Anda di halaman 1dari 45

VITAMIN

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan


oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan
tubuh. Vitamin disebut juga mikronutrien organik esensial, karena vitamin
dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah miligram atau mikrogram per
hari. Istilah mikronutrien ini digunakan untuk membedakannya dengan
makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan dalam
jumlah yang besar pada diet manusia, yaitu ratusan atau sedikitnya lusinan gram
per hari. Vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit karena vitamin
bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia
makronutrien yang secara bersama – sama disebut dengan metabolisme. Tanpa
vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat
melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin yang diketahui pada saat ini ada 13 jenis vitamin yang
dibutuhkan dalam diet manusia dan banyak spesies hewan bagi pertumbuhan dan
fungsi yang normal, sebagai tambahan dari zat gizi yang besar seperti
karbohidrat, lemak dan protein. Nama “vitamine” pertama kali digunakan bagi
mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencagah penyakit
kekurangan gizi yang disebut beri – beri yang pernah menjadi penyakit utama
negara – negara pemakan beras. Karena faktor ini mempunyai sifat – sifat atau
amine, maka Casimir Funk, seorang biokimiawan Polandia yang pertama kali
memurnikan senyawa ini dan menyebutnya “ vitamine “, menunjukkan amine
yang esensial bagi kehidupan.

Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air, dapat dibedakan


menjadi 2 yaitu :

 Vitamin yang larut dalam air : vitamin B dan C


 Vitamin yang tidak larut dalam air ( larut dalam lemak ) : vitamin A, D, E, dan
K atau disingkat ADEK
Selain vitamin – vitamin yang telah dikenal tersebut, terdapat senyawa lain yang
diperlukan oleh sejumlah kecil spesies yang umumnya tidak sebagai vitamin.
Golongan ini meliputi karnitin, inositol, dan asam lipoat

A. VITAMIN A

Vitamin A adalah bahan gizi spesial, yang pertama kali dikenal


sebagai faktor nutrisi esensial oleh Elmer Mc Collum pada tahun 1915vdan
kemudian diisolasi dari minyak hati ikan. Pada vitamin ini terdapat 2 bentuk
alamiah, yaitu vitamin A1 atau retinol dan yang kedua vitamin dari alkohol
dengan 20 karbon yang terbentuk dari unit – unit isopren. Vitamin A sendiri
tidak terdapat di dalam tumbuhan tetapi banyak tanaman yang mengandung
senyawa isoprenoid yang dikenal sebagai karoteniod yang dapat diubah secara
enzimatik menjadi vitamin A oleh kebanyakan hewan. Berikut merupakan
gambar bagaimana vitamin A dibentuk dengan penguraian , yang
memberikan wortel, ubi jalar dan sayuran kuning lainnya dengan warna yang
khas.
B. SUMBER VITAMIN A

Adapun sumber dari vitamin A adalah pada :

1. Sayuran yang berwarna hijau tua karena di dalamnya banyak mengandung


provitamin A (betakaroten ). Tubuh akan mengubah pro-vitamin A menjadi
vitamin A. Satu molekul betakaroten dapat diubah menjadi dua molekul
vitamin A
2. Sumber lain yang berasal dari hewan sering disebut preformed vitamin A

3. Susu

4. Ikan

5. Hati

6. Buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya,
dan lain-lain)

C. FUNGSI / PERANAN

Vitamin A adalah vitamin yang dapat dipecahkan lemak dengan


empat fungsi utama pada tubuh:

1. Vitamin A membantu sel bereproduksi secara normal, sebuah proses


yang disebut diferensiasi. Sel-sel yang tidak berdiferensiasi dengan
seharusnya bisa berubah menjadi pra-kanker.
2. Vitamin A diperlukan untuk penglihatan. Vitamin A menjaga kesehatan
sel pada berbagai macam struktur mata dan diperlukan untuk transfer
cahaya menjadi tanda-tanda syaraf di retina, yakni vitamin A sangat
penting untuk membantu integritas retina mata

3. Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan normal dan pengembangan


embrio dan janin, memengaruhi gen yang menentukan rangkaian
perkembangan organ-organ pada perkembangan embrio.
4. Vitamin A diperlukan untuk fungsi reproduksi normal, dengan pengaruh
pada fungsi dan pembentukan sperma, indung telur dan plasenta.

5. Vitamin dapat mengurangi penularan virus HIV dari ibu hamil pada
bayi yang ada dalam kandungan asalkan nantinya bayi tersebut hanya
diberi ASI dari ibu selama 6 bulan setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan
karena selaput lendir yang melapisi usus dan kandungan dari ASI menjadi
lapisan pertahanan agar tubuh tidak terinfeksi HIV, yang mana seperti
yang telah diketahui komponen utama pada ASI yang disebut prebiotik
memang memperkuat sistem kekebalan tubuh.

6. Vitamin A dapat mencegah bayi sumbing

D. DEFISIENSI VITAMIN A

Ada beberapa orang yang mungkin bisa kekurangan vitamin A,


diantaranya yaitu :

 Orang yang membatasi konsumsi mereka akan hati, produk-produk yang


berasal dari susu, dan sayur-sayuran yang mengandung beta-karoten, dapat
mengalami kekurangan vitamin A.
 Bayi yang berat badannya saat lahir sangat rendah (2,2 pounds atau 0,99 kg
atau kurang) memiliki resiko yang tinggi lahir dengan kekurangan vitamin
A, dan suntikan vitamin A diberikan kepada bayi-bayi ini telah dilaporkan
dapat mengurangi resiko sakit paru-paru.

Sedangkan tanda – tanda awal kekurangan vitamin A, yaitu :

 Lemahnya penglihatan pada malam hari.


 Kulit kering
 Meningkatnya risiko infeksi, dan metaplasia (kondisi pra-kanker).
 Kekurangan vitamin A yang parah, yang dapat menyebabkan kebutaan,
secara ekstrim jarang terjadi di lingkungan barat.
Sehingga penyakit – penyakit yang disebabkan karena kekurangan
vitamin A, yaitu :
 Rabun senja
 Katarak
 Infeksi saluran pernafasan
 Menurunnya daya tahan tubuh
 Kulit tidak sehat
 Jika malam tiba sukar melihat sekeliling terutama di tempat yang gelap
Namun terkadang vitamin A yang berlebihan tidak baik bagi perokok
karena bagi perokok vitamin A yang berlebih dapat meningkatkan resiko terkena
serangan kanker paru – paru, karena pada vitamin A mengandung zat beta
karoten yang tinggi.

E. METABOLISME

Viatmin A yang didalam makan sebagian besra terdapat ddalam


bentyk ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain didalam
lambung. Didalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh
enzim-enzim pankreas estrease menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi
daripada ester retinil. Sebagian dari karitenoieid , terutama beta karotin didalam
sitoplasma sel mukosa usus halus bereaksi dipecah menjadi retinol.
Retinol didalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
memebntuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem
limfa kedalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup,
sekitar 80-90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati
berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama didalam tubuh. Dalam
keadaan normal cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga 6 bulan.
Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoad
diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoad merupakan sebagian kecilvitamin A
dalam darah yang aktif dalam diferensiasi sel dan pertumbuhan.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilisasi dari hati dalam bentuk
retinol yang diangkut oleh retinol binding protein (RBP) yang disintesis dalam
hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada
permukaan mebran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut
melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada celular retinol binding
protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan. Didalam sel mata retinol
berfungsi sebagai retinal dan didalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Ester retinil (makanan)
Retinol Ester retinil
(Mukosa usus)

Β-karoten (makanan) Retinal (usus halus)

Kilomikron
Β-lipoprotein
(limpa)

Sel RBP Retinol binding Ester retinil


Reseptor permukaan protein (RBP) (hati)
(sel sasaran) prealbumin (darah)

Retinal Asam retinoat


(mata) (sel epitel)

Kurang lebih 1/3 dari semua karotenoid dalam makanan diubaha menjadi
vitamin A. Sebagian dari karotenoid diabsorpsi tanpa mengalami perubahan dan masuk
kedalam peredaran darah dalam bentuk karoten. Sebanyak 15 samapai 30% karotenoid
di dalam darah adalah beta karoten, selebihnya adalah karotenoid non vitamin.
Karotenoid ini diangkut dalam darah oleh berbagai bentuk lipoproteun. Karotenoid
disimpan dalan jarinagn lemak dan kelenjar adrenal. Konsentrais vitamin A didalam hati
yang merupakan 90% dari simpanan didalam tubuh mencerminkan konsumsi vitami
tersebut dari makanan.
F. TEMUAN PENTING TENTANG VITAMIN A
1. Vitamin A dapat mengurangi resiko bayi sumbing

Bagi ibu hamil mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung


vitamin A selama mengandung, bisa mengurangi risiko sumbing pada bayi.
Penelitian yang dilakukan Anne Marte W Johansen dan timnya dari Unevirsitas
Oslo menyimpulkan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi banyak makanan
yang mengandung vitamin A mampu mengurangi bahaya sumbing pada anak
dibandingkan ibu hamil yang kurang mengkonsumsi vitamin A. Penemuan ini
dimasukkan ke dalam jurnal kesehatan American Journal of Epidemiology.

Penemuan ini membuktikan bahwa makanan yang bergizi dan diet yang
dilakukan ketika hamil sangatlah penting, seperti yang dikutip Reuters. Selain
itu vitamin A yang dikonsumsi ibu hamil mempunyai sifat yang sangat
menguntungkan bagi janin dan sangat baik untuk mengkonsumsi tiga miligram
vitamin A tiap hari. Anne Marte W Johansen melakukan penelitian terhadap 535
perempuan Norwegia yang melahirkan bayi sumbing, dan 693 perempuan yang
melahirkan anak tanpa kelainan antara 1996 dan 2001. Sebanyak 25% ibu hamil
yang mengkonsumsi vitamin A ternyata 53% di antaranya bayi yang dilahirkan
tidak sumbing dibandingkan 25% ibu hamil lainnya yang tidak mengkonsumsi
vitamin A dengan dosis tepat.

Meskipun vitamin A dapat mengurangi resiko bayi sumbing, namun


sangat penting untuk tidak mengkonsumsi vitamin A berlebihan, karena kalau
terlalu banyak atau kurang mengkonsumsi vitamin A bisa berbahaya bagi janin
bayi.

2. Vitamin A dapat mengurangi resiko tertularnya virus HIV

Jika selama ini wanita yang terinfeksi HIV dilarang memberi ASI
pada bayinya untuk mencegah penularan, maka yang terjadi di Afrika justru
sebaliknya. Bayi-bayi yang disusui ASI secara eksklusif oleh ibu yang terinfeksi
HIV justru tidak tertular. Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam
Lancet Medical Journal, diketahui wanita-wanita yang terinfeksi HIV di Afrika
memberi ASI eksklusif kepada bayinya tanpa diberi susu formula dan makanan
tambahan lainnya. Sebanyak 1.372 wanita terinfeksi HIV positif dilibatkan
dalam penelitian ini dan ditemukan hanya empat persen bayi yang tertular
human immunodeficiency virus (virus HIV) karena mendapat ASI eksklusif
selama 6 bulan setelah dilahirkan.
Bayi yang diberi ASI tetapi juga mendapat susu formula atau susu binatang,
kemungkinan dua kali lebih besar tertular virus dari ibunya, dibandingkan
dengan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Sementara itu bayi yang
mendapat makanan tambahan disamping ASI, peluang terinfeksinya 11 kali
lebih besar.

Para ahli menduga hal ini terjadi karena alasan biologi. Menurut
mereka, selaput lendir yang melapisi usus dan kandungan dari ASI menjadi
lapisan pertahanan agar tubuh tidak terinfeksi HIV. Seperti diketahui komponen
utama pada ASI yang disebut prebiotik memang memperkuat sistem kekebalan
tubuh.
Penelitian tersebut juga menemukan angka kematian bayi berusia tiga bulan
yang mendapat ASI eksklusif hanya setengah dibandingkan dengan bayi yang
hanya mendapat susu botol. Sebanyak 15 persen bayi dari ibu terinfeksi dan
tidak disusui meninggal di usia tiga bulan, sedangkan bayi yang disusui
eksklusif hanya 6 persen yang meninggal Wanita hamil terinfeksi HIV sangat
berisiko menularkan penyakit itu kepada janinnya. Setelah melahirkan pun bayi
tidak disarankan untuk diberi ASI karena dikhawatirkan air susu dari ibu yang
terinfeksi juga mengandung virus.
Kondisi di sub Sahara Afrika memang jauh dari kondisi kesehatan yang ideal.
Pemberian susu formula justru tidak menyehatkan karena susu formula
dicampur dengan air yang tidak bersih dengan sanitasi yang buruk. Kondisi
tersebut tentu membuat bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit dan
memiliki sistem kekebalan tubuh rendah. Sehingga masuk akal jika bayi yang
mendapat ASI lebih kuat terhadap infeksi. Menurut Dr.Nigel Rollins dari
Universitas KwaZulu Natal, di Afrika Utara diperkirakan 150.000 - 350.000
bayi terinfeksi HIV setiap tahunnya

Dengan hasil studi ini, ia menyarankan agar bayi yang ibunya


terinfeksi HIV dan tinggal di area yang standar kesehatannya rendah untuk
diberikan ASI eksklusif. "Dengan pemberian ASI secara eksklusif, kita bisa
menyelamatkan hidup 50.000-10.000 bayi setiap tahunnya. Sejak pertama kali
virus ditemukan pada tahun 1981, sebanyak 25 juta orang di seluruh dunia
meninggal karena virus ini.
RIBOFLAVIN (B2)

Riboflavin merupakan komponen dari nukleotida flavin. Flavin


mononukleotida (FMN) dibentuk oleh fosforilasi riboflavin yang memerlukan ATP.
Flavin adenine dinukleotida (FAD) dibentuk oleh pemindahan bagian AMP dari
molekul ATP lain ke FMN . Reaksi ini tampaknya terjadi pada sebagian besar jaringan.
FMN dan FAD berperan sebagai gugus prostetik enzim oksidasi-reduksi, dikenal
sebagai flavoenzim atau flavoprotein. Enzim-enzim biasanya terikat kuat tetapi tidak
berikatan kovalen dengan protein. Banyak flavoprotein mengandung satu atau lebih
logam sebagai kofaktor tambahan dan disebut sebagai metalloflavoprotein.
Riboflavin terdiri dari struktur heterotrisiklik yang terikat dengan ribitol .
Struktur cincin berkonjugasi, karena itu riboflavin merupakan pigmen yang berwarna
dan berfluoresensi. Riboflavin relative tahan terhadap panas tetapi sensitive terhadap
penguraian yang ireversibel pada penyinaran dengan cahaya yang dapat dilihat.
Riboflavin disintesis oleh semua tumbuhan dan banyak mikroorganisme tetapi tidak
dapat disintesis oleh binatang yang lebih tinggi. Absorpsi riboflavin dalam usus terjadi
bersamaan dengan fosforilasinya oleh mukosa usus untuk membentuk riboflavin fosfat
atau riboflavin mononukleotida. Enzim flavokinase, yang melakukan fosforilasi
riboflavin, dan dihambat secara kompetitif oleh klorpromazin, suatu obat fenotiazin
yang banyak digunakan. Riboflavin diekskresi dalam urin, terutama bila dimakan
berlebihan; karena itu tidak dikenal adanya keracunan riboflavin. Riboflavin bebas tidak
menembus plasenta, tetapi pada binatang hamil estrogen menginduksi pembentukan
protein pengemban riboflavin yang menstranspor vitamin melalui plasenta ke sirkulasi
janin.
Dalam siklus katalitik flavoprotein, bagian flavin dari nukleotida flavin
mengalami reduksi reversible cincin isoalosazin untuk menghasilkan nukleotida
tereduksi FMNH2 dan FADH2 Flavoprotein yang teroksidasi berwarna tua sebagai
akibat kandungan flavonukleotida, tetapi menjadi pucat bila konjugasi melalui ketiga
cincin terputus oleh reduksi .
Struktur ribovlafin terdiri atas cincin isoalokzazin dengan rantai samping ribitil
gambar 9.3. Flavin mononukleutida (FMN) dibentuk dengan dikaitkannya ester fosfat
pada rantai samping ribitil. Flavin adenine difosfat (FNO) dibentuk bila FMN pada
rantai sampingnya dikaitkan dengan adenin monofosfat. Enzim-enzim flavor protein
yang mengandung FMN dan FAD terikat pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam
reaksi oksidasi reduksi berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap respirasi
sel.

Dalam bentuk murni, ribovlafin adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air,
tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak. Susu cair sebaiknya
dikemas dalam karton berlapis paraffin agar terlidung dari kerusakan karena sinar
matahari.
A. SUMBER RIBOFLAVIN
Riboflavin terdapat luas didalam makanan hewani dan nabati, yaitu didala
susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk
atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan konsumsi riboflavin .
Kandunhan riboflavin beberapa bahan makana dapat dilihat pada tabel :
Bahan mg Bahan makanan mg
makanan

Susu tanpa 1,8 Kacang tanah 0,20


lemak 1,42 Kacang hijau 0,15
Hati ayam 0,14 Jagung 0,12
Susu segar 1,20 Maizina 0,09
Es krim 0,35 Ubi jalar merah 0,08
Keju putih 0,12 Tepung terigu 0,07
Kacang kedelai 0,10 Beras 0,04
Tahu 0,31 Buncis 0,40
Daging sapi 0,38 Kangkung 0,36
Telur ayam 0,37 Daun katuk 0,31
Telur bebek 0,23 Bayam 0,10
Teri nasi 0,07 Pisang ambon 0,10
kering
Udang

Sumber komposisi zat gizi pangan Indonesia, Depkes 1990.


Food Composision table For Use In Easth Asia, FAO, 1972
B. FUNGSI

Ribloflavin terutama berfungsi sebagai koenzim flavin adenine dinukleutida (FAD)


dan flavin adenin mononukleutida (FMN). Kedua enzim flavoprotein terlibat dalam
reaksi oksidasi reduksi berbagai jalur metabolism energy dan mempengaruhi
respirasi sel.
Ribovlafin atau vitamin B2 diketemukan sebagai pigmen kunng kehijauan yang
bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu pada tahun 1879 dan fungsi
biologiknya baru ditemukan pada tahun 1932. Vitamin ini disintesis pada tahun
1935 dan dinamakan ribovlafin.

Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis enzim
FMN dan FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi reduksi
dalam sel sebagi pembawa hydrogen dalam system transport electron dalam
mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrokinase yang
mengkatalisis langkah pertama dalam okisdasi berbagai tahap metabolism glukosa
dan asam lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksi (vitamin B6) menajadi
koenzim fungsionalnya, sedangkan FAD beperan dalam triptofan menjadi niasin.
Enzim yang mengkatalisis fosforilase riboflavin menjadi bentuk koenzim adalah
flavokinase. Oleh karena koenzim ini diperlukan untuk sintesi s DNA , riboflavin
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan. Enzim ini diatur oleh
hormone tiroksin. Orang dewasa yang menderita kekurangan tiroksin menunjukkan
kekurangan riboflavin
C. METABOLISME RIBOFLAVIN

Riboflavin dibebaskan dari ikatan – ikatan protein sebagai FAD dan FMN di
dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus
halus dihidrolisis oleh enzim – enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi
riboflavin bebas. Riboflavin diabsorbsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh
proses yang membutuhkan Natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga
menjadi FMN di dalam mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebagian kecil pada imunoglobulin G. Riboflavin dan metabolitnya
terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama
dalam bentuk FAD yang mewakili 70 – 90 % vitamin tersebut. Konsentrasinnya 5
kali FMN dan 50 kali riboflafin. Sebanyak 200 riboflavin dan metabolitnya
dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada kinsumsi dan
kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena
itu harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup.

D. DEFISIENSI RIBOFLAVIN

Kekurangan riboflavin biasa terjadi secara bersamaan dengan kekurangan


vitamin larut air lain. Tanda – tanda kekutrangan bisa terjadi akibat kekurangan zat
gizi lain, atau setelah beberapa waktu kurang makan protein hewani dan sayuran
berwarna hijau. Tanda – tanda kekurangan baru akan terlihat setelah beberapa
bulan kekurangan konsumsi riboflavin. Tanda – tanda awal kekurangan ribiflavin
antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajam,an mata,
bibir, mulut serta lidah sakit dan panas. Gejala – gejala ini berkembang menjadai
cheilosis ( bibir meradang ), stomatitis angular ( sudut mulut pecah ), glositis
( lidah licin dan berwarna keunguan ) dan pembesaran kapiler darah disekeliling
kornea mata. Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan
gangguan pertumbuhan. Belum diketahui tanda – tanda kelebihan riboflavin
PIRIDOKSIN (B6)

Vitamin B6 terdapat di alam dam tiga bentuk; piridoksin, piridoksal, dan


piridoksamin. Piridoksamin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang diguakan sebagai
obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa
piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin fosfat (PMP) dalam berbagai reaksi
transminasi. Disaming iti PLP berperan berbaai reaksi lain.
Piridoksin merupakan kristal putih tidak berbau, larut air dan alkohol.
Piridoksin tahan panas`dalam keadaan asam, tidak begitu stabil dalam larutan alkali dan
tidak tahan cahaya. Kehilangan pada suhu beku sebanyak 36 hingga 55%. Struktur
kimia piridoksin dapat dilihat pada gambar 9.7. Ketiga bentuk vitamin B6 mengalami
fosforilasi pada posisi-5 dan oksidasi hingga menjadi koenzim aktif piridoksal fosfat.
A. SUMBER
Vitamin B6 paling banyak didalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal,
sereliatumbuk,, kacang-kacangan kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur dan buah-
buahan mengandung sedikit vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan
hewani lebih mudah diabsorbsi daripada yang terdapat di dalam bahan makanan
nabati.
Bahan mg Bahan makanan Mg
makanan
Daging sapi 0,42 Beras pecah kulit 0,62

Hati sapi 0,82 Jagung 0,40

Hati ayam 0,72 Tepung terigu 0.44

Jantung sapi 0,36 Kacang kedelai 0,82

Jantung ayam 0,28 Kacang hijau 0,47

Ginjal 0,39 Kacang tolo 0,42

Ikan tuna 0,92 Kentang 0,19

Kuning telur 0,31 Pisang 0,32


.
B. METABOLISME
Sebelum diaborbsi, vitamin B6 didalam makanan yang terutama terdapat
dalam bentuk fosforilasi, dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus.Di
dalam hati, ginjal dan otak vitamin B6 difosforilasi kembali untuk kemudian diubah
menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase. Fosforilase dan perubahan oksidatif
vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah merah dimana PLP terikat pada
hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot.
PLP dalam hati diikat oleh apoenzim dan berdebar didalam darah dalam keadaan
terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oeh
enzim oksidase di dalam hati dan ginjal yaitu metabolit utama yng dikeluarkan
melalui urin.

Piridoksin dan analog-analognya mudah diserap usus. Dalam sitoplasma sel,


ketiganya menjadi substrat untuk enzim piridoksal kinase, yang menggunakan ATP
untuk melakukan fosforilasi ketiga derivate masing-masing menjadi ester fosfat
(Gambar1).

Gambar 1. Fosforilasi piridoksi oleh piridoksi kinase untuk membentukpiridoksi fosfat


dan pengikatan piridoksal fosfat ke apoenzimnya

Hanya piridoksal fosfat dan piridoksamin yang aktif sebagai koenzim.

Piridoksal fosfat adalah metabolit utama yang ada dalam plasma,


sedangkan metabolit utama yang dibuang dalam urin adalah asam 4-piridoksal
(Gambar 2), yang dapat diukur dengan metode fluorometrik. Koenzim piridoksal
fosfat terikat pada apoenzimnya melalui basa Schiff di antara gugus 4 aldehida
dan Є-amino residu lisin dalam enzim dan melalui ikatan ion (jembatan garam)
antara fosfatnya dan enzim (Gambar 1). Kemampuan piridoksal fosfat untuk
membentuk basa Schiff dengan suatu amina adalah paling penting untuk
fungsinya sebagai koenzim dalam reaksi transaminasi dan dekarboksilasi.
Bila tidak ada substrat, gugus 4-aldehida piridoksal fosfat tetap pada basa Schiff
terikat dengan residu lisil pada permukaan aktif enzim. Dengan masuknya α-
amino suatu substrat, seperti asam amino , gugus α-amino menggantikan gugus
Є-amino residu lisil, membentuk basa Schiff baru; tetapi koenzim tetap terikat
pada enzim oleh jembatan garam (gambar 2). Oleh serangkaian pergeseran
electron dan pengaturan kembali, piridoksal fosfat menjadi piridoksamin fosfat
setelah substrat mengalami deaminasi-oksidatif (gambar 3)

Gambar 3. Peranan koenzim piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat pada


diaminasia oksidatif asam amino

Untuk membentuk asam α-keto yang sesuai. Kemudian, substrat aldehid


dari reaksi transminasi membentuk basa Schiff dengan piridoksamin fosfat
(gambar 3), dan gugus α-amino yang dikeluarkan dari asam amino dipindahkan
ke asam α-keto, melengkapi siklus transminasi.
Piridoksal fosfat juga berperan sebagai koenzim dalam reaksi
dekarboksilasi asam-asam amino, juga dengan pembentukan zat antara basa
Schiff dan pengaturan kembali electron dan distribusi mereka dalam struktur
resonan pada seluruh bagian piridoksal. Sebagai koenzim, piridoksal fosfat dan
piridoksamin fosfat digunakan luas dalam metabolism anatara. Gambar 4
melukiskan ikatan0ikatan asam α-amino yag dapat dibuat labil oleh
pengikatannya pda berbagai enzim yang mengandung piridoksol fosfat spesifik.

Gambar 4. Ikatan kovalen dari asam α-amino yang dapat dilabilkan oleh pengikatannya pada enzim
yang mengandung piridoksal fosfat spesifik

Defisiensi piridoksin sendiri jarang terjadi. Akan tetapi, penggunaan obat


ant-ituberkulosa yang luas, asam isonikotinat hidrazit (isoniasit), dapat
menyebabkan defisiensi piridoksin itu sendiri dengan membentuk suatu hidrazon
dengan piridoksal (gambar 5).

Gambar 5. Pembentukan piridoksi hidrazon

Piridoksal-hidrazon segera diekskresi dalam urin, dan terjadi defisiensi


vitamin. Isoniasid biasanya mngalami asetilasi dalam hati, tetapi sebagian besar
populasi kebanyakan ras secara genetic merupakan asetilator lambat isoniasid.
Hanya pada asetilator lambat isoniasid mempunyai kesempatan untuk
hidrazon dari piridoksal. Terdapat beberapa bukti bahwa pada kegagalan ginjal,
piridoksal kinase dihambat dan menimbulkan defisiensi koenzim piridoksal
fosfat walaupun intake vitamin6 cukup.

Pembentukan asam nikotinad dari triptofan tergantung pada piridoksal


fosfat sebagai koenzim. Karena itu pelagra sering kalidisertai defisiensi
piridoksin. Piridoksin juga diperlukan dalam reaksi transulfurasi yang merubah
metionin menjadi sistein. Homosistienuria dan sistatiyoninuria merupak
indicator metabolik untuk defisiensi piridoksin.

Sejumlah penyakit genetic pada manusia yag diakibtakan dari


ketidakmampuan apoenzim spesifik untuk mengikat piridoksal fosfat dengan
afinitas cukup. Beberapa dari penyakit ini akan member respon terhadap dosis
farmakologik vitamin B6. Tidaak dikenal keracunan vitamin B6

C. FUNGSI
Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai
koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang
berkaitan dengan metabolisme protein. Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP
menghasilkan berbagai bentuk amin , seperti epinefrin, norepinefrin, dan serotonin.
PLP juga berperan dalam pembentukan asam alfa-aminolevulinat, yaitu prekusor
hem dalam hemoglobin.
Disamping itu, PLP diperlukan untuk perubahan triptofan menjadi nisin.
Sebagai koenzim untuk fosforilase, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan
otot sebagai glukosa 1-fosfat. PLP jugaterlibat dalam perubahan asam linoleat
menjadi asam arakidonat yang mempunyai fungsi biologik penting. Pembentukan
sfingolipida yang diperluka dalam pembentukan lapisan milein yang menyarungi
sel-sel saraf juga memerlukan PLP. PLP mengatur sintesis pengatur saraf asam
gama amino butirat. (gamma-amino-butirat accid/GABA). Piridoksin berada dalam
otak dalam konsentrasi tinggi walaupun pada taraf plasma rendah. Kelainan otak
seperti demensia mungkin disebabkan oleh kurangnya pengambilan vitamin-vitamin
tertentu terutama vitamin B6 oleh otak
D. DEFISIENSI
Kekuarangan viatamin B6 jarang terjadidan bila terjadi biasanya secara
bersamaan dengan kekurangan beberapa jenis vitain B kompleks lain. Kekurangan
bisa terjadi karena obat-obatan tertentu, kecanduan alkohol, kehilangan kongenital,
penyakit kronik tertentudan gangguan absorpsi. Kekurangan vitamin B6 dapat
menyertai kecanduan alkohol karena alkohol dan penyakit hati yang disebabkan
alkohol dapat mengganggu metabolisme vitamin B6.
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan
metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.
Kekurangan lebih lanjut menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi
motorik, kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan
lidah, serta luka pada bibir sudut-sudut mulut dan kulit. Kekurangan vitamin B 6
berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.
Obat-obatan tertentu menggangu metaolisme vitamon B6 . Isoniazida (Asam
isi nikotenat Hidroksida/INH) yang dipakai untuk pengobatan penyakit paru-paru
merupakan antagonis viatamin B6 karena membentuk komplek PLP yang tidak aktif.
Pasien akan menderita neuritis periferal dan gejala kekuranganvitamin B6 lain.
Phenisilamin, yang digunakan dalam artritis reumatoid juga merupakan antagonis
vitamin B6. Ibu-ibu yang memakan obat kontraseptif mengalami gangguan
metabolisme triptofan yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6.
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan
pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu
bekerja. Gejala kelbihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi sebanyak
25mg sehari. Hal ini perlu diperhatikan bila menggunakan suplemen vitamin B 6
dalam jumlah berlebihan.
E. TEMUAN PENTING

Menurut beberapa penelitian diduga dengan mengkonsumsi vitamin B6 akan


membantu mengurangi rasa mual – muntah pada beberapa wanita. Untuk mengatasi
rasa mual - muntah saat kehamilan, dosis vitamin B6 yang diperlukan lebih besar,
dimana dosis yang dianjurkan yaitu 10 mg untuk 3-4 kali sehari. Namun untuk ibu
hamil sebelum mengkonsumsi vitamin B6 harus berkonsultasi terlebih dahulu ke
dokter karena pada vitamin kehamilan ( prenatal vitamin )biasanya sudah terdapat
kandungan vitamin dan jumlah kandungan vitamin B6 pada setiap vitamin prenatal
tergantung dari masing – masing merk.

Yang paling penting untuk mengatasi mual muntah pada kehamilan muda
adalah dengan cara NON terapi trelebih dahulu ( Tips Mengatasi Mual Muntah
Hamil Muda ) dan penggunaan vitamin B6 atau obat lainnya diberikan bila keadaan
mual – muntah mengancam kesehatan dari ibu hamil
MINERAL
Mineral terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial, kesehatan, kehiduan, dan reproduksi. Kandungan mineral
mikro bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal
bahan tersebut.
Widia karya gizi nasional tahun 1998 telah menetapkan angka kecukupan rata-rata
sehari untuk mineral mikro besi (Fe), Zink (Zn), Iodium (I), Sellenium (Se). Diamerika
serikat, selain itu, ditetpakan juga angka antar batas sementara yang dianggap aman dan
cukup untuk dikonsumsi bagi mineral mikro tembaga (Cu), mangan (Mn),, Fluor (F),
Krom (Cr), dan Molibdan (Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan kebutuhan mineral
arsen (As), Nikel (Ni), Silikon (Si) dan boron (Bo) masih dalam penelitian.

BESI (Fe)

Besi adalah satu dari unsur yang paling banyak dalam kerak bumi, tetapi tubuh
orang dewasa normal 70 kg hanya mengandung 3-4 gram besi. Besi ferro (Fe 2+) dan besi
ferri (Fe3+) bersifat sangat sukar larutbpada pH netral, dan diperlukan system khusus
untuk transport besi dan memasukkan ion-ion ini ke dalam tempat-tempat fungsional
mereka.
Besi makanan terutama terdapat dalam bentuk ferri, terikat kuat pada molekul
organic. Dalam lambung, di man pH kurang dari 4, Fe3+ dapat berdisosiasi dan bereaksi
dengan senyawa-senyawa dengan berat molekulnrendah seperti fruktosa, asam askorbat,
asam sitrat, dan asam-asam amino untuk membentuk komplek yang dapat
memungkinkan Fe3+ tetap larut pada pH netral cairan usus. Dalam lambung, besi tidak
terlepas dari hem tetapi diteruskan seperti semula di usus.

A. SUMBER
Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan.
Sumber baik lainnya adalah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan beberapa jenis buah. Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan
mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serelia dan kacang-kangan
mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam sayur-sayuran terutama
yang mengandung asam oksalat tinggi mempunyai ketersediaan biologik rendah.
Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran
sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seerta sumber gizi lain yang
dapat membantu absorpsi. Kandungan besi dalam makanan dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini :
Bahan makanan Nilai Bahan makanan Nilai Fe
Fe
Tempe kacang kedelai murni 10 Biskuit 2,7

Kacang kedelai kering 8 Jagung kuning, pipil lama 2,4

Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5

Kacang merah 5 Beras setengah giling 1,2

Kelapa tua, daging 2 Kentang 0,7

Udang segar 8 Daun kacang panjang 6,2

Hati sapi 6,6 Bayam 3,9

Daging sapi 2,8 Sawi 2,9

Telur ayam 2,7 Daun katuk 2,7

Telur bebek 2,8 Kangkung 2,5

Ikan segar 2 Daun singkong 2,0

Ayam 1,5 Pisang ambon 0,5

Gula kelapa 2,8 Keju 1,5

B. DEFISIENSI
Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentang, seperti anak-anaka,
remaja, ibu hamil dan menyususi serta pekerja berpenghasilan rendah. Kehilangan
besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan
absorpsi besi. Disamping itu kekurangan besi dapat terjadi akrena perdarahan akibat
cacingan atau lukadan akibat penyakit-penyakit yang menggaggu absorpsi, seperti
penyakit gastrointestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila
simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12μ/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari
peningkatan kemampuan mengikat besi total. Pada tahab ini belum terlihat
perubahan fungsional pada tubuh. Tahab kedua terlihat dengan habisnya simpanan
besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16% pada orang dewasa dan
meningkatnya protoporfirin, yaitu bentk pendahuluan hem. Pada tahab ini nilai
hemoglobin di dalam darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat
menganggu metabolisme energi, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan
bekerja. Pada tahap ketiga terjadi anemia gizi besi, dimana kadar hemoglobin total
turun dibawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai oleh sel darah merah
yang kecil dan nilai hemoglobin rendah.
Kekurangan beesi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,
pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka.
Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan
untuk berkonsentrasi dan belajar.
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh
suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jangtung
meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.

C. METABOLISME
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, di dalam
lambung besi dibebaskan dari ikatan organik seperti protein. Sebagian besi dalam
bentuk ferri direduksi dalam bentuk ferro. Hal ini terjadi dalam suasana asam di
dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat dalam makanan.
Besi dalam saluran cerna
Besi dalam saluran cerna

Besi diangkut transferin mukosa

Sel mukosa usus halus : besi pindah


kealat angkut transferin reseptor

Kelebihan disimpan sebagai


Besi dalam alat angkut feritin
transferin reseptor
Sebagian
hilang melalui
Besi dibawa darah oleh usus halus yang
transferin dibuang

Kelebihan disimpan Sebagian hilang


sebagai feritin dan dalam keringat,
hemosiderin kulit urin

Hati dari limfa mengeluarkan besi Sumsum tulang


dari sel darah merah dan mengikatkan besi ke
mengikatakna ketransferin hemoglobinsel darah merah

Menyimpan
Darah membawa seng dalam kelebihan sebagai
Sebagaian hilang
metalotionein
melalui darah albumin ke jaringan tubuh lain

gambar 6. Skema perjalanan besi di dalam tubuh

Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus dengan bantuan alat
angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein dalam sel mukosa usus
halus yang membantu penyerapan besi, yaitu transfrerin dan feritin. Transferin
protein yang disintesis didalam hati, terdapat dalam dua bentuk. Transferin umukosa
mengangkut besi dari saluran cerna kedalam sel mukosa dan memindahkannya ke
transferin reesptor yang ada didalam sel mukosa. Transferin mukosa kemudian
kembali kerongga saluran cerna untuk mengikat besi lain, sedangkan transferin
reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh. Dua ion feri
diikatkan pada transferin untuk dibawa kejaringa-jaringan tubuh. Banyaknya
reseptor transferin yang terdapat pada membran sel bergantung pada kebutuhan tipa
sel. Kekurangan besi pertama dapat dilihat pada tingkat kejenuhan transferin.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam
hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi-nonhem dalam makanan
nabati. Besi hem diabsorpsi kedalam sel mukosa sebagai kompleks porifirin utuh.
Cincin porifirin didalam sel mukosa kemudian dipecah oleh enzim khusus
(hemoksigenase) dan besi dibebaskan. Besi hem den non hem kemudian melewati
alur yang sangat dan meninggalkan mukosa dalam bentuk yang sama dengan
menggunakan alatangkut yang sama. Absorpsi besi tidak banyak dipengaruhi oleh
komposisi makanan dan sekresi saluran cerna serta oleh status besi seseorang. Besi
hem hanya merupakan besi kecil yang diperoleh dari makanan (kurang lebih 5%
dari total makanan), namun yang diabsorpsi dapat mencapai 25% sedangkan non
hem hanya 5%.
Agar dapat diabsorpsi, besi non hem dalam usus halus harus berada dalam
bentuk terlarut. Besi non hem diionisasi oleh asam lambung, direduksi menjadi
bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula dan
asam amino yang mengandung sulfur. Pada suasana pH hingga 7 didalam
duodenum, sebgian besar feri akan mengendap, kecualai dalam keadaan terlarut.
Besi fero lebih mudah larut pada pH 7, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Taraf
absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuan
tubuh. Transferin mukosa yang dkeluarkan kedalam empedu berperan sebagai alat
angkut protein yang bolak-balik membawa besi ke sel permukaan sel usus halus
untuk diikat oleh transferin reseptor dan kembali kerongga saluran cerna untuk
mengangkut besi lain. Didalam sel mukosa besi dapat mengikat apoferitrin dan
membentuk feritin sebagai simpana besi sementara dalam sel. Didalam sel mukosa
apoferitin dan feritin membentuk pool besi.
Penyebaran besi dari selukosa ke sel tubuh berlangsung lebih lambat
daripada penerimaannya dari saluran cerna, bergantung pada simpanan besi dalam
tubuh dan kandungan besi dalam makanan. Laju penyebaran ini diatur oleh jumlah
dan tingkat kejenuhan transferin. Tingkat kejenuhan transferin biasanya 1/3 dari
mampu ikat besi totalnya (total iron binding capacity/TIBC). Bila besi tidak
dibutuhkan, reseptor transferin berada dalam keadaan jenuh dan hanya sedikit besi
diserap dari sel mukosa. Transferin yang ada di dalam sel kemudian dikeluarkan
bersama sel mukosa yang umurnya 2-3 hari. Bila besi dibutuhkan, transferin pada
sel mukosa ini tidak jenuh, dan dapat lebih banyak mengikat besi untuk isalurkan
kedalam tubuh.
Sebagian besar transferin darah membawa besi kesumsum tulang dan bagian
tubuh lain. Didalam sumsung tulang besi digunakan untuk membuat hemoglobin
yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa kejaringan tubuh
yang membutuhkan.Kelebihan besi yang dapat mencapai 200 hingga 1500 mg,
disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin didalam hati (30%), sumsum
tulang belakang (30%) dan selebihnya didalam limpa dan otot. Dari simpana besi
tersebut hingga 50 mg sehari dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti
pembentukan hemoglobin. Feritin yang bersirkulasi didalam darah mencerminkan
simpanan besi didalm tubuh. Pengukuran feritin didalam sel serum merupakan
indikator penting untuk menilai status besi.
Menggunakan suplemen besi dosis tinggi untuk jangka waktu panjang atau
sering mendapat transfusi darah dapat menimbulakan penumpukan besi secara
berlebihan didalam hati. Simpanan besi terutama dalam bentuk hemosiderin yang
tidak larut air dapat menimbulakn hemosiderosis yang tidak baik untuk tubuh.
Feritin dapat dengan cepat dibentuk dan dipecah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
segera akan besi hemosiderin dibentuk bila besi darah terlalu tinggi dan
pemecahannya berlangsung lambat.

D. FUNGSI
Dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua electron, oleh karena itu
mempunyai dua sisa muatan positif. Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini
adalah bentuk ferro. Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga electron,
sehingga mempunyai sisa tiga muatan positif yang dinamakan bentuk ferri. Karena
dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi berperan dalam proses respirasi sel,
yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di dalam reaksi oksidasi
reduksi.
Metabolisme energi. Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein-pengangkut electron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrigen dan electron yang berasal
dari zat gizi penghasil energy ke oksigen, sehingga membentuk air. Dalam proses
tersebut dihasilkan ATP. Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin, yaitu
molekul protein mengandung besi dari sel darah merahdan mioglobin dalam otot.
Hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen; menerima,
menyimpan dan melepas oksigen dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80%
besi tubuh berada dalam hemoglobin. Selebihnya terdapat dalam mioglobindan
protein lain yang mengandung besi.
Kemampuan belajar. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak
dijelaskan oleh Lozoff dan Youdim pada tahun 1988. Beberapa bagian dari otak
mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang dipngaruhi
oleh reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat salama pertumbuhan
hingga remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat
diganti setelah dewasa. Defisiensi besi berpengaruh negative terhadap fungsi otak,
terutama terhadap fungsi system neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor
saraf dopamine berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut.
Daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa
sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun.
System kekebalan. Besi memegang peranan dalam system kekebalan tubuh.
Respon kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-
sel tersebut, yang disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribinukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi. Disamping itu sel darah putih yang
menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh
kekurangan besi. Enzim lain yang berperan dalam system kekebalan adalah
mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada defisiensi besi.
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung
besi dapat dilarutkan hingga dapat dikelurkan dari tubuh.
E. TEMUAN PENTING
Hubungan Serum Feritin
Ibu Hamil Trimester ke Tiga dengan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Najoan Nan Warouw*, Sugiarto Wiriadinata**


*Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
**Bagian Pediatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado

ABSTRAK

Latar Belakang: Suatu cara untuk menilai persediaan besi adalah


pengukuran kadar feritin serum. Sampai saat ini, angka anemia defisiensi besi
pada kelompok ekonomi rendah yang berhubungan dengan status besi ibu hamil
trimester ke tiga dan status besi bayi yang dilahirkan terutama BBLR belum
banyak dilaporkan.
Tujuan: Mengetahui gambaran status besi ibu hamil trimester ke tiga
yang melahirkan BBLR dengan memeriksa kadar hemoglobin dan feritin serum;
dan hubungan status sosial ekonomi dengan kadar feritin serum ibu hamil
trimester ke tiga serta hubungan suplementasi besi dengan kadar feritin serum
ibu hamil.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan desain
penelitian cross sectional.
Cara Kerja: Subyek adalah semua kasus ibu hamil yang melahirkan
bayi BBLR (< 2500 gram). Kadar Hb diperiksa memakai metode
sianmethemoglobin. Feritin serum diperiksa dengan metode
immunochemiluminescence (ICMA), menggunakan alat IMMULITE 2000 (di
laboratorium Prodia).
Hasil: Rata-rata kadar hemoglobin BBLR dalam penelitian ini adalah
17,137 (SB 2,083) g/dL dengan kadar feritin serum rata-rata 338,30 (SB 271,58)
ng/mL. Koefisien korelasi 0,538 dengan nilai kemaknaan 0,002 (p < 0,01).
Menurut hasil analisis jalur didapatkan: hubungan status besi (feritin serum) ibu
hamil dengan status besi (feritin serum) BBLR bermakna (p < 0,01); antara
status sosial-ekonomi dengan status besi (feritin serum) ibu hamil bermakna (p <
0,05); antara suplementasi besi dengan status besi (feritin serum) ibu hamil
bermakna (p < 0,01).
Kesimpulan: Ada hubungan antara kadar feritin serum ibu hamil
trimester ke tiga dengan kadar feritin serum BBLR yang dilahirkan; ada
hubungan antara status sosial-ekonomi ibu hamil dengan kadar feritin serum
BBLR yang dilahirkan serta ada hubungan antara suplementasi besi dengan
status besi (feritin serum) ibu hamil.
Kata kunci : feritin, ibu hamil, BBLR
NATRIUM
Natrium adalah Kation Na+ utama cairan ektraksel dan sebagaian besar
berhubungan dengan klorida dan bikarbonat dalam pengaturan dan keseimbangan asam
basa. Na+ juga penting untuk mempertahankan tekanan osmotic cairan tubuh dan
dengan demikian melindungi tubuh terhadap kehilangan cairan yang berlebih.
A. SUMBER UTAMA
Walupun Na+ banyak ditemukan dalam bahan makanan sumber utama
dalama makanan adalah garam dapur (NaCl) yang dipakai masak dan membumbui.
Pada umunya daging banyak mengandung Na daripada bahan makan nabati, tetapi
beberapa makanaan yang diproses mendaapatkan tambahan NaCl, tambahan
maknaan yang diberi monosodium glutamaat (MSG), dan makan yang diawetkan
dalam garam dapur
NO BAHAN MAKANAN KONSENTRASI (mg)
1 Daging sapi 93
2 Hati sapi 110
3 Ginjal sapi 200
4 Telur bebek 191
5 Telur ayam 158
6 Ikan ekor kuning 59
7 Sarden 131
8 Udang segar 185
9 Teri kering 885
10 Susu Sapi 36
11 Yogurt 40
12 Mentega 780
13 Margarin 190
14 Susu kacang cokelat kedelai 15
15 Roti cokelat 500
16 Roti putih 530
17 Kacang Merah 15
18 Kacang Mende 26
19 Jambu Monyet biji 26
20 Salada 14
21 Pisang 15
22 Teh 50
23 Cokelat manis 33
24 Ragi 610
Sumber: food composition table for use in east asia, FAO, 1972
Konsumsi NaCl dalam makanan sangat tergantung pada kebudayaan dan
kebiasaan makan orang. Di USA 5-15 gram dimakan setiap hari oleh orang dewasa.
B. METABOLISME
90-95% intake ini diekresi didalam urin. Na + mudah diserap ileum, dan
hanya sedikit yang terdapat dalam feses. Ginjal maampu menghemat Na+ dan
membuang K+ ataau H+. dengan demikian kebutuhan sehari-hari orang dewasa
akan natrium hanya beberapa miliekuivalen. Sebagaian besar kebutuhan ini karena
kehilangan natrium bukan dari urin. Intake rata-rata natrium sangat tinggi bila
dibandingkan dengan kebutuhan yang minimal.
Metabolisme ion atau mineral dengan adanya growth hormone menaikkan
absorbansi kalsium dalam usus dan ekresinya. Karena growth hormone merangsang
pertumbuhan tulang panjang pada epifisis dan jaringan lunak, peningkatan retensi
kalsium digunakan untuk sebagian besar kenaikan aktivitas metabolic tulang.
Hormon ini dengan menaikkan hormone somatomedin dari hati, menerima
penggabungan sulfat ke dalam tulang rawan.

C. DEFISIENSI NATRIUM
Pada individu yang peka terdapat hubungan yang jelas antara intake Na +
dengan tekanan darah diastolic. Jadi intake Natrium berlebihan sebagai NaCl
dapat memperberat hipertensi yang telah ada. Akan tetapi bila bila diperlukan
intake air lebih dari 4 liter/hari untuk mengganti keringat yang hilang harus
diberikan NaCl yang ekstra. Kontak terus menerus dengan dengan suhu tinggi
dan berkeringat berlebihan, kejilangan Na+ daalm keringat akan dikurangi oleh
proses adaptasi yang mengikutsertakan aldosteron.
Walaupun Na+ ekstravaskuler berada dalam keseimbangan dengan Na+
intravaskulr (plasma) konsentrasi Na+ intravaskuler mungkin mungkin tidak
menggambar jumlah total natrium dalam tubuh, jadi penderita dengan Na+ serum
yang rendah (hiponetramia) mungkin tidak kekurangan Na+ dalam tubuh tetapi
mungkin bahkan kelebihan dalam air intravaskuler (dan mungkin ekstravaskuler
hal ini yang sama, peningkatan Na+ serum dapat terjadi kandungan Na+ tubuh
yang rendah atau normalnbila terdapat kehilangan air (dehidrasi). Pada pemyakit
ginjal, kemampuan menghilangkan Na+ sering kali hilang dan terjadi gangguan
berat keseimbangan natrium, klorida, kalium dan air.
Kekurangan Natrium dapat menyebabkan Kejang, apatis, dan kehilangan
hawa nafsu makan. Kekurangan Natrium dapat terjadi karena akibat muntah,
diare, kleringat berlebihan dan apabila menjalankan diet yang berlebihan dan
sangat terbatas oleh natrium. Bila kadar natrium turun maka dapat diberikan
kadar natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan. Pembeerian tablet
dan garam sesudah latihan berat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan
kebanyakan garam, terutama bila dimakan dengan air terbatas. Hal ini dapat
menimbulkan dehidrasi.
Kelebihan Na dapat menimbulkan Keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak
minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus menerus terutama dalam
bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.

D. FUNGSI NATRIUM
Sebagain kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagaian
besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah
dan masuk kedalam sel-sel. Didalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium
guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga
keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila seseorang
makan terlalu banyak garam kadar natrium darah akan meningkat. Rasa haus
tang ditimbulkan akan menyebabkannya minum sedemikian banyak sehingga
konsentrasi natrium dalam darah kembali normal. Ginjal kemudian akan
mengelurakan kelebihan cairan dan natrium tersebut dari tubuh. Hormone
aldosteron menjaga agar konsentrasi natrium daalam darah berada pada nilai
normal.
Bila jumlah natrium didalam sel meningkat secara berlebihan, air akan
masuk kedalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan
terjadinya pembekakkan atau oedema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan
cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan
memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraseluler akan
menurun. Perubahn ini dapat menerunkan tekanan darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam tranmisi
syaraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam adsorbs gula dan
sebagaian alat angkut zat-zat gizi lain melalui membrane, terutama melalui
dinding isus sebagai p[ompa natrium.
E. PENEMUAN-PENEMUAN
1.Natrium dalam minuman isotonik
Bagi kebanyakan orang, hal berat saat berpuasa, bukanlah menahan
lapar, melainkan menahan rasa haus. Makanya, setelah melewati siang yang
terik, minuman segar menjadi menu incaran pertama banyak orang saat berbuka
puasa. Salah satu pelepas haus yang belakangan populer adalah minuman
isotonik. Melihat besarnya animo masyarakat menenggak minuman jenis ini,
para produsen minuman pun berlomba-lomba membanjiri pasar dengan berbagai
merek minuman isotonik. Kini, sekitar sepuluh merek minuman isotonik beredar
di pasaran.
Tapi, benarkah minuman isotonik memiliki khasiat sehebat yang
digembargemborkan iklannya? Bolehkah minuman ini dikonsumsi sembarang
orang?
Sebelumnya, mari kita memahami apa sebetulnya minuman isotonik tersebut.
Secara sederhana, minuman isotonik adalah larutan yang memiliki kandungan
garam mineral sama dengan sel tubuh dan darah. Dengan demikian, larutan itu
memiliki tekanan yang sama dengan dinding pembuluh darah.
"Kalau tekanannya sama, cairan itu lebih mudah diserap oleh tubuh," kata
Samuel Untoro, Ahli Gizi dari Klinik Nutrisi, Jakarta.
Karena sifatnya yang mudah diserap tubuh itulah, kemudian para produsen
memposisikan minuman isotonik sebagai minuman pengganti cairan tubuh yang
hilang. Hal ini pula yang ditonjolkan para produsen dalam beriklan dan menarik
pembeli minuman isotonik buatannya.
Tapi sebetulnya, itu menunjukkan, minuman isotonik tidak untuk ditenggak
kapan saja kita mau. "Minuman isotonik sebaiknya diminum ketika kita keluar
keringat banyak, seperti setelah melakukan aktivitas fisik berat atau
berolahraga," kata Yusnalaini Y. Mukawi, Ahli Gizi Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Saat berkeringat, tubuh kita mengeluarkan sejumlah mineral penting yang
dibutuhkan tubuh, seperti natrium (Na) dan klorida (CI), lewat pori-pori kulit.
Nah, minuman isotonik bisa menggantikan mineral-mineral tadi dengan cepat.
Maklum, komposisi minuman isotonik antara lain juga terdiri dari natrium,
kalium, klorida, dan sedikit gula.Tapi, jika kita menjalankan aktivitas biasa-
biasa saja dan tidak sehabis berolahraga, kita sebetulnya tidak membutuhkan
minuman isotonik. Sebab, kita biasanya juga memperoleh asupan mineral tadi
dari makan yang kita konsumsi.Misalnya saja, kita memperoleh natrium dan
kalim dari garam yang dipakai sebagai bumbu dapur dalam sayuran atau lauk
pauk yang kita santap. "Jadi, kalau tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan,
minum air putih saja cukup," kata Yusnalaini. Lantaran mengandung garam,
minuman isotonik tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan oleh penderita
hipertensi. Sebab, kelebihan asupan natrium bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah pada penderita hipertensi. Penderita ginjal sebaiknya juga berhati-
hati mengonsumsi minuman isotonik. Soalnya, konsumsi minuman isotonik bisa
memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan mineral yang
tak dibutuhkan tubuh. Dus, ini bisa memperparah penyakit ginjal. Orang yang
kondisi tubuhnya sehat atau normal sekalipun, tidak boleh mengkonsumsi
minuman isotonik secara berlebihan. Sebab, untuk rentang waktu panjang, itu
bisa menimbulkan efek samping yang serius. Misal, "Tubuh lemah, jantung
berdebar, cardiacrate, atau detak jantung berhenti," kata Samuel. Adapun, efek
samping ringan dari menenggak minuman isotonik secara berlebihan adalah
perut kembung. "Jadi, minum maksimal 2-3 kaleng sehari," kata Samuel
mewanti-wanti. (ip)

2. Natrium menyebabkan hipertensi


Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan tuntutan hidup serba cepat
berpengaruh terhadap pola makan. Saat ini masyarakat lebih memilih makanan
siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula dan mengandung
banyak garam. Pola makan kurang sehat pemicu penyakit seperti hipertensi,
jantung, diabetes melitus dan obesitas.
Perlu diketahui bahwa saat ini hipertensi menjadi the silent disease masyarakat
modern. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995,
menunjukan prevalensi hipertensi cukup tinggi, yaitu 83 orang per 1.000
anggota keluarga. Padahal dengan gaya hidup teratur, Anda bisa terhindar dari
penyakit ini.
Gaya hidup sehat
Jika Anda sering merasa pusing, sakit kepala, dan tengkuk pegal, segera periksa
tekanan darah. Jika tekanan sistolik/diastoliknya melebihi 130/80 mm Hg,
kemungkinan Anda mengalami hipertensi. Sebelum bertambah parah dan terjadi
komplikasi yang lebih serius, seperti gagal ginjal, serangan jantung atau stroke,
lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup
dan pola makan.
Menurut Dr Victor Tambunan MS. Sp GK, ahli gizi FKUI, beberapa kasus
hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tak sehat. Seperti kurang olah raga,
stres, minum-minuman beralkohol, merokok dan kurang istirahat. Kebiasaan
makan juga perlu diwaspadai. Pembatasan asupan natrium (komponen utama
garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita
hipertensi.
Dokter Victor juga menjelaskan bahwa natrium sebenarnya mineral esensial
yang berguna bagi tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh dan mengatur kontraksi dan relaksasi otot sehingga tetap
diperlukan, namun asupannya harus dibatasi sesuai keperluan tubuh.
Permasalahanya jika natrium dikonsumsi berlebihan. Ginjal yang berfungsi
mengatur kebutuhan natrium di dalam tubuh tidak bisa membuang kelebihan
natrium, akibatnya menumpuk di dalam darah. Karena natrium menarik dan
menahan air, volume darah meningkat, jantung memompa darah lebih keras
sehingga tekanan dalam arteri meningkat. Kondisi inilah yang menjadikan
hipertensi.

Diet DASH-Natrium
Banyak pola makan dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi. Seperti saran
Departemen Kesehatan menganjurkan untuk mejalani diet rendah garam,
meliputi diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gr/hari), menengah (1,25-3,75
gr/hari) dan berat (kurang dari 1,25 gr/hari). Agar lebih berhasil, diet rendah
garam harus dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau lemak
terbatas, diet tinggi serat dan diet rendah energi bagi penderita hipertensi yang
juga obesitas. Diet ini terasa berat karena garam yang dikonsumsi sangat rendah
dan menjadikan makanan hambar tak berasa.
Saat ini mulai di luar negeri mulai diperkenalkan diet DASH-Natrium( Dietary
Approaches to Stop Hypertension-Natrium). Para ahli sepakat bahwa asupan
natrium yang berlebihan terbukti menaikan tekanan darah pemicu hipertensi.
Sumber utama natrium yang masuk ke dalam tubuh adalah makanan yang
menggunakan garam. Diet ini pada intinya mengatur pola makan dengan
menghindari natrium dan banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran,
serealia, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.
Penelitian DASH-Natrium yang dilakukan National Heart, Lung and Blood
Institute menunjukkan hasil yang bermakna. Dengan membatasi konsumsi
garam hanya sebanyak 1.500 mg per hari, terjadi penurunan tekanan darah
sistolik rata-rata sebesar 11,5 mm Hg pada penderita hipertensi.
Menurut WHO Expert Committee on Prevention of Cardiovascular Disease,
konsumsi natrium disarankan 2.400 mg per hari (setara dengan 1 sendok teh).
Jauh diatas kebutuhan tubuh yang hanya memerlukan 500 mg/hari. Kendalanya,
rasa makanan menjadi kurang bisa diterima karena rasa hidangan menjadi
hambar. Diet DASH-Natrium mengambil garis tengah, yaitu asupan natrium
dibatasi 1.500 mg per hari dan sudah terbukti pola diet ini mampu menurunkan
tekanan darah.
Menurut dokter Victor bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan pola
makan sarat bumbu dan tinggi natrium (dalam bentuk garam dapur/NaCl). Diet
DASH-Natrium masih susah diterima karena makanan akan terasa hambar
sehingga mempengaruhi selera makan. Jika dipaksakan, orang tidak lagi
berselera, hanya makan sedikit, sehingga asupan nutrisi penting berkurang. Diet
ini hanya cocok diterapkan bagi penderita hipertensi saja, papar dokter Victor.
Senada dengan Dr. Victor, ketika dikonfirmasi penulis, Dr. Palindungan, SpPD-
KGH menjelaskan, konsumsi natrium bagi penderita hipertensi memang harus
di batasi. Ambang batas yang masih doperbolehkan adalah sekitar 2.400 mg
garam dapur atau setara dengan satu sendok teh garam dapur.

Kurangi garam, siasati bumbu


Untuk itu kita perlu melakukan strategi atau memodifikasi penggunaan garam
(natrium), dan hal itu tidak sulit. Caranya dengan menambahkan bumbu dan
rempah-rempah. Banyak bumbu dan rempah, baik kering maupun segar yang
mampu meningkatkan cita rasa masakan tanpa banyak menambahkan garam.
Seperti seledri, daun bawang, bawang merah, bawang putih, bawang Bombay,
daun bay, lada, pala, jahe, bumbu kari atau rempah-rempah eropa seperti oregan,
thyme, daun dill dan daun sage. Sebaiknya merendam bumbu kering terlebih
dahulu dengan air agar aroma lebih keluar.
Selain menggunakan bumbu-bumbu, teknik memasak juga berpengaruh terhadap
aroma dan cita rasa masakan. Pilih metode memasak dengan menggoreng,
menumis atau memanggang. Memasak dengan cara ini lebih disarankan karena
akan menghasilkan hidangan beraroma lebih harum dan lezat sehingga selera
makan tergugah.
Metode memasak dengan cara dikukus dan direbus kurang disarankan karena
rasa makanan terasa hambar. Agar diet DASH-Natrium berhasil, cermati bahan
pangan yang disarankan, boleh digunakan sesekali atau sebaiknya dihindari
(tabel 1). Jangan lupa, cermati zat aditif makanan yang biasa Anda gunakan
sebagai bumbu masak karena sebagian berbasis natrium (table 2). Agar diet
lebih berhasil, diet ini juga harus dibarengi dengan diet rendah lemak, terutama
bagi penderita hipertensi yang gemuk (obesitas).

Tabel 1: Gunakan, Batasi dan Hindari


Gunakan
(Bahan Pangan Segar) Batasi
(Pangan Olahan Bergaram Rendah) Hindari
(Pangan Olahan Bergaram tinggi)
Sapi, ayam, ikan, udang, telur segar, tempe, tahu, kacang-kacangan segar, susu
segar, kecap tanpa garam Daging asap, ikan beku/kalengan bergaram rendah,
kornet, keju, tahu olahan, keripik tempe, susu kemasan, kecap bergaram rendah
Ikan asin, pindang asin, petis, terasi, telur asin, kacang-kacangan olahan dengan
menambahkan garam, kecap asin
Roti tawar, nasi, kentang, pasta, ubi jalar, jagung, terigu, tepung beras, maizena,
minyak nabati Crackers bergaram, kentang goreng bergaram, cemilan seperti
goreng-gorengan, cake polos, pancake, mentega tawar, margarine Roti dengan
olesan/isi, sup instant, adonan roti siap pakai buatan pabrik, popcorn bergaram.
Mentega asin
Sayuran segar, buah-buahan segar, jus segar, air putih Sayuran dan buah-buahan
kalengan tanpa garam dan pengawet, kopi, teh, cokelat, jus kemasan tanpa
pengawet Sayuran dan buah-buahan beku dengan tambahan garam dan
pengawet, saus tomat, asinan buah dan sayuran, soft drink, cocktail beralkohol,
Rujukan: Mayo Clinic, Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. 2002.

Tabel 2: Aditif Makanan Berbasis Natrium

Meskipun tidak menggunakan garam, bisa jadi Anda mengonsumsi natrium


jumlah besar tanpa Anda menyadarinya. Berikut daftar bahan makanan yang
ternyata mengandung natrium.
Zat aditif Penggunaan
Garam (natrium klorida) Bumbu masak, garam meja, pengalengan makanan
dan pengawetan makanan
Monosodium glutamate Penyedap rasa masakan, bumbu snack dan makanan
kemasan siap saji
Soda kue (natrium bikarbonat) Pengembang cake, roti dan kue-kue tradisional
Dinatrium fosfat Ditambahkan pada olahan sereal cepat saji dan keju
Natrium alginate Pengemulsi adonan pada susu cokelat dan es krim
Sumber: American Heart Association, Sodium and Blood Pressure.1996
MANGAN

Kekurangan mangan pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1972. Tubuh
hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama berada didalam tulang dan
kelenjar. Mangan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam mitokondria dan berfungsi
sebagai faktor penting untuk pengaktifan glikosiltransferase yang berperan untuk
sintesis oligosakarida, glikoprotein, dan proteoglikan. Mangan diperlukan untuk
aktivitas superoksida dismutase.
A. SUMBER
Mangan banyak terdapat pada kacang-kacangan, bijih-bijihan utuh, dan
sayuran tetapi sedikit terdapat pada daging, ikan dan produk susu. Teh sangat kaya
Mn2+.
B. METABOLISME
Mekanisme absorbsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti.
Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi
absorpsi mangan besi dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut
oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorsi, mangan dalam waktu
singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam
jaringan diatur oleh sekresi selektif melaui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
C. FUNGSI
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu
bermacam proses metabolisme. Bebrapa bentuk enzim tersebut adalah glutamin
sintetase, superoksida desmutase didalam mitokondria dan piruvat karboksilase
yang berperan dalam metabolisme karbohidrta dan lipida. Enzim-enzim lain yang
erkaitan dengan mangna juga berperan dalam sintesi ureum, pembentukan jaringan
ikat dan tulang seta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebsa. Defisiensi
mangan pada hewan mengganggu metabolisme lemak, pertumbuhan, ddan merusak
sistem kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf.
D. DEFISIENSI
Kekurangan mangan belum pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan
mangan kecil, sedangkan mangan banyak terdapat dalam makanan nabati.
Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan
dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka
dan gangguan kerangka otot. Pengguanaan suplemnetasi besi dan kalsium perlu
diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorpsi mangan. Kekuranag
mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein
dapat melindungi tubuh dari kekuranagn mangan
Keracunan karena kelebiahn mangan dapat terjadi bila lingkugan
terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengidsap mangan yang ada
pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkangejala-gejala kelainan
otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal yang menyerupai penyakit
parkinson

E. TEMUAN PENTING MANGAN


Gambaran Kadar Mangan (Mn) pada
Sumber Air Rumah Tangga di Jabotabek studi kasus pemeriksaan air
di Puslitbang Farmasi
Ni'mah Bawahab, Kelik MA, Ani Isnawati
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan Pergembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
ABSTRAK
Gambaran kadar mangan (Mn) pada sumber air rumah tangga di Jabotabek
bertujuan untuk mengetahui jumlah sampel dengan kandungan mangan (Mn) yang
tidak memenuhi syarat air minum dan air bersih.
Pemeriksaan kadar mangan dalam air dilakukan dengan metode kolorimetri
terhadap sampel dari contoh air yang diajukan penduduk di wilayah Jabotabek.
Persyaratan
air minum dan air bersih ditetapkan berdasarkan Permenkes RI No. 416/Men.
Kes/IX/1990.
Dari 237 sampel air yang diperiksa, 89 sampel (35,9%) tidak memenuhi syarat air
minum, dan 50 sampel (21,1 %) di antaranya disebabkan karena tidak memenuhi
persyaratan
kadar mangan. Di antara yang tidak memenuhi syarat air minum berasal dari
wilayah Jakarta Timur 14 sampel (28%), dari wilayah Bekasi 13 sampel (26%) dan 46
sampel (92%) tidak memenuhi persyaratan air minum berasal dari sumber air jenis
sumur pompa. Kadar mangan rata-rata 0.34 ppm, sedangkan yang tidak memenuhi
syarat air bersih antara 0,67 ppm- 1,43 ppm dengan kadar rata-rata 0,91 ppm.
DAFTAR PUSTAKA

http://infosehat.blogspot.com/2007/08/pendalikan-hipertensi-dengan-strategi.html. Budi
sutomo.10 desember 2008.
http://www.indofamily.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=2626&Itemid=108. Anonym. 10 desember 2008.
Almatsier, sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarrta:Gramedia pustaka Utama.
Rodwell, v.w, dkk. 1983. Biokimia (Harper’s Review of Biochemistry).Jakaarta : EGC.
Iskandar, yul. 1974. Biokimia bagian II. Jakarta: Yayasan Dharma-Graha.
Lechninger, albert L. 1995. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:Erlangga.
TUGAS BIOKIMIA I
VITAMIN B6, B2 , A DAN MINERAL Na, Mn, Fe
Oleh kelompok :

1. Zaiful Anam (063194202)


2. Herlina (063194205)
3. Vina Ike Dwi Puspita (063194231)
4. Aprilin Faiqotul (063194232)
5. Puput Kristian D (063194240)
6. Farach Khanifah (063194242)

Pendidikan Kimia NonReguler

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2008

Anda mungkin juga menyukai