Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PBAK

"Pengawasan dan Prinsip-prinsip dalam Pelaksanaan


Pengawasan Penilaian Satuan Kerja BerpredikatWBK dan
WBBM"

OLEH :
KELOMPOK 10

1. Rahmi Ramadhan
2. Sarah Sabhira
3. Ozi Trifirmanda

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2019
Kata pengantar

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan limpahan
rahmat dan berkah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah Tentang zona integritas
melalui WBK dan WBBM. Tindak pidana korupsi adalah kejahatan yang dikatogorikan
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes) yang tidak hanya menimbulkan
bencana bagi perkonomian nasional, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat. Dalam pelaksanaan modus operasinya, pelaku
tindak pidana korupsi seringkali memanfaatkan celah berupa adanya batasan yurisdiksi
antara negara yang satu dengan negara yang lain.Hal ini tentu saja menimbulkan
kesulitan bagi aparat penegak hukum dalam mengungkap tindak pidana korupsi.
Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi, sebagai langkah awal dalam upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi seringkali terhambat dengan adanya konflik
yurisdiksi antar negara. Oleh karena itu ruang lingkup bahasan dalam laporan ini
dikaitkan dengan penerapan hukum internasional dalam kerangka pemberantasan tindak
pidana korupsi, baik yang berupa kovensi internasional maupun perjanjian bilateral antara
Indonesia dengan negara-negara lain.Dengan adanya laporan ini, kami berharap dapat
memberikan sumbangan dan masukan-masukan dalam pengembangan ilmu hukum dan
dalam praktek-praktek yang terjadi di lapangan. Untuk dapat lebih menyempurnakan
laporan ini, kami senantiasa mengharapkan kritikan dari berbagai pihak. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional yang telah
memberikan kesempatan kapada kami untuk melaksanakan kegiatan ini.

Padang, 23 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang............................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................1
3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II Pembahasan
1. Zona integritas...................................................................................................... 2
2. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas ....................................................... 4
3. Pembangunan zona integritas ...................................................................5
4. Proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM ............................7
5. Syarat Penetapan WBK/WBBM .......................................................................... 8
6. Komponen Pengungkit Dan Hasil ............................................................. 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ..............................................................................................
2. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembangunan Zona Integritas merupakan tindak lanjut pencanangan Zona
Integritas yang difokuskan pada penerapan program Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit.
Dalam membangun Zona Integritas, telah ditetapkan Satker yang diusulkan sebagai WBK
dan WBBM.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu zona integritas


b. Bagaimana peran wbk dan wbm sebagai proses menuju zona integritas

c. Bagaimana proses pembangunan zona integritas

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zona integritas
Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah
yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM
melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik.

Adapun hal yang melatar belakangi dibentuknya Pembangunan Zona Integritas


menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI
WBK-WBBM) adalah antara lain :

1. Kejahatan korupsi yang semakin merajalela,

2. Upaya untuk pencegahan korupsi,

3. Menciptakan aparatur Negara yang disiplin dan bekerja sesuai dengan kaidah
yang telah ditentukan,

4. Menciptakan aparatur negara yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Tujuan Utama dalam Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM adalah untuk


pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Dalam implementasinya adalah dengan senantiasa meningkatkan akuntabilitas kinerja,
menyusun kontrak kinerja dan mengadakan penyuluhan tentang anti gratifikasi dan
penanggulangan korupsi.

Sebagai langkah awal dicanangkannya suatu unit kerja dalam Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (ZI WBK-WBBM) adalah dengan pembuatan dan penandatanganan Pakta
integritas yang disaksikan oleh pihak pemangku kepentingan dan atau masyarakat,
penanda tanganan ini merupakan tonggak awal dan merupakan indikator utama dalam
penilaian.
Untuk menunjang kegiatan dimaksud peran masyarakat atau pemangku kepentingan
diperlukan. Masyarkat diminta berpartisipasi aktif juga untuk melaksanakna pemantauan,
penilaian dan memberikan masukan untuk perbaikan dalam hal mencegah terjadinya
kecurangan dan korupsi .

Membuat kontrak kinerja yang jelas dan mengevaluasi pekerjaan yang telah
dilaksanakan apakah telah sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak kinerja
dimaksud. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus ditingkatkan untuk memberi
kepuasan kepada pemangku kepentingan.

Untuk dapat mewujudkan hasil sesuai dengan nilai yang telah ditentukan maka
berbagai sarana dan prasana serta berbagai action dilaksanakan.

Kementerian Keuangan yang merupakan kementerian negara di lingkungan


Pemerintah Indonesia yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.

Kementerian Keuangan memiliki beberapa Direktorat Jenderal, Badan, antara lain,


Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara, memiliki bebarapa Badan
seperti BPPK, dan lain-lainnya.

Dasar hukum pembangunan zona integritas :

1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;

2. UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3. UU 30 / 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi;

4. UU 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;

5. UU 25 /2009 tentang Pelayanan Publik ;

6. PP 60 / 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah;

7. Perpres 54 / 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;


8. Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;

9. Perpres 55 / 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi


Inpres 2 / 2014 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;

10.Permen PAN dan RB 14 / 2014 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi


Birokrasi

PERKEMBANGAN PERMENPAN TENTANG ZONA INTEGRITAS :

1. Permen PANRB 20 / 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan ZI menuju Wilayah


Bebas dari Korupsi

2. Permen PANRB 60 / 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju


WBK dan WBBBM di Lingkungan K/L dan Pemda

3. Permen PANRB 52 / 2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI menuju WBK dan


WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah

B. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas


1. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM dilaksanakan dimulai dengan deklarasi/pernyataan dari Menteri Hukum dan HAM
bahwa Kementerian Hukum dan HAM telah siap membangun Zona Integritas;

2. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM
dan jajaran, seluruh atau sebagian besar anggota telah menandatangani Dokumen Pakta
Integritas. Penandatanganan dokumen Pakta Integritas dapat dilakukan secara
massal/serentak; 3. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM dilakukan bersama-bersama di tingkat Kementerian
Hukum dan HAM , dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas dengan
maksud agar semua pihak termasuk masyarakat dapat memantau, mengawal, mengawasi
dan berperan serta dalam program kegiatan reformasi birokrasi khususnya di bidang
pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik;
4. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilaksanakan
oleh Menteri Hukum dan HAM pada tanggal 8 Januari 2018 disaksikan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

C. Pembangunan zona integritas

Komitmen Pimpinan dan seluruh jajaran Kemenkes untuk mewujudkan wbbm


ditunjukkan dengan perancangan zona integritas pada tanggal 18 Juli 2012 di lingkungan
Kementerian Kesehatan. Perancangan zona integritas melalui wilayah bebas dari korupsi
dan sebagai bentuk tentang percepatan pemberantasan korupsi perancangan zona
integritas ini dilanjutkan dengan perencanaan zona integritas diseluruh unit utama dan
satuan kerja di lingkungan Kementrian kesehatan.

Upaya pembangunan zona integritas menuju wbk wbbm kemenkeu setelah


melakukan penilaian terhadap calon satker wbk yang memenuhi syarat indikator hasil dan
indikator proses akhir PBK serta pada tanggal 30 Agustus 2013 telah mengusulkan 3
satuan kerja ke menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi untuk
ditetapkan sebagai satker WBK.

Proses pembangunan zona integritas oleh kementrian kesehatan dilakukan melalui 2


tahap penilaian sebagai berikut:

1. Penilaian satuan kerja berpredikat WBK

Penilaian Satuan Kerja berpredikat yang berpredikat WBK di lingkungan


Kementrian Kesehatan dilakukan oleh Tim Penilai Internal (TPI) yang dibentuk oleh
Menteri Kesehatan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan indikator proses (nilai
diatas 75) dan indikator hasil yang mengukur efektifitas kegiatan pencegahan korupsi
yang telah dilaksanakan.

Dalam upaya pencapaian predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) kriteria utama yang harus dipenuhi adalah
pencapaian opini laporan keuangan kementrian/ lembaga BPK-RI, harus memperoleh
hasil penilaian indikator proses diatas 75 dan memenuhi syarat nilai indikator hasil
WBK seperti tabel berikut:
Tabel 2.1
Unsur indikator hasil WBK

No UNSUR INDIKATOR PROSES BOBOT


(%)

1 Penandatanganan pakta integritas 5

2 Pemenuhan kewajiban LHKPN 5

3 Pemenuhan akuntabilitas kinerja 5

4 Pemenuhan kewajiban laporan keuangan 5

5 Penerapan kewajiban disiplin PNS 5

6 Penerapan kode etik kusus 4

7 Penerapan kebijakan pelayanan publik

8 Penerapan whistel blower system tindak pidana korupsi

9 Pengendalian gratifikasi

10 Penanganan benturan kepentingan (conflict of interest)

11 Kegiatan pendidikan, pembinaan dan promosi anti korupsi

12 Pelaksanaan saran perbaikan yang diberikan oleh


BPK/KPK/APIP

13 Penerapan kebijakan pembinaan purna-tugas

14 Penerapan kebijakan pelaporan transaksi keuangan yang 8


tidak sesuai dengan profil PPATK

15 Promosi jabatan secara terbuka 2

16 Rekrutmen secara terbuka 2

17 Mekanisme pengaduan masyarakat 8

18 e-procurement 6

19 Pengukuran kinerja individu 2

20 Keterbukaan informasi publik 2


Penilaian dan Penetapan Satuan Kerja Berpredikat WBBM

Penilaian satker yang berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih ddan Melayani


(WBBM), dilakukan oleh Tim Penilai Nasional (TPN) melalui evaluasi atau kebenaran
material hasil self-assesment yang dilaksanakan oleh TPI termasuk hasil self-assesment
tentang capaian indikator hasis WBBM. Untuk mencapai Indikator Hasil WBK dan
WBBM dapat dinilai mengacu pada penilaian seperti tabel berikut

Tabel 2.2
Indikator hasil WBK dan WBBM

NO UNSUR INDIKATOR WBK WBBM KETERANGAN


HASIL

1 Nilai indeks integritas >7,0 >7.5 Skala 0-10 berdasarkan


instrumen KPK

2 Penilaian kinerja unit >550 >750 Skala 0-1000 berdasarkan


pelayanan pubik Permenpan 38/2012 dalam
2 tahun terakhir

3 Penilaian kerugian 0% 0% Penilaian APIP dan BPK


negara (KN) yang belum dalam 2 tahun terakhir
diselesaikan (%)

4 Persentase maksimum 3% 2% 0% jika jumlah pegawai


temuan inefektif 100 orang

5 Persentase minimum 3% 2% <1% jika jumlah pegawai


temuan inefisien >100 orang

6 Persentase maksimum 1% 0% Idem


jumlah pegawai yang
dijatuhi hukuman disiplin
karena penyalahgunaan
keuangan

7 Persentase pengaduan 5% 0% Idem


masyarakat yang belum
ditindak lanjuti

8 Persentase pegawai yang 0% 0% Pengaduan yang telah >60


melakukan tindak pidana hari dalam 2 tahun terakhir
berdasarkan keputusan
korupsi pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan
hukum tetap

D. Proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM


Proses pembangunan Zona Integritas merupakan tindak lanjut pencanangan Zona
Integritas yang difokuskan pada penerapan program Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit.
Dalam membangun Zona Integritas, telah ditetapkan Satker yang diusulkan sebagai WBK
dan WBBM. Proses pemilihan Satker yang berpotensi sebagai WBK/WBBM dilakukan
dengan membentuk kelompok kerja/tim untuk melakukan identifikasi terhadap Satker
tersebut. Setelah melakukan identifikasi, kelompok kerja/tim mengusulkan kepada
Kakanwil/Kasatker untuk ditetapkan sebagai usulan Satker berpredikat Zona Integritas
menuju WBK/WBBM.

Selanjutnya dilakukan penilaian mandiri (self assessment) oleh Tim Penilai Internal
(TPI). Setelah melakukan penilaian, TPI melaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM
tentang Satker yang akan di usulkan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi sebagai unit kerja berpredikat Menuju WBK/WBBM. Apabila
Satker yang diusulkan memenuhi syarat sebagai Zona Integritas Menuju WBK/WBBM,
maka langkah selanjutnya adalah penetapan dengan Keputusan Kementerian Hukum dan
HAM sebagai Zona Integritas Menuju WBK dan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi penetapan sebagai Zona Integritas Menuju
WBBM. Dalam penetapan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM ditentukan dengan
2 komponen yang harus dibangun yaitu komponen pengungkit dan komponen hasil.
Komponen Pengungkit meliputi 6 program bidang Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan
Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan yang diharapkan dapat menghasilkan
sasaran aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang bersih dan bebas KKN serta
peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai komponen hasil.
E. Syarat Penetapan WBK/WBBM

Pemilihan Satker yang diusulkan sebagai WBK memperhatikan beberapa syarat


yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Level Instansi (Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia)


 Mendapat predikat WTP dari BPK atas opini laporan keuangan;
 Mendapatkan nilai AKIP minimal“CC”

2.Level unit kerja (Tingkat Satker)

 Setingkat eselon I s/d eselon III;


 Memiliki peran dan penyelenggaraan fungsi pelayanan strategis;
 Dianggap telah melaksanakan program reformasi birokrasi secara baik
 Mengelola sumber daya yang cukup besar.

Pemilihan Satker yang diusulkan sebagai WBBM memperhatikan beberapa syarat


yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Level Instansi (Kementerian Hukum dan HAM RI )


 Mendapat predikat WTP dari BPK atas opini laporan keuangan
selama minimal 2 tahun berturut-turut;
 Mendapatkan nilai AKIP minimal “CC”

2.Level unit kerja (TingkatSatker)

Pada level Satker yang diusulkan merupakan Satker yang sebelumnya


telah mendapatkan predikat WBK.

F. Komponen Pengungkit Dan Hasil

1. Sosialisasi dan pencanangan Zona Integritas (ZI)

1) Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas Sosialisasi dilaksanakan agar


kemauan untuk melakukan perubahan Menuju WBK/WBBM didengar dan
dipahami oleh Internal dan Eksternal, sosialisasi dapat dilaksanakan dalam
bentuk:
 membuat banner/spanduk/himbauan/brosur
 melalui Website
 melalui Media Sosial
 media elektronik
 media cetak
 media TV

semua yang dilakukan poin a sampai dengan f harus dilengkapi dengan data
dukung antara lain: foto/ dokumentasi, Screenshoot Website, Screenshoot
medsos, rekaman, link, serta kliping Koran.

2) Pencanangan Zona Integritas Pencanganan merupakan kegiatan yang


menunjukkan keseriusan dan kemauan dari Unit Kerja untuk melakukan
perubahan pada jajarannya menuju WBK/WBBM, sebagai titik awal dimulainya
pembangunan Zona integritas hingga tercapainya WBK/WBBM, meliputi
kegiatan:

 Eksternal Melaksanakan pencanangan Zona Integritas yang disaksikan


oleh Instansi, Kementerian/Lembaga, Forkopimda, tokoh masyarakat,
Tokoh agama serta dipublikasikan.
 Internal
a) melaksanakan Penandatanganan Pakta Integritas antara Kepala Satuan
Kerja dengan jajaran struktural dibawahnya;
b) penandatangan Fakta Integritas Antara jajaran Struktural dalam satuan
kerja dengan petugas pelayanan publik;
c) komitmen tidak memungut biaya diluar ketentuan;
d) tidak diskriminasi;
e) tidak melaksanakan gratifikasi (yang menerima dan memberi
mendapatkan saksi);
f) memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut dilengkapi dengan data dukung:
a) Eksternal:
(1) foto, laporan kegiatan, Press release;
(2) untuk keseragaman, format/template pakta integritas disiapkan oleh
Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal (lampiran I).
b) Internal. Dokumen pakta integritas agar ditandatangani pada awal
tahun berjalan (Januari) atau saat perjanjian kinerja dan atau saat
pergantian pejabat

2. Komponen Pengungkit (60%) Komponen pengungkit merupakan komponen yang


menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM. Terdapat enam komponen pengungkit,yaitu: I. Manajemen Perubahan = 5
% II. Penataan Tatalaksana = 5 % III. Penataan Sistem Manajemen SDM = 15 % IV.
Penguatan Akuntabilitas Kinerja = 10 % V. Penguatan Pengawasan = 15 % VI.
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik = 10 % Penjelasan

6 Area Proses Perubahan WBK/WBBM yaitu:

1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Tatalaksana
3. Penataan Sistem Manajemen SDM
4. Penguatan Akuntabilitas
5. Penguatan Pengawasan
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
3 Hasil yang dicapai yaitu:

1. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi


2. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN
3. Kualitas Pelayanan Publik
DAFTAR PUSTAKA

http://web.rshs.or.id/fasilitas/wbm-wbbk/

https://www.kemenkumham.go.id › ...PDF

http://kppnmetro.org/pembangunan-zona-integritas-menuju-
wbkwbbm/?fdx_switcher=true

http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/jateng/id/berita/artikel/2827-mengapa-wbk-
wbbm-itu-penting-dan-bagaimana-meraihnya.html

Anda mungkin juga menyukai