Disusun oleh:
KELOMPOK 5
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah “Patofisologi” Selesainya penyusunan ini
berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan
terimakasih.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimana mendatang. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
Kami mengucapkan terima kasih dan saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang mmebutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan keseimbangan asam-basa adalah masalah klinis yang sering dijumpai dengan
keparahan bervariasi dari ringan sampai mengancam jiwa. Bab ini mengulas prinsip dasar
fisiologi asam-basa, mekanisme umum terjadinya abnormalitas, dan cara penilaian gangguan
asam-basa. Ulasan ini akan dilanjutkan dengan pembicaraan lebih rinci mengenai empat
gangguan asam-basa primer-asidosis metabolik, alkalosis metabolik, asidosis respiratorik ,
dan alakalosis respiratorik-dan gangguan asam-basa campuran.
Asam adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau lebih ion H+ yang dapat dilepaskan
dalam larutan (donor proton). Asam kuat, seperti asam hidroklorida (HCl), hampir terurai
sempurna dalam larutan, sehingga melepaskan lebih banyak ion H+. Asam lemah, seperti
asam karbonat (H2CO3), hanya terurai sebagian dalam larutan sehingga lebih sedikit lebih
sedikit ion H+ yang dilepaskan. Basa berlawanan dengan asam, basa adalah substansi yang
dapat mengkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor proton). Basa
kuat, seperti natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan mudah dalam larutan dan bereaksi
kuat dengan asam. Basa lemah, seperti natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian yang
terurai dalalm larutan dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keseimbangan asam basa yang ada dalam tubuh manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan asam basa?
3. Apa saja gangguan yang ada pada keseimbangan asam basa?
4. Bagaimana pengaturan yang ada pada keseimbangan asam basa?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua
mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak
asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Selain itu, asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti:
a. Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang normalnya dibentuk di
tubuh.
b. Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh.
c. Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan
d. Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal)
3
sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat
menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak
langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang
berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa
penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
1) Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2) Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3) Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
4) Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
5) Menderita penyakit kanker (cancer)
6) Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
7) Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak
dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah; Kehilangan carian banyak yang mendadak
(muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC),
Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia
kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.
4
1) Rendahnya kadar kalium dalam darah
2) Pengendapan kalsium di dalam ginjal
3) Kecenderungan terjadinya dehidrasi
4) Perlunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri (osteomalasia
atau rakitis).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau hasil pemeriksaan darah yang
menunjukkan tingginya keasaman darah dan rendahnya kadar kalium darah.Pengobatan
tergantung kepada jenis asidosis yang terjadi.Jenis 1 dan 2 diobati dengan meminum larutan
bikarbonat (baking soda) setiap hari untuk menetralkan asam di dalam darah. Pengobatan ini
akan meringankan gejala dan mencegah gagal ginjal serta penyakit tulang atau mencegah
memburuknya penyakit.Juga diperlukan tambahan kalium. Pada jenis 3, asidosisnya bersifat
ringan sehingga tidak diperlukan bikarbonat. Kadar kalium yang tinggi bisa diatasi dengan
minum banyak air putih dan obat diuretik.
c. Ketoasidosis diabetikum
Ketoasidosis diabetikum adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang disebabkan oleh
defisiensi insulin relatif atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita IDDM
(atau DM tipe II)
Penyebab adanya gangguan dalam regulasi Insulin, khususnya pada IDDM dapat cepat
menjadi Diabetik ketoasidosis manakala terjadi
1) Diabetik tipe I yang tidak terdiagnosa
2) Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dngan insulin
3) Adolescen dan pubertas
4) Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes
5) Stress yang berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan emosional.
5
klorida.Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi atau kolostomi.
2.2.3. Patogenesis
Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) pada referensi ini
akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari
larutan air yang mengandung bikarbonat yang terdiri dari larutan air yang mengandung dua
zat yaitu asam lemak (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3.H2CO3 dibentuk dalam
tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O.
CO2 + H2O <—-> H2CO3
Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim
karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding alveol paru dimana CO2
dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus ginjal dimana CO2
bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3
H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3-
H2CO3 <—-> H+ + HCO3-
Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara dominan sebagai
Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3 berionisasi hampir secara
6
lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-) dan ion-ion natrium (Na+) sebagai
berikut :
NaHCO3<—-> Na+ + HCO3-
Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai berikut :
CO2 + H2O <—-> H2CO3<—-> H+ + HCO3- + Na+
Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila asam kuat
seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat, peningkatan ion hidrogen
yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 :
H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk.Meningkatkan produksi CO2 dan
H2O.Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl, bereaksi
dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian
membentuk CO2 dan H2O.CO2 yang berlebihan sangat merangsang pernapasan yang
mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler.Ini berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.
7
Akibat selanjutnya pasien akan mengalami keterlambatan tumbuh kembang (delayed
development) dan berat badan kurang.
8
pusat pernafasan oleh penyakit otak atau obat, kemampuan untuk ventilasi memadai karena
penyakit neuromuskuler (misalnya: gravis gravis, amyotrophic lateral sclerosis, sindrom
guillain barre, distrofi otot), atau obstruksi jalan nafas terkait dengan asma atau penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK).
9
c. Pneumonia atau asma yang berat.
d. Edema paru akut.
e. Pneumotorak.
10
E. PATOFISIOLOGI.
11
2.4. Pengertian Alkalosis
Alkalosis adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh proses penurunan
konsentrasi ion hidrogen di dalam plasma darah arteri(alkalemia). Keadaan ini merupakan
lawan dari asidemia (pH serum 7,35 atau lebih rendah) karena alkalemia terjadi apabila pH
serum lebih tinggi dari biasanya (7,45 atau lebih tinggi). Alkalosis umumnya dibagi menjadi
dua kategori, yaitu alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolis, atau gabungan keduanya.
12
Penyebab utama akalosis metabolik:
13
2.6. Alkalosis Repiratorik
Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa. Terjadi pada
gangguan sistem respirasi dengan mengeluarkan CO2 yang berlebihan sebagai kompensasi
untuk mengurangi hypoxia yang ditandai dengan bernafas cepat dan dalam agar kadar CO 2
menjadi rendah dalam darah. Kelainan ini diawali oleh penurunan kadar PCO2 sehingga ion
H+ rendah akan mengasilkan peningkatan pH (PCO2< 35 dan pH > 7,45). Kompensasi ginjal
berupa penurunan ekresi H+ dengan akibat lebih sedikit absorbsi HCO3-.
Penyebab lainnya :
Hipoksia
Pneumoni, asma, edema paru
Gagal jantung kongestif
Fibrosis paru
Tinggal ditempat yang tinggi (oleh karena kadar oksigen yang rendah)
Ventilasi mekanis yang berlebihan
Sepsis gram negative
Sirosis hepatis
Latihan fisik
Overdosis aspirin
14
2.6.2. Klinis Alkalosis Respiratorik
15
Hipoksia adalah penyebab lazim terjadinya hiperventilasi.hiperventilasi kronis terjadi
sebagai respon penyesuain terhadap ketinggian (tekanan oksigen lingkungan yang rendah
).alkalosis respiratorik juga dapat disebabkan oleh factor iatrogenic akibat fentilasi mekanis
dengan fentilator siklus volume atau tekanan. Alkalosis respiratorik sering terjadi pada sepsis
gram negative dan serosis hati.hiper pnea pada latihan fisik yang berat kadang juga dapat
menimbulkan alkalosis respiratorik untuk semantara
Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat didalam sel dan
membantu pelepasan H+ lebih banyak kedalam cairan ekstra sel (ECF). Bafer ekstra sel oleh
protein plasma hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma. Efek mekanisme bafer ECF dan
ICF sedikit menurunkan HCO3_ plasma.apabila hipokapnia tetap berlangsung,maka
penyesuain ginjal mengakibatkan lebih banyak HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi
hambatan reabrsobsi tubulus ginjal dan pembentukan HCO3- baru.kompensasi pada alkalosis
respiratorik kronik jauh lebih sempurna dibandikangkan pada keadaan akut.pada keadaan
akut,penurunan kadar HCO3- plasma diperkirakan sebesar 2mEq/L untuk setiap penurunan
PCO2 sebesar 10mmHg.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan keseimbangan asam-basa adalah masalah klinis yang sering dijumpai
dengan keparahan bervariasi dari ringan sampai mengancam jiwa. Bab ini mengulas prinsip
dasar fisiologi asam-basa, mekanisme umum terjadinya abnormalitas, dan cara penilaian
gangguan asam-basa. Yaitu mengenai empat gangguan asam-basa primer-asidosis metabolik,
alkalosis metabolik, asidosis respiratorik , dan alkalosis respiratorik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi Buku Saku. Jakarta:EGC.
18