Kelompok 3
Apa itu Vitamin?
B Kompleks
B1 B2 B3 B5 B6 B7 B12
Tiamin Riboflavin Niasin Asam Folat Asam Piridoksin Biotin Kobalamin
Pantotenat
Sifat
Larut dalam alkoloh 70% dan air, dapat rusak oleh Sumber : wikipedia
panas terutama dengan adanya alkali. Pada kondisi
kering tiamin stabil pada 100oC selama beberapa jam.
Kelembabannya akan mempercepat kerusakannya.
B1 (TIAMIN)
• Tiamin terlibat dalam beberapa reaksi metabolik yang pada akhirnya memberikan energi
pada tubuh berupa adenosine triphosphate .
• Tiamin digunakan untuk oksidasi karbohidrat, konversi oksidatif asam piruvat dan lingkar
asam piruvat. Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk
ke dalam saluran darah.
• Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh terkonsentrasi di otot.
Kelebihan tiamin juga menyebabkan penyakit diantara nya nadi yang cepat,
sakit kepala, iritabilitas dan insomnia.
B2 (RIBOFLAVIN)
Pengertian
Roboflavin adalah mikronutrisi yang mudah dicerna dan mudah larut dalam air.
Diperlukan untuk berbagai proses seluler. Riboflavin ini berperan penting dalam metabolisme
energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat, dan protein Vitamin
ini juga banyak berperan dalam pembetukkan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan
dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
Struktur Kimia
Riboflavin terdiri dari cincin trisiklik bernam isoalloxazine
yang berikatan dengan derivat alkohol yaitu ribitol.
Riboflavin yang telah mengalami fosforilasi akan menjadi
FMN (flavin mononukleotida) atau FAD (flavin adenina
dinukleotida). FMN dan FAD berperan penting dalam
reaksi redoks dalam tubuh karena FMN dan FAD
merupakan kofaktor enzim dengan berikatan dengan
enzim-enzim oksidoreduktase sebagai gugus prostetik.
B2 (RIBOFLAVIN)
Cara Memasak
Sumber vitamin B2 terbanyak ditemukan pada makanan hewani,
seperti daging, hati, ginjal, dan jantung, serta susu. Beberapa tanaman juga mengandung
vitamin ini dalam kadar yang cukup tinggi, antara lain kacang almond, jamur, gandum, dan
kacang kedelai. Tepung dan sereal biasanya juga diperkaya dengan vitamin ini. Riboflavin
walaupun bersifat tahan panas, namun riboflavin cenderung larut dalam air selama proses
pemasakan, jadi makanan yang mengandung riboflavin sebaiknya tidak disimpan dalam
wadah transparan karena vitamin ini mudah rusak oleh paparan cahaya.
Kebutuhan
Wanita
Pria 1 sampai 3 tahun: 0,5 miligram per hari
4-8 tahun: 0,6 miligram per hari
1 sampai 3 tahun: 0,5 miligram per hari
9-13 tahun: 0,9 miligram per hari
4-8 tahun: 0,6 miligram per hari 14 sampai 18 tahun: 1,0 miligram per hari
9-13 tahun: 0,9 miligram per hari 18+ tahun: 1,1 miligram per hari
14+ tahun: 1,3 miligram per hari Wanita sedang hamil: 1,4 miligram per hari
Wanita menyusui: 1,6 miligram per hari
B2 (RIBOFLAVIN)
Defisiensi
Riboflavin memegang peranan besar dalam metabolime energi di dalam tubuh
maka defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada produksi energi
tubuh. Hal ini terjadi karena metabolisme pemecahan karbohidrat, lemak, dan
protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat
dari warna mata yang cenderung merah, peningkatan sensitifitas
terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-pecah. Efek
lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput, dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila
telah parah, penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf,
pembengkakkan lidah. Defisiensi vitamin B2 ini sering dialami oleh para
pecandu alkohol.
B2 (RIBOFLAVIN)
• Membantu memperlambat perkembangan AIDS:
Penelitian telah menunjukkan bahwa riboflavin dapat memperlambat perkembangan AIDS.
• Membantu memperbaiki jaringan:
Riboflavin berperan penting dalam perbaikan jaringan, penyembuhan luka dan cedera
lainnya.
• Membantu penyerapan mineral:
Vitamin B2 juga membantu dalam penyerapan mineral seperti zat besi, asam folat dan
Vitamin lain seperti vitamin B1, vitamin B3, dan vitamin B6.
• Membantu melindungi saluran pencernaan:
Vitamin ini juga berperan utama dalam menjaga selaput lendir dalam sistem pencernaan.
• Perkembangan janin yang sehat:
Meskipun tidak ada bukti untuk mendukung klaim bahwa Vitamin B2 sangat penting untuk
perkembangan kehamilan yang sehat, namun dianggap sebagai unsur penting dari diet ibu
hamil bersama dengan Vitamin A.
• Meningkatkan kekebalan:
Riboflavin juga membantu untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara alami dengan
memperkuat cadangan antibodi dan dengan memperkuat sistem pertahanan terhadap infeksi.
B3 (NIASIN)
• Asam nikotinat dan nikotinamida sangat penting untuk hampir semua oksidasi biologis sumber
• Ditemukan di hati, ginjal dan jantung seperti ragi, kacang tanah, sereal, susu, sayuran berdaun dan
gandum
B3 (NIASIN)
Fungsi
Nikotinamida bersama dengan tiamin dan riboflavin berfungsi sebagai koenzim
dalam oksidasi jaringan. Ini berfungsi di mitokondria dalam bentuk nad dan nadp.
asupan niasin yang dianjurkan adalah 16 - 19 mg untuk pria dan 13 - 15 mg untuk
wanita dengan sedikit peningkatan kebutuhan untuk remaja dan selama kehamilan
dan menyusui. dibutuhkan setiap sel tubuh setiap hari.
”Selain banyak fungsi penting lain dari niacin, profil lipid darah yang lebih baik
terlihat pada dosis tambahan 1500mg / hari. Pada dosis tinggi, niasin menurunkan
kadar kolesterol dan trigliserida lipoprotein, keduanya terkait dengan penyakit
kardiovaskuler. Selain itu, dosis farmakologis niasin meningkatkan kolesterol
lipoprotein, ini adalah kolesterol yang baik. Bila niasin digunakan dalam pengertian
ini, obat ini berfungsi lebih banyak daripada obat daripada vitamin, dan hanya
digunakan di bawah pengawasan medis. Niacin yang digunakan dalam kombinasi
dengan agen hipolipidemia lainnya adalah rejimen terapi yang umum, dan ini lebih
efektif daripada obat yang digunakan hanya untuk menurunkan kolesterol
lipoprotein.” (Brooks EL, Kuvin JT, Karas RH. Niacin’s role in the statin era. Expert Opin
Pharmacother 2010; 11 (14) : 2291- 330)
B3 (NIASIN)
Defisiensi yang disesase adalah pellagra, kerusakan sistem saraf dan kulit. pellagra khususnya adalah
masalah di mana jagung (jagung) adalah makanan pokok seperti di Rajasthan dan amerika tengah jagung
kekurangan tryptophan. manusia mengubah sebagian kecil triptofan diet mereka menjadi nikotinamid dan
karenanya kekurangan trytophan menyebabkan pellagra. pellagra dapat menyebabkan dermatitis 3d, yaitu
dermatitis (pencoklatan pada kulit), diare dan derperia. Jika tidak diobati bisa menyebabkan
kematian.hipervitaminosis.
Kelebihan niasin menyebabkan ulkus, disfungsi hati, peningkatan kadar glukosa darah, peningkatan
kadar asam darah dan asam urat, mual dan tersipu.
B3 (NIASIN)
Kebutuhan
Dosis rekomendasi sesuai Angka Kebutuhan Gizi (AKG):
1 – 5 bulan: 2 mg oral setiap hari. 6 – 11 bulan: 3 mg oral setiap hari.
1 – 3 tahun: 6 mg oral setiap hari. 4 – 8 tahun: 8 mg oral setiap hari.
9 – 13 tahun: 12 mg oral setiap hari.
Stabilitasniasin stabil di media asam dan panas, tapi hilang dalam air rebusan kecuali airnya ditahan
dan dikonsumsi. Contoh : soup.
ASAM FOLAT
Asam folat merupakan vitamin larut air yang berperan sangat penting sebagai kofaktor
reaksi transfer karbon pada manusia. Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk
dalam kelompok vitamin B, merupakan salah satu unsur penting dalam sintesis DNA
(deoxyribo nucleic acid). Unsur ini diperlukan sebagai koenzim dalam sintesis pirimidin.
Defisiensi
Defisiensi vitamin B5 ini tetap bisa terjadi. Pertama diakibatkan seseorang tidak mengkonsumsinya dengan
cukup. Lalu kondisi kedua adalah dikarenakan memang adanya faktor genetik atau bawaan sejak lahir bahwa
usus tidak mampu menyerap vitamin B5 secara maksimal. Untuk itu biasanya konsumsi vitamin B5 lebih dari
dosis hariannya. Sedangkan saat kekurangan asam pantotenat ini, seseorang akan mengalami gejala seperti
fatigue, timbulnya jerawat berlebihan, mengalami hambatan pertumbuhan, rambut rontok dan beruban,
muntah dan kejang perut, mengalami insomnia atau sulit tidur, kesemutan dan kejang pada kaki, kejang otot,
gangguan saluran pernafasan, serta hiploglikemia.
B6 (PIRIDOKSIN)
Pengertian
Vitamin B6 juga dikenal dengan nama Pyridoxine, pyridoxal, dan pyridoxamine merupakan
Vitamin terbentuk secara alami dalam makanan seperti daging, unggas, kacang-kacangan, biji-
bijian, pisang, dan alpukat. Vitamin B6 merupakan vitamin yang larut dalam air yang sangat
penting untuk banyak proses dalam tubuh seperti pemeliharaan metabolisme sel darah merah,
sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan banyak fungsi tubuh lainnya.
Kebutuhan vitamin b6
• Defisiensi vitamin B6
Gejala awal saat seseorang kekurangan vitamin B6 adalah kualitas kesehatan mulut menurun.
Ditandai dengan adanya luka di sudut bibir. Kemudian gejala lidah dan gusi yang luka tidak
seperti biasanya. Tanda ini mirip dengan sariawan namun tidak kekurangan vitamin C. Gejala
awal lain adalah tubuh mudah menjadi lelah. Karena metabolisme yang seharusnya terjadi tidak
terjadi dengan maksimal sehingga tubuh kekurangan energi untuk beraktivitas. Gejala lainnya
seseorang menjadi mudah tersinggung, bahkan bisa mengalami kejang dan mati rasa pada tubuh.
B6 (PIRIDOKSIN)
Penyakit yang Diakibatkan Oleh Defisiensi Vitamin B6
Penyakit yang diakibatkan oleh defisiensi vitamin B6 ternyata cukup banyak. Seperti penyakit
pyroluria dimana dapat berkembang menjadi serius saat seseorang mengalami vitamin B6 yang cukup
akut. Akibatnya seseorang akan terserang skizofrenia. Selain itu penyakit yang dimungkinkan saat
seseorang kekurangan vitamin B6 adalah insomnia, cepat marah, lelah, paranoia, depresi, gelisah,
kurangnya dorongan seksual, retensi air, berat badan cepat naik atau malah cepat turun, bermasalah
dalam konversi gula, masalah dengan cara berjalan.
Selain itu juga seseorang yang mengalami kekurangan vitamin B6 akan mengalami anemia. Karena
fungsi dari vitamin B6 ini sendiri adalah membantu membentuk hemoglobin yang mana dapat mengikat
oksigen dalam darah. Sehingga saat seseorang mengalami kekurangan vitamin B6 tubuh akan terserang
anemia. Gejala awal tentu adalah kelelahan.
Kekurangan vitamin B-6 dapat menyebabkan beberapa permasalahan seperti peradangan kulit
(dermatitis), depresi, kebingungan, kejang, kelemahan otot , sulit berkonsentrasi dan bahkan anemia.
Oleh karenanya Vitamin B6 sering dijadikan sebagai salah satu pengobatan beberapa penyakit tersebut.
Selain itu, vitamin B6 Juga dapat membantu mengontrol kadar homosistein.
B7 (BIOTIN)
Pengertian
Biotin adalah nutrisi yang larut dalam air yang merupakan bagian dari keluarga vitamin B. Biotin
sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan lemak.
Struktur Kimia
Biotin memiliki struktur yang tidak biasa, yaitu
dengan dua cincin disatukan bersama melalui salah
satu sisinya. Kedua cincin itu bagian ureido dan
thiophene. Biotin adalah asam monokarboksilat
heterosiklik yang mengandung S.
Sumber
hati, kuning telur, ginjal, ragi dan susu. Tunjangan harian yang direkomendasikan (RDA) 200-300 mcg.
penyakit kekurangan: dermatitis keterlambatan, nyeri otot, mual, dan depresi.
B7 (BIOTIN)
Struktur Kimia
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya
dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari
D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan
sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk
di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan
L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi
bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro
askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga,
panas, atau alkali (Akhilender, 2003).
Metabolisme Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi
sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di
dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Yuniastuti,
2008).
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100
mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan
pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi
dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui
apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004).
Pertama, fungsi vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan yang sangat penting
dalam pembentukan kolagen. Dan diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan
penting dalam pembentukan kolagen. fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah
tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase,
yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat,
maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting
untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam
usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi
apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C.
Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common cold, di mana pauling
mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin
C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol.
Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam
bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita
penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan
hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).
Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3% per tahun
sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner
sesungguhnya memang menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis
menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol
yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C
berperan sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol
10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010).
Angka Kecukupan Gizi Vitamin C
Golongan AKG Golongan AKG Pria AKG AKG
(umur) (mg) (umur) (mg) (umur) (mg) (mg)
0 – 6 bulan 30 10 – 12 th 50
7 – 12 bulan 35 13 – 15 th 60 10 – 12 th 50 Hamil : +10
1 – 3 tahun 40 16 – 19 th 60 13 – 15 th 60 Menyusui :
4 – 6 tahun 45 20 – 25 th 60 16 – 19 th 60 0 – 6 bulan +25
7 – 9 tahun 45 46 – 59 th 60 20 – 25 th 60 7 – 12 bulan +10
≥ 60 th 60 46 – 59 th 60
≥ 60 th 60
Kelebihan dan Kekurangan Vitamin C
Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara mencegah dan
mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang dan
persendian sakit serta berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar, dan gatal, warna merah
kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan
rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf
asam askorbat dalam serum menurun di bawah 0,20 mg/dl. Kekurangan asam askorbat juga
menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi,
tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik
pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang
sudah terosifikasi pada pasien dengan defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk
matriks tulang yang baru, akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut
(defisiensi vitamin C) dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena
terjadinya kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk
terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah (Guyton, 2007).
Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C
berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih
tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004).