Anda di halaman 1dari 43

HERNIA

INGUINALIS
Mischka Scalvinni Suvero Suyar 150100022 Pembimbing: dr. Safruddin Nasution, Sp.B-KBD
Dekka Andra 150100091
Dicky 150100097
Jesslyn Wijaya 150100099
PENDAHULUAN

75% Hernia Inguinalis


3% Hernia Femoralis ♂>♀
TUJUAN MANFAAT
1. Penulis dan pembaca diharapkan dapat Laporan kasus ini diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang Hernia
memberikan manfaat terhadap penulis
Ingunalis
dan pembaca terutama yang terlibat
2. Penulis dan pembaca diharapkan dapat
menerapkan teori-teori terhadap pasien dibidang medis dan juga memberikan
Hernia Ingunialis wawasan kepada masyarakat umum agar
3. Sebagai persyaratan dalam memenuhi lebih mengtahui dan memahami tentang
Kepaniteraan Klinik Program Profesi
Hernia Ingunialis
Dokter di Departemen Ilmu Bedah FK USU
DEFINISI

• Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera


dari rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik
bawaan maupun didapat.
• Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada
hernia abdomen
• Hernia • Hernia Inguinalis
Inkarserata Lokasi • Hernia Umbilikus
Keadaan
• Hernia • Hernia Femoralis
Strangulata

• Hernia Usus Halus


• Hernia Reponibel Isi
Sifat • Hernia Omentum
• Hernia Irreponibel

• Hernia Kongenital
Penyebab • Hernia Traumatik
• Hernia Insisional
• Hernia Pantolan
• Hernia Scrotalis Hernia
Lain
• Hernia Littre
Terlihat • Hernia Externs
atau
Tidak • Hernia Interns
ETIOLOGI

1. Lemahnya dinding rongga perut


2. Akibat dari pembedahan sebelumnya
3. Kongenital
4. Aquisial
ANAMNESIS
• Nyeri di daerah inguinal
• Nyeri tekan, nyeri tajam, nyeri menjalar
• Nyeri biasanya di akhir hari setelah aktivitas seharian
• Gejala ekstrainguinal : perubahan kebiasaan BAB dan BAK
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
• Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan temperatur meningkat

Inspeksi
• Hernia reponibel: • Hernia skrotalis:
Terdapat benjolan dilipat paha yang muncul Benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
pada waktu berdiri, batuk, bersin atau merupakan tonjolan lanjutan dari hernia
mengedan dan menghilang setelah inguinalis lateralis.
berbaring. • Hernia femoralis:
• Hernia inguinal Benjolan dibawah ligamentum inguinal.
• Lateralis: muncul benjolan di regio inguinalis
yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan • Hernia epigastrika: benjolan di linea alba.
berbentuk lonjong. • Hernia umbilikal: benjolan di umbilikal.
• Medialis: tonjolan biasanya terjadi bilateral,
berbentuk bulat. • Hernia perineum: benjolan di perineum.
Palpasi

• Finger test
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk
• Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
• Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.

• Ziemen test
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita)
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada:
• jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis
• jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.
• jari ke 4 : Hernia Femoralis.

• Thumb Test
1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
• Bila keluar benjolan berarti Hernia inguinalis medialis.
• Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia inguinalis lateralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
• Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3
• Serum elektrolit meningkat

2. Pemeriksaan Radiologis
• USG pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa
memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.
• Membedakan hernia inkarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal.
DIAGNOSA BANDING
• Limfoma • Testis ektopik
• Retroperitoneal sarkoma • Undescended testis
• Metastasis • Aneurisma arteri femoral atau
• Tumor testis pseudoaneurisma
• Varikokel • Lipoma
• Epididimitis • Hidradenitis
• Torsi testis • Kista pada kanal Nuck
• Hydrokel • Abses psoas
PENATALAKSANAAN

Konservatif: Reposisi isi


kantong dengan
menggunakan
penyangga/supporter
PEMBEDAHAN

• Herniotomy (eksisi kantong hernia) • Hernioplasty (herniorafi dengan aplikasi

• Herniorhapy (herniotomi dengan prostesis)

memperkuat dinding posterior) - Lichtenstein

- Bassini - Plug and patch

- Shouldice • Laparoscopic repair:

- McVay - TEP (Total Extra Peritoneal)

- TAPP (Trans Abdominal Pre Peritoneal)


KOMPLIKASI

• Obstruksi usus secara parsial sampai total


• Perforasi usus
• Abses local
• Peritonitis
• Atrofi testis
• Nekrosis testis
PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik, tergantung pada usia, durasi, jenis, ukuran


hernia, dan kemampuan untuk mengurangi faktor resiko.
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Famorogo Gea
• Umur : 40 Tahun
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Nias
• Tanggal Masuk : 09/02/2020
AUTOANAMNESIS
• KU : Benjolan pada kantung pelir
• Telaah : Hal ini dialami pasien sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Benjolan dirasakan semakin hari semakin membesar, berbentuk bulat, warna sama seperti
warna kulit sekitar, dan nyeri tidak dirasakan. Menurut pasien, benjolan dirasakan semakin
membesar ketika pasien mengangkat benda berat dari ukuran sebelumnya dan menetap. Nyeri
pada benjolan tidak dijumpai. Keluhan sulit BAK dan BAB disangkal. Riwayat mengangkat
beban berat diakui oleh pasien. Mual tidak dijumpai, muntah tidak dijumpai.RPT : Hernia
Inguinalis Lateralis
• RPO : Berobat ke klinik
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS PRESENS

Sensorium : Compos Mentis

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

HR : 85 kali/menit

RR : 20 kali/menit

Temperatur : 36.6C
• Kepala

Wajah: Dalam batas normal

Mata : Pupil isokor, reflex cahaya (+/+), konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga, hidung, dan mulut : Dalam batas normal


• Thorax
Paru
-Inspeksi :Simetris Fusiformis
-Palpasi :Stem fremitus kanan=kiri
-Perkusi :Sonor pada kedua lapangan paru
-Auskultasi : SP: Vesikuler; ST: Tidak dijumpai
Jantung
-Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
-Palpasi : Ictus cordis teraba
-Perkusi : Batas atas jantung ICS II LMCS
Batas kiri jantung ICS IV 1 cm LMCS
Batas kanan jantung: ICS IV LPSD
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-), murmur(-)
• Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Peristaltik (+) normal
• Genitalia :

• Inguinalis

- Inspeksi : tidak dijumpai benjolan

- Palpasi : tidak teraba benjolan

- Auskultasi : Peristaltik (-)

• Scrotalis

- Inspeksi : Benjolan berbentuk lonjong pada skrotum kanan, warna seperti warna kulit sekitar

- Palpasi : Konsistensi kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan (-)

- Auskultasi : Peristaltik (+)

• Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
Laboratorium Hasil Rujukan

HEMATOLOGI    
- Hemoglobin 17,7 13 - 18 g/dL
- Eritrosit 5,60 4,50- 6,50 jt/µL
- Leukosit 10.110 4.000-11.000/µL
- Hematokrit 49 39-54 %
- Trombosit 229.000 150.000 - 450.000/µL

GINJAL    
- Ureum 24 19-44 mEq/L
- Kreatinin 0,72 0.7-1.3 mEq/L
Laboratorium Hasil Rujukan
HEMATOLOGI    

PEMERIKSAAN -
-
Hemoglobin
Eritrosit
17,7
5,60
13 - 18 g/dL
4,50- 6,50 jt/µL

PENUNJANG -
-
Leukosit
Hematokrit
10.110
49
4.000-11.000/µL
39-54 %
- Trombosit 229.000 150.000 - 450.000/µL

• LABORATORIUM GINJAL
- Ureum
 
24
 
19-44 mEq/L
- Kreatinin 0,72 0.7-1.3 mEq/L
ELEKTROLIT    
- Natrium 137 135 – 155 mEq/L
- Kalium 3,7 3,6 – 5,5 mEq/L
- Klorida 102 96 – 106 mEq/L
KGDS 120 < 200 mg/dL
FAAL HEMOSTASIS    
Waktu Protrombin    
- Pasien 11,7  
- Kontrol 13,20  
INR 0,88 0.8-1.30
APTT    
- Pasien 32,9 27-39
- Kontrol 33,0
Waktu Trombin  
- Pasien 16,0
- Kontrol 17,6
• USG
• Foto Thoraks
Posisi asimetris, inspirasi cukup.
CTR= 56%, jantung kesan membesar ke kiri dengan apeks dan pinggag jantung tidak mulai menonjol.
Trakea berada di tengah, kedua hilus tidak menebal
Aorta elongasi, mediastinum superior tidak membesar.
Tidak tampak infiltrate pada kedua lapangan paru.
Sinus costoprenikus lancip
Diafragma licin dan dome shapped
Tidak tampak kelainan pada tulang dan jaringan lunak disekitarnya.
Kesimpulan: Kardiomegali dengan LVH disertai aorta elongasi
• Diagnosis
Hernia Inguinalis Lateralis Irreponibel (R)
• Terapi Awal
- IVFD RL 20 gtt/i
- Valsartan tab 160mg 1x1
- Amlodipin tab 10mg 1x1
- Dulcolax tab 1x2
• Rencana
- Herniorraphy
BAB 4
FOLLOW UP
  10 Februari 2020
S Benjolan pada selangkangan kanan
O Sensorium : Compos Mentis, TD : 130/80 mmHg, HR : 87 kali/menit, RR : 19 kali/menit, T :
37C.
Abdomen: simetris, tidak distensi, tampak benjolan pada selangkangan
soepel, tidak dijumpai nyeri tekan
timpani, normoperistaltik

A Hernia Inguinalis Lateralis Irreponibel (R)

P Rencana:
- Hernioraphy pada 10/2/2020
  11 Februari 2020
S Nyeri luka operasi
O Sensorium : Compos Mentis, TD : 120/80 mmHg, HR : 88 kali/menit, RR : 16 kali/menit, T :
36.5C.
Abdomen: simetris, tidak distensi, luka operasi baik
soepel, nyeri tekan di sekitar luka operasi
timpani, normoperistaltik

A Post herniorraphy d/t hernia inguinalis (R) inkarserata

P - Mobilisasi
- Diet makanan biasa
  12 Februari 2020
S Nyeri luka operasi
O Sensorium : Compos Mentis, TD : 120/80 mmHg, HR : 83 kali/menit, RR : 18 kali/menit, T :
36.3C.
Abdomen: simetris, tidak distensi, luka operasi baik
soepel, nyeri tekan di sekitar luka operasi
timpani, normoperistaltik

A Post herniorraphy d/t hernia inguinalis (R) inkarserata

P - Perawatan luka
- Diet makanan biasa
- PBJ
BAB 5
PEMBAHASAN
TEORI  KASUS

Defenisi:
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu Pada pasien dikeluhkan adanya benjolan pada
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding selangkangan kanan sejak 3 tahun yang lalu.
rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut Benjolan dirasakan semakin membesar ketika pasien
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian mengangkat benda berat dari ukuran sebelumnya
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia inguinalis dan menetap.
adalah hernia yang terjadi dilipatan paha.
 
TEORI  KASUS

Diagnosa:
Ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan Pada pasien dijumpai keluhan berupa benjolan di
pemeriksaan penunjang. bagian selangkangan yang muncul sejak 3 tahun
yang lalu. Benjolan dirasakan pasien semakin
• Anamnesis membesar. Benjolan dirasakan semakin membesar
Gejala yang sering dialami pasien hernia inguinalis ketika pasien mengangkat benda berat dari ukuran
adalah nyeri pada daerah inguinal, dapat terasa tajam sebelumnya dan menetap.Benjolan tidak nyeri.
dan menjalar. Gejala ekstrainguinal seperti perubahan Perubahan pola BAB dan BAK tidak dijumpai.
kebiasaan buang air besar atau buang air kecil dapat
dijumpai meski pada kasus yang lebih jarang.
 
TEORI KASUS

• Pemeriksaan fisik Pada pasien dijumpai:


Inspeksi: pada hernia inguinal lateralis muncul benjolan di - Inspeksi: benjolan berbentuk lonjong pada inguinal
regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan dextra, warna seperti warna kulit sekitar
berbentuk lonjong. - Palpasi: konsistensi kenyal, batas tidak jelas, nyeri tekan
(-)
Palpasi: titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum - Auskultasi: peristaltik (+)
pubikum (AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika
terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.

Auskultasi: hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi


abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia
inkarserata). 
 
TEORI  KASUS

Tata laksana hernia inguinal dapat berupa:


- Konsevatif Pada pasien dilakukan tata laksana operatif berupa
- Operatif hernioraphy.
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan
hernioplasti.
 
BAB 6
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Pasien F, 40 tahun, datang dengan keluhan benjolan di selangkangan kanan sejak 3


tahun yang lalu. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien
didiagnosa dengan hernia inguinalis lateralis irreponibel dekstra. Tatalaksana yang
dilakukan pada pasien ini berupa operatif yaitu hernioraphy.

Anda mungkin juga menyukai