Anda di halaman 1dari 14

Vitamin B1 (Tiamin)

Tiamin dalam bentuk koenzin tiamin pirofosfat atau trifosfat memegang peranan
essensial dalam transformasi energy, konduksi membrane dan saraf serta sintesa pentose
dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.

a. Absorpsi, Sintesis dan Penyimpanan Vitamin B1


Tiamin diabsorpsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersuasana
asam, dengan bantuanadenin trifosatase yang bergantung pada natrium. Absorpsi
tiamin dihambat oleh alcohol. Separuh Tiamin terdapat dalam otot, sisanya dalam
otak, jantung dan hati.
b. Fungsi Vitamin B1
Tiamin membantu tubuh memproduksi energy dari karbohidrat. Tiamin berfungsi
sebagai koenzim dari enzim yang berperan dalam metabolism pentose, antara lain:
asam ketodehidrogenase, piruvat dekarboksilase, transketolase dan fosfoketolase.
Tiamin dalam bentuk pirofosfat (TPP) dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif
piruvat menjadi asetil koA dan memungkinkan masuknya subsrat yang dapat
dioksidasi ke dalam siklus krebs untuk pembentukan energy. Kecukupan vitamin B1
berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada tabel 24.

Tabel Angka Kecukupan Gizi untuk vitamin B1


Golongan AKG Golongan AKG
umur (uq) umur (uq)
0-6 bulan 0,3 Wanita
7-12 bulan 0,4 10-12 tahun 1,0
1-3 tahun 0,5 13-15 tahun 1,0
4-6 tahun 0,8 16-19 tahun 1,0
7-9 tahun 1,0 20- 45 tahun 1,0
45-60 tahun 1,0
>60 tahun 1,0

Pria: Hamil Menyusui +0,2


10-12 tahun 1,0 0-6 bulan +0,3
13- 15 tahun 1,0 7-12 bulan +0,3
16-19 tahun 1,0
20-45 tahun 1,2
45-60 tahun 1,2
>60 tahun 1,0
Sumber: Almatsier, 2006

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


Jumlah konsumsi harian yang direkomendasikan oleh RDA untuk vitamin B1 1,2
mg. Pengkomsumsi alcohol dan perokok berat, wanita hamil dan menyusui serta yang
menggunakan pill kontrasepsi harus menikkan dosis sebanyak 100-300 mg per hari.
Dosis juga ditingkatkan jika sesorang sedang menderita stress. Vitamin B1 lebih
efektif penggunaan bersama dengan vitamin B-kompleks yang lain. Dosis maksimum
yang masih diperbolehkan dalam batas normal per hari ialah 400 mg. Makanan yang
seimbang akan memberikan cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan
diet harus memastikan bahwa mereka mendapat sejumlah tiamin yang sama seperti
dalam pola makan yang mengandung 2000 kalori.

c. Sumber Vitamin B1 (Tiamin)


Sumber utama tiamin adalah serealia setengah giling, bekatul. Di Indonesia, sumber
tiamin adalah kacang-kacangan, daging tanpa lemak dan kuning telur.

d. Akibat Kekurangan Vitamin B1 (Tiamin)


Beri-beri yaitu penyakit kekurangan vitamin B1 dalam masyarakat yang banyak
mengkomsumsi beras sebagai makanan pokok khusus beras yang digiling sempurna.
Bila digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan tiamin terbuang sebagai
dedak. Gejala kekurangan tiamin mula-mula lelah, hilang nafsu makan, berat badan
menurun dan gangguan pencernaan. Bila telah terjadi gangguan jantung
menyebabkan oedem (penumpukan cairan dalam jaringan) pada kaki bawah/telapak
kaki serta persendian kaki. Bila berkelanjut oedem dapat terjadi di rongga dada dan
ini disebut beri-beri basah. Penderita diberi vitamin B kompleks dan makanan protein
dan kalori.

e. Akibat Kelebihan Vitamin B1 (Tiamin)


Pemakaian Vitamin B1 yang melebihi normal mempengaruhi system saraf. Hal ini
karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat
lekas marah dan susah tidur. Sistem darah terpengaruh, karena denyut nadi menjadi
cepat.

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


dan ; (Buku Ilmu Gizi-Prof. DR. Achmad Sediaoetema, M.Sc/DianRakyat)
f. Gangguan Akibat Vitamin B1 (Tiamin)

Bentuk aktif tiamin adalah didalam coenzim cp- carboksilase sebagai tiamin
pyrophosphate atau TPP. Ikatan ini merupakan ko-enzim dari dua jenis enzim a. pyruvate
decarboxylase dan transtolase . aassam pyruvate mengalami dekarboksilasi untuk menjadi retyl-
Coa yang akan di bakar lebih lanjut di dalam cyclus KREBS untk menghasilkan metabolism
berenersi tinggi yang disebut adenosine triphospate(ATP) Transketolase berfungsi dalam
pengubahan 6 ribulose-5 phosphate menjadi 5 glukose-6 phosphate, di dalam jalur metabolisme
hexosa monophosphate shunt(HMP). Kedua reaksi diatas berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat.

Defisiensi thiamin memberikan gangguan pada metabolisme yaitu (photophobia).daerah kulit di


sepajang jalan urat syaraf yang agak besar merasa sakit pada tekanan ,demikian pula otot betis ,
gejala lain nafas pendek, cepat lelah, jantung terasa berdebar lebih kuat dan tidak teratur .

Terdapat bebe rapa bentuk beri-beri pada orang dewasa :

1. Beri-beri kering dengan gejala-gejala polyneuritis perifer.


2. Beri-beri basah dengan gejala oedema pada kedua kaki dan kedua lengan serta muka
yang tampak lembab
3. Beri-beri jantung yang kuat dan gawat
4. Beri-beri infantil.

Pada orang dewasa terdapat encephalopathia WERNICKE dan syndrome KORSAKOV.kedua


syndrome ini merupakan bentuk defisiensi thiamin yang akut, dimana terjadi confusion dan
coma. Syndrome ini jg timbul pada defisiensi thiamin sekunder. Therapy spesifik dengan thiamin
memberikan penyebuhan gejala-gejala kedua syndrome ini denga cepat .

Terdapat sejumlah antivitamin atau anti metabolite terhadap thiamin, diantaranya pyrithiamin
dan oxythiamin, dan beberapa lainnya lagi. Di dalam daging ikan mentah terdapat enzim
thiaminase yang merusak thiamin di dalam rongga usus, bila di konsumsi bersama dengan
sumber Thiamin.

*Sumber ; (Buku Ilmu Gizi-Prof. DR. Achmad Sediaoetema, M.Sc/DianRakyat)


Vitamin B2 (Riboflavin)
Kalau sumber vitamin B1 (thiamin) yaitu hati , ginjal , jantung , otak , susu , kuning telur
, kulit ari padi dan gandum , wortel dan ragi , ternyata sumber vitamin B2 atau riboflavin atau
sering disebut laktoflavin juga hampir sama , yaitu ragi , hati , ginjal , jantung , dan otak .

Sejarah

Riboflavin (Vitamin B2) diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen
(mengeluarkan cahaya) dalam susu pada Tahun 1879 dan fungsi biologiknya baru ditemukan
pada tahun 1932. Vitamin ini disintesis pada tahun 1935 dan dinamakan rinoflavin.

Sifat Kimia dan Kestabilan.

Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping ribitil. Flsvin
Mononukleotida (FMN) dibentuk dengan dikaitkannya ester fosfat pada rantai samping ribitil.
Flavin Adenin Difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan denfgan
Adenin Monofosfat.

Dalam bentuk murni, riboflavin adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi
dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses
pemasakan tidak banyak yang rusak. Susu cair sebaiknya dikemas dalam karton berlapis paraffin
agar terlindung dari kerusakan karena sinar matahari

Rivoflavin mempunyai sifat larut dalam air dan tahan panas didalam larutan netral atau
asam , akan tetapi kalau dipanaskan dalam larutan basa ataupun kalau terkena sinar matahari
maka vitamin tersebut akan rusak. Pada putih telur kandungan riboflavin ternyata lebih banyak
dari kandungan thiaminnya. Mikro organisme --- bakteri --- dalam usus pada umumnya sangat
menunjang pembentukan robiflavin. Tersedianya riboflavin dalam tubuh walaupun hanya dalam
jumlah kecil saja demikian penting , karena fungsinya :
(1) Berguna untuk pemindahan rangsang sinar kesaraf mata;
(2) Berperan dalam berbagai enzim dalam proses oksidasi dalam sel-sel , dalam proses
oksidasi jaringan (terutama dibagian luar dari tubuh , seperti: kulit , mata , dan saraf
perifer).

*Sumber ; (Buku Ilmu Gizi-Drs. G. Kartasapoetra H. Marsetyo/RinekaCipta)*


dan * (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*
Apabila tubuh menderita kekurangan vitamin B2 (robiflavin), berbagai gangguan atau
kerusakan akan terjadi,seperti :

(1) Penglihatan menjadi kabur --- katarak keratitis pada mata ---, hampir semacam buta
senja;
(2) Keilosis --- radang atau luka pada bagian sudut bibir,hidung;
(3) Gangguan pada proses pertumbuhan , pada perencanaan dan urat syarat;
(4) Berat badan menurun sedangkan aktivitas menjadi berkurang,

Riboflavin dalam bentuk yang diperdagangkan merupakan kristal , berwarna kuning


orange , mudah larut dalam suasana basa , tidak stabil terhadap pemanasan , dalam larutan pada
berbagai pH riboflavin stabil terhadap tampak dan sinar ultraviolet.

Kebutuhan normal akan vitamin B2 bagi orang dewasa yaitu sekitar 1,6mg per hari ,
namun kebutuhan tersebut secara lebih tepatnya bergantung pada umur , berat badan , konsumsi
energi dan protein , kebutuhan vitamin ini bagi anak-anak , wanita hamil , dan menyusui
tentunya lebih tinggi daripada biasanya. Beberapa pakar berpendapat bahwa pemberian yang
lebih banyak akan lebih berpengaruh terhadap kesehatan.

Kebilangan dalam Pengolahan

Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam mengelolah makanan yang berkaitan atau yang
berhubungan dengan Vitamin B2 (Riboflavin) adalah bahwa riboflavin larut dalam air dan akan
rusak bila kena cahaya.

Kelebihan

Belum diketahui tanda-tanda kelebihan riboflavin.

*Sumber ; (Buku Ilmu Gizi-Drs. G. Kartasapoetra H. Marsetyo/RinekaCipta)*


dan * (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*
Vitamin B disebut juga ribovalin, berwarna kuning-orange. Vitamin B2 terdapat pada
hewan dana tanaman. Pada hewan terdapat pada hati, susu, keju, oyster, daging, telur, dan ikan.
Pada tanaman terdapat pada sayuran berdaun hijau, jamur, asparagus, brokoli, sedikit dalam apel,
anggur dan serealia. Pada Anak sendiri dari usia 6-15 Tahun. Vitamin B2 dinutuhkan anak
mengalami metabolism protein. Selain itu juga mengonvrensi karbohidrat menjadi energi,
membantu perbaikan jaringan tubuh, membantu kesehatan kulit, kuku, rambut, membantu funsi
system saraf. Vitamin B2 juga berfungsi dalam kesehatan mata untuk menangkal kecenderungan
terhadap glau-koma.

Tabel 8. Kandungan Vitamin B2 pada beberapa Bahan Makanan

Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg


Susu Tanpa Lemak 1,80 Kacang Tanah 0,20
Hati Ayam 1,42 Kacang Hijau 0,15
Susu Segar 0,14 Jagung 0,12
Es Krim 1,20 Maizena 0,09
Keju Putih 0,35 Ubi Jalar Merah 0,08
Kacang Kedelai 0,12 Tepung Terigu 0,07
Tahu 0,10 Beras Buncis 0,40
Daging Sapi 0,31 Kangkung 0,36
Telur Ayam 0,38 Daun Katuk 0,31
Telur Bebek 0,37 Beras 0,10
Teri Nasi Kering 0,23 Bayam 0,10
Udang 0,07 Pisang Ambon 0,04

Sumber : Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes 1990. Food Composition Table for Use
in East Asia, FAO, 1972 dalam Almatsier 2001

Kekurangan

Kekurangan Vitamin B2 dapat Menyebabkan retak pada mulut, bibir radang, warna lidah
berubah menjadi magenta, terkadang tumbuh pembulu darah di dalam kornea mata,
menyebabkan mata silau, pada laki-laki kulit buah Zakar mengalami peradangan. Dapat juga
menyebabkan perubahan psikologis seperti sedih tanpa alasan, depresi, histeris, dan kekuatan
genggaman tangan menurun. Kelebihan vitamin B2 tidak berakibat toksik karena ,larut dalam air
dan dapat dikeluarkan melaui urine.

*Sumber ; (Buku Gizi Anak Sekolah-Pengantar Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan/KOMPAS)*
Vitamin B3 (Niacin)
Vitamin B3 Disebut juga dengan Niasin, memiliki sifat: sedikit larut dalam air dingin,
larut sebagian dalam air panas, tahan terhadap alkali, asam, panas, cahaya, dan oksidasi.
Vitamin ini memiliki dua bentuk yakni, asam nikotinat dan nikotinamida.

a. Absorpsi, Transportasi dan Penyimpanan Vitamin B3

Di dalam usus halus, niasin dihidrolisis dan di simpan sebagai asam nikotinat,
nikotinamida dan mononukleotida. Kelebihan niasin dibuang melalui urin.

b. Fungsi Vitamin B3
Nikotinamida berperan dalam tubuh sebagai bagian dari koenzim nicotinamide
adenin dinukleotida (NAD) dan nicotinamide adenin dinukleotida fosfat (NADP)
yang berperan dalam reaksi oksidasi reduksi pada glikolisis untuk menghasilkan
energy dalam bentuk ATP (adenosine trifosfat).
Nikotinamida (nicotinamide) terlibat dalam proses enzim, termasuk metabolisme
asam lemak (fatty acial), pernafasan jaringan (tissue repiration) dan prmbuangan
racun. Vitamin B3 juga berperan penting dalam fungsi otak, membantu
menyeimbangkan kandungan gula dalam darah dan menurunkan tingkat kolestrol.
Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh membentunya dari asam
amino tripophan. Niasin membantu keeshatan kulit, system saraf dan system
pencernaan.

c. Angka Kecukupan Vitamin B3


RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000 kkal, atau 13 mg per
hari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan, termasuk niacin
yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino tripophan. 60 mg tripophan
mengahsilkan 1 mg niacin. Dosis antara 20-100 mg per hari dapat menunjukan
dampak yang positif. Dosis maksimum yang diperbolehkan untuk asam nikotinat
sebanyak 120 mg, sedangkan nikotinamida sebanyak 300 mg per hari. Angka
kebutuhan gizi untuk niasin disajikan pada table

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


Golongan AKG Golongan AKG
umur (uq) umur (uq)
0-6 bulan 2,5 Wanita
7-12 bulan 3,8 10-12 tahun 8
1-3 tahun 5,4 13-15 tahun 10
4-6 tahun 8 16-19 tahun 10
7-9 tahun 9 20- 45 tahun 9
45-60 tahun 9
>60 tahun 8

Pria: Hamil Menyusui +1


10-12 tahun 9 0-6 bulan +3
13- 15 tahun 10 7-12 bulan +3
16-19 tahun 11
20-45 tahun 12
45-60 tahun 13
>60 tahun 10

d. Sumber
Daging, unggas (ayam, itik dll) dan ikan merupakan sumber utama niasin, sama
halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya. Jamur, asparagus dan sayuran
hijau merupakan sumber yang paling baik.

e. Akibat Kekurangan Vitamin B3


Gejalah defisien niasin menyebabkan produksi energy kurang karena koenzim
nicotinamide adenin dinukleotida fosfat (NADP) tidak tersedia sehingga glikolisis
untuk menghasilkan energy menjadi terhambat, defisien niasin jufga menyebabkan
fungsi otak lemak karena terhambatnya metabolism asam lemak dan kulit buruk. Juga
Nampak dari gejala radang dan sakit pencernaan; Pellsgra (penyakit kekurangan
niacin), menunjukan gejala sperti dermatitis, diare dan dementia. Hal ini meluas di
bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah
kehilangan nafsu makan, lemak, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat
menunjukan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena
sinar matahari langsung.

f. Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada system syaraf, lemak
darah dan gula darah, Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan
dapat terjadi. Selanjutnya, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah.

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


Vitamin B5
Vitamin B5 memiliki nama kimia berupa asam pantotenat, juga dikenal sebagai “vitamin
anti-stress”. Vitamin ini memiliki rumusan molekul C9H16O5N dengan berat molekulnya
218,23 g/molekul. Vitamin B5 berbentuk minyak pekat berwarna kuning pucat, larut
dalam air, tak larut dalam minyak dan pelarut lemak, agak manis, stabil dalam pemasakan
yang normal, dan ditemukan dalam bentuk Ca.

a. Absorpsi, Metabolisme dan Eksresi Vitamin B5


Asam pantotenat dikomsumsi sebagai bagian dari KoA yang dihidrolisis oleh enzim
fosfatase menjadi 4-fosfopantotein dan asam pantotenat dalam saluran cerna untuk
kemudian diabsorpsi. Asam pantotenat dikeluarkan dari urin sebagai hasil metabolism
KoA sebesar 1-15 mg/hari dan melalui feses sebesar 1-2 mg/hari.

b. Fungsi Vitamin B5
Asam pantotenat memainkan peranan dalam pengeluaran hormone adrenal dan
pembentukan antibody, membantu dalam penggunaan vitamin, membantu mengubah
lemak, karbohidrat dan protein menjadi tenaga. Vitamin ini diperlukan oleh semua sel
dalam badan dan tertumpu dalam organ badan, juga terlibat dalam pengeluranan
“neurotransmitters”. Vitamin ini adalah elemen penting koenzim A, bahan kimia
penting yang berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa,
asam lemak dan metabolism energy. Asam ini juga merupakan penambah stamina
dan mencegah anemia. Vitamin ini membantu usus berfungsi dengan normal dan
membantu dalam merawat tekanan dan rasa cemas.

c. Angka Kecukupan Vitamin B5


Dosis yang diperbolehkan (RDA) vitamin ini adalah 6 mg per hari. Untuk
penggunaan di bidang medis, vitamin ini dapat menunjukan hasil terbaik apabila
digunakan bersama dengan vitamin B kompleks lainnya dengan dosis 300 mg per
hari. Dosis normal untuk mencegah rasa sakit kurang lebih 100 mg per hari. Dosis
maksimum harian yang masih diperbolehkan yakni 1000 mg.

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


d. Sumber Vitamin B5
Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar mkanan. Sumbernya ada dalam
daging, ikan, unggas ( ayam, itik dan lain-lain), semua biji-bijian, kacang-kacangan,
ragi tape, sayuran dan yang terutama dalam royal jeli yaitu persendian makanan
dalam sarang lebah.

e. Akibat Kekurangan Vitamin B5


Kekurangan vitamin B5 dapat menyebabkan kehilangan selera makan, keletihan,
sakit kepala, lemas, muntah-muntah, sakit pada bagian abdomen, daya tahan tubuh
lemah sehingga mudah terjangkit penyakit saluran pernafasan kebas dan kesemutan
pada kaki serta kejang otot.

f. Akibat Kelebihan Vitamin B5


Sejauh yang diketahui, tidak ada dampak berbahaya akibat pengguanaan vitamin B5,
tetapi mengomsumsi lebih dari 300 mg per hari harus mendapat pengawasan dari ahli
medis. Gejala keracunan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembang
dengan dosis di ats 10 gram per hari.

*Sumber : (Buku Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan-DewiCakrawati/ALFABET)


Vitami B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk ; piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan
difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan
piridoksamin fosfat (PMP) dalam berbagai reaksi transaminase. Di samping itu PLP berperan
dalam berbagai reaksi lain.

Sejarah
Pada Tahun 1934, Gyorgy mengidentifikasi dan memisahkan Vitamin B6 yang dapat
menyembuhkan dermatitis bersisik pada tikus percobaan. Syruktur kimia dan sintesis vitamin B6
atau piridoksin ditetapkan pada tahun 1939. Bentuk lain berupa piridoksamin serta bentuk
aktifnya sebagai piridoksal fosfat ditetapkan pada Tahun 1942.

Sifat Kimia
Piridoksin merupakan Kristal putih tidak berbau, larut air dan alcohol. Piridoksin tahan panas
dalam keadaan asam, tidak begitu stabil dalam larutan alkali dan tidak tahan cahaya. Kehilangan
pada suhu beku sebanyak 36 hingga 55%.

Arbsobsi, Transportasi, dan Ekskresi


Sebelum diabsorbsi, Vitamin B6 di dalam makanan yang terutama terdapat dalam bentuk
fosforilisasi, dihidrolisis oleh enzim oleh fosfotase di dalam usus halus. Di dalam hati, ginjal, dal
otak vitamin B6, difosfolarisasi kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim
oksidase, fosforilasi s dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga terdapat dalam sel darah merah
dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan
dalam otot. PLP di dalam hati diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam keadaan terikat dengan
albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim oksidase di dalam
hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang dikeluarkan melalui urin.

*Sumber : (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*


Fungsi
Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMPsebagai koenzim terutama
dalam transaminase, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolismeprotein.
Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP menghasilkan berbagai bentuk amin, seperti
epinefrin, neropinefrin, dan serotonin. PLP juga berperan dalam pembentukan asam alfa-
aminoveluvinat, yaitu precursor hem dalam hemoglobin.Di samping itu , PLP diperlukan untuk
perubahan triptofan menjadi niasin, sebagai koenzim untuk fosfirilase,

PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot sebagai glukosa-1-fosfat, PLP juga
terlibat dalam perubahan asam linoleat menjadi asam arakidonat yang mempunyain fungsi
biologic penting. Pembentukan sfingolipida yang diperlukan dalam pembentukan lapisan myelin
yang menyarungi sel-sel saraf juga memerlukan PLP. PLP mengatur sintesis pengantar saraf
asam gam-amino butirat (Gamma-Amino-Butiric Acid/GABA). Piridoksin berada dalam otak
dalam konsentrasi tinggi walaupun pada taraf plasma rendah. Kelainan otak seperti demensia
mungkin disebabkan oleh kurangnya pengambilan vitamin-vitamin tertentu terutama Vitamin B6
oleh otak.

Angka Kecukupan Piridoksin yang dianjurkan


Karena Vitamin B6 banyak berperan dalam metabolism protein, kebutuhannya sebanding dengan
kebutuhan protein. Kecukupan vitamin B6 di Amerika serikat adalah 0,006 miligram per gram
protein atau rata-rata 2 miligram sehari untuk laki-laki dewasa an 1,6 miligram untuk wanita
dewasa.

Angka kecukupan piridoksin (vitamin B6) menurut Widyakaryta Nasional Pangan dan Gizi
(2004) adalah seperti tampak pada table 9.10.

Vitamin B6 sebagai suplemen banyak diiklankan untuk meningkatkan daya tahan fisik, namun
manfaatnya belum dibuktikan secara ilmiah.

Sumber
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam kharim, kecambah gandum , hati, ginjal, serealia.

*Sumber : (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*


Tabel 9.10 Angka Kecukupan piridoksin yang dianjurkan.

Golongan AKP*) Golongan AKP*)


Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bulan 0,1 Wanita 10-18 Tahun 1,2
7-11 bulan 0,3 Wanita 19-29 Tahun 1,3
1-3 tahun 0,5 Wanita 30-49 Tahun 1,3
4-6 tahun 0,6 Wanita 50-64 Tahun 1,5
7-9 tahun 0,1 Wanita ≥ 65 Tahun 1,5
Pria 10-49 Tahun 1,3 Ibu Hamil + 0,4
Pria 50-64 Tahun 1,7 Ibu Menyusui 0-6 Bulan + ),5
Pria ≥ 65 Tahun 1,7 Ibu Menyusui 7-12 Bulan +0,5

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004. *Angka Kecukupan Piridoksin.

Tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang, susu, telur, sayur dan buah mengandung sedikit
Vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorbsi daripada yang
terdapat di dalam bahan makanan nabati.

Akibat Kekurangan
Kekurangan Vitamin B6 jarang terjadi dan bila terjadi, biasanya secara bersamaan dengan
kekurangan beberapa jenis vitamin B-Kompleks lain. Kekurangan bias terjadi karena obat-
obatan tertentu, kecanduan alcohol, kelainan kongenital, penyakit kronik tertentu, dan ganguan
absorbs. Kekurangan vitamin B6 dapat menyertai kecanduan alcohol, karena alcohol dan
penyakit hati yang disebabkan alcohol dapat mengganggu metabolism vitamin B6.

Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan


metabolism protein. Seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur. Kekurangan lebih lanjut
menyebabkan gangguan perteumbuhan, gangguan fungsi motoric dan kejang-kejang, anemia,
penurunan pembentukan antibody. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan
pada system saraf pusat.

Obat-obatan tertentu mengganggu metabolism vitamin B6. Insoniazida (Asam Iso Nikonemat
Hidroksida/INH) yang dipakai untuk pengobatan penyakit paru-paru merupakan antagonis
vitamin B6 karena membentuk kompleks dengan PLP yang tidak aktiv. Pasien akan menderita
neuritis peripheral dengan gejala kekurangan vitamin B6 lain.

*Sumber : (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*


dan *(Gizi dan Kesehatan-AriYuniastuti/GrahaIlmu)*
Penisilamin, yang digunakan dalam artritis rheumatoid juga merupakan antagonis vitamin B6.
Ibu-ibu yang memakan obat-obat kontraseptif mengalami gangguan metabolism triptofan yang
dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6.

Table 9.11 , Nilai Vitamin B6 berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

Bahan mg Bahan mg
Makanan Makanan
Daging Sapi 0,42 Beras pecah kulit 0,62
Hati Sapi 0,82 Jagung 0,40
Hati Ayam 0,72 Tepung terigu 0,44
Jantung Sapi 0,36 Kacang Kedelai 0,82
Jantung Ayam 0,28 Kacang Hijau 0,47
Ginjal 0,39 Kacang Tolo 0,42
Ikan Tuna 0,92 Kentang 0,19
Kunig Telur 0,31 Pisang 0,32

Akibat Kelebihan
Koncumsi Vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan menyebabkan
kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, di mulai dengan semutan pada kaki, kemudian mati
rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sdah
dapat dilihat pada konsumsi sebanyak 25 miligram sehari. Hal ini perlu diperhatikan bila
menggunakan suplemen vitamin B6 dalam jumlah berlebihan.

Vitamin B6 :

- Efek keracunan : gangguan saraf inderawi


- Batas aman / hari : 2-7g atau 50-500mg

Defisiensi/kekurangan vitamin ini :


(1) Menunjukkan adanya kelambatan pertumbuhan, terutama pada anak-anak balita;
(2) Gejala pelagra , anemia dan obstipasi atau gejala sukar buang air besar.
.

*Sumber : (Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi-SunitaAmatsier/GramediaPustaka)*


dan *(Gizi dan Kesehatan-AriYuniastuti/GrahaIlmu)*

Anda mungkin juga menyukai