OLEH :
KELOMPOK 10
1. Rahmi Ramadhan
2. Sarah Sabhira
3. Ozi Trifirmanda
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan limpahan
rahmat dan berkah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah Tentang zona integritas
melalui WBK dan WBBM. Tindak pidana korupsi adalah kejahatan yang dikatogorikan
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes) yang tidak hanya menimbulkan
bencana bagi perkonomian nasional, tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak
sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat. Dalam pelaksanaan modus operasinya, pelaku
tindak pidana korupsi seringkali memanfaatkan celah berupa adanya batasan yurisdiksi
antara negara yang satu dengan negara yang lain.Hal ini tentu saja menimbulkan
kesulitan bagi aparat penegak hukum dalam mengungkap tindak pidana korupsi.
Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi, sebagai langkah awal dalam upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi seringkali terhambat dengan adanya konflik
yurisdiksi antar negara. Oleh karena itu ruang lingkup bahasan dalam laporan ini
dikaitkan dengan penerapan hukum internasional dalam kerangka pemberantasan tindak
pidana korupsi, baik yang berupa kovensi internasional maupun perjanjian bilateral antara
Indonesia dengan negara-negara lain.Dengan adanya laporan ini, kami berharap dapat
memberikan sumbangan dan masukan-masukan dalam pengembangan ilmu hukum dan
dalam praktek-praktek yang terjadi di lapangan. Untuk dapat lebih menyempurnakan
laporan ini, kami senantiasa mengharapkan kritikan dari berbagai pihak. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional yang telah
memberikan kesempatan kapada kami untuk melaksanakan kegiatan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................1
3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II Pembahasan
1. Zona integritas...................................................................................................... 2
2. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas ....................................................... 4
3. Pembangunan zona integritas ...................................................................5
4. Proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM ............................7
5. Syarat Penetapan WBK/WBBM .......................................................................... 8
6. Komponen Pengungkit Dan Hasil ............................................................. 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ..............................................................................................
2. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zona integritas
Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah
yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM
melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik.
3. Menciptakan aparatur Negara yang disiplin dan bekerja sesuai dengan kaidah
yang telah ditentukan,
Sebagai langkah awal dicanangkannya suatu unit kerja dalam Pembangunan Zona
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (ZI WBK-WBBM) adalah dengan pembuatan dan penandatanganan Pakta
integritas yang disaksikan oleh pihak pemangku kepentingan dan atau masyarakat,
penanda tanganan ini merupakan tonggak awal dan merupakan indikator utama dalam
penilaian.
Untuk menunjang kegiatan dimaksud peran masyarakat atau pemangku kepentingan
diperlukan. Masyarkat diminta berpartisipasi aktif juga untuk melaksanakna pemantauan,
penilaian dan memberikan masukan untuk perbaikan dalam hal mencegah terjadinya
kecurangan dan korupsi .
Membuat kontrak kinerja yang jelas dan mengevaluasi pekerjaan yang telah
dilaksanakan apakah telah sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak kinerja
dimaksud. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus ditingkatkan untuk memberi
kepuasan kepada pemangku kepentingan.
Untuk dapat mewujudkan hasil sesuai dengan nilai yang telah ditentukan maka
berbagai sarana dan prasana serta berbagai action dilaksanakan.
1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;
2. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM
dan jajaran, seluruh atau sebagian besar anggota telah menandatangani Dokumen Pakta
Integritas. Penandatanganan dokumen Pakta Integritas dapat dilakukan secara
massal/serentak; 3. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM dilakukan bersama-bersama di tingkat Kementerian
Hukum dan HAM , dilaksanakan secara terbuka dan dipublikasikan secara luas dengan
maksud agar semua pihak termasuk masyarakat dapat memantau, mengawal, mengawasi
dan berperan serta dalam program kegiatan reformasi birokrasi khususnya di bidang
pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik;
4. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilaksanakan
oleh Menteri Hukum dan HAM pada tanggal 8 Januari 2018 disaksikan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Dalam upaya pencapaian predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) kriteria utama yang harus dipenuhi adalah
pencapaian opini laporan keuangan kementrian/ lembaga BPK-RI, harus memperoleh
hasil penilaian indikator proses diatas 75 dan memenuhi syarat nilai indikator hasil
WBK seperti tabel berikut:
Tabel 2.1
Unsur indikator hasil WBK
9 Pengendalian gratifikasi
18 e-procurement 6
Tabel 2.2
Indikator hasil WBK dan WBBM
Selanjutnya dilakukan penilaian mandiri (self assessment) oleh Tim Penilai Internal
(TPI). Setelah melakukan penilaian, TPI melaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM
tentang Satker yang akan di usulkan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi sebagai unit kerja berpredikat Menuju WBK/WBBM. Apabila
Satker yang diusulkan memenuhi syarat sebagai Zona Integritas Menuju WBK/WBBM,
maka langkah selanjutnya adalah penetapan dengan Keputusan Kementerian Hukum dan
HAM sebagai Zona Integritas Menuju WBK dan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi penetapan sebagai Zona Integritas Menuju
WBBM. Dalam penetapan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM ditentukan dengan
2 komponen yang harus dibangun yaitu komponen pengungkit dan komponen hasil.
Komponen Pengungkit meliputi 6 program bidang Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan
Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan yang diharapkan dapat menghasilkan
sasaran aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang bersih dan bebas KKN serta
peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai komponen hasil.
E. Syarat Penetapan WBK/WBBM
semua yang dilakukan poin a sampai dengan f harus dilengkapi dengan data
dukung antara lain: foto/ dokumentasi, Screenshoot Website, Screenshoot
medsos, rekaman, link, serta kliping Koran.
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Tatalaksana
3. Penataan Sistem Manajemen SDM
4. Penguatan Akuntabilitas
5. Penguatan Pengawasan
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
3 Hasil yang dicapai yaitu:
http://web.rshs.or.id/fasilitas/wbm-wbbk/
https://www.kemenkumham.go.id › ...PDF
http://kppnmetro.org/pembangunan-zona-integritas-menuju-
wbkwbbm/?fdx_switcher=true
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/jateng/id/berita/artikel/2827-mengapa-wbk-
wbbm-itu-penting-dan-bagaimana-meraihnya.html