Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
KOMUNITAS PADA
KELOMPOK BALITA
Anggota Kelompok
◦ Tya Wahyun Kurniawati 131711133007
◦ Rosita Agustin 131711133052
◦ Mega Kurniawati Dewi 131711133053
◦ Enggar Quráini Ayu 131711133091
◦ Yulia Mariska 131711133127
◦ Advi Astika 131711133128
◦ Utari Suciati 131711133129
◦ Audy Savira Y 131711133144
Gizi Buruk pada Balita

Masalah kesehatan balita di Indonesia masih menjadi perhatian serius, karena


masih tingginya angka kematian balita di Indonesia. Masalah utama yang
menyebabkan tingginya angka kematian balita di Indonesia adalah gizi buruk.
Gizi kurang banyak menimpa balita sehingga golongan ini disebut golongan
rawan gizi.
Konsep Komunitas

Perawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang


menggabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang
sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari
masyarakat. (Elisabeth, 2007).
Konsep Balita
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat
tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengayaan (Departemen Kesehatan RI,
2009). Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia satu sampai tiga tahun dan balita
dengan usia tiga sampai lima tahun (Soekirman,2006).
Pola Tumbuh Kembang Anak
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa melalui
tiga pola yang sama, yakni:
◦ Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha menegakkan
tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
◦ Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih dulu
menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda
dengan jari.
◦ Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
Menurut Sigmun Freud tahap perkembangan manusia terdiri dari lima fase, yaitu fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase genital.
Dari kelima fase ini, tiga fase awal yaitu fase oral, anal dan laten dilalui saat masa balita. (Wong, 2009)

◦ Fase Oral
Fase oral dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan 1-2 tahun. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan menyusui dan terjadi
kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan ibu. Beberapa mengatakan bahwa pada saat anak yang mengalami gangguan pada
fase ini akan sering mengalami stres dengan gejala gangguan pada lambung seperti maag atau gastritis.

◦ Fase Anal
Fase anal berkembang pada saat balita menginjak umur 15 bulan sampai dengan umur 3 tahun. Pada fase ini balita merasa puas dapat
melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil. Fase ini dikenal pula sebagai periode "toilet training". Kegagalan pada fase ini akan
menciptakan orang dengan kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-masokis disebabkan oleh kegagalan pada
fase ini.

◦ Fase Phallic
Fase phallic disebut juga sebagai fase erotik, fase ini berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun. Yang paling menonjol adalah pada anak
laki-laki dimana anak ini suka memegangi penisnya, dan ini seringkali membuat marah orangtuanya. Kegagalan pada fase ini akan
menciptakan kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.
Upaya Promotif & Preventif Kesehatan pada
Balita
Mengajarkan cuci
tangan dengan sabun

Menjaga Kebersihan &


Kesehatan Gizi

Memberikan &
membiasakan jajan yang
sehat
Peningkatan mutu &
pemerataan
pelayanan kesehatan

Meningkatkan Kebijakan Meningkatkan status


manajemen
kesehatan Pemerintah untuk gizi masyarakat
Kesehatan Balita

Meningkatkan peran
serta masyarakat
Kegiatan yang Menunjang Kebijakan
1. Posyandu ( Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan, tempat mayarakat memperoleh pelayanan KB, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan
diare pada waktu dan tempat yang sama.

Tujuan penyelenggaraan posyandu yaitu


◦ mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak dan angka kelahiran,
◦ mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) agar masyarakat dapat mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan dan kemampuan,
◦ meningkatkan kemandirian masyarakat,
◦ meningkatkan cakupan Puskesmas,
◦ mempercepat tercapainya NKKBS (Sudarono, 1989). Sasaran penyelenggaraan Posyandu dalam hal ini adalah pada bayi usia
kurang dari 1 tahun, anak Balita Usia 1-4 tahun, ibu hamil, melahirkan, dan menyusui, serta wanita Pasangan Usia Subur
(PUS).
2. BKB ( Bina Keluarga Balita )
Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh
yang benar berdasarkan kelompok umum yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada di tingkat RW (Pedoman
Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun 2006). Program ini merupakan suatu program yang melengkapi
program-program pengembangan sumber daya manusia yang telah dilaksanakan seperti program-program perbaikan
kesehatan dan gizi ibu dan anak (BKKBN, 1992).

3. Program PAUD
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
◦ untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya
◦ untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Peran Perawat Komunitas pada Kelompok
Khusus Balita
Pelaksana Pelayanan Keperawatan ( Care Giver )

Pendidik ( Health educator )

Konselor

Pemantau Kesehatan ( Health Monitor )

Koordinator Pelayanan Kesehatan ( Coordinator of Service )

Pembaharu ( Inovator )

Panutan ( Role Model )

Fasilitator
Masalah Kesehatan Mayoritas pada Kelompok
Balita

ISPA ( Infeksi
Saluran
Pernafasan
Atas )

Diare

Gizi Kurang
& Gizi Buruk
Asuhan Keperawatan pada Komunitas Balita

Anda mungkin juga menyukai