Anda di halaman 1dari 29

1

DEMAM BERDARAH
DENGUE
Definisi
 Penyakit dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti,
ditandai dengan manifestasi klinis demam atau
riwayat demam akut, hepatomegali, manifestasi
perdarahan seperti dan manifestasi perembesan
plasma. (Djunaedi, 2006; Suhendro et al, 2006; WHO, 2005; WHO,
1999).
Etiologi
 Virus dengue yang termasuk dalan genus
Flavivirus, family Flaviviridae.

 Terdapat empat serotipe virus:


DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Patogenesis
Gejala Klinis
Infeksi Virus Dengue

Asimtomasis Simtomatis

Demam undifferentiated Syndrom demam Demam berdarah


(syndrom viral) dengue dengue

Tanpa Dengan pendarahan Tak ada Syndrom syok


pendarahan tak biasanya syok dengue

Demam Demam berdarah


dengue dengue
Kriteria Diagnosis
 Bertempat tinggal di /berpergian ke daerah endemik
dengue
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan
disertai 2 dari hal berikut:
- Mual, muntah
- Sakit dan nyeri pada badan
- Uji torniket positif
- Lekopenia
- Adanya tanda bahaya
06/21/22
 Tanda Bahaya/Warning Signs adalah:
- Nyeri perut hebat
- Muntah berkepanjangan
- Perdarahan mukosa
- Letargi, lemah
- Pembesaran hati > 2 cm
- Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan
jumlah trombosit yang cepat

06/21/22
 Kriteria Laboratoris
 Trombositopenia (100.000 / µl atau kurang).

 Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit


20% atau lebih dari nilai normal.
 Penurunan Hmt> 20% setelah terapi.

 Efusi pleura, Ascites atau hipoproteinemia

 Dua kriteria klinis ditambah trombositopenia dan


hemokonsentrasi cukup untuk menegakkan diagnosis klinis
DBD.
Derajat Penyakit
 Menurut WHO (1997) Demam berdarah dengue dapat
dibagi menjadi 4, yaitu:
 Derajat I : Demam + gejala tidak khas + uji torniquet (+)
 Derajat II: Demam + perdarahan spontan
 Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi  nadi
cepat dan lembut, tekanan nadi (beda antara tekanan
sistolik dan diastolik) menurun menjadi 20 mmHg atau
kurang, atau hipotensi dengan kulit dingin, lembab dan
gelisah.
 Derajat IV : Renjatan berat  nadi tidak teraba dan
tensi yang tidak dapat diukur.

Pemeriksaan Penunjang
 Darah Lengkap
 Isolasi Virus
 Pemeriksaan Serologi
 Uji HI (Haemaglutinin Inhibition Test)
 Uji Pengikatan Komplemen
 Uji Neutralisasi
 Uji Mac Elisa
 Uji IgG Elisa
 Uji Antigen NS1
 Pemeriksaan Pencitraan
 IgM : mulai hari 3-5, meningkat smp mg ke 3, menghilang stlh 60-90 hr
 IgG : infeksi primer mulai hari ke 14, skunder : mulai hari ke 2
 Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
Tatalaksana
 Protokol 1 : penanganan tersangka (probable) DBD
dewasa tanpa syok
 Protokol 2 : pemberian cairan pada tersangka DBD
dewasa di ruang rawat
 Protokol 3 : penatalaksanaan DBD dengan
peningkatan hematokrit > 20 %
 Protokol 4 : penatalaksanaan perdarahan spontan
pada DBD dewasa
 Protokol 5 : tatalaksana DSS pada dewasa
MANAJEMEN
Kasus tersangka DBD tanpa syok
(Protokol 1)

Keluhan DBD (kriteria WHO)

Hb, Ht, Hb, Ht (n), tromb Hb, Ht (n), tromb Hb, Ht ,


tromb (n) 100-150 ribu < 100 ribu tromb (n)/
Observasi, rawat Observasi, rawat
jalan, periksa Hb, jalan, periksa Hb, Rawat
Ht, Leuko, tromb Rawat
Ht, leuko, tromb
tiap 24 jam tiap 24 jam

Penangan sesuai protokol rawat inap


untuk kasus DBD
13
Pemberian cairan pada kasus tersangka DBD
di ruang rawat (protokol 2)

Suspek DBD, perdarahan spontan


dan masif (-), syok (-)

Hb, Ht (n), tromb < 100.000; Hb, Ht  10-20%, tromb < 100.000; Hb, Ht  > 20%,
Infus kristaloid*; Hb, Ht, Infus kristaloid*; Hb, Ht, tromb tiap tromb < 100.000
tromb tiap24 jam 24 jam

Protokol pemberian cairan


pada kasus DBD dengan
Ht  ≥ 20%
Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan:

14 1500 + 20 x (BB dalam kg – 20)


Kasus DBD dengan Ht  > 20%
(protokol 3)
5% defisit cairan

Terapi awal cairan intravena,


kristaloid 6-7 ml/kgBB/jam
Evaluasi 3-4 jam
PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK
Ht, frek. nadi , tensi Ht, frek.nadi , tensi 
membaik, prod.urin  < 20mmHg, prod.urin 

Kurangi infus kristaloid TANDA VITAL &


HEMATOKRIT Infus kristaloid
5ml/kgBB/jam 10ml/kgBB/jam
MEMBURUK

PERBAIKAN
PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK

Kurangi infus kristaloid Infus kristaloid


3ml/kgBB/jam 15ml/kgBB/jam

PERBAIKAN KONDISI MEMBURUK


tanda syok (+)
Terapi cairan dihentikan
15 24-48jam
PERBAIKAN Protokol 5
Perdarahan spontan pada kasus DBD
(protokol 4)

Kasus DBD: perdarahan spontan masif (epistaksis tak terkendali,


hematemesis melena, perdarahan otak), syok (-)

Hb, Ht, tromb, leuko, hemostasis (KID), gol.darah, uji cocok serasi

KID (+) KID (-)


Transfusi komponen darah: Transfusi komponen darah:
* PRC (Hb < 10g/dl) PRC (Hb < 10 g%)
* FFP
FFP
* TC (tromb < 100000)
TC (tromb < 100000)
** Heparinisasi 5000-10000/24 jam drip
* Monitoring Hb, Ht, tromb tiap 4-6 jam Monitoring Hb, Ht, tromb tiap 4-6 jam
* Ulangi pemeriksaan hemostasis 24 jam Ulang pemeriksaan homeostasis 24
kemudian, cek APTT tiap hari, target 1.5-2.5 jam kemudian
kontrol
16
Syok pada kasus DBD
(protokol 5)
Airway
Breathing: oksigenasi kanul nasal (O2 1-4L/men)
Circulation: cairan TETAP SYOK
- ICU: kristaloid* &/ koloid**
- non-ICU: kristaloid
10-20 ml/kgBB secepatnya Kristaloid, guyur 20-30
Perhatikan tanda-tanda hipovolemia/overload & ml/kgBB, 20-30 men.
respons pemberian cairan

TETAP SYOK
MEMBAIK****

Kristaloid* 7ml/kgBB/jam Ht Ht


dalam 1 jam
MEMBURUK
Kristaloid 10-20ml/kgBB tetes
MEMBAIK cepat 10-15 men.

Kristaloid 5ml/kgBB/jam Transfusi darah 10ml/kgBB


dalam 1 jam dapat diulang sesuai
kebutuhan

MEMBAIK MEMBAIK TETAP SYOK

Kristaloid 3ml/kgBB/jam Koloid*** sampai maksimal


17 dalam 1 jam 30ml/kgBB
Kristaloid 3ml/kgBB/jam Koloid*** sampai maksimal
dalam 1 jam 30ml/kgBB

Perhitungan nutrisi
setelah 12 jam
(dextrose 5% bila tidak MEMBAIK TETAP SYOK
ada kontraindikasi)

Pasang kateter vena


sentral*****
24-48 jam setelah syok
teratasi, tanda viral/Ht stabil,
diuresis cukup Koloid** bila sebelumnya belum dipakai atau
kristaloid/gelatin (bila koloid sebelumnya telah
mencapai dosis maksimal) 10ml/kgBB dalam 10
men, dapat diulang sampai 30ml/kgBB. Target
Stop infus tek.vena sentral 15-18 mmH2O; 8-12 mmHg

Hipovolemik Normovolemik

TETAP SYOK
Kristaloid dipantau Koreksi gangguan
10-15 men. asam basa, elektrolit,
Koreksi gangguan asam basa, hipoglikemia, anemia,
elektrolit, hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder
KID, infeksi sekunder

MEMBAIK Perbaikan Inotropik,


bertahap vasopresor,
18 Kombinasi koloid kristaloid vasopresor vasodilator
Catatan:

* Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan:

1500 + 20 x (BB dalam kg – 20)

Contoh: BB pasien 55 kg
1500 + 20 x (55 – 20) = 2200cc

** pemantauan disesuaikan dengan fase /; hari perjalanan penyakit & kondisi


klinis, awasi kadar elektrolit darah jika memungkinkan
06/21/22
Komplikasi

 Koagulasi intravaskular disseminata


 Perdarahan organ
 Ensefalopati Dengue
 Kelainan ginjal
 Edema Paru
Indikasi pemulangan pasien rawat inap

 Tidak ada demam sedikitnya selama 24 jam tanpa penggunaan


terapi anti demam (krioterapi atau antipiretik)
 Kembalinya nafsu makan
 Perbaikan klinis yang dapat terlihat
 Keluaran urin baik
 Hematokrit stabil
 Melewati setidaknya 2 hari setelah pemulihan syok
 Tidak ada distres nafas dari efusi pleura atau asites
 Jumlah trombosit > 50.000 mm3
KASUS DBD YANG
DIPERKENANKAN RAWAT JALAN
 Penderita diperkenankan berobat jalan jika hanya mengeluh
panas, tetapi keinginan makan dan minum masih baik.
 Untuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan
memberikan obat panas paracetamol 10-15 mg/Kg BB setiap 3-4
jam diulang jika symptom panas masih nyata diatas 38,5 0C.
Obat panas salisilat tidak boleh dianjurkan karena mempunyai
resiko terjadinya perdarahan dan asidosis.
 Sebagian besar kasus DBD yang berobat jalan ini ini adalah
kasus DBD yang menunjukkan manifestasi panas hari pertama
dan hari kedua tanpa menunjukkan penyulit lainnya. Apabila
penderita DBD ini menunjukkan manifestasi penyulit dan
konvulsi sebaiknya dianjurkan untuk rawat inap.

06/21/22
Pencegahan DHF
1. Secara Kimia
a. Fogging / pengasapan – malathion
 efektif pada jam aktif nyamuk, tidak ada
angin kuat, serentak / masal/ kompak

----- fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan


tidak menyelesaikan masalah DHF

06/21/22
06/21/22 @kishafite 24
b. Obat bakar nyamuk bakar/semprot atau repelent
 menyelesaikan masalah pada nyamuk dewasa

c. abatisasi/penaburan bubuk abate (1x3 bulan)


 Menyerang pada fase Larvasidasi

Menaburkan bubuk abate 1 G (100 I + 10 gr abate)


Menaburkan bubuk altosit 1,3 G (100 I + 2,5 gr altosit)
Menaburkan bubuk sumilarv 0,5 G (100 I + 0,25 gr sumilarv)

06/21/22
06/21/22 @kishafite 25
2. Secara Mekanik
PSN DHF
Gerakan 3 M Plus B
Menguras
Menutup Plus Bersihkan
Mengubur vas bunga, wadah minum burung pasang kelambu,
pasang kasa pada ventilasi, jangan banyak gantungan baju, jangan mebiarkan
ada air yang tergenang

06/21/22
06/21/22 @kishafite 26
3. Biologis

 Predator : air kolam diisi ikan pemakan jentik


memelihara ikan yang kurang relatif kuat dan tahan,
misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau
 Insektisida Hayati (ekstrak tumbuh – tumbuhan)
 Memanfatkan Tanaman pengusir nyamuk  dalam
keadaan hidup bisa ,mengusir nyamuk : geraniuk,
serai, alavender.

06/21/22
27
06/21/22
28
TERIMA KASIH

06/21/22

Anda mungkin juga menyukai