Kalsitrol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
c. Fungsi
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan Vitamin C, hormone-hormoh paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus
vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar
kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada pengerasan tulang.
d. Sumber
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk daerah
tropic tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D. Sumber utama
vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber
utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan
minyak hati-ikan. Susu sapid an ASI bukan merupakan sumber vitamin Dyang baik.
Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi makanan,
terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D2 (ergosterol
yang diradiasi).
e. Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan
riketsia pada anak-anak dan ostomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang
dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang dan
pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung
tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok ,
pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk
gigi tidak teratur dan mudah rusak.
f. Akibat Kelebihan
Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu
lebih dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan emnyebabkan keracunan. Gejalanya
adalah kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan kalsifikasi
berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain.
Tnda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu
makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.
3. Vitamin E (Tokoferol)
a. Sifat kimia
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik
yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin
E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organic. Tetapi tidak larut dalam
air.
Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan alfa-, beta-, gama, delta
tokoferol dan tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai
antioksidan.
b. Fungsi
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang alrut dalam lemak dan
mudah memebrikan hydrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal
bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak, yang
mempunyai electron tidak berpasangan . Bila menerima hydrogen, radikal bebas menjadi
tidak reaktif. Pembentukan radikan bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolism
aerobic normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas
yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok.
c. Fungsi lain
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan
fungsi sebagai antioksidan, yaitu :
1) Fungsi structural dalam memelihara integritas membrane sel.
2) Sintesis DNA.
3) Merangsang reaksi kekebalan.
4) Mencegah penyakit jantung koroner
5) Mencegah keguguran dan Sterilisasi
6) Mencegah gangguan menstruasi.
Fungsi-fungsi ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.
d. Absosi, Transportasi, dan Metabolisme
Sebanyak 20%-80% tokoferol diabsorpsi di bagian atas usus halus dalam bentuk
misel yang pembentukannya bergantung pada garam dan lipase pankreas. Absorpsi
tokoferol tampaknya dibantuk oleh trigliserida rantai sedang dan dihambat oleh asam
lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Mekanisme trasportasi vitamin E melintasi sel
epitel usus halus belum diketahui dengan pasti. Transportasi dari mukosa usus halus ke
dalam system limfe dilakukan oleh kilomokron untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk
alfa-tokoferol dinagkut oleh very low density /VLDL masuk kedalam flasa, sedangkan
sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol didalam plasma
kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein / LDL dan masuk
membrane sel. Tokoferol menumpuk dibagian-bagian sel di mana produksi radikal bebas
paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan reticulum endoplasma.
Belum banyak diketahui tentang metabolism vitamin E. vitamin E disimpan di
dalam hati dan jaringan lemak.
e. Sumber
Vitamin banyak terdapat lalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah
minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak
kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. sayuran dan buah-buahan juga
meupakan vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan dan kacang-kacangan mengandung
vitamin E dalam jumlah terbatas
f. Akibat kekurangan
Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E
terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi adanya gangguan
absorpsi lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transport lipida seperti
pada beta-lipoproteinemia.
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. akibat lain adalah sindroma
neurologic sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina.
Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan reflex otot serta gangguan penglihatan
dan berbicara. Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini.
g. Akibat kelebihan
Mengunakn vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Namun,
akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan kelebihan vitamin A. gangguan
pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari (60-75 kali
kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang
digunakan untuk mencegah pengumpulan darah.
4. Vitamin K
a. Sifat kimia
Vitamin K terdapat dalam alam dalam dua bentuk, kedua terdiri atas cincin 2
metinaftakinon dengan rantai samping pada posisi tiga. Vitamin K mempunyai rantai
samping fitil dan hanya terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K
(menakinon) merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas beberapa
satuan isoprene. Menadion (vitamin K) adalah bentuk vitamin sintetik. Menadion terdiri
atas cincin naftakinon tanpa rantai samping. Oleh karena itu mempunyai sifat larut air.
Menadion baru aktif secara setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh.
Vitamin K cukup tahan terhadap panas. Vitamin ini tidak rusak oleh cara
memasak biasa, termasuk memasak dengan air. Vitamin K tidak tahan terhadap alkali dan
cahaya.
b. Absopasi dan Transportasi
Sebanyak 50%-80% vitamin K dalm usus halus diabsipsi denagn bantuan empedu
dan cairan pankreas. Setelah diabsorpsi di dalm usus halus bagian atas, vitamin K
dikaitkan dengan kilomikron untuk diangkut melalui system limfe ke hati. Hati
merupakan tempat simpanan vitamin K utama di dalam tubuh. Dari hati vitamin K
diangkut terutama oleh lipoprotein VLDL di dalam plasma ke sel-sel tubuh. Vitamin K
terutama dihubungkan denagn membrane sel, yaitu denagn reticulum endoplasma dan
mitokondria. Taraf vitamin K dalam serum menigkatkan pada hiperlipidemia, terutama
pada trisliseridemia. Hal-hal menghambat absorpsi lemak akan menurunkan absorpsi
vitamin K.
Dalam bentuk normal, sebanyak 30-40% vitamin K yang diabsorpsi dikeluarkan
melalui empedu, dan 15% melalui uraian sebagai metabolit larut air.
c. Fungsi
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah pembekuan darah. Vitamin K
ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah sridu protein berupa
asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla). Protein-protein ini
dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilae 9yang
mengunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membrane hati dan tulang dan
sedikit di lain jaringan.
d. Sumber
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti, (1973) telah
membuat ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan dari
beberapa bioassay. Sumber utama vitamin K adalah hati sayuran daun berwarna hijau,
kacang buncis, kacang plong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi
kandungan vitamin K-nya. Bahan makan lain yang mengandung vitamin K dalm jumlahg
lebih kecil adalah susu, daging, telur serealia, buah-buahan dan sayuran lain. Sumber
penting vitamin K lain adalah floran bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum).
Pengunaan menakinon yang disintesis oleh moikroorganisme usus halus belum diketahui
dengan pasti.
e. Akibat kekurang dan kelebihan
Kekurangn vitamin k menyebabkan darah tidak dapat mengumpal, sehingga bila
ada luka atau operasi terjadi pendarahan.
Kekurangan vitamin K karena makanan jarinagn terjadi, sebab vitamin K terdapat
secara luas dalam makanan. Kekurangn vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi
lemak (bila produksi empedu kurang atau pada diare). Kekurangan vitamin K bisa juga
terjadi bila seseorang mendapat antibiotika sedangkan tubuhnya kurang mendapat
vitamin K dari makanan antibiotika membunuh kuman-kuman di dalam usus yang
membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih
dahulu kemampuan darah untuk mengumpak dan sebagai pencegah diberi suntikan
vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah pendarahan berlebihan.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E, dan K. penyakit akibat kekurangan vitamin yang larut dalam
lemak yaitu vitamin A adalah penyakit Rabun senja (nyctalopia). Rabun senja adalah
gangguan penglihatan kala senja atau malam hari, atau pada keadaan cahaya remang-
remang. Banyak juga menyebutnya sebagai rabun ayam.
2. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kepada para pembaca untuk dapat
menjaga keseimbangan vitamin yang ada dalam tubuh, sehingga tidak terjadi kekurangan
atau kelebihan vitamin. Karena, apabila kelebihan atau kekurangan vitamin (khususnya
vitamin yang larut dalam lemak) akan menimbulkan suatu penyakit. Salah satunya yaitu
penyakit rabun senja.

Anda mungkin juga menyukai