Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam
lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam
tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif yaitu:
retinol (bentuk alkohol), retianl (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam).
Struktur kimia ketiga bentuk vitamin A dan provitaminnya beta-karoten dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali
direduksi menjadi retinol. Selanjutnya retinal dapat dioksidasi menjadi asam
retinoat. Vitamin A tahan terhadap panas, cahaya, dan alkal, tetapi tidak tahan
terhadap asam dan oksidasi. Pada cara memasak biasa tidak banyak vitamin A
yang hilang. Suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin A, begitupun
oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan buah di matahari
dan cara dehidrasi lain menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A.
Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan
antioksidan lain.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel-sel vili
di dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem
limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang cukup,
sekitar 80-90% ester retinil dan hanya 40-60% di dalam tubuh. Dalam keadaan
normal cadangan vitamin A di dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan.
Bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A, asam retinoat diabsorpsi
tanpa perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam
darah yang aktif dalam deferensial sel dan pertumbuhan.
Kekurangan Vitamin A
Buta senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja
(niktalopia) yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari
cahaya terang ke cahaya samar-samara / senja. Konsumsi vitamin A yang
tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga
kadar vitamin A di dalam darah menurun sehingga vitamin A tidak cukup
diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
Perubahan pada Mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A.
Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan pada selaput yang menutupi korrnea. Tanda-tanda yang
mengikuti gejala ini: atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva
(selaput yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola
mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya
berakibat melunaknya dan pecahnya kornea.
Mata terkena infeksi dan terjadi pendarahan. Gejala-gejala ini dalam
bentuk ringan dinamakan xerosis konjungtiva, yaitu konjungtiva menjadi
kering, bercak Bitot (disebut Bitots Spot berdasarkan nama dokter
Perancis yang menemukannya) yaitu berupa bercak putih keabu-abuan
pada konjungtiva. Dalam bentuk sedang dinamakan xerosis kornea yaitu
kornea menjadi kering dan kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah
keratomalasia, di mana kornea menjadi lunak dan bisa pecah yang
menyebabkan kebutaan total. Istilah xeroftalmia meliputi semua aspek
klinik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin A.
Perubahan pada kulit dan gangguan pertumbuhan, termasuk sel-sel
tulang.