Etiologi DBD
Virus DEN serotipe I, II, III, IV Faktor risiko virus untuk patogenesis DBD:
Strain virus (genotipe)
Potensial epidemi: tingkat viremia, infektivitas
Serotipe virus
Risiko DBD paling besar untuk DEN-2, diikuti oleh DEN-3, DEN-4 dab DEN-1
Asimtomatik
Simtomatik
Demam Dengue Tanpa perdarahan Dengan perdarahan yg tidak biasa Plasma leakage Tanpa shock
DBD
Patogenesis DBD
Demam Dengue
Demam Dengue probable
Sakit kepala, nyeri retro orbita, myalgia, athralgia Ruam Manifestasi perdarahan Leukopenia, dan Serologi mendukung, atau Pada lokasi dan waktu yang sama terdapat kasus dengue confirmed
Trombositopeneia (100,000 per mm3) Bukti plasma leakage, ditandai minimal oleh satu keadaan berikut: Peningkatan hematokrit 20% diatas nilai rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan populasi Penurunan hematokrit setelah tatalaksana volume-replacement treatment 20% nilai dasar Bukti plasma leakage lainnya seperti efusi pleura, asites, dan hipoproteinemia
Dengue haemorrhagic fever: Diagnosis, treatment, prevention and control. WHO 1997
Derajat DBD
Derajat I : Demam + gejala konstitusional non spesifik + tourniquet test positif Grade II : Grade I + perdarahan spontan Grade III : Kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit atau hipotensi + kulit dingin dan lembab serta restlessness Grade IV : Profound shock (tekanan darah tak terukur, nadi tak teraba)
Dengue shock syndrome = Grade III atau IV
Tatalaksana DBD
Minum banyak 2l/hari Parasetamol Antikonvulsif bila perlu Monitor klinis & lab Tanda syok Diuresis Perdarahan Hb,Ht,trombo tiap 6-12jam
Infus D5%:NaCl 0.9%=3:1 Tetesan rumatan Periksa Hb, Ht, trombo tiap 6-12jam
Perbaikan
Pulang
Tatalaksana DSS
Goal:
Memperbaiki volume intravaskular Koreksi asidosis metabolik Mengatasi penyebab
Tatalaksana DSS
Tatalaksana Airway
supplemental oxygen
Sirkulasi
Sesuai dugaan etiologi
DBD: plasma leakage volume replacement
Monitoring
Tatalaksana DSS
Monitor ketat sampai masa bahaya berakhir
Keseimbangan cairan Tanda vital dan perfusi perifer (tiap 15-30 menit sampai pasien tidak shock, kemudian tiap 1-2 jam). Urine output (tiap jam sampai tidak shock, kemudian tiap 1-2 jam).
Tatalaksana DSS
Hematokrit (sebelum dan setelah bolus cairan sampai stabil, kemudian tiap 4-6 jam) Gula darah (sebelum resusitasi cairan dan diulang atas indikasi Gas darah vena atau arteri, laktal, CO2/bikarbonat total atas indikasi Fungsi organ lainnya (profil ginjal, profil hati, profil koagulasi, sesuai indikasi)
DBD syok
Evaluasi ketat
Inotropik
Penting diingat
perdarahan sal cerna masif mengikuti syok berat, dapat mematikan
Monitor
Hb, Ht (menurun atau meningkat) Awasi pasca syok lama Penurunan Hb, Ht saat penyembuhan disebabkan hemodilusi, bukan perdarahan
Kriteria Pulang
Convalescent rash