Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

Disusun Oleh :

1. Fikri Gusti Ramadhan (2016.01.005)


2. Hanna Marfili Aini (2016.01.006)
3. Hardiyanti Oktafiani (2016.01.007)
4. Husnul Khotimah (2016.01.008)
5. Ilham Adi Pradana (2016.01.009)

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN BANYUWANGI

NOVEMBER 2017
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)

A. Pengertian
Deman dengue/DHF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik.
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokosentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan rongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh
renjatan/syok (SudoyonoAru, ddk 2009)

Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus


Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe
yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan
yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling
memberikan perlindungan silang. (Krisnantyo,2011)

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, terutama menyerang anak remaja dan
dewasa dengan gejala utama demam manifestasi perdarahan, nyeri otot dan sendi dan
bertendensi mengakibatkan renjatan yang menyebabkan kematian.(Tutorialkuliah,2010)

B. Klasifikasi
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue :

DD/DBD Derajad Derajad Laboratorium


Demam disertai 2 atau lebih Leukopenia Serologi
tanda : mialgia, sakit kepala, Trombositopenia, dengue positif
DD nyeri retro-orbital, artalgia tidak ditemukan
bukti ada kebocoran
plasma
Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia (<100.000/ul) bukti
DBD I
bendung positif ada kebocoran plasma
Gejala diatas ditambah
DBD II
perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit dingin
dan lembab serta gelisah)

[1]
Syok berat disertai dengan
DBD IV tekanan darah dan nadi tidak
teratur

Klasifikasi derajad DBD menuut WHO :

Derajad 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya menifestasi perdahan adalah
uji torniquet positif
Derajad 2 Derajad 1 disertai perdarahan spontan dikulit dan/ atau perdarahan lain
Derajad 3 Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan
nadi menurun (≤ 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan
pasien menjadi gelisah
Derajad 4 Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
Sumber : BA infeksi dan pediatri tropis hal : 164

C. Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, den-2, den-3 dan DEN-4. Ke-empatnya ditemukan di
Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi
yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daaerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe
selama hidupnya. Ke-empat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia (Sudoyono Aru, dkk 2009)

D. Manifestasi Klinis
1. Demam Dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia/artalgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
- Leukopenia
- Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang
sudah dikonfirmasikan pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal
dibawah ini dipenuhi :

a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat biasik.

[2]
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
- Uji tourniquet positif
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna
tempat bekas suntikan
- Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.000/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
- Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin.
- Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi pleura
3. Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD diatas desertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran, gelisah
b. Nadi cepat, lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah turun ≤ 20 mmHg
e. Perfus perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab
(wiwik dan Hariwibowo, 2008)

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
2. Hb dan PCV meningkat (20%)
3. Leukopeni (mungkin)
4. Isolasi virus
5. Serologi (Uji H) : reson antibody sekunder
6. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-
6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), Faal hemostasis, FDP,
EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum

F. Penatalaksanaan
Medik
a. DHF tanpa Renjatan
1) Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
2) Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
3) Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk anak <1 th
dosis 50 mg IM dan untuk anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum
[3]
teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3 mg / Kg BB anak <1 th dan pada
anak >1th diberikan 5 mg/ Kg BB.
4) Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
b. DHF dengan Renjatan
1) Pasang infus RL
2) Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30
ml/ kg BB )
3) Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Penanganan DBD tanpa syok(Wiwik dan Hariwibowo, 2008)


Keluhan DBD
(Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht Hb, Ht normal Hb, Ht normal Hb, Ht meningkat


Trombosit normal Trombo 100.000-150.000 Trombo <100.000 Trombo normal/turun

Observasi Observasi Rawat Rawat


Rawat jalan, periksa Rawat jalan, periksa Hb,
Hb, Ht, Leuko, Ht, Leuko, Trombo/24
Trombo/24 jam jam Protocol Penanganan
Rawat Inap untuk DBD
(Protokol 2)

Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Suspek DBD
Perdarahan Spontan dan Masif (-)
Syok (-)

- Hb, Ht (n) - Hb, Ht meningkat 10-20% - Hb, Ht meningkat >20%


- Trombo <100.000 - Trombo <100.000 - Trombo <100.000
- Infuse Kristaloid - Infuse Kristaloid
- Hb, Ht, Trombo tiap 24 - Hb, Ht, Trombo tiap 24 jam
jam
Protocol pemberian cairan
DBD dengan Ht meningkat
≥ 20 %

Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%


5 % deficit cairan
PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK
Ht dan frekuensi nadi turun, [4] Ht, nadi meningkat, tekanan
Terapi awal cairan intravena
tekanan darah membaik, Tatalaksana
darah menurun sesuai Protocol
20 mmHg,,
Terapi
Kurangi
cairan
infusedihentikan
kristaloid Kristaloid 6-7 ml/kg/jam KONDISI MEMBURUK
produksi urine meningkat syok dan
produksi perdarahan
urine menurun
24-28
3ml/kg/jam
5ml/kg/jam
PERBAIKANjam PERBAIKAN InfuseTIDAK
kristaloid
Tanda 15ml/kg/jam
Syok
MEMBAIK
TANDA VITALDAN
HEMATOKRIT
MEMBURUK Infuse kristaloid 10ml/kg/jam

PERBAIKAN

G. Masalah yang lazim muncul (Nanda, 2015)


1. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
2. Hipertemia b.d proses infeksi virus dengue
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran plasma darah
4. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)
5. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
6. Resiko syok (hypovolemik)
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

H. Discharge Planning

[5]
1. Minum yang cukup, diselingi minuman sari buah-buahan (tidak harus jus jambu)
dan ukur jumlah cairan yang keluar dan yang diminum.
2. Upayakan untuk makan dan istirahat yang cukup.
3. Untuk perlindungan gunakanlah obat anti nyamuk yang mengandung DEET saat
mengunjungi tempat endemik dengue.
4. Cegah perkembangbiakan nyamuk dan kenali tanda dan gejalanya.
5. Buang sampah pada tempatnya dan perbaiki tempat penyimpanan air untuk
mengosongkan air tergenang dari ban bekas, kaleng bekas, dan pot bunga.
6. Pada pasien DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, anti inflamasi
nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya perdarahan.
7. Melakukan abatesasi tempat-tempat penampungan air untuk mencegah
berkembangbiaknya nyamuk. Untuk abate yang ditaburkan kedalam bak tendon
air, satu sendok makan abate untuk bak ukuran 1m x 1m x1m atau 10 mg dalam
100 liter air. Jangan dikuras 1 bulan karena obat ini melapisi dinding bak air
sehingga kalau ada jentik, jentik akan mati.

I. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegyptydan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody.
Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5
akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine
dan merupakan mediator kuat sebagai factormeningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya
perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic
dan kematian.
J. WOC
Arbovirus (melalui Beredar dalam
[6] aliran Infeksi virus dengue
nyamuk aedes aegypti) darah (viremia)
PGE2 Hipothalamus Membentuk & Mengaktifkan sistem
melepaskan zat C3a,C5a komplemen

MK. Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas membran


Na+ dan H2O meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok hipovolemik


pembuluh darah

TromboSitopeni Merangsang & Renjatan hipovolemik dan


mengaktivasi faktor hipotensi
pembekuan

Kebocoran plasma
DIC

MK. Resiko pendarahan Perdarahan

Resiko perfusi jaringan


tidak efektif

Asidosis metabolik Hipoksia jaringan

MK. Resiko Syok MK. Kekurangan Ke extravaskuler


(hipovolemik) volume cairan

Paru-paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Ascites

MK. Ketidakefekifan Mual, muntah


pola nafas
Penekanan intraabdomen

MK. Ketidak
seimbangan nutrisi
MK. Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh

[7]
K. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada
pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran,
dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
1) Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai
sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
3) Kaji riwayat keperawatan.
4) Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok
(denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama
pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
4) Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
5) Nyeri akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)
6) Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
7) Resiko syok (hypovolemik)

c. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.
Tujuan :Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :Volume cairan tubuh kembali normal

[8]
Intervensi :
- Kaji KU dan kondisi pasien
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi tanda-tanda dehidrasi
- Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infuse
- Balance cairan (input dan out put cairan)
- Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
- Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh
keringat.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan: Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil: Suhu tubuh kembali normal
Intervensi
- Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
- Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
- Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
- Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat
seperti terbuat dari katun.
- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 –
2000 cc per hari
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
Tujuan: Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil: Intake nutrisi klien meningkat
Intervensi
- Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
- Timbang berat badan klien tiap hari
- Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi
sering
- Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
- Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

[9]
4) Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan: Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil: Trombosit dalam batas normal
Intervensi
- Kaji adanya perdarahan
- Observasi tanda-tanda vital
- Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.
- Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
- Monitor hasil darah, Trombosit
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra
vena.
5) Nyeri akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)
Tujuan: gangguan nyeri akut dapat teratasi
Kriteria hasil: nyeri berkurang
Intervensi
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi trapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Lakukan penanganan nyeri
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik untuk pengurangan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital
6) Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
Tujuan: Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan dalam batas normal
Kriteria hasil: tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan
Intervensi
- Monitor kecepatan, ritme, kedalaman dan usaha pasien saat bernafas
- Catat pergerakan dada, simetris atau tidak, menggunakan otot bantu
pernafasan
- Monitor suara nafas seperti snoring
- Monitor pola nafas: bradypneu, tachypneu, hiperventilasi

[10]
7) Resiko syok (hypovolemik)
Tujuan: tidak terjadi syok selama proses keperawatam
Kriteria hasil: irama pernafasan dalam batas di harapkan
Intervensi
- Monitor pernafasan
- Monitor tanda awal pernafasan
- Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok
- Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok
- Anjurkan pasien untuk banyak minum
- Observasi intake cairan dan output

[11]
DAFTAR PUSTAKA

Huda.A., & Kusuma H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis, jilid 1 edisi revisi. MediAction
publishing, Jogjakarta.

Krisnantyo.2011. Dengue Haemorragic Fever, (Online),


(http://krisnantyo.blogspot.co.id/p/dengue-hemorrhagic-fever.html, diakses 29
november 2017, 11.00).

Kuliah.tutorial.2010. Pengertian dengue Haemorrogic Fever, (Online),


http://tutorialkuliah.blogspot.co.id/2010/03/definisipengertian-dengue-
haemorrhagic.html,diakses 29 november 2017, 11.15).
Sudoyono aru,dkk 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1,2,3 edisi keempat. Internal
publihing, Jakarta.

Wiwik. H., & Hariwibowo, a. S (2008). buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem hematologi. Jakarta : salemba medika.

[12]

Anda mungkin juga menyukai