Anda di halaman 1dari 21

Nurul Kusumawati (2018349005)

Fitria Andriyani (2018349006)


VITAMIN DAN VITAMIN LARUT
LEMAK
Definisi

Vitamin adalah zat-zat organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil

dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus

didatangkan dari makanan.

Fungsi Vitamin

Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan,

dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari

enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim yaitu vitamin yang

terikat dengan protein.


Vitamin dalam makanan
Pada saat panen dan penyimpanan sejumlah vitamin yang akan hilang,
bergantung pada suhu, penyingkapan terhadap udara dan matahari, serta
lama penyimpanan. Semakin tinggi suhu, semakin lama tersingkap udara dan
matahari, semakin lama disimpan maka akan makin banyak vitamin yang
hilang. Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin vitamin yang
hilang bila meggunakan suhu tinggi, air perebusan dibuang, permukaan
makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang
terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi, atau yang
larut dalam air.
Dalam proses pemasakan vitamin dapat dicegah dengan cara :

1. suhu yang tidak terlalu tinggi

2. waktu memasak yang tidak terlalu lama

3. menggunakan air pemasak sedikit mungkin

4. memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus

5. panci memasak ditutup

6. tidak menggunakan alkali dalam pemasakan

7. sisa air perebus digunakan untuk memasak yang lain.

Vitamin larut dalam lemak tidak banyak hilang pada proses pemasakan.
Kehilangan terjadi karena proses oksidasi dan proses ketengikan. Dalam sayuran
sebaiknya sebagian dimakan dalam bentuk segar dan mentah.
Perbedaan Vitamin Larut Lemak dan Vitamin Larut Air
Vitamin Larut Lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan tertentu di
dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida
lain. Absropsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut
lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein,
disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui
urin.
Vitamin A
Absorpsi, Transportasi dan Penyimpanan

Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk


ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain didalam lambung.
Di dalam sel – sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim – enzim
pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsrobsi. Dan Beta-karoten
di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol. Retinol di
dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asal lemak dan membentuk ester
retinil dan dengan bantuan cairan empedu diangkut oleh kilomikron melalusi
sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati berperan sebagai tempat
menyimpan vitamin A utama di dalam tubuh.
Bila tubuh membutuhkan vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati.
Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada
Cellular Retinol Binding-Protein(CRBP) dab RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel
mata retinol berfungsi sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam
retinoat. Bila tubuh kekurangan vitamin A asam retinoat di absorpsi tanpa
perubahan.
Fungsi Vitamin A
 Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah,
dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan
membentuk pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau rodopsin. Rodopsin
ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya
mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin.
Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf
mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses
ini, Sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol.
Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian
mengikat opsin lagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang
selama proses ini dan harus diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang
tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin
yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina.
Penglihatan dengan cahaya samar-samar / buram baru bisa terjadi bila seluruh
siklus ini selesai.
 Diferensiasi Sel

Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahandalam sifat atau fungsi
semulanya. perubahan sifat dan fungsi sel iniadalah salah satu karakteristik dari kekurangan
vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap
pembentukan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin,
masa bayi, anak-anak, dewasa, dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat
memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor
penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi
perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-
gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus,
terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
 Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap pertumbuhan
sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email
dalam pertumbuhan gigi.
 Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan.
Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan
humoral).
 Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin
dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
 Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker,
terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih.
• Sumber Vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di
dalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam
lemaknya) dan mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena
vitamin A tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang
tidak diubah menjadi vitamin A.

• Akibat kekurangan Vitamin A


 Buta senja (niktalopia), yaitu ketidak
mampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar
samar/senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang.
 Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga
terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea.
 Fungs kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga
mudah terserang infeksi
 Perubahan pada kulit, kulit menjadi kering dan kasar
• Akibat Kelebihan Viitamin A
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai
suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, dan gejala kelebihan ini
hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten tidak dapat
menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila
konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak
diubah menjadi vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak.
Bila lemak di bawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan
terlihat kekuningan.
Vitamin D

Absorpsi, Transportasi dan Penyimpanan

Vitamin D diabsorpsi dalam usus halus bersama lipida dengan


bantuan cairan empedu. Vit D dari bagian atas usus halus
diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat
penyimpanan dihati, kulit, otak, tulang dan jaringan lain.
Absorpsi vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan
kalsium makanan rendah, hal ini disebabkan oleh gangguan
ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Fungsi
• Membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
• Membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur
agar kalsium dan fosfor tersedia dalam darah untuk
diendapkan pada proses pengerasan tulang

Sumber
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan
makanan seperti minyak ikan, susu, kuning telur, keju
dan mentega
• Akibat Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan pada tulang
dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang
dewasa, selain itu pada orang dewasa menyebabkan
osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-
anak terhambat sehingga menjadi lembek. Osteomalasia adalah
riketsia pada orang dewasa, biasanya terjadi pada wanita yang
konsumsi kalsium rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari

• Akibat Kelebihan Vitamin D


Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali
AKG, yaitu ≥ 25µg (1000 SI) sehari menyebabkan keracunan.
Vitamin E (Tokoferol)

Fungsi
• Sebagai antioksidan
• Memelihara integritas membran sel
• Sintesis DNA
• Merangsang reaksi kekebalan
Sumber
• Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan seperti biji-
bijian, sayuran, buah-buahan.
• Vitamin E mudah rusak pada pemanasan dan oksidasi,
sebaiknya sumber vitamin E diutamakan dalam bentuk segar
atau tidak mengalami proses karena vitamin E tidak larut air.
• Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin E biasanya terjadi karena adanya gangguan absorpsi
lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transpor lipida seperti
pada beta-lipopro-teinemia. Kekurangan vitamin E menyebabkan
hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan
vitamin E. Akibat lain adalah sindroma neurologik sehingga terjadi fungsi
tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina, tandanya
kehilangan koordinasi dan refleks otot serta gangguan penghilatan dan
berbicara.

• Akibat Kelebihan
Kelebihan vitamin E dapat menimbulkan keracunan, bila memakan ≥ 600
ml/g sehari (60-75 kali kecukupan). Dosis tinggi dapat meningkatkan efek
obat antikoagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan
darah.
Absorpsi, transportasi dan metabolisme:

Sebanyak 20-80%tokoperol diabsorpsi dibagian atas usus halus dalam


bentuk misel yang pembentukannya tergantung pada garam empedu
dan lipase pankreas. Absorpsinya dibantu oleh trigliserida rantai
sedang dan dihambat oleh asam lemak rantai panjang tidak jenuh
ganda.
Transportasi dari mukosa usus halus ke dalam sistem limfe dilakukan
oleh kilomikron untuk dibawa kehati. Dari hati bentuk alfa-tokoferol
diangkut oleh very low density lipoprotein/VLDL masuk dalam plasma,
sebagian besar gama-tokoperol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol
dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer LDL dan
masuk ke membran sel. Tokoperol menumpuk dibagian sel dimana
produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu mitokondira dan
retikulum endoplasma. Vitamin E disimpan dalam hari dan jaringan
lemak.
Vitamin K

Fungsi
• Pembekuan darah
• Sebagai kofaktor enzim

Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna


hijau, kacang polong, buncis, brokoli selain itu terdapat pada
susu, daging, telur dan buah-buahan. Semakin hijau sayuran
semakin tinggi vitamin K.

• Akibat Kekurangan
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat
menggumpal, sehingga bila terjadi luka akan terjadi pendarahan.
• Akibat Kelebihan
Kelebihan vitamin K mengakibatkan sintetik menadion. Gejala
kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning dan
kerusakan pada otak.

• Absorpsi dan transportasi


Sebanyak 50-80% vitamin K dalam usus halus diabsorpsi dengan
bantuan empedu dan cairan pankreas. Setelah diabsopsi dalam usus
halus bagian atas, vitamin K dikaitkan dengan kilomikron untuk
diangkut melalui sistem limfe kehati. Hati merupakan simpanan
vitamin K utama dalam tubuh. Dari hati vitamin K diangkut terutama
oleh lipoprotein VLDL dalam plasma ke sel-sel tubuh. Vitamin K
dihubungkan dengan membran sel yaitu retikulum endoplasma dan
mitokondria. Dalam keadaan normal sebanyak 30-40% vitamin K yg
diabsorpsi dikeluarkan melalui empedu dan 15% melalui urin sebagai
metabolit larut air. Simpanan vitamin K dalam tubuh tidak banyak dan
penggantiannya lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai