Anda di halaman 1dari 4

Demam Berdarah Dengue (DBD)

DEFINISI
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja,
dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula
Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjarkelenjar getah
bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. Fenomena
patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya
permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system
kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Adanya kebocoran plasma ke
daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga
peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila
tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada
DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi
trombosit dan kelainan fungsi trombosit. Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses
imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system
koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

KLASIFIKASI

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :

Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif,
trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

Derajat II Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis,
hematemesis, melena, perdarahan gusi.

Derajat III Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan
nadi sempit ( ≤ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 → 120/100 → 120/110 → 90/70 → 80/70 →
80/0 → 0/0 )

Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ≥ 140x/mnt) anggota gerak teraba
dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

TANDA DAN GEJALA

Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala lain adalah :
1. Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
2. Asites
3. Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
4. Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Penegakkan Diagnosis
kriteria diagnosis menurut WHO, diagnosis DBD ditegakan bila semua hal berikut terpenuhi :
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari
2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan –> Minimal uji tourniquet (+), dinyatakan (+) jika ditemukan
pada satu inci persegi (2.8×2.8 cm) terdapat lebih dari 20 petekie dan salah satu bentuk perdarahan lain
(petekie, ekimosis, purpura, epistaksis dan perdarahan gusi) –>Perdarahan mukosa (hematemesis dan
melena)
3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ml)
4. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma –>Peningkatan hematokrit >20% dibandandingkan standard an
jenis kelamin –>Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan dibandingkan nilai hematokrit
sebelumnya –>Ditemukan efusi pleura, asites, hipoproteinemia dan hiponatremia

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada DBD adalah :


1. Pemeriksaan darah rutin → meliputi kadar Hb, ditemukan trombositopenia ≤100.000/ml biasanya pada hari
ke3-8 sejak timbulnya demam dan hemokosentrasi yang dilihat dari peningkatan hematokrit ≥20% sejak
hari ke-3 demam. Jadi dengan ditemukannya tiga gejala klinis dari pasien yang disertai dengan
trombositopenia dan peningkatan hematokrit sekitar 87% diagnosis DBD sudah dapat ditegakkan
2. Pemeriksaan hemostatis (PT, APTT dan fibrinogen) → pada DBD yang disertai manifestasi perdarahan atau
kecurigaan terjadinya ganguan koagulasi
3. Pemeriksaan serologi → mendeteksi IgM dan IgG anti dengue. Pada infeksi primer IgM terdeteksi mulai
hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3 dan menghilang setelah 60-90 hari, sedangkan IgG mulai
terdeteksi pada hari ke-14. Pada infeksi sekunder terdeteksi mulai hari ke-2

PENATALAKSANAAN
umumnya penatalaksanaan DBD bertujuan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan
simptomatis. Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD yaitu:

1. Penanganan pada fase demam


Pada fase ini untuk membedakan apakah anak menderita DF atau DHF. Maka pada fase ini penaganan dari
keduanya adalah sama yaitu mengobati gejalanya. Dapat diberikan parasetamol (4 kali dalam 24 jam).
Jangan memberikan aspirin dan ibuprofen karena akan menyebabkan gastritis dan perdarahan. Parasetamol
yang diberikan menurut umurnya jika suhunya diatas 39ºC.

2. Penanganan DBD derajad 1 dan II


Gejala klinis: demam 2-7 hr, uji tourniquet (+) Atau perdarahan spontan
Lab:Ht tdk meningkat, trombositopenia (ringan)
Pasien masih dapat minum pasien tidak dapat minumBeri minum banyak 1-2L/hr atau pasien muntah terus
menerus
1 sd mkn tiap 5 menit
Jenis minuman:air putih, teh manis,sirup,jus Buah, susu, oralit
Bila suhu >38,5ºC beri parasetamol pasang infuse NaCl 0.9%
Bila kejang beri obat antikonvulsif dextrose 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai berat badan, px Hb, Ht,
trombosit tiap 6-12 jam
Monitor gejala klinis dan lab
Perhatikan tanda syok
Palpasi hati, ukur dieresis tiap hari
Awasi perdarahan
Px Hb, Ht, trombositopenia tiap 6-12 jam Ht naik dan atau trombosit↓
Perbaikan klinis dan lab infuse ganti ringer laktat
Pulang

3. Penanganan derajad II dengan peningkatan ≥ Ht 20%


RL/NaCl 0.9% 6-7 ml/kgBB/jam
Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam
Perbaikan tidak ada perbaikan
Tdk gelisah gelisah
Nadi kuat distress pernapasan
TD stabil frek nadi ↑
Dieresis cukup, HT turun (2x px) Ht ttp ↑, dieresi kurang
Tetesan dikurangi tanda vital memburuk tetesan dinaikan
Ht meningkat 10-15 ml/kgBB/jam 5 ml/kgBB/jam Ada perbaikan tetesan dinaikan bertahap
Evaluasi 15mnt
Perbaikan tanda vital tidak stabil
Sesuaikan tetesan 3 ml/kgBB/jam Distress pernapasan Hb/Ht turun
Ht ↑
Stop pd 24-48 jam Tek nadi ≤20 mmHg
Klo tanda vital/Ht stabil Koloid transfusi darah segar
Dieresis ckp 20-30 ml/kgBB 10 ml/kgBB
perbaikan

4. Penanganan kasus DBD derajad III dan IV


a. O2 2-4l/menit
b. Penggantian vol plasma segera cairan kristaloid (RL atau NaCl 0.9%
20 ml/kgBB secepatnya (bolus dlm 30 menit)
Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi?
Pantau tanda vital tiap 10 menit
Syok teratasi syok tidak teratasi
Kesadaran membaik kesadaran ↓
Nadi teraba kuat nadi lemah.tdk traba
Tek nadi ≥ 20 mmHg tek nadi ≤ 20 mmHg
Tdk sesak nafas/sianosis distress pernafasan/sianosis
Ekstremitas hangat ekstremitas dingin
Dieresis cukup 1 ml/kgBB/jam px kadar gula darah
Cairan dlm tetesan disesuaikan lanjutkan cairan 10 ml/kgBB/jam 20 ml/kgBB/jam
Evaluasi ketat tambahkan koloid/plasma
Tanda vital dekstran/FP
Tanda perdarahan 10-20 (max 30) ml/kgBB/jam
Dieresis Hb, Ht, trombosit koreksi asidosis (evaluasi1jam)
Stabil dlm 24 jam/Ht < 40 tetesan 5ml/kgBB/jam
Syok teratasi syok belum teratasi
Tetesan 3 ml/kgBB/jam Ht ↓ Ht ↑
Infuse stop tdk melebihi 48 jam tranfusi darah segar 10 ml/kgBB
Setelah syok teratasi diulang sesuai kebutuhan

CONTOH KASUS DAN PENANGANANNYA

Seorang ibu datang ke dokter karena mengeluh anak laki-lakinya (12 tahun) menderita demam tinggi sejak 3
hari yang lalu. Ia dan keluarganya baru saja pindah ke kota Surabaya. Ia mendegar dari televisi bahwa wilayah
Surabaya ditetapkan sebagia daerah KLB untuk kasus demam berdarah. Pada daerah tangan Os ditemukan
bintik-bintik merah dan terkadang pasien mimisan. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter menemukan uji
tourniquet (+), dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia dan peningkatan hmt ≥ 20%.

Diagnosis
Berdasarkan penegakkan diagnosis DBD menurut WHO, dilihat dari kasus ditemukan adanya demam tinggi
sejak 3 hari yang lalu, terdapat manifestasi perdarahan yaitu uji tourniquet (+) dan tangan Os ditemukan adanya
bintik-bintik merah dan hidung Os juga mengalami mimisan. Pada pemeriksaan lab ditemukan adanya
trombositopenia dan terdapat minimal 1 dari tanda kebocoran plasma yaitu peningkatan Ht ≥ 20%. Jadi kalau
dilihat secara keseluruhannya maka Os termasuk derajad II
Terapi sesuai kasus
Jadi diagnosis kerja pada pasien ini adalah DBD derajad II maka penatalaksanaanya DBD derajad II dengan
peningkatan Ht ≥ 20%.
Pada saat pasien datang diberikan cairan kristaloid RL/NaCL 0.9% atau dekstrosa 5% dalam RL/NaCl 0.9% 6-7
ml/kgBB/jam. Monitor tanda vital dan kadar Ht serta trombosit setiap 6 jam, selanjutnya evaluasi 12-24 jam :
1. Observasi keadaan umum membaik yaitu anak tampak tenang, tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil,
dieresis cukup dan kadar Ht turun minimal dalam 2x pemeriksaan berturut-turut, maka tetesan dikurangi
menjadi 5 ml/kgBB/jam. Lakukan observasi lagi jika tanda vital tetap stabil, etsan dikurangi 3 ml/kgBB/jam
dan cairan dihentikan pada 24-48 jam
2. Jika KU tidak membaik misalnya anak gelisah, nafas cepat (distress pernapasan), frekuensi nadi meningkat,
dieresis kurang, tekanan nadi ≤ 20 mmHg memburuk serta Ht meningkat, maka tetesan dinaikkan menjadi 10
ml/kgBB/jam. Setelah 12 jam tidak terjadi perbaikan, tetesannya dinaikan lagi 15 ml/kgBB/jam. Evaluasi 12
jam lagi, jika distress pernapasan menjadi lebih berat dan Ht naik maka berikan cairan koloid 10-20
ml/kgBB/jam, dengan jumlah maksimal 30 ml/kgBB. Tetapi apabila Ht turun diberikan transfuse darah segar 10
ml/kgBB. Bila klinisnya membaik maka sesuaikan seperti no 1

Cairan awal
RL/NaCl 0.9% 6-7 ml/kgBB/jam
Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam
Perbaikan tidak ada perbaikan
Tdk gelisah gelisah
Nadi kuat distress pernapasan
TD stabil frek nadi ↑
Dieresis cukup, HT turun (2x px) Ht ttp ↑, dieresis kurang
Tetesan dikurangi tanda vital memburuk tetesan dinaikan
Ht meningkat 10-15 ml/kgBB/jam
5 ml/kgBB/jam Ada perbaikan tetesan dinaikan bertahap
Evaluasi 15mnt
Perbaikan tanda vital tidak stabil
Sesuaikan tetesan 3 ml/kgBB/jam Distress pernapasan Hb/Ht turun Ht ↑
Stop pd 24-48 jam Tek nadi ≤20 mmHg
Bl tanda vital/Ht stabil Koloid transfusi darah segar
Dieresis ckp 20-30 ml/kgBB 10 ml/kgBB
perbaikan

Anda mungkin juga menyukai