Anda di halaman 1dari 23

Dengue Haemorrhagic Fever & penanganannya

Dr. Moch.Djumhana. Sp.M

Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dengue,yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti /Aedes albopictus. WHO memperkirakan 50-100 juta kasus infeksi virus dengue diseluruh dunia. Kemenkes Indonesia 6-15 orang per 100.000 penduduk Indonesia terkena virus DB Peningkatan kasus berkaitan dengan sanitasi lingkungan yi tersedianya tempat berkembang biak nyamuk betina aedes yg berisi air jernih (bak mandi,kaleng bekas,tempat penampungan air)

Etiologi Definisi

Manifestasi klinis

Faktor risiko

patofisiologi

DBD
derajat Nursing care plan Pemeriksaan diagnostik & penunjang

Gambaran Klinis

Manifestasi klinis infeksi virus dengue bervariasi 1. Demam biasa/asimtomatik. 2. Demam Berdarah Klasik.(DB) 3. Demam Berdarah Dengue ( Hemoragik / DBD) 4. Sindroma Syok Dengue (SSD) Pada umumnya pasien mengalami demam 2-7 hari yang diikuti fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase ini pasien sudah tidak demam namun waspada pasien mempunyai resiko jatuh ke fase Sindroma Syok Dengue (SSD).

Manifestasi Klinis

1. Demam Berdarah Klasik / DB

Umumnya menunjukan gejala yang berbeda-beda tergantung usia: 1.Pada bayi dan anak2 munculnya demam dan ruam 2.Pada usia remaja dan dewasa gejala yang tampak - demam yg tinggi 2-7 hari - sakit kepala yg parah - nyeri dibelakang mata - nyeri pd sendi dan tulang - mual dan muntah - Pendarahan:mimisan,gusi berdarah,pendarahan GI, hematuria/kencing berdarah - munculnya ruam pada kulit - Penurunan jumlah sel darah putih/ Leukopenia - Penurunan keping darah/ Trombositopenia

2. Demam Berdarah Dengue/Hemoragik


Pasien dengan DBD menunjukan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan 4 gejala utama: 1. Demam tinggi 2-7 hari biasanya bifasik. 2. Fenomena hemoragik atau pendarahan hebat -Penurunan trombosit /trombositopenia < 100.000 / ul -Peningkatan hematokrit > 20 % 3. Pembesaran hati (hepatomegali) 4. Kegagalan sistim sirkulasi darah Salah satu ciri tingkat keparahan DBD sekaligus membedakan dari demam berdarah klasik /DB adanya kebocoran plasma darah (asites,hipoproteinemia) Fase kritis DBD setelah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh drastis,berkeringat disertai penurunan tekanan darah. Bila tidak segera diatasi dg pemberian cairan elektrolit cepat dan tepat, dapat mengalami kematian.

Demam bifasik DBD

3. Sindroma Syok Dengue (SSD)

SSD adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah. Pasien mengalami seluruh gejala demam berdarah klasik(DB) dan demam berdarah dengue (DBD) disertai dengan: 1. Kebocoran cairan diluar pembuluh darah ditandai dengan nadi yg cepat dan lemah, tekanan darah turun < 20 mmHg. 2. Tubuh dingin disertai sakit didaerah perut adalah tanda2 awal sebelum terjadinya syok

Pemeriksaan laboratorium DBD

Diagnosis

Penyakit demam berdarah didiagnosa dg melihat gejala yang muncul spt demam yang tinggi serta munculnya ruam. Namun sulit dibedakan dg malaria,demam tifoid,leptospirosis. Pemeriksaan uji laboratorium memegang peran penting menentukan diagnosa P.demam berdarah 1. Pemeriksaan sel darah lengkap - sel darah merah. - sel darah putih. - trombosit. - hematokrit. 2. Uji serologi utk mengetahui ada tidaknya anti bodi thd virus dengue 3. Uji ELISA

Penanganan

Protokol 1
Digunakan sebagai petunjuk dalam memberikan pertolongan pertama penderita DB /diduga DB di UGD, juga menentukan indikasi rawat. 1. Periksa Hb, hematokrit (Ht) dan trombosit . Bila Hb,Ht dan trombosit normal atau trombosit antara 100,000 - 150.000 pasien dapat dipulangkan utk kontrol 24 jam berikutnya. 2. Hb dan Ht normal tapi trombosit < 100.000 pasien dirawat. 3. Hb,Ht meningkat dan trombosit normal pasien dirawat.

Protokol 2

Pasien yang dirawat tanpa pendarahan tanpa syok diberikan cairan infus kristaloid sesuai rumus: Volume cairan infus kristaloid /hr V = 1500 + ( 20 (BB dlm Kg 20 ) ) contoh BB 55 Kg V = 1500 + ( 20 ( 55 20 ) ) = 2.200 ml/24 jam Bila Hb meningkat 10-20 % , Trombosit < 100.000 pemberian cairan spt rumus diatas pantau Hb,Ht dan trombosit tiap 12 jam.

Protokol 3

DBD dengan Ht > 20 % Meningkatnya Ht > 20 % menunjukan tubuh mengalami defisit cairan 5 % pada kondisi spt ini diberikan cairan kristaloid 6-7 ml / Kg BB/jam. Pantau setelah 3-4jam pemberian cek bila Hb,Ht turun,frekwensi nadi turun,tekanan darah stabil maka cairan infus dikurangi 5 ml / Kg BB/jam. 2 jam kemudian periksa lagi, bila keadaan tetap menunjukan perbaikan jumlah cairan infus dikurangi menjadi 3 ml/Kg BB. Bila dalam pemantauan tetap membaik maka pemberian cairan dapat dihentikan 24-48 jam kemudian.

Protokol 4

o o o

Perdarahan spontan pada DBD Perdarahan spontan pada DBD adanya perdarahan masif :epistaksis walaupun sudah diberikan tampon hidung, perdarahan saluran cerna (hematemesis & melena),perdarahan tersembunyi 4-5 ml/Kg BB/jam, perdarahan saluran kencing ( hematuri). Periksa Hb,Ht dan trombosit tiap 4-6 jam. Pemberian heparin diberikan bila ada tanda2 klinis koagulasi intra vaskular. Transfusi trombosit hanya diberikan bila ada pendarahan masif dan spontan dengan nilai trombosit < 100.000

Protokol 5

o o

Pada Sindroma Syok Sindrom/SSD Kehilangan cairan intra vaskular harus segera dilakukan karena angka kematian SSD 10 kali lipat dibanding DBD.Selain itu pasien diberikan oksigen 2-4 l/menit. Periksa darah perifir lengkap,faal hemostasis,analisis gas darah,kadar Kalium,Natrium dan Khlorida serta ureum dan Kreatinin. Awal diberikan cairan kristaloid 10-20 ml/Kg BB dan dievaluasi setelah 15-30 menit kemudian. Bila keadaan kritis teratasi: Tek darah sistolik 100 mmHg, nadi >20,akral teraba hangat,diuresis 0,5-1 ml/Kg BB/jam cairan dikurangi jadi 7 ml/Kg BB/jam

Bila dalam waktu 60-120 menit keadaan tetap stabil pemberian cairan 5ml/KgBB/jam. Bila dalam waktu 60-120 menit kemudian keadaan tetap stabil cairan menjadi 3 ml/KgBB/jam. Bila 24-48 jam setelah masa kritis dilewati tanda2 vital dan hematokrit stabil serta diuresis cukup pemberian cairan per infus dihentikan karena cairan berlebih/hipervolemia teresorbsi akan menimbulkan edema paru,atau gagal jantung.

Pencegahan

Belum ada vaksin atau obat anti virus bagi penyakit ini Tindakan efektif menekan epidemi DBD Lingkungan Kendalikan penyebaran vektor nyamuk antara lain menguras bak mandi/penampungan air seminggu sekali,mengubur kaleng2 bekas

Biologis: Vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk

Kimiawi: Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat2 penampungan air dapat membunuh jentik2 nyamuk. Nyamuk aedes aktif disiang hari dg menggunakan pakaian tertutup melindungi sengatan nyamuk

Anda mungkin juga menyukai