Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH BIOLOGI

JARINGAN TUMBUHAN

ANGGOTA KELOMPOK 3 :
Amrina Rosyada (02)
Avilia Zanata (06)
Jasmine Shafira P.D (17)
Mochammad David H. (19)
Wahyudi (32)

SMA NEGERI 3 SIDOARJO


Jl. Dr.Wahidin 130 Sekardangan Sidoarjo Jati
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah berjudul “ JARINGAN PADA TUMBUHAN
”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan
kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru pengajar mata pelajaran Biologi
yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan tentang Jaringan Tumbuhan.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa kami berharap dan berdoa agar makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami selaku sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca
makalah ini

Sidoarjo, 27 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
Tujuan ................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7
A. Pengertian Jaringan Pada Tumbuhan .......................................................................... 7
B. Macam Macam Jaringan Pada Tumbuhan .................................................................. 8
C. Jaringan Membentuk Organ ....................................................................................... 24
D. Perbedaan Antara Tumbuhan Monokotil dan DIkotil Menurut Jaringan
Penyusunnya ....................................................................................................................... 33
BAB IV .................................................................................................................................... 37
PENUTUP................................................................................................................................ 37
Kesimpulan ......................................................................................................................... 37
Saran.................................................................................................................................... 37

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam dunia tumbuhan, 420 juta tahun lalu muncul tumbuhan darat. Sejak itu
tumbuhan darat berevolusi dengan cepat serta mengembangkan struktur yang lebih rumit di
bandingkan dengan alga, yakni membentuk jenis sel, jaringan dan organ.
Tumbuhan terdiri atas banyak lapisan sel dan di bedakan atas berbagai fungsi kegiatan
hidup. Sel-sel yang memiliki bentuk , susunan dan fungsi yang sama di sebut jaringan.
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan adalah histologi, sedangkan cabang biologi yang
mempelajari perubahannya bentuk dan fungi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
adalah hitopologi.
Organ merupakan kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu. organ pada tumbuhan meliputi daun, akar, dan
batang, dan memiliki fungsi nya masing-masing.
Secara umum dunia tumbuhan di bagi menjadi tumbuhan berpembuluh (tracheophyta)
dan tumbuhan yang tidak berpembuluh (thallophyta). Tumbuhan berpembuluh terbagi menjadi
dua kelompok, yang pertama mempunyai alat reproduksi tersembunyi sebagaimana di
temukan pada paku-pakuan. Kelompok ke dua mencakup tentang tumbuhan berbiji atau sering
di sebut dengan spermatophyta. Tumbuhan berbiji atau spermatopyta di bagi menjadi dua yaitu
tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).
Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang paling akhir muncul. Tumbuhan ini
membentuk bagian utama dari vegetasi alam yang di budidayakan di bumi.
Jaringan di miliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap
kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga (ganggang) dan fungi (jamur), tidak
memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur yang khas
yang mirip dengan organ, seperti tubuh buah dan sporofol. Tumbuhan lumut dapat di katakan
telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki suatu jaringan pembulu yang
jelas.
Rumusan Masalah
Membahas beberapa pokok materi mengenai sistem jaringan pada tumbuhan dan apa saja
jaringan yang ada pada sebuah tumbuhan.

4
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memahami tentang sistem jaringan
pada tumbuhan. Disamping itu juga untuk menambah wawasan kita tentang berbagai jaringan
pada tumbuhan. Sehingga kita lebih mengerti bagaimana tumbuhan itu hidup di alam.

5
BAB II

DAFTAR PUSTAKA

 Unknow (2019, Senin 30 Oktober). Dikutip Sabtu 26 Oktober 2019 dari Maakalah
Jaringan Tumbuhan : https://erwinmakalah.blogspot.com/2017/10/jaringan-pada-
tumbuhan.html
 Prof.Dr.Sri Mulyani E.S, 2006. Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Kenisius Yogyakarta
 Dra.Turrini Yudiarti, MSc, 2004. Buku Ajar Biologi, Semarang: UNDIP Press
 Prof.Dr.Issirep Sumardi, 2014. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Depok: Penebar
Swadaya
 Hidayat, esteti b. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung. Itb
 Soerokoesoemo,wibisono,dkk. 1993. Anatomi dan fisiologi tumbuhan. Jakarta.
Universitas terbuka
 http://kumpulanmakalah4.blogspot.com/2016/10/makalah-tentang-jaringan-pada-
tumbuhan.html oleh Muhammad aziz, 29 okt 2016
 https://brainly.co.id/tugas/17102236
 https://usaha321.net/fungsi-meristem-apikal-lnterkalar-dan-lateral.html
 https://hisham.id/2015/09/jenis-dan-fungsi-jaringan-meristem-tumbuhan.html.oleh
Hisham.id Sunday, October 27th, 2019
 http://lena-unindrabio2a.blogspot.com/2012/08/jaringan-penyusun-akar-batang-dan-
daun.html
 https://materibelajar.co.id/pengertian-jaringan-dewasa/
 https://annibuku.com/bse/buku-biologi-kelas-11-sma-1194
 https://sahabatnesia.com/fungsi-xilem-dan-floem/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_pengangkut
 https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-epidermis/
 https://dosenbiologi.com/tumbuhan/jaringan-penyokong-pada-tumbuhan

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Pada Tumbuhan

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta
mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan
pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu
sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball,
1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan
(Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan struktur
yang sama. Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti sempit, pengertia jaringan
tumbuhan adalah apabila sel-sel berkumpul pada tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai
sekumpulan sel-sel yang masing-masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif
berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme, aktif berkembang biak.
Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan diri,
tetapi degan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan
menjadi terbatas dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan
selalu membelah diri. Tumbuhan embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada
dasarnya dapat berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks
batang, namun jumlah pembelahan ini sangat terbatas.
Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfologi
dan fisiologi membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk
membelah diri, jaringan ini disebut jaringan dewasa.

7
B. Macam Macam Jaringan Pada Tumbuhan
1. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan

Gambar 1.1 Jaringan Meristem


Sumber : https://rumus.co.id/jaringan-meristem/

Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda.
Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan, berfungsi
sebagai pembelahan, dan terletak pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
2) Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel diantara sel-sel meristem karena letak
anatar selnya sangat rapat.
3) Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis
4) masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih
inti sel.
5) memiliki sifat totipotensi yaitu kemapuan untuk menjadi individu baru yang tinggi.
Ciri-ciri jaringan meristem sebagai berikut:
1) Memiliki dinding sel yang tipis supaya dapat melakukan diferensiasi
2) Bentuk selnya isodiametris.
3) Kaya akan protoplasma.
4) Tidak mengandung makanan cadangan, karena mesristem tidak berfungsi sebgai jaringan
penyimpan makanan.
5) Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada, karena jaringan meristem sebagai
tempat atau pusatnyapembelahan sel pada tmbuhan.
6) Ukuran selnya kecil, karena jaringan meristem bersifat embrional.

8
7) Mempunyai nukleus yang relatif besar, dikarenakan jaringan meristem terdiri dari sel
sel yang aktif membelah dan melakukan metabolisme sehingga inti sel berukurang
besar karena inti sel bertugas mengatur aktivitas tersebut.
8) Banyak mengandung sitoplasma, sebagai tempat terjadinya berbagai reaksi.
9) Selnya berbentuk kubus.
Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kiteria yaitu posisinya
dalam tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan
fungsi.
Berdasarkan letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:
1) Meristem apikal

Gambar 1.2 Meristem Apikal


Sumber : https://www.atobasahona.com/2017/01/jaringan-meristem-pengertian-macam.html

Terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,
Fungsi meristem apikal adalah melakukan pertumbuhan primer, yaitu pertambahan panjang
batang, akar, dan batang. Pada ujung batang meristem ini terbagi menjadi 3 zona atau daerah,
yaitu daerah pembelahan (cleveage), daerah pemanjangan (elongasi). dan daerah pendewasaan
(deferensiasi atau maturasi).
Pada ujung akar, daerah meristemnya terbagi menjadi 4 zona/daerah, yaitu daerah
tudungakar (kaliptra), daerah pembetahan (cleveage), daerah pemanjangan (elongasi), dan
daerah pendewasaan (deferensiasai atau maturasi). Daerah pembelahan dan pemanjangan
disebut promeristem dan daerah deferensiasi disebut daerah meristem.
Daerah meristem akan terbagi menjadi 3 jaringan meristem, yaitu protoderma,
prokambium dan meristem dasar. Protoderma selanjutnya akan terspesialisasi menjadi
epidermis, prokambium akan terspesialisasi menjadi jaringan berkas pengangkut yang berupa
floem primer dan xilem primer serta kambium. Sedangkan meristem dasar akan terdeferensiasi
menjadi parenkim (jaringan dasar).

9
Parenkim selanjutnya dapat terspesialisasi menjadi korteks, empulur, sklerenkim,
maupun kolenkim. Parenkim dapat menjadi meristem kembali dan akan membentuk meristem
sekunder. Pada bagian paling depan meristem akar terdapat tudung akar (caliptra/colummella
root cap) yang dibentuk oleh kaliptrogen. Kaliptra tersusun atas sel-sel parenkim yang tipis,
berbentuk kubus, kaya akan protoplasma dan sedikit sekali vakuola. Fungsi kaliptra adalah
melindungi ti-tik tumbuh akar dan sebagai penentu arah pertumbuhan akar sesuai dengan
pengaruh gaya gravitasi bumi. Selain itu, kaliptra akan mensekresikan senyawa polisakarida
yang dapat melunakkan tanah sehingga ujung akar dapat menembus tanah.
2) Meristem interkalar

Gambar 1.3 Meristem Interkalar


Sumber : https://www.atobasahona.com/2017/01/jaringan-meristem-pengertian-macam.html

Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota
suku rumput-rumputan
jaringan meristem yang terletak di bagian pangkal tiap buku pada tumbuhan yang berbuku-
buku (rumput-rumputan). Pangkal ruas yang mengandung meristem ini, berwarna lebih muda
dibanding dengan bagian tengah maupun ujung ruas batang. Meristem ini, berfungsi untuk
menambah pertambahan panjang dan diameter ruas batang.
3) Meristem lateral,
Jaringan meristem yang terletak sejajar dengan permukaan organ tumbuhan tersebut. Misalnya
kambium dan kambium gabus (felogen). Kambium termasuk meristem sekunder karena
berasal dari parenkim yang bersifat meristem kembali. Fungsi jaringan meristem ini adalah
melakukan pertumbuhan sekunder, yaitu pertambahan diameter batang. Diameter batang dapat
bertambah besar dikarenakan adannya pembelahan kambium ke arah dalam dan ke arah luar.
Kambium intravaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar
membentuk floem sekunder. Kambium intervaskuler membelah ke arah luar membentuk unsur
kulit dan membelah kearah dalam membentuk unsur kayu. Hasil pembelahan kambium akan

10
membentuk lingkaran konsentris yang disebut lingkaran tahun. Lingkaran tahun terbangun dari
aktivitas pembelahan sepanjang tahun dan ketebalannya dipengaruhi oleh musim.
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:
1) Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih berada
dalam masa embrional. Fungsi jaringan Promeristem: Pertumbuhan pada embrio dan
menghasilkan jaringan meristem primer.
2) Meristem primer

Gambar 1.4 Meristem Primer


Sumber : https://www.nafiun.com/2012/11/struktur-dan-fungsi-jaringan-meristem-primer.html

Adalah sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem apikal), Meristem
primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer
menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar
dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
3) Meristem sekunder

Gambar 1.5 Meristem Sekunder


Sumber : https://www.atobasahona.com/2017/01/jaringan-meristem-pengertian-macam.html

Adalah apabila sel-selnya berkembang dan jaringan dewasa yang sudah mengalami
deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen). berperan dalam pembesaran
atau perlebaran batang. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan
terdapat diantara xilem dan floem.
11
Jaringan meristem primer berasal dan sel-sel initial yang disebut promeristem, yang
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandr akan berkembang menjadi protoderm
adalah jaringan yang akan menjadi epidermis adalah prokambium bagian yang dibentuk untuk
menjadi jaringan dasar, dan Prokambium adalah jaringan yang dibentuk untuk menjadi stele
(silinder pusat). dan meristem dasar.
Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan
berdeferensiasi menjadi sistem jaringan pengankut, sedangkan meristem dasar akan
berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar). Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga
daerah yaitu:
1) Dermatogen, akan berkembang menjadi epidermis,
2) Periblem, akan berkembang menjadi korteks, dan
3) Plerom akan berkembang menjadi stele.
Sementara, schmidt membagi ujung batang menjadi dua bagian yaitu korpus dan tunika.
Korpus merupakan bagian pusat dan titik tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan
sel-selnya relatif besar. Sel-sel daerah korpus akan membelah secara tak beraturan. Tunika
merupakan bagian paling luar dan titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan
sel-selnya relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
Jaringan meristem sekunder tumbuhan sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi
meristematik(jaringan pertumbuhan dan lokasi pembelahan sel). Sel-sel meristem sekunder
tumbuhan memiliki bentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola yang
besar contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dapat kita temukan di dalam
batang dan akar dari tumbuhan dan kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang tidak dapat dilalui air, sel-sel gabus umumnya bersifat mati.

2. Jaringan Dewasa ( Permanen)


Pengertian Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa yakni merupakan jaringan tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang telah
berhenti membelah dan sudah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil
pembelahan meristem. Adapun Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan
meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks.

Ciri-Ciri Jaringan Dewasa


Terdapat ciri-ciri atau karakteristik dari jaringan dewasa yakni diantaranya :
 Seperti tidak adanya kegiatan pembelahan sel

12
 Sel -Selnya sudah tida bisa membelah
 Ukuran selnya lebih besar dari sel meristematic
 Bentuknya tetap
 Terdapat ruang antar satu dengan sel yang lain.
 Sitoplasma dan vakuolanya besar
Fungsi Jaringan Dewasa

Gambar 2.1 Jaringan Dewasa


Sumber : https://materibelajar.co.id/pengertian-jaringan-dewasa/
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi 4 jaringan yakni jaringan
pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut. berikut ini adalah
penjelasannya.

1. Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung pada tumbuhan tersusun dari jaringan epidermis dan juga jaringan gabus.
Adapu fungsi dari jaringan pelindung yakni melindungi tumbuhan dari pengaruh luar yang
buruk.
2. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis yakni merupakan jaringan pada bagian terluar yang menyelubungi
permukaan tubuh pada tumbuhan. Jaringan epidermis ini pula tersusun atas 1 lapis sel dengan
susunan yang rapat hingga tiada ruang antar selnya. Sementara itu jaringan epidermis ini
berfungsi sebagai pelindung bagian atau jaringan dalam tubuh tumbuhan dari pengaruh
lingkungan yang buruk atau patogen, penyerap air maupun mineral. menyekresi lapisan lilin
atau kutikula yang bisa mencegah evaporasi terhadap batang dan daun.
Ciri-Ciri Jaringan Epidermis:
1. Tersusun atas 1 sel yang tersusun rapat sehingga tidak ditemukan ruang antar sel.
2. Ukuran serta susunannya sangat banyak
3. Tidak berklorofil

13
4. Memiliki trikomata (rambut-rambut). Fungsi dari trikomata yakni untuk melindungi
semua permukaan tumbuhan
5. Spina (duri). Seperti yang ada pada tumbuhan seperti pada mawar dan bunga kertas
6. Memiliki Velamen atau epidermis ganda. Yang ada pada akar gantung
7. Memiliki sel Kipas. Fungsi dari sel kipas yakni untuk mengurangi penguapan
8. Sel kersik. yakni sel yang membuat permukaan batang tumbuhan menjadi keras.
3. Jaringan gabus
Sesudah batang-batang membesar, lalu epidermis terdesak dan kemudian pecah dan rusak.
karena sebab itu epidermis tidak aktif lagi dan fungsinya digantikan oleh jaringan gabus.
Adapun jaringan gabus ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu endodermis,
eksodermis, dan peridermis. Pada bagian peridermis terdapat felem, feloderm dan felogen,

4. Jaringan Dasar (Parenkim)


Jaringan Parenkim atau disebut juga dengan jaringan dasar karena terletak hampir di semua
bagian pada tumbuhan. Adapun ciri-ciri Jaringan dasar (Parenkim) ini ialah:

 Pertama, sel penyusunnya renggang sehingga mempunyai banyak ruang antarsel. yang
mana ruang antarsel ini digunakan untuk pertukaran gas.
 Kedua, dinding sel tipis dan bervakuola besar yang mana berperan untuk menyimpan
makanan cadangan.
 Selnya berbentuk polihedral atau bersegi banyak.

Jenis-Jenis Jaringan Parenkim


Berdasarkan fungsi jaringan parenkim terbagi menjadi 5 jenis, yakni :
 Parenkim pengangkut yang berada pada sekitar jaringan pengangkut. Adapun sell
parenkim pengangkut ini bentuknya memanjang mengikuti arah pengangkutnya
 Parenkin Penimbun yakni jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan makanan
cadangan berupa gula, tepung, lemak dan protein. Parenkim penimbun berada di
empulur batang dan akar, umbi, dan akar rimpang
 Parenkim Asimilasi yakni merupakan jaringan parenkim yang fungsinya
memproduksi zat makanan melalui proses fotosintesis karena mengandung klorofil.
Contoh parenkim asimilasi seperti parenkim palisade dan parenkim spons (bunga
karang) pada daun

14
 Parenkim Air yakni jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan air. Biasanya
parenkim air adanya di tumbuhan yang hidup di daerah kering, tumbuhan epifit, dan
tumbuhan sekulen
 Parenkim Udara yakni merupakkan jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan
udara. Parenkim udara adanya pada tanaman anggrek, batang genjer, batang talas, dan
batang teratai.

Macam-Macam Jaringan Dewasa


Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat
macam jaringan yaitu :
1..Jaringan.Epidermis

Gambar 2.2 Struktur Jaringan Epidermis


Sumber :https://www.artikelsiana.com/2015/08/jaringan-epidermis-pengertian-ciri-
fungsi.html

Jaringan Epidermis rnerupakan jaringan paling luar vang menutupi permukaan organ
tumbuhan, seperti daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk,
ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ
tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel–selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan
padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami
penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya
berdinding tebal dan mengandung lignin.
Struktur Morfologi Jaringan Epidermis :
 Pada Daun
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah.Pada permukaan daun bagian bawah biasa ditemukan bentuk modifikasi dari sel – sel
epidermis, yaitu berupa sel penutup pada stomata. Stomata/ mulut daun merupakan lubang
kecil atau pori yang diapit oleh dua sel penjaga.

15
Dengan cara mengubah bentuknya, sel penutup dapat mengatur pelebaran (stomata
terbuka) dan penyempitan celah (stomata menutup). Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran
gas, karbondioksida berdifusi masuk dan oksigen berdifusi keluar.
Epidermis pada daun umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi pada tumbuhan lain ada
yang beberapa lapis sel seperti pada tumbuhan Ficus dan Piper sebagai hasil pembelahan
periklinal (pembelahan sejajar dengan permukaan) protoderm. Dinding selnya mengalami
penebalan tidak merata, dinding sel yang menghadap keluar umumnya lebih tebal, terdiri dari
lignin tapi umumnya dari kutin.Penebalan dari kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang
tebal tipisnya tergantung pada habitat, tumbuhan xerofit umumnya tebal.
Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutin masih terdapat lapisan lilin di
atasnya.Lapisan lilil kutikula epidermis dapat mencegah atau meminimalisasi hilangnya air
dari tumbuhan.Sel – sel epidermis tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup, tetapi
pada tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.

 Pada Batang
1. Batang Dikotil
Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis
pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin, yang terdapat pada bagian
paling luar.Padanya terdapat stomata dan berbagai trikomata.Fungsi epidermis untuk
melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh
lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk
memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas.Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan
bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan cambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat
tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave
sp).Epidermis pada batang umumnya juga terdapat stomata dan trikomata.

16
 Pada Akar
Epidermis dan bulu akar.Epidermis terdiri dari sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel,
berdinding tipis, memanjang sejajar sumbu akar, pada penampang melintang berbentuk
membulat.Dinding sel disusun oleh selulosa dan pectin yang menyerap air.
Bila epidermis terkelupas waktu akar menua, dinding selnya akan mengalami
penebalan dengan kutin dan suberin. Penyerapan terjadi pada bagian ujung akar.Permukaan sel
epidermis sebelah luar membentuk tonjolan, yaitu rambut akar atau bulu akar.Sel-sel yang
membentuk bulu akar terletak di belakang daerah pembentangan, meliputi sepanjang daerah
satu sampai beberapa centimeter.
Bulu akar sangat berguna dalam proses penyerapanair dan mineral-mineral dari dalam
tanah. Air dan mineral akan masukke dalam tumbuhan melewati sel epidermis. Oleh karena
itu, susunan sel-sel epidermis akar biasanya tidak serapat pada sel-sel epidermis daun.Selain
itu, rambut akar juga dapat membantu tumbuhan menancap/ menempel dengan kokoh.

2. Jaringan Dasar (Parenkim)

Gambar 2.3 Struktur Jaringan Dasar ( Parenkim)


Sumber :https://www.slideshare.net/vanessaclarista/jaringan-dan-organ-tumbuhan-30564067

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan
struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala aktivitas proses
fisiologis. Jaringan Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun
fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk
membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi. Sel-sel

17
parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan.
Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit, batang, akar mesofil daun, daging buah
dan endosperma biji.

Ciri-ciri jaringan parenkim pada tumbuhan yakni sebagai berikut :

 Jaringan parenkim memiliki dinding sel tipis dan bilamana mengalami penebalan
biasanya terdiri dari selulosa yang masih lentur.

 Dinding selnya jarang mengandung lignin, kecuali organ yang sudah tua.

 Dalam protoplasma pada umumnya terdapat plastida baik leukoplas, kloroplas, maupun
kromoplas.

 Dinding sel yang telah menebal biasanya memiliki plasmodesmata yang bisa membantu
kelancaran pertukaran zat.

 Jaringan parenkim memiliki sel-sel yang masih hidup.

Berdasarkan fungsinya parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:

 Parenkim Asimilasi, yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari
fotosintesa di daun. Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun,
batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan
penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,

 Parenkim penimbun, adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang
berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di
dalam sitoplasma. Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur
batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya
terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein. Parenkim
penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan berupa hasil
fotosintesa, seperti protein, amilum, gula tepung, atau lemak.

 Parenkim air, adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada
tumbuhan xerofit /epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau misalnya pada
tumbuhan kaktus dan lidah buaya

18
 Parenkim udara (aerenkim), adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan
daun tumbuhan hidrofit.Parenkim udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan
udara dalam kantung besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga
membantu menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Ruang antar
selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim
pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok.

3. Jaringan Penyokong

Gambar 2.4 Contoh Jaringan Penyokong


Sumber :https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-kolenkim-dan-sklerenkim/

Jaringan penyokong sering juga disebut juga dengan jaringan penguat. Fungsi dari
jaringan penyokong tumbuhan ini supaya tumbuhan bisa dapat tumbuh kuat dan menopang
batang, bagian-bagian daun dan dahan tanaman yang tumbuh tegak ke atas. Menurut jenisnya,
maka jaringan penyokong tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu jaringan sklerenkim dan
jaringan kolenkim.
a. Jaringan sklerenkim
Disebut jaringan penyokong pada tumbuhan. Jaringan penyokong ini merupakan
jaringan yang memiliki zat lignin. Zat lignin ini terletak diantara dinding sel sekunder dan
dinding sel primer. Akibat adanya lignin menyebabkan sel protoplas menjadi sedikit, dan
dengan berjalannya waktu protoplas akan hilang dengan sendirinya saat protoplas memasuki
tumbuhan telah tumbuh dewasa. Secara garis besar jaringan sklerenkim terbagi menjadi dua
bagian yaitu sel sklereid (sel batu) dan fibre (serat/serabut). Jaringan sklerenkim mengandung
banyak zat lignin akan membentuk dinding sekunder yang sangat tebal. Sehingga sel-sel

19
tanaman yang mengandung senyawa atau zat lignin akan menjadi keras, kuat dan sangat tebal.
Jaringan sklerenkim ini hanya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang tidak lagi
memanjang dan mengalami pertumbuhan.
Biasanya ciri khas jaringan sklerenkim adalah pada jaringan yang memiliki sel sklereid
(sel yang sudah mati), dinding yang tebal dan kurang elastis, tapi sangat kuat. Jika dilihat
melalui mikroskop, maka dinding sel jaringan sklerenkim terletak pada batas yang sama
dengan batas sel tanaman. Bagian jaringan sklerenkim yaitu pada penutup biji dan kulit buah
yang keras misalnya yaitu buah kelapa, durian, dan sebagainya.
Menurut fungsi dan kandungan penyusunnya, maka jaringan sklerenkim dapat dikategorikan
menjadi dua bagian yaitu serat sklerenkim dan sel batu (sklereid, stone cell).

 Sel batu (sklereid, stone cell) memiliki zat lignin yang berguna agar dinding sel menjadi sangat
tebal dan kuat. Bentuk sel batu tidak sepanjang bentuk sel serat sklerenkim. Letak sel batu ini
pada bagian tanaman yang tidak tumbuh lagi.
 Serabut atau serat sklerenkim ini berbentuk memanjang dan melingkar. Pada serabut
sklerenkim ini terkandung banyak serat agave, hibiscus sabdariffa, dan rami.
b. Jaringan Kolenkim
Jika jaringan sklerenkim terdapat pada bagian tumbuhan yang tidak lagi memanjang
atau tidak mengalami pertumbuhan, maka pada bagian tumbuhan yang masih terus tumbuh
terdapat jaringan kolenkim. Baik jaringan sklerenkim dan kolenkim memiliki peranan sangat
penting bagi tumbuhan. Jaringan kolenkim ini sangat lentur dan tidak sekuat jaringan
sklerenkim.
Pada jaringan kolenkim terdapat banyak sel-sel hidup yang memiliki lokasi yang
berbeda, ada yang memiliki sel-sel hidup yang lebih banyak. Sedangkan yang lain memiliki
sel-sel hidup yang lebih sedikit. Hal ini menyebabkan dinding sel kolenkim ada yang tebal dan
ada juga dinding yang kurang tebal (tipis/lentur).
Ciri khas jaringan kolenkim yaitu jaringan yang terdapat pada bagian tanaman yang
terus tumbuh atau pada bagian tumbuhan yang muda. Jaringan kolenkim memiliki dinding sel
yang lebih lentur atau kurang tebal jika dibandingkan dengan jaringan sklerenkim.
Menurut perbedaan letak dan ketebalan dinding jaringan kolenkim, maka dapat
dikategorikan menjadi empat bagian, terdiri dari kolenkim lakunar, kolenkim annular,
kolenkim lamellar, dan kolenkim angular.

20
 Kolenkim lakunar yaitu penebalan dinding sel pada jaringan kolenkim yang terjadi pada bagian
luar sel yaitu antara ruang sel yang satu dengan ruang sel yang lain. (Baca: Proses Terbentuknya
Xilem dan Floem)
 Kolenkim annular (lacunate) yaitu penebalan dinding sel terjadi secara merata pada jaringan
kolenkim. Jenis jaringan ini memiliki fungsi yang unik dan khusus. Contoh dari kolenkim
annular yaitu pada tanaman ubi atau tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan, dan juga
dapat terlihat pada daun wortel.
 Kolenkim lamellar (tangensial) yaitu penebalan dinding jaringan kolenkim hanya terjadi pada
bagian yang menjalar saja (tangensial). Jaringan kolenkim tangensial ini bertugas menyokong
ketebalan lapisan bagian luar tanaman. Bagian yang terdapat jaringan kolenkim tangensial ini
yaitu biasanya pada daun dan batang tanaman.
 Kolenkim sudut (angular) yaitu penebalan dinding sel jaringan kolenkim yang terjadi pada
bagian-bagian tanaman berbentuk sudut. Jenis jaringan kolenkim sudut ini yaitu ditemukan
pada tanaman yang berjenis daun-daunan, misalnya yaitu pada bagian tanaman daun seledri.

4. Jaringan Pengangkut

Gambar 2.5 Jaringan Pengangkut


Sumber :UtakAtikOtak.com

Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga


kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta).

21
Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-
zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh
kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang
utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut
hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian
tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun pembuluh tapis memiliki beberapa
tipe sel yang agak berbeda.
Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris:
pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian luarnya. Terdapat
beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota Asteraceae memiliki posisi yang
terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah
yang merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi.
Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun
pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan
disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun
jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus –
dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam
jalur fotosintesis yang khas. Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau
punggung daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini
menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun karena mereka
lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.

•.Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut tumbuhan yang kompleks terdiri dari berbagai macam
bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal
tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur
xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem.
a..Unsur.trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang memiliki fungsi dalam pengangkutan air beserta zat
terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat
mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri dari dua
macam sel yaitu trakea (pembuluh kayu) yang terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan
berderet dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya dan
22
trakeida yang terdiri atas sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga
pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa.
b..Serat.Xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder berlignin. Serat xilem ada dua
pada tumbuhan, yakni serat libriform dan serat trakeid. Serat libriform mempunyai ukuran
lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding serat trakeid. Pada serat libriform dapat
anda temukan noktah sederhana, sedangkan serat trakeid dapat anda temukan noktah
terlindung.
c..Parenkim.Xilem
Parenkim xilem tumbuhan umumnya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Parenkim xilem
dapat anda jumpai pada xilem primer dan xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua
macam parenkim, yaitu parenkim kayu dan parenkim jari jari empulur.
Sel-sel parenkim xilem pada tumbuhan berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Pada saat
giatnya pertumbuhan, zat tepung tertimbun pada parenkim xilem dan menurun pada saat
terjadinya aktivitas kambium. Parenkim jari jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada
umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah vertikal
dan radial.
•.Floem
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi mengangkut dan
menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian tumbuhan yang lain.
Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur
floem terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel pengiring dan serat-serat floem.
a. Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim yang berada di jaringan pengangkut tapis.
Komponen penyusun floem ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan karbohidrat, tanin,
resin, lemak dan zat orgnaik yang lainnya.
Jaringan ini memiliki 2 sel yang mempunyai fungsi berlainan, yaitu sebagai sel pengantar dan
sel albumen.
b. Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan penyusun floem yang berupa sel-sel hidup yang bersifat
meristematik.
Komponen ini diperkirakan berfungsi sebagai pembawa hormon-hormon penyembuh luka dan
sebagai penyalur fotosintat bagi sel-sel tapis.
c. Sel Albumin
23
Sel albumin merupakan sel jari empelur yang kaya akan zat putih telur. Sel ini berupa sel mati
yang mempunyai fungsi sebagai pelindung sel pengantar.
d. Serat Serat Floem
Serat-serat floem merupakan penyusun yang terdiri dari 2 komponen floem, yaitu komponen
floem primer dan floem sekunder. Floem primer biasanya ada di dalam organ-organ tumbuhan
yang masih mengalami pertumbuhan memanjang. Sedangkan serat-serat floem sekunder
berada di dalam sel-sel kambium.
e. Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis mempunyai ciri-ciri, yaitu adanya daerah tipis di bagian dinding dan intinya
hilang dari protoplas. Daerah tapis ini adalah daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh
plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang saling berdampingan. Sel-sel tapis
ini merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat pada
bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen
bulu tapis, dinding ujungnya akan saling menempel dengan dinding ujung sel di bawahnya atau
di atasnya. Sehingga akan membentuk deretan sel-sel yang memanjang atau yang disebut
dengan pembuluh tapis.

Gambar 2.6 Struktur Jaringan Xilem dan Floem


Sumber : https://edubiologi.com/perbedaan-fungsi-xilem-dan-floem/

C. Jaringan Membentuk Organ


Organ pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas akar, batang, daun, bunga, biji, dan buah.
Setiap organ pada tumbuhan memiliki fungsi tertentu yang khusus, tetapi mereka saling

24
berhubungan dan saling mendukung satu-sama lain. Berikut fungsi maupun jaringan-jaringan
yang membentuk setiap organ pada tumbuhan.

1. Akar

Gambar 2.7 Struktur Akar


Sumber : https://www.nafiun.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-akar-pada-
tumbuhan-gambar.html

Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda. Fungsi
utama organ akar pada tumbuhan, yaitu sebagai alat absorbsi air, nutrisi berbagai garam
mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempat tumbuhnya. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, yaitu dikotil dan monokotil akarnya sudah merupakan akar sejati.
Akar pada tumbuhan dikotil dapat menjalar sangat jauh dari tempat tumbuhnya.

25
STRUKTUR AKAR

Gambar 2.8 Aar Dikotil dan Monokotil

Sumber: https://www.artikelsiana.com/2014/12/struktur-akar-primer-sekunder-luar-
dalam.html

Berikut akan diuraikan setiap bagian dari anatomi akar.


a. Epidermis
Jaringan epidermis akar merupakan lapisan yang hanya terdiri dari satu lapisan sel. Keadaan
sel-sel yang menyusun epidermis akar sangat rapat, tetapi karena dinding sel epidermisnya
tipis, akar mudah ditembus oleh air. Air dan garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya
masuk pertama kali melalui rambut-rambut akar, bagian di antara epidermis akar, atau melalui
dinding sel epidermis akar itu sendiri. Rambut akar merupakan hasil dari penonjolan epidermis
yang arahnya ke luar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini maka permukaan dinding sel
akan semakin bertambah luas, sehingga proses penyerapan air akan lebih efisien. Jaringan
epidermis pada akar tumbuhan tidak mengandung kutikula.
b. Korteks
Korteks adalah bagian dalam akar yang tersusun oleh berbagai sel yang membentuk beberapa
lapisan. Pada korteks ini terdapat jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.Korteks
tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan ruang di antara sel-selnya
disebut rongga antarsel. Rongga antarsel bermanfaat untuk proses pertukaran gas.
c. Endodermis
Endodermis merupakan bagian dari jaringan akar yang terdiri atas satu lapisan sel. Pada arah
radial dan transversal lapisan dinding sel endodermis terdapat penebalan yang dihasilkan dari
endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat kedap air (tidak dapat

26
ditembus). Penebalan pada dinding sel jaringan endodermis tampak berupa titik-titik yang
disebut titik caspary. Deretan titik caspary selanjutnya membentuk pita caspary. Penebalan oleh
lapisan gabus menyebabkan dinding selnya sukar untuk dilalui air, sedangkan air harus melalui
lapisan endodermis agar mencapai silinder pusat.
d. Stele (Silinder Pusat)
Silinder pusat terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan beberapa jaringan lain. Berkas
pengangkut yang membentuk silinder pusat, yaitu xilem, floem, dan perisikel. Letak xilem dan
floem pada silinder pusat tumbuhan monokotil berselingan tersusun secara teratur sehingga
membentuk jari-jari atau radial (berbentuk lingkaran). Pada tumbuhan dikotil, xilemnya
terletak di pusat akar dan floemnya mengelilingi xilem. Oleh karena itulah, lapisan ini disebut
silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floemnya terdapat lapisan kambium.
Fungsi lapisan kambium ke arah luar yaitu untuk membentuk bagian kulit, sedangkan ke arah
dalam untuk membentuk bagian kayu. Selain ke empat lapisan akar di atas, pada lapisan terluar
dari akar, yaitu di lapisan terluar silinder pusat, juga terdapat perisikel atau perikambium.
Perisikel ini merupakan jaringan khusus yang berfungsi untuk membentuk percabangan pada
akar.
2. Batang

Gambar 2.9 Batang


Sumber : https://www.perpusku.com/2016/05/struktur-morfologi-dan-anatomi-
batang.html

Fungsi utama batang pada tumbuhan adalah tempat lewatnya air yang telah diserap akar
menuju daun, menopang cabang dan daun, menentukan tata letak daun, dan sebagai tempat
cadangan makanan.

27
SUSUNAN LAPISAN BATANG
a) Epidermis
Sama halnya dengan yang terdapat pada akar, lapisan epidermis batang terbentuk oleh satu
lapisan sel yang susunannya rapat dan tidak memiliki ruang antarsel. Pada dinding sel sebelah
luar terdapat lapisan kutikula yang berguna untuk melindungi batang dari kekeringan.
b) Korteks
Lapisan korteks pada batang tersusun oleh sel-sel parenkim yang keadaan dindingnya tipis.
Sel-sel parenkim pada korteks batang tidak beraturan sehingga mengakibatkan banyak ruang
di antara sel-selnya. Selain sel parenkim, korteks juga mengandung kolenkim dan sklerenkim.
Kedua sel ini berfungsi untuk menyokong dan memperkuat batang. Sel-sel yang terdapat di
bagian dalam korteks mengandung amilum. Sel-sel ini disebut sarung tepung (floeoterma).
c) Stele (Silinder Pusat)
Silinder pusat batang terdapat di bagian dalam korteks. Di bagian terluarnya terdapat lapisan
yang disebut perisikel. Silinder pusat ini mengandung sel-sel parenkim dan berkas-berkas
pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Berdasarkan letak xilem dan floem pada batang,
berkas pembuluh angkut dibedakan menjadi lima tipe, yaitu kolateral terbuka, kolateral
tertutup, bikolateral, ampivasal, dan ampikribal. Berkas pembuluh angkut disebut kolateral
terbuka, apabila letak floem berada di sebelah luar xilem dan di antara xilem dan floemnya
terdapat lapisan kambium.
3. Daun

Gambar 3.0 Sruktur Daun


Sumber : https://www.perpusku.com/2016/05/struktur-morfologi-dan-anatomi-
daun.html

Pada daun terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan berbagai bahan makanan untuk
pertumbuhan. Fotosintesis dapat berlangsung di daun karena daun memiliki jaringan parenkim

28
yang mengandung klorofil. Selain klorofil, pada daun terdapat kloroplas (sel pembentuk
klorofil), epidermis, dan berkas pembuluh angkut (xilem dan floem).

a. Epidermis
Epidermis pada daun merupakan sel-sel yang tersusun dari satu lapisan sel, yang dinding selnya
mengalami penebalan. Penebalan dinding sel pada daun dapatdisebabkan oleh zat kitin
(kutikula) atau lignin. Pada kebanyakan tumbuhan, lapisan epidermis daunnya hanya terdiri
dari satu lapis sel, kecuali pada daun tumbuhan Ficus (bangsa beringin). Stomata terletak pada
daun dengan diapit oleh dua sel penutup dan dikelilingi oleh sel tetangga. Stomata terdapat di
kedua permukaan daun, tetapi kebanyakan terdapat di permukaan bagian bawah dan ada pula
yang hanya pada permukaan bawah. Lain halnya stomata yang hanya terdapat pada tumbuhan
yang terapung di air, seperti teratai yang hanya terdapat di permukaan bagian atas daun.
b. Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan pada daun yang tersusun atas sel-sel parenkim. Susunan
sel-sel parenkim pada mesofil keadaannya renggang sehingga menghasilkan banyak ruang
antarsel. Pada tumbuhan dikotil mesofil sering kali berdiferensiasi menjadi jaringan lain, yaitu
palisade (jaringan tiang) dan spons (jaringan bunga karang). Pada rumput-rumputan dan
golongan tumbuhan monokotil, mesofil tidak mengalami diferensiasi, tetapi seragam, kecuali
mesofil pada sarung berkas Pada tumbuhan dikotil sel-sel jaringan tiang mesofilnya berbentuk
silinder, susunannya rapat, dan mengandung klorofil. Umumnya jaringan tiang pada dikotil
terletak di bagian permukaan atas daun, tetapi ada pula yang terdapat di kedua bagian
permukaan daun, disebut daun isobilateral. Selain itu, jaring tiang ada pula yang terdapat di
seluruh permukaan perifer daun, yaitu pada daun-daun yang memiliki bentuk silinder. Struktur
lainnya yang terdapat pada daun adalah jaringan bunga karang. Jaringan ini tersusun atas sel-
sel yang bentuknya tidak teratur, bercabang-cabang, dan mengandung kloroplas. Keadaan
susunan sel-selnya sangat renggang.
c. Berkas Pembuluh Angkut
Berkas pembuluh angkut di daun terdapat pada pertulangan daun. Tipe berkas pembuluh
angkut daun, sama dengan yang terdapat pada batang. Tulang-tulang yang terdapat pada daun
selain berfungsi sebagai alat transportasi juga memberi bentuk pada daun dan memperkuat
daun.
d. Jaringan Tambahan
Pada beberapa tumbuhan mesofilnya mengandung sel-sel yang khas, seperti saluran getah, sel-
sel kristal, dan kelenjar. Setiap sel-sel yang khas itu memiliki manfaatyang berbeda-beda.

29
Pembuluh angkut monokotil. Di samping itu, pada tumbuhan monokotil sel-sel mesofil pada
berkas pembuluh angkutnya berukuran lebih besar dan kandungan kloroplasnya sedikit dengan
keadaan dinding sel yang lebih tebal.
e. Morfologi Daun
Secara morfologi, kelengkapan daun terdiri dari bagian-bagian yang berupa upih daun, tangkai
daun, pelepah daun (vagina), dan helaian daun (lamina). Sifat atau ciri-ciri daun yang perlu
anda perhatikan, yaitu bentuk keseluruhan daun, bentuk ujung, pangkal, dan tepi daun, serta
bentuk pertulangannya.
4. Bunga

Pada tumbuhan, bunga hanya muncul pada fase-fase tertentu, yaitu pada fase di mana
tumbuhan akan memulai perkembangbiakan (fase reproduksi). Bunga sebenarnya merupakan
hasil dari modifikasi batang, sedangkan buah berasal dari bakal buah yang terdapat pada bunga
dan telah mengalami pembuahan. Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota
bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari. Berdasarkan ada tidaknya salah satu bagian
pembentuk bunga tersebut, bunga dibagi menjadi lima, yaitu bunga lengkap, bunga sempurna,
bunga jantan, bunga betina, dan bunga telanjang.

1. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua kelengkapan bunga, yaitu kelopak
(calix), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik.
2. Bunga sempurna adalah bunga yang selalu memiliki benang sari dan putik, tetapi
kadang-kadang terdapat calix dan mahkota.
3. Bunga jantan, memiliki ketiga bagian bunga, yaitu kelopak, mahkota, dan benang sari.
Namun, bunga tipe ini tidak memiliki putik
4. Bunga betina merupakan kebalikan dari tipe bunga jantan. Pada tipe bunga betina tidak
terdapat benang sari, tetapi memiliki ketiga bagian lainnya.
5. Bunga telanjang adalah bunga yang hanya memiliki benang sari dan putik, tetapi tidak
memiliki calix dan corolla.

30
STRUKTUR BUNGA

Gambar 3.1 Struktur Bunga

Sumber: https://sel.co.id/morfologi-struktur-jumlah-dan-letak-bunga-lengkap

a. Kelopak Bunga (Calix)


Fungsi kelopak, yaitu untuk melindungi bunga pada waktu bunga masih muda yang berbentuk
kuncup bunga. Kelopak umumnya berwarna hijau seperti daun, tetapi ada pula kelopak yang
berwarna selain hijau, sehingga tampak seperti mahkota bunga. Kelopak yang berwarna ini
sering kita temukan pada bunga bougenvil. Setiap helaian kelopak bunga disebut sepal. Di
samping kelopak pada beberapa bunga tumbuh kelopak tambahan (epicalyx).
b. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan pada bunga yang terdapat di sebelah dalam
kelopak. Umumnya mahkota ini ukurannya lebih besar daripada kelopak dan berwarna indah
serta menarik, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau sedap. Warna yang indah
dan baunya yang harum inilah yang merupakan daya tarik bagi serangga atau binatang lain
seperti burung dan kelelawar untuk mendatangi bunga. Fungsi lain tajuk bunga adalah
melindungi alat-alat kelamin pada bunga sebelum terjadi proses penyerbukan. Setiap helaian
tajuk bunga disebut petala. Bunga sebagai salah satu organ pada tumbuhan jelas membutuhkan
zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, pada bunga juga ditemukan
pembuluh-pembuluh angkut yang berfungsi untuk memasok makanan bagi bunga.
c. Benang Sari atau Stamen (Alat Kelamin Jantan)
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Seperti halnya dengan bagian-
bagian bunga yang diuraikan terdahulu, benang sari pun merupakan hasil dari metamorfosis
daun, yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.
Benang sari dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

31
1. Tangkai sari, yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang
umumnya berbentuk bulat.
2. Kepala sari, yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian ini
di dalamnya memiliki dua ruang sari (theca) dan masing-masing ruang sari terdiri atas
dua ruang kecil (loculumentum). Di dalam ruang sari terdapat serbuk sari (polen), yaitu
sel-sel kelamin jantan (gamet jantan) yang berguna untuk penyerbukan.
3. Penghubung ruang sari (conektivum) adalah bagian dari lanjutan tangkai sari yang
menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari). Penghubung ruang sari
terdapat di kanan kiri penghubung ini.
d. Putik atau Pistilum (Alat Kelamin Betina)
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya. Putik merupakan alat kelamin
betina pada bunga. Putik pun tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis.
Daun-daun penyusun putik disebut daun buah (karpelum). Putik merupakan alat kelamin
betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur. Setelah dibuahi oleh inti sperma yang
berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi kandung lembaga yang nantinya
akan menjadi tumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur dinamakan bakal biji
(ovulum) yang akhirnya akan menjadi biji (semen). Sementara bagian putik yang di dalamnya
terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya (ovarium), akan berbuah menjadi buah (fructus).
Putik terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Bakal buah (ovarium) merupakan bagian putik yang pada umumnya kelihatan
membesar dan terletak pada dasar bunga.
2. Tangkai kepala putik (stilus) merupakan bagian putik yang sempit dan terdapat di atas
bakal buah, biasanya berbentuk benang, fungsinya untuk tempat melekatnya kepala
putik.
3. Kepala putik (stigma) ialah bagian dari putik yang paling atas, terletak pada ujung
tangkai kepala putik tadi.

32
D. Perbedaan Antara Tumbuhan Monokotil dan DIkotil Menurut Jaringan
Penyusunnya
Perbedaan dan persamaan struktur akar dikotil dan monokotil Jaringan

Gambar 4.1 akar dikotil dan akar monokotil

Sumber: http://www.aktifbelajar.com/2016/02/struktur-dan-susunan-anatomi-akar.html

1. Epidermis

Akar Dikotil : Bagian terluar akar

Akar Monokotil : Bagian terluar akar

2. Korteks

dikotil : Daerah di sebelah dalam epidermis

monokotil : Daerah di sebelah dalam epidermis

3. Endodermis

dikotil : Di sebelah dalam korteks

monokotil : Di sebelah dalam korteks

4. Perisikel

dikotil : Di sebelah dalam endodermis

monoktil : Di sebelah dalam endodermis

5. Xilem

33
dikotil : Berbentuk bintang di pusat, tersusun radial atau membentuk jari-jari bersama dengan
floem. monokotil : Berdekatan dengan floem.

6. Floem

dokotil : Di antara jari-jari yang di bentuk oleh xilem, di pisahkan oleh kambium.

monoktotil : Berdekatan dengan xilem dan tidak dipisahkan oleh kambium.

7. Empulur

dikotil : Bagian tengah

monokotil : Bagian tengah

Perbedaan dan persamaan struktur batang dikotil dan monokotil Batang Dikotil

Gambar 4.2 perbedaan susunan batang monokotil dan dikotil.


Sumber : https://fileekuliah.blogspot.com/2018/01/laporan-praktikum-anatomi-
fisiologi_30.html

dikotil : Pada bagian terluar batang terdapat epidermis.

monokotil : Pada bagian terluar batang terdapat epidermis

dikotil : Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks dan stele.

monokotil : Di sebelah dalam epidermis terdapat meristem dasar yang pembagiannya belum
begitu jelas.

34
dikotil : Berkas pembuluh terletak di bagian dalam perisikel, terdiri atas xilem dan floem yang
dibatasi oleh kambium.

monokotil : Berkas pembuluh tersebar pada meristem dasar, dilindungi sarung berkas
pengangkut, dan tidak mempunyai kambium.

Perbedaan dan persamaan struktur daun dikotil dan monokotil Jaringan

Gambar 4.3

Sumber : https://brainly.co.id/tugas/14737252

1. Epidermis dan kutikula

dikotil : Lapisan permukaan atas dan bawah daun.

monokotil : Lapisan permukaan atas dan daun.

2. Stomata

dikotil : Melapisi permukaan atas dan bawah daun.

monokotil : Berderet di antara urat daun.

35
3. Mesofil

dikotil : Di antara lapisan epidermis atas dan bawah

monokotil : Pada cekungan di antara urat daun.

1. Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi
akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.

2. Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,
sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri
atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut.
Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan
monokotil.

3. Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil
sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri
atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

36
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang mempunyai
kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan, manusia artinya jaringan
tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah, memanjang dan defrensiasinya
tak terbatas sehingga dari kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat
diperbanyak dengan Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun
terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada
tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan tumbuhan terlebih dahulu. Jenis-
jenis jaringan pada tumbuhan antara lain: Jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan
epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan
jaringan floem.

Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.

37

Anda mungkin juga menyukai