Vitamin yang diketahui pada saat ini ada 13 jenis vitamin yang
dibutuhkan dalam diet manusia dan banyak spesies hewan bagi pertumbuhan dan
fungsi yang normal, sebagai tambahan dari zat gizi yang besar seperti
karbohidrat, lemak dan protein. Nama “vitamine” pertama kali digunakan bagi
mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencagah penyakit
kekurangan gizi yang disebut beri – beri yang pernah menjadi penyakit utama
negara – negara pemakan beras. Karena faktor ini mempunyai sifat – sifat atau
amine, maka Casimir Funk, seorang biokimiawan Polandia yang pertama kali
memurnikan senyawa ini dan menyebutnya “ vitamine “, menunjukkan amine
yang esensial bagi kehidupan.
A. VITAMIN A
3. Susu
4. Ikan
5. Hati
6. Buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya,
dan lain-lain)
C. FUNGSI / PERANAN
5. Vitamin dapat mengurangi penularan virus HIV dari ibu hamil pada
bayi yang ada dalam kandungan asalkan nantinya bayi tersebut hanya
diberi ASI dari ibu selama 6 bulan setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan
karena selaput lendir yang melapisi usus dan kandungan dari ASI menjadi
lapisan pertahanan agar tubuh tidak terinfeksi HIV, yang mana seperti
yang telah diketahui komponen utama pada ASI yang disebut prebiotik
memang memperkuat sistem kekebalan tubuh.
D. DEFISIENSI VITAMIN A
E. METABOLISME
Kilomikron
Β-lipoprotein
(limpa)
Kurang lebih 1/3 dari semua karotenoid dalam makanan diubaha menjadi
vitamin A. Sebagian dari karotenoid diabsorpsi tanpa mengalami perubahan dan masuk
kedalam peredaran darah dalam bentuk karoten. Sebanyak 15 samapai 30% karotenoid
di dalam darah adalah beta karoten, selebihnya adalah karotenoid non vitamin.
Karotenoid ini diangkut dalam darah oleh berbagai bentuk lipoproteun. Karotenoid
disimpan dalan jarinagn lemak dan kelenjar adrenal. Konsentrais vitamin A didalam hati
yang merupakan 90% dari simpanan didalam tubuh mencerminkan konsumsi vitami
tersebut dari makanan.
F. TEMUAN PENTING TENTANG VITAMIN A
1. Vitamin A dapat mengurangi resiko bayi sumbing
Penemuan ini membuktikan bahwa makanan yang bergizi dan diet yang
dilakukan ketika hamil sangatlah penting, seperti yang dikutip Reuters. Selain
itu vitamin A yang dikonsumsi ibu hamil mempunyai sifat yang sangat
menguntungkan bagi janin dan sangat baik untuk mengkonsumsi tiga miligram
vitamin A tiap hari. Anne Marte W Johansen melakukan penelitian terhadap 535
perempuan Norwegia yang melahirkan bayi sumbing, dan 693 perempuan yang
melahirkan anak tanpa kelainan antara 1996 dan 2001. Sebanyak 25% ibu hamil
yang mengkonsumsi vitamin A ternyata 53% di antaranya bayi yang dilahirkan
tidak sumbing dibandingkan 25% ibu hamil lainnya yang tidak mengkonsumsi
vitamin A dengan dosis tepat.
Jika selama ini wanita yang terinfeksi HIV dilarang memberi ASI
pada bayinya untuk mencegah penularan, maka yang terjadi di Afrika justru
sebaliknya. Bayi-bayi yang disusui ASI secara eksklusif oleh ibu yang terinfeksi
HIV justru tidak tertular. Dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam
Lancet Medical Journal, diketahui wanita-wanita yang terinfeksi HIV di Afrika
memberi ASI eksklusif kepada bayinya tanpa diberi susu formula dan makanan
tambahan lainnya. Sebanyak 1.372 wanita terinfeksi HIV positif dilibatkan
dalam penelitian ini dan ditemukan hanya empat persen bayi yang tertular
human immunodeficiency virus (virus HIV) karena mendapat ASI eksklusif
selama 6 bulan setelah dilahirkan.
Bayi yang diberi ASI tetapi juga mendapat susu formula atau susu binatang,
kemungkinan dua kali lebih besar tertular virus dari ibunya, dibandingkan
dengan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Sementara itu bayi yang
mendapat makanan tambahan disamping ASI, peluang terinfeksinya 11 kali
lebih besar.
Para ahli menduga hal ini terjadi karena alasan biologi. Menurut
mereka, selaput lendir yang melapisi usus dan kandungan dari ASI menjadi
lapisan pertahanan agar tubuh tidak terinfeksi HIV. Seperti diketahui komponen
utama pada ASI yang disebut prebiotik memang memperkuat sistem kekebalan
tubuh.
Penelitian tersebut juga menemukan angka kematian bayi berusia tiga bulan
yang mendapat ASI eksklusif hanya setengah dibandingkan dengan bayi yang
hanya mendapat susu botol. Sebanyak 15 persen bayi dari ibu terinfeksi dan
tidak disusui meninggal di usia tiga bulan, sedangkan bayi yang disusui
eksklusif hanya 6 persen yang meninggal Wanita hamil terinfeksi HIV sangat
berisiko menularkan penyakit itu kepada janinnya. Setelah melahirkan pun bayi
tidak disarankan untuk diberi ASI karena dikhawatirkan air susu dari ibu yang
terinfeksi juga mengandung virus.
Kondisi di sub Sahara Afrika memang jauh dari kondisi kesehatan yang ideal.
Pemberian susu formula justru tidak menyehatkan karena susu formula
dicampur dengan air yang tidak bersih dengan sanitasi yang buruk. Kondisi
tersebut tentu membuat bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit dan
memiliki sistem kekebalan tubuh rendah. Sehingga masuk akal jika bayi yang
mendapat ASI lebih kuat terhadap infeksi. Menurut Dr.Nigel Rollins dari
Universitas KwaZulu Natal, di Afrika Utara diperkirakan 150.000 - 350.000
bayi terinfeksi HIV setiap tahunnya
Dalam bentuk murni, ribovlafin adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air,
tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak. Susu cair sebaiknya
dikemas dalam karton berlapis paraffin agar terlidung dari kerusakan karena sinar
matahari.
A. SUMBER RIBOFLAVIN
Riboflavin terdapat luas didalam makanan hewani dan nabati, yaitu didala
susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk
atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan konsumsi riboflavin .
Kandunhan riboflavin beberapa bahan makana dapat dilihat pada tabel :
Bahan mg Bahan makanan mg
makanan
Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis enzim
FMN dan FAD. Kedua jenis koenzim ini berperan dalam reaksi oksidasi reduksi
dalam sel sebagi pembawa hydrogen dalam system transport electron dalam
mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrokinase yang
mengkatalisis langkah pertama dalam okisdasi berbagai tahap metabolism glukosa
dan asam lemak. FMN digunakan untuk mengubah piridoksi (vitamin B6) menajadi
koenzim fungsionalnya, sedangkan FAD beperan dalam triptofan menjadi niasin.
Enzim yang mengkatalisis fosforilase riboflavin menjadi bentuk koenzim adalah
flavokinase. Oleh karena koenzim ini diperlukan untuk sintesi s DNA , riboflavin
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan. Enzim ini diatur oleh
hormone tiroksin. Orang dewasa yang menderita kekurangan tiroksin menunjukkan
kekurangan riboflavin
C. METABOLISME RIBOFLAVIN
Riboflavin dibebaskan dari ikatan – ikatan protein sebagai FAD dan FMN di
dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus
halus dihidrolisis oleh enzim – enzim pirofosfatase dan fosfatase menjadi
riboflavin bebas. Riboflavin diabsorbsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh
proses yang membutuhkan Natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga
menjadi FMN di dalam mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebagian kecil pada imunoglobulin G. Riboflavin dan metabolitnya
terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama
dalam bentuk FAD yang mewakili 70 – 90 % vitamin tersebut. Konsentrasinnya 5
kali FMN dan 50 kali riboflafin. Sebanyak 200 riboflavin dan metabolitnya
dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada kinsumsi dan
kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena
itu harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup.
D. DEFISIENSI RIBOFLAVIN
Gambar 4. Ikatan kovalen dari asam α-amino yang dapat dilabilkan oleh pengikatannya pada enzim
yang mengandung piridoksal fosfat spesifik
C. FUNGSI
Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai
koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang
berkaitan dengan metabolisme protein. Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP
menghasilkan berbagai bentuk amin , seperti epinefrin, norepinefrin, dan serotonin.
PLP juga berperan dalam pembentukan asam alfa-aminolevulinat, yaitu prekusor
hem dalam hemoglobin.
Disamping itu, PLP diperlukan untuk perubahan triptofan menjadi nisin.
Sebagai koenzim untuk fosforilase, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan
otot sebagai glukosa 1-fosfat. PLP jugaterlibat dalam perubahan asam linoleat
menjadi asam arakidonat yang mempunyai fungsi biologik penting. Pembentukan
sfingolipida yang diperluka dalam pembentukan lapisan milein yang menyarungi
sel-sel saraf juga memerlukan PLP. PLP mengatur sintesis pengatur saraf asam
gama amino butirat. (gamma-amino-butirat accid/GABA). Piridoksin berada dalam
otak dalam konsentrasi tinggi walaupun pada taraf plasma rendah. Kelainan otak
seperti demensia mungkin disebabkan oleh kurangnya pengambilan vitamin-vitamin
tertentu terutama vitamin B6 oleh otak
D. DEFISIENSI
Kekuarangan viatamin B6 jarang terjadidan bila terjadi biasanya secara
bersamaan dengan kekurangan beberapa jenis vitain B kompleks lain. Kekurangan
bisa terjadi karena obat-obatan tertentu, kecanduan alkohol, kehilangan kongenital,
penyakit kronik tertentudan gangguan absorpsi. Kekurangan vitamin B6 dapat
menyertai kecanduan alkohol karena alkohol dan penyakit hati yang disebabkan
alkohol dapat mengganggu metabolisme vitamin B6.
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan
metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur.
Kekurangan lebih lanjut menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi
motorik, kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan
lidah, serta luka pada bibir sudut-sudut mulut dan kulit. Kekurangan vitamin B 6
berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.
Obat-obatan tertentu menggangu metaolisme vitamon B6 . Isoniazida (Asam
isi nikotenat Hidroksida/INH) yang dipakai untuk pengobatan penyakit paru-paru
merupakan antagonis viatamin B6 karena membentuk komplek PLP yang tidak aktif.
Pasien akan menderita neuritis periferal dan gejala kekuranganvitamin B6 lain.
Phenisilamin, yang digunakan dalam artritis reumatoid juga merupakan antagonis
vitamin B6. Ibu-ibu yang memakan obat kontraseptif mengalami gangguan
metabolisme triptofan yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6.
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan
pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu
bekerja. Gejala kelbihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi sebanyak
25mg sehari. Hal ini perlu diperhatikan bila menggunakan suplemen vitamin B 6
dalam jumlah berlebihan.
E. TEMUAN PENTING
Yang paling penting untuk mengatasi mual muntah pada kehamilan muda
adalah dengan cara NON terapi trelebih dahulu ( Tips Mengatasi Mual Muntah
Hamil Muda ) dan penggunaan vitamin B6 atau obat lainnya diberikan bila keadaan
mual – muntah mengancam kesehatan dari ibu hamil
MINERAL
Mineral terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial, kesehatan, kehiduan, dan reproduksi. Kandungan mineral
mikro bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal
bahan tersebut.
Widia karya gizi nasional tahun 1998 telah menetapkan angka kecukupan rata-rata
sehari untuk mineral mikro besi (Fe), Zink (Zn), Iodium (I), Sellenium (Se). Diamerika
serikat, selain itu, ditetpakan juga angka antar batas sementara yang dianggap aman dan
cukup untuk dikonsumsi bagi mineral mikro tembaga (Cu), mangan (Mn),, Fluor (F),
Krom (Cr), dan Molibdan (Mo). Sedangkan kebutuhan manusia akan kebutuhan mineral
arsen (As), Nikel (Ni), Silikon (Si) dan boron (Bo) masih dalam penelitian.
BESI (Fe)
Besi adalah satu dari unsur yang paling banyak dalam kerak bumi, tetapi tubuh
orang dewasa normal 70 kg hanya mengandung 3-4 gram besi. Besi ferro (Fe 2+) dan besi
ferri (Fe3+) bersifat sangat sukar larutbpada pH netral, dan diperlukan system khusus
untuk transport besi dan memasukkan ion-ion ini ke dalam tempat-tempat fungsional
mereka.
Besi makanan terutama terdapat dalam bentuk ferri, terikat kuat pada molekul
organic. Dalam lambung, di man pH kurang dari 4, Fe3+ dapat berdisosiasi dan bereaksi
dengan senyawa-senyawa dengan berat molekulnrendah seperti fruktosa, asam askorbat,
asam sitrat, dan asam-asam amino untuk membentuk komplek yang dapat
memungkinkan Fe3+ tetap larut pada pH netral cairan usus. Dalam lambung, besi tidak
terlepas dari hem tetapi diteruskan seperti semula di usus.
A. SUMBER
Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan.
Sumber baik lainnya adalah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau,
dan beberapa jenis buah. Pada umumnya besi di dalam daging, ayam, dan ikan
mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam serelia dan kacang-kangan
mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam sayur-sayuran terutama
yang mengandung asam oksalat tinggi mempunyai ketersediaan biologik rendah.
Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran
sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seerta sumber gizi lain yang
dapat membantu absorpsi. Kandungan besi dalam makanan dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini :
Bahan makanan Nilai Bahan makanan Nilai Fe
Fe
Tempe kacang kedelai murni 10 Biskuit 2,7
B. DEFISIENSI
Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentang, seperti anak-anaka,
remaja, ibu hamil dan menyususi serta pekerja berpenghasilan rendah. Kehilangan
besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan
absorpsi besi. Disamping itu kekurangan besi dapat terjadi akrena perdarahan akibat
cacingan atau lukadan akibat penyakit-penyakit yang menggaggu absorpsi, seperti
penyakit gastrointestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi bila
simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga
12μ/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang terlihat dari
peningkatan kemampuan mengikat besi total. Pada tahab ini belum terlihat
perubahan fungsional pada tubuh. Tahab kedua terlihat dengan habisnya simpanan
besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16% pada orang dewasa dan
meningkatnya protoporfirin, yaitu bentk pendahuluan hem. Pada tahab ini nilai
hemoglobin di dalam darah masih berada pada 95% nilai normal. Hal ini dapat
menganggu metabolisme energi, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan
bekerja. Pada tahap ketiga terjadi anemia gizi besi, dimana kadar hemoglobin total
turun dibawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai oleh sel darah merah
yang kecil dan nilai hemoglobin rendah.
Kekurangan beesi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,
pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya
kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh, dan gangguan penyembuhan luka.
Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan
untuk berkonsentrasi dan belajar.
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh
suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jangtung
meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.
C. METABOLISME
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, di dalam
lambung besi dibebaskan dari ikatan organik seperti protein. Sebagian besi dalam
bentuk ferri direduksi dalam bentuk ferro. Hal ini terjadi dalam suasana asam di
dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat dalam makanan.
Besi dalam saluran cerna
Besi dalam saluran cerna
Menyimpan
Darah membawa seng dalam kelebihan sebagai
Sebagaian hilang
metalotionein
melalui darah albumin ke jaringan tubuh lain
Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus dengan bantuan alat
angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein dalam sel mukosa usus
halus yang membantu penyerapan besi, yaitu transfrerin dan feritin. Transferin
protein yang disintesis didalam hati, terdapat dalam dua bentuk. Transferin umukosa
mengangkut besi dari saluran cerna kedalam sel mukosa dan memindahkannya ke
transferin reesptor yang ada didalam sel mukosa. Transferin mukosa kemudian
kembali kerongga saluran cerna untuk mengikat besi lain, sedangkan transferin
reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh. Dua ion feri
diikatkan pada transferin untuk dibawa kejaringa-jaringan tubuh. Banyaknya
reseptor transferin yang terdapat pada membran sel bergantung pada kebutuhan tipa
sel. Kekurangan besi pertama dapat dilihat pada tingkat kejenuhan transferin.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam
hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi-nonhem dalam makanan
nabati. Besi hem diabsorpsi kedalam sel mukosa sebagai kompleks porifirin utuh.
Cincin porifirin didalam sel mukosa kemudian dipecah oleh enzim khusus
(hemoksigenase) dan besi dibebaskan. Besi hem den non hem kemudian melewati
alur yang sangat dan meninggalkan mukosa dalam bentuk yang sama dengan
menggunakan alatangkut yang sama. Absorpsi besi tidak banyak dipengaruhi oleh
komposisi makanan dan sekresi saluran cerna serta oleh status besi seseorang. Besi
hem hanya merupakan besi kecil yang diperoleh dari makanan (kurang lebih 5%
dari total makanan), namun yang diabsorpsi dapat mencapai 25% sedangkan non
hem hanya 5%.
Agar dapat diabsorpsi, besi non hem dalam usus halus harus berada dalam
bentuk terlarut. Besi non hem diionisasi oleh asam lambung, direduksi menjadi
bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula dan
asam amino yang mengandung sulfur. Pada suasana pH hingga 7 didalam
duodenum, sebgian besar feri akan mengendap, kecualai dalam keadaan terlarut.
Besi fero lebih mudah larut pada pH 7, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Taraf
absorpsi besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuan
tubuh. Transferin mukosa yang dkeluarkan kedalam empedu berperan sebagai alat
angkut protein yang bolak-balik membawa besi ke sel permukaan sel usus halus
untuk diikat oleh transferin reseptor dan kembali kerongga saluran cerna untuk
mengangkut besi lain. Didalam sel mukosa besi dapat mengikat apoferitrin dan
membentuk feritin sebagai simpana besi sementara dalam sel. Didalam sel mukosa
apoferitin dan feritin membentuk pool besi.
Penyebaran besi dari selukosa ke sel tubuh berlangsung lebih lambat
daripada penerimaannya dari saluran cerna, bergantung pada simpanan besi dalam
tubuh dan kandungan besi dalam makanan. Laju penyebaran ini diatur oleh jumlah
dan tingkat kejenuhan transferin. Tingkat kejenuhan transferin biasanya 1/3 dari
mampu ikat besi totalnya (total iron binding capacity/TIBC). Bila besi tidak
dibutuhkan, reseptor transferin berada dalam keadaan jenuh dan hanya sedikit besi
diserap dari sel mukosa. Transferin yang ada di dalam sel kemudian dikeluarkan
bersama sel mukosa yang umurnya 2-3 hari. Bila besi dibutuhkan, transferin pada
sel mukosa ini tidak jenuh, dan dapat lebih banyak mengikat besi untuk isalurkan
kedalam tubuh.
Sebagian besar transferin darah membawa besi kesumsum tulang dan bagian
tubuh lain. Didalam sumsung tulang besi digunakan untuk membuat hemoglobin
yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa kejaringan tubuh
yang membutuhkan.Kelebihan besi yang dapat mencapai 200 hingga 1500 mg,
disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin didalam hati (30%), sumsum
tulang belakang (30%) dan selebihnya didalam limpa dan otot. Dari simpana besi
tersebut hingga 50 mg sehari dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti
pembentukan hemoglobin. Feritin yang bersirkulasi didalam darah mencerminkan
simpanan besi didalm tubuh. Pengukuran feritin didalam sel serum merupakan
indikator penting untuk menilai status besi.
Menggunakan suplemen besi dosis tinggi untuk jangka waktu panjang atau
sering mendapat transfusi darah dapat menimbulakan penumpukan besi secara
berlebihan didalam hati. Simpanan besi terutama dalam bentuk hemosiderin yang
tidak larut air dapat menimbulakn hemosiderosis yang tidak baik untuk tubuh.
Feritin dapat dengan cepat dibentuk dan dipecah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
segera akan besi hemosiderin dibentuk bila besi darah terlalu tinggi dan
pemecahannya berlangsung lambat.
D. FUNGSI
Dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua electron, oleh karena itu
mempunyai dua sisa muatan positif. Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini
adalah bentuk ferro. Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga electron,
sehingga mempunyai sisa tiga muatan positif yang dinamakan bentuk ferri. Karena
dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi berperan dalam proses respirasi sel,
yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim yang terlibat di dalam reaksi oksidasi
reduksi.
Metabolisme energi. Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein-pengangkut electron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrigen dan electron yang berasal
dari zat gizi penghasil energy ke oksigen, sehingga membentuk air. Dalam proses
tersebut dihasilkan ATP. Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin, yaitu
molekul protein mengandung besi dari sel darah merahdan mioglobin dalam otot.
Hemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen; menerima,
menyimpan dan melepas oksigen dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80%
besi tubuh berada dalam hemoglobin. Selebihnya terdapat dalam mioglobindan
protein lain yang mengandung besi.
Kemampuan belajar. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak
dijelaskan oleh Lozoff dan Youdim pada tahun 1988. Beberapa bagian dari otak
mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang dipngaruhi
oleh reseptor transferin. Kadar besi dalam darah meningkat salama pertumbuhan
hingga remaja. Kadar besi otak yang kurang pada masa pertumbuhan tidak dapat
diganti setelah dewasa. Defisiensi besi berpengaruh negative terhadap fungsi otak,
terutama terhadap fungsi system neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor
saraf dopamine berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut.
Daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa
sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh
menurun.
System kekebalan. Besi memegang peranan dalam system kekebalan tubuh.
Respon kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-
sel tersebut, yang disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribinukleotida yang
membutuhkan besi untuk dapat berfungsi. Disamping itu sel darah putih yang
menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh
kekurangan besi. Enzim lain yang berperan dalam system kekebalan adalah
mieloperoksidase yang juga terganggu fungsinya pada defisiensi besi.
Pelarut obat-obatan. Obat-obatan tidak larut air oleh enzim mengandung
besi dapat dilarutkan hingga dapat dikelurkan dari tubuh.
E. TEMUAN PENTING
Hubungan Serum Feritin
Ibu Hamil Trimester ke Tiga dengan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah
ABSTRAK
C. DEFISIENSI NATRIUM
Pada individu yang peka terdapat hubungan yang jelas antara intake Na +
dengan tekanan darah diastolic. Jadi intake Natrium berlebihan sebagai NaCl
dapat memperberat hipertensi yang telah ada. Akan tetapi bila bila diperlukan
intake air lebih dari 4 liter/hari untuk mengganti keringat yang hilang harus
diberikan NaCl yang ekstra. Kontak terus menerus dengan dengan suhu tinggi
dan berkeringat berlebihan, kejilangan Na+ daalm keringat akan dikurangi oleh
proses adaptasi yang mengikutsertakan aldosteron.
Walaupun Na+ ekstravaskuler berada dalam keseimbangan dengan Na+
intravaskulr (plasma) konsentrasi Na+ intravaskuler mungkin mungkin tidak
menggambar jumlah total natrium dalam tubuh, jadi penderita dengan Na+ serum
yang rendah (hiponetramia) mungkin tidak kekurangan Na+ dalam tubuh tetapi
mungkin bahkan kelebihan dalam air intravaskuler (dan mungkin ekstravaskuler
hal ini yang sama, peningkatan Na+ serum dapat terjadi kandungan Na+ tubuh
yang rendah atau normalnbila terdapat kehilangan air (dehidrasi). Pada pemyakit
ginjal, kemampuan menghilangkan Na+ sering kali hilang dan terjadi gangguan
berat keseimbangan natrium, klorida, kalium dan air.
Kekurangan Natrium dapat menyebabkan Kejang, apatis, dan kehilangan
hawa nafsu makan. Kekurangan Natrium dapat terjadi karena akibat muntah,
diare, kleringat berlebihan dan apabila menjalankan diet yang berlebihan dan
sangat terbatas oleh natrium. Bila kadar natrium turun maka dapat diberikan
kadar natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan. Pembeerian tablet
dan garam sesudah latihan berat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan
kebanyakan garam, terutama bila dimakan dengan air terbatas. Hal ini dapat
menimbulkan dehidrasi.
Kelebihan Na dapat menimbulkan Keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak
minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus menerus terutama dalam
bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
D. FUNGSI NATRIUM
Sebagain kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang sebagaian
besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah
dan masuk kedalam sel-sel. Didalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium
guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga
keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila seseorang
makan terlalu banyak garam kadar natrium darah akan meningkat. Rasa haus
tang ditimbulkan akan menyebabkannya minum sedemikian banyak sehingga
konsentrasi natrium dalam darah kembali normal. Ginjal kemudian akan
mengelurakan kelebihan cairan dan natrium tersebut dari tubuh. Hormone
aldosteron menjaga agar konsentrasi natrium daalam darah berada pada nilai
normal.
Bila jumlah natrium didalam sel meningkat secara berlebihan, air akan
masuk kedalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan
terjadinya pembekakkan atau oedema dalam jaringan tubuh. Keseimbangan
cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan
memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraseluler akan
menurun. Perubahn ini dapat menerunkan tekanan darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa didalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam tranmisi
syaraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam adsorbs gula dan
sebagaian alat angkut zat-zat gizi lain melalui membrane, terutama melalui
dinding isus sebagai p[ompa natrium.
E. PENEMUAN-PENEMUAN
1.Natrium dalam minuman isotonik
Bagi kebanyakan orang, hal berat saat berpuasa, bukanlah menahan
lapar, melainkan menahan rasa haus. Makanya, setelah melewati siang yang
terik, minuman segar menjadi menu incaran pertama banyak orang saat berbuka
puasa. Salah satu pelepas haus yang belakangan populer adalah minuman
isotonik. Melihat besarnya animo masyarakat menenggak minuman jenis ini,
para produsen minuman pun berlomba-lomba membanjiri pasar dengan berbagai
merek minuman isotonik. Kini, sekitar sepuluh merek minuman isotonik beredar
di pasaran.
Tapi, benarkah minuman isotonik memiliki khasiat sehebat yang
digembargemborkan iklannya? Bolehkah minuman ini dikonsumsi sembarang
orang?
Sebelumnya, mari kita memahami apa sebetulnya minuman isotonik tersebut.
Secara sederhana, minuman isotonik adalah larutan yang memiliki kandungan
garam mineral sama dengan sel tubuh dan darah. Dengan demikian, larutan itu
memiliki tekanan yang sama dengan dinding pembuluh darah.
"Kalau tekanannya sama, cairan itu lebih mudah diserap oleh tubuh," kata
Samuel Untoro, Ahli Gizi dari Klinik Nutrisi, Jakarta.
Karena sifatnya yang mudah diserap tubuh itulah, kemudian para produsen
memposisikan minuman isotonik sebagai minuman pengganti cairan tubuh yang
hilang. Hal ini pula yang ditonjolkan para produsen dalam beriklan dan menarik
pembeli minuman isotonik buatannya.
Tapi sebetulnya, itu menunjukkan, minuman isotonik tidak untuk ditenggak
kapan saja kita mau. "Minuman isotonik sebaiknya diminum ketika kita keluar
keringat banyak, seperti setelah melakukan aktivitas fisik berat atau
berolahraga," kata Yusnalaini Y. Mukawi, Ahli Gizi Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Saat berkeringat, tubuh kita mengeluarkan sejumlah mineral penting yang
dibutuhkan tubuh, seperti natrium (Na) dan klorida (CI), lewat pori-pori kulit.
Nah, minuman isotonik bisa menggantikan mineral-mineral tadi dengan cepat.
Maklum, komposisi minuman isotonik antara lain juga terdiri dari natrium,
kalium, klorida, dan sedikit gula.Tapi, jika kita menjalankan aktivitas biasa-
biasa saja dan tidak sehabis berolahraga, kita sebetulnya tidak membutuhkan
minuman isotonik. Sebab, kita biasanya juga memperoleh asupan mineral tadi
dari makan yang kita konsumsi.Misalnya saja, kita memperoleh natrium dan
kalim dari garam yang dipakai sebagai bumbu dapur dalam sayuran atau lauk
pauk yang kita santap. "Jadi, kalau tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan,
minum air putih saja cukup," kata Yusnalaini. Lantaran mengandung garam,
minuman isotonik tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan oleh penderita
hipertensi. Sebab, kelebihan asupan natrium bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah pada penderita hipertensi. Penderita ginjal sebaiknya juga berhati-
hati mengonsumsi minuman isotonik. Soalnya, konsumsi minuman isotonik bisa
memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan mineral yang
tak dibutuhkan tubuh. Dus, ini bisa memperparah penyakit ginjal. Orang yang
kondisi tubuhnya sehat atau normal sekalipun, tidak boleh mengkonsumsi
minuman isotonik secara berlebihan. Sebab, untuk rentang waktu panjang, itu
bisa menimbulkan efek samping yang serius. Misal, "Tubuh lemah, jantung
berdebar, cardiacrate, atau detak jantung berhenti," kata Samuel. Adapun, efek
samping ringan dari menenggak minuman isotonik secara berlebihan adalah
perut kembung. "Jadi, minum maksimal 2-3 kaleng sehari," kata Samuel
mewanti-wanti. (ip)
Diet DASH-Natrium
Banyak pola makan dianjurkan untuk mengendalikan hipertensi. Seperti saran
Departemen Kesehatan menganjurkan untuk mejalani diet rendah garam,
meliputi diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gr/hari), menengah (1,25-3,75
gr/hari) dan berat (kurang dari 1,25 gr/hari). Agar lebih berhasil, diet rendah
garam harus dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol atau lemak
terbatas, diet tinggi serat dan diet rendah energi bagi penderita hipertensi yang
juga obesitas. Diet ini terasa berat karena garam yang dikonsumsi sangat rendah
dan menjadikan makanan hambar tak berasa.
Saat ini mulai di luar negeri mulai diperkenalkan diet DASH-Natrium( Dietary
Approaches to Stop Hypertension-Natrium). Para ahli sepakat bahwa asupan
natrium yang berlebihan terbukti menaikan tekanan darah pemicu hipertensi.
Sumber utama natrium yang masuk ke dalam tubuh adalah makanan yang
menggunakan garam. Diet ini pada intinya mengatur pola makan dengan
menghindari natrium dan banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran,
serealia, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.
Penelitian DASH-Natrium yang dilakukan National Heart, Lung and Blood
Institute menunjukkan hasil yang bermakna. Dengan membatasi konsumsi
garam hanya sebanyak 1.500 mg per hari, terjadi penurunan tekanan darah
sistolik rata-rata sebesar 11,5 mm Hg pada penderita hipertensi.
Menurut WHO Expert Committee on Prevention of Cardiovascular Disease,
konsumsi natrium disarankan 2.400 mg per hari (setara dengan 1 sendok teh).
Jauh diatas kebutuhan tubuh yang hanya memerlukan 500 mg/hari. Kendalanya,
rasa makanan menjadi kurang bisa diterima karena rasa hidangan menjadi
hambar. Diet DASH-Natrium mengambil garis tengah, yaitu asupan natrium
dibatasi 1.500 mg per hari dan sudah terbukti pola diet ini mampu menurunkan
tekanan darah.
Menurut dokter Victor bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan pola
makan sarat bumbu dan tinggi natrium (dalam bentuk garam dapur/NaCl). Diet
DASH-Natrium masih susah diterima karena makanan akan terasa hambar
sehingga mempengaruhi selera makan. Jika dipaksakan, orang tidak lagi
berselera, hanya makan sedikit, sehingga asupan nutrisi penting berkurang. Diet
ini hanya cocok diterapkan bagi penderita hipertensi saja, papar dokter Victor.
Senada dengan Dr. Victor, ketika dikonfirmasi penulis, Dr. Palindungan, SpPD-
KGH menjelaskan, konsumsi natrium bagi penderita hipertensi memang harus
di batasi. Ambang batas yang masih doperbolehkan adalah sekitar 2.400 mg
garam dapur atau setara dengan satu sendok teh garam dapur.
Kekurangan mangan pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1972. Tubuh
hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama berada didalam tulang dan
kelenjar. Mangan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam mitokondria dan berfungsi
sebagai faktor penting untuk pengaktifan glikosiltransferase yang berperan untuk
sintesis oligosakarida, glikoprotein, dan proteoglikan. Mangan diperlukan untuk
aktivitas superoksida dismutase.
A. SUMBER
Mangan banyak terdapat pada kacang-kacangan, bijih-bijihan utuh, dan
sayuran tetapi sedikit terdapat pada daging, ikan dan produk susu. Teh sangat kaya
Mn2+.
B. METABOLISME
Mekanisme absorbsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti.
Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi
absorpsi mangan besi dan kalsium menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut
oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorsi, mangan dalam waktu
singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam
jaringan diatur oleh sekresi selektif melaui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
C. FUNGSI
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu
bermacam proses metabolisme. Bebrapa bentuk enzim tersebut adalah glutamin
sintetase, superoksida desmutase didalam mitokondria dan piruvat karboksilase
yang berperan dalam metabolisme karbohidrta dan lipida. Enzim-enzim lain yang
erkaitan dengan mangna juga berperan dalam sintesi ureum, pembentukan jaringan
ikat dan tulang seta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebsa. Defisiensi
mangan pada hewan mengganggu metabolisme lemak, pertumbuhan, ddan merusak
sistem kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf.
D. DEFISIENSI
Kekurangan mangan belum pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan
mangan kecil, sedangkan mangan banyak terdapat dalam makanan nabati.
Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan
dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka
dan gangguan kerangka otot. Pengguanaan suplemnetasi besi dan kalsium perlu
diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorpsi mangan. Kekuranag
mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein
dapat melindungi tubuh dari kekuranagn mangan
Keracunan karena kelebiahn mangan dapat terjadi bila lingkugan
terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengidsap mangan yang ada
pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkangejala-gejala kelainan
otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal yang menyerupai penyakit
parkinson
http://infosehat.blogspot.com/2007/08/pendalikan-hipertensi-dengan-strategi.html. Budi
sutomo.10 desember 2008.
http://www.indofamily.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=2626&Itemid=108. Anonym. 10 desember 2008.
Almatsier, sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarrta:Gramedia pustaka Utama.
Rodwell, v.w, dkk. 1983. Biokimia (Harper’s Review of Biochemistry).Jakaarta : EGC.
Iskandar, yul. 1974. Biokimia bagian II. Jakarta: Yayasan Dharma-Graha.
Lechninger, albert L. 1995. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:Erlangga.
TUGAS BIOKIMIA I
VITAMIN B6, B2 , A DAN MINERAL Na, Mn, Fe
Oleh kelompok :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2008