Anda di halaman 1dari 36

Laporan kasus

Demam Berdarah Dengue

Nama : Nur Chella Annisa Nasution


Pembimbing : dr. Ketut Sadiartha

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Click to add title
Definisi
Demam dengue atau demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukope-
nia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh. Sindrom Renjatan Dengue (Dengue Syok Syndrome) adalah demam
berdarah dengue yang ditandai dengan syok.
Epidemiologi
• Dbd tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik barat dan Karibia. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. In-
donesia tercatat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 Provinsi pada tahun
2015 sebanyak 1229 orang diantaranya meninggal dunia.
• Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yaitu nyamuk Aedes
aegypti dan Ae. albopictus sebagai vektor primer dan Ae. polynesiensis, Ae.s-
cutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor sekunder,4 selain itu juga ter-
jadi penularan transexsual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui
perkawinan4 serta penularan transovarial dari induk nyamuk ke keturunannya.5
Ada juga penularan virus dengue melalui transfusi darah seperti terjadi di Sin-
gapura pada tahun 2007 yang berasal dari penderita asimptomatik.6 Dari be-
berapa cara penularan virus dengue, yang paling tinggi adalah penularan
melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti.
Etiologi
• dd dan dbd disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
Flavivirus, family Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter
30mm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul
4x106.
• Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1. DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang se-
muanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah
dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 meru-
pakan serotype terbanyak.
patogenesis
Manifestasi Klinis
• Fase demam 2-7 hari diikuti fase kritis 2-3 hari (tidak demam)  demam
bifasik
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
– Uji tourniquet positif,
– Ptekie, ekimosis, purpura
– Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan
gusi),Hematemesis dan melena
• Hepatomegaly
• Syok,manifestasinya takikardi, nadi lemah, tekanan nadi(≤20 mmHg) atau
hipotensi dengan kulit dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah
• Trombositopenia (<100.000)
• Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai
berikut :
– Peningkatan hematocrit > 20% dari normal sesuai dengan
umur dan jenis kelamin
– Penurunan hematocrit >20% setelah mendapatkan terapi
cairan, dibandingkan dengan nilai hematocrit sebelumnya
– Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, atau
hipoproteinemia
Berdasarkan kriteria WHO diagnosis DBD ditegakkan bila 2
menifestasi klinis pertama + trombositopenia dan hemokonsen-
trasi/peningkatan hematokrit

Berdasarkan kriteria WHO diagnosis DBD ditegakkan bila


2 manifestasi klinis pertama + trombositopenia dan
hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit
Derajat DBD
DD/DBD Drajat Gejala Laboratorium Keterangan
DD   Demam disertai 2 lebih tanda : Leukopenia
Serologi
sakit kepala, nyeri orbital, myal-
    Trombositopenia
gia, atralgia Dengue
  tidak ditemukan kebocoran
plasma Positif
 
Gejala diatas ditambah uji
Trombositopenia (<100.000),
DBD I
bendung positif bukti ada kebocoran plasma
    
  
   
Gejala diatas ditambah
 DBD II
perdarahan spontan Trombositopeni a (<100.000),
    bukti ada kebocoran plasma
 
   
Gejala diatas ditambah kega-
DBD III galan sirkulasi (kulit dingin dan Trombositopenia (<100.000),
bukti ada kebocoran plasma
lembab serta gelisah)
 
DBD IV Syok berat, nadi tidak dapat Trombositopenia (<100.000),
 
bukti ada kebocoran plasma
diraba dan tekanan darah tidak
Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis pasti dapat ditegakkan dari hasil isolasi virus dengue ( cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse
Transcriptase Polymerase Chain Reaction) atau , namun karena teknik yang
lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik
terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG lebih banyak.
a. Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain :
• Leukosit : dapt normal atau menurun. Mulai dari hari ke 3 dapat ditemui limfositosis
relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya Limfosit Plasma Biru (LPB) > 15
dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
• Trombosit : umumnya terdpt trombositopenia pada hari ke 3 sampai ke 8
• Hematocrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan adanya peningkatan hematocrit
>20% mulai dari hematocrit awal. Umumnya dimulai dari hari ke 3 demam.
• Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, FDP pada keadaan yang
dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah
• Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
• Ureum, kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
• Elektrolit : sebagai parameter pemberian cairan
• Golongan darah dan cross match : bila diperlukan tranfusi darah
• Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgG dan IgM terhadap dengue
• IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5 meningkat sampai minggu ke 3 menghilang sete-
lah 60-90 hari.
• IgG pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder
IgG mulai terdeteksi pada hari ke 2
• NS 1 : Antigen NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari
kedelapan. Sensitivitas antigen NS1 berkisar 63%-93,4 dengan spesifisitas 100%
sama tingginya dengan spesifisitas gold standar kultur virus. Hasil negative antigen
NS1 tidak menyingkirkan adanya infeksi virus dengue.
b. Rumple Leed test
Uji tourniquet bertujuan untuk mengetahui fragilitas pembuluh darah kapiler. di-
lakukan dengan mengukur tekanan darah menggunakan manset yang sesuai dengan
ukuran pasien. Tentukan tekanan sitolik dan diastolik sesuai dengan cara pengukuran
tekanan darah yang benar. Setelah itu naikkan kembali tekanan setinggi rerata tekanan
sistolik dan diastolic (tekanan sistolik + tekanan diastolik/2) dan pertahankan selama 5
menit. Turunkan tekanan dan tunggu selama 1 menit untuk membaca hasil pemerik-
saan. Uji tourniquet dinyatakan postif jika terdapat >10 petekie dalam area 2,5 cm
baik berbentuk persegi maupun lingkaran. Uji ini memiliki sensivitas dan spesifitas yang
makin meningkat jika dilakukan setiap hari terutama pada infeksi virus dengue.
c. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto thorax bisa didapatkan efusi pleura, terutama pada
hemithoraks kanan tetapi apabila terjadi pembesaran plasma
hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemithoraks.
Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi
leteral decubitus kanan. Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan jika terdapat kesesuaian klinis
dengan demam tifoid, campak, influenza, cikungunya, dan leptospirosis.
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam berdarah dengue, prinsip utama
adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian
dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asu-
pan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan
cairan
oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan
melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara
bermakna.1
Penatalaksanaan DBD pada pasien anak
tanpa syok:
• Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan
ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
• Berikan infus sesuai dengan dehidrasi
• Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
• Kebutuhan cairan parenteral
– Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
– Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
– Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
• Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, trombosit,
leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
• Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara
bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48
jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
• Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok terkom-
pensasi (compensated shock).
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
BAB III
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : An. IGL
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Hindu
Keluhan Utama : Demam sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan demam yang bersifat naik turun sejak 4
hari yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya demam sempat turun namun
keesokan harinya demam lagi. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri
terasa berdenyut denyut di seluruh bagian kepala. Pasien juga merasakan mual
dan juga muntah. Selain itu, pasien juga merasakan pegal-pegal dan nyeri
persendian. Pasien juga mengatakan kedua matanya terasa panas. Nafsu makan
juga menurun. Pasien juga merasakan nyeri perut. BAB hitam tidak ada, namun
pasien mengeluh susah BAB sejak 2 hari yang lalu. BAK warnanya seperti biasa.
Batuk dan flu tidak ada . Pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Os tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
Tidak ada riwayat alergi obat ataupun makanan

• Riwayat Pengobatan :
Paracetamol 3x500mg

• Riwayat Sosial :
Pasien mengatakan dirumah banyak tumpukan barang dan jarang men-
guras bak mandi

 
Pemeriksaan Fisik
Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 122/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 38.90C
Berat Badan : 90Kg
Tinggi : 170Cm
 
Kepala : Normosefali, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Refleks cahaya langsung
(+/+), Refleks cahaya tidak langsung (+/+), Pupil bulat,isokor, diameter
(3mm/3mm)
Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), mimisan (-)
Mulut : Bentuk normal, bibir kering (-), gusi berdarah (-) sianosis (-), dinding
faring hiperemis (-), tonsil TI-T2 tidak hiperemis
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
• Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : Vesikular (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba 2cm lateral dari ICS V line midclavicularis sinistra
• Perkusi
» batas kanan jantung  ICS IV parasternalis dextra
» batas kiri jantung  ICS V 2 jari medial linea midclavicularis sinistra
» batas atas  Linea parasternalis sinistra
» Auskultasi : S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
• Abdomen
 Inspeksi : Tampak datar, simetris
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), Hepar dan lien tidak ter-
aba
• Ekstremitas : hangat, edema (-), sianosis (-),CRT <2detik,nyeri persendian
(+), ptekie (-).
Laboratorium :
Pemeriksaan Nilai Normal
Hb : 13.9 gr/dl 12-14
HT : 47.9% 37-43%
Leukosit : 3.900 mm3 4000-10000
Trombosit : 90.000 ribu 150.000-450.000
Diagnosis banding
Demam Dengue, Chikungunya
 

Anjuran
Cek trombosit setiap hari
Tatalaksana di IGD
Medikamentosa :
• MRS
• IVFD loading cairan 500cc
• Maintanance IVFD RL 20tpm/mnt
• Paracetamol 3x500mg
• Antasida 3x1 ac

Nonmedikamentosa:
• Cek DL setiap hari
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Follow up
Demam Hari ke Subject Object Assasment Planning
Pertama (4) Demam (+) TD : 122/70 mmhg DHF Grade I P / IVFD RL loading 500cc
Gusi berdarah(-) HR : 80x/mnt Maitanance RL 20tpm/mnt
Mual(+) Muntah (-) RR : 20x/mnt Paracetamol 3x500mg
Sakit kepala(+), lemas Suhu : 38,9 c Antasida 3x1 ac
(+), perut terasa enek Abd :nyeri epigas- Cek Darah Rutin
trium (+)
Hb: 13.9 gr/dl
Ht: 47.9%
Leukosit:
3900 rb/mm3
Trombosit: 90.000
mm3
Demam (-) TD : 120/70 mmhg  P / IVFD RL 20tpm/mnt
Kedua (5) Gusi berdarah (-) HR : 84x/mnt DHF Grade I Paracetamol 3x500mg
Mual (+), muntah (-), nyeri ulu RR : 20x/mnt
hati (+) Antasida 3x1 ac
Suhu : 38,4 c
abd: nyeri epigastrium(+)
Vit c 2x50mg
Hb : 13,6gr/dl Cek Darah Rutin
Ht : 48%
Leukosit :
3700ribu/mm3
Trombosit: 76.000 mm3
Demam (-) TD : 110/70 mmhg
DHF Grade I
P / IVFD RL 20tpm/mnt
Ketiga (6) pendarahan (-) HR : 75x/mnt Paracetamol 3x500mg
Mual Muntah (-) RR : 20x/mnt
Antasida 3x1 ac
Suhu : 37,1 c
Nyeri ulu hati (-) Vit c 2x50mg
Hb : 12.8 gr/dl
Ht : 45.5% Cek Darah Rutin
Leukosit :
7.600 ribu/mm3
Trombosit: 126.000 mm3
Demam (-) TD : 121/72 mmhg
DHF Grade I
P / aff infus
Keempat (7) Gusi berdarah (-) HR : 80x/mnt
Paracetamol 3x500mg
RR : 20x/mnt
Mual Muntah (-) Suhu : 36c Antasida 3x1 ac
Hb : 12.1 gr/dl Vit c 2x50mg
Ht : 44.2% bpl
Leukosit :
8600 ribu/mm3
Trombosit: 142.000 mm3
BAB IV
PEMBAHASAN
  Teori Kasus

S o Demam  Demam sejak 4 hari yang lalu


o Bersifat bifasik  Naik turun
o Cephalgia  Nyeri kepala
o Myalgia  Nyeri persendian
o Atralgia  Nyeri otot
o Letargi  Lemas
o Gejala GIT:  Mual (+),muntah (+)

Mual, muntah  Pasien sudah tidak BAB sejak 2 hari yang lalu

Konstipasi  Nyeri perut


Nyeri abdomen  Nafsu makan menurun
o Anoreksia  Pasien mengatakan lingkungan rumah banyak
o Ptekie tumpukan barang
o Ekimosis
o Epistaksis
o Gusi berdarah
o Faktor risiko: hygine pribadi dan sanitasi lingkungan

yang kurang
O o Kesadaran: bisa compos mentis  Kesadaran: compos mentis
atau penurunan kesadaran  Suhu 38.9 c
o Febris  Hematokrit meningkat 47.9% nor-
o Perdarahan mukosa malnya 37%-43%
o Peningkatan hematokrit  Trombosit menurun 90.000 rb/uL,
o Trombositopenia normalnya 150-450 rb/uL
o Leukopenia  Leukositnya turun 3900 ribu/mm 3
o Uji tourniquet positif normalnya 4000-10000 ribu/mm3
A DHF DHF grade I
DD: Demam Dengue, Chikungunya DD: Demam Dengue, Chikungunya

P 1. Pemeriksaan penunjang: 1. Pemeriksaan penunjang: Darah rutin pasien


Uji bendung (+), Darah rutin: trombosi- pada saat masuk: trombositopenia, leukopenia,
topenia, leukopenia, peningkatan hema- peningkatan hematokrit
tokrit, NS1, IgG&IgM 2 Penatalaksanaan: IVFD RL 20tpm/mnt, Paraceta-
2 Penatalaksanaan: mol 3x500mg, Antasida 3x1 ac, vit c 2x50mg, Cek

Bedrest total, terapi cairan, vitamin Darah Rutin


BAB V
KESIMPULAN
Dd atau dbd adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam genus Flavivirus, family Flaviviridae dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, dan trombosi-
topenia. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Pemeriksaan darah
rutin dilakukan dilakukan untuk menepis pasien tersangka demam dengue adalah
melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematocrit, trombosit, dan hapusan darah tepi
untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambar limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dari hasil isolasi virus dengue ( cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR ( Reverse Transcriptase
Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis
yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM
maupun IgG lebih banyak.
Kesimpulan

Penatalaksanaan pada DBD prinsip utamanya adalah terapi suportif.


Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan
hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tin-
dakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan
pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien
tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intra-
vena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai