Anda di halaman 1dari 48

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Banyuwangi adalah rumah sakit milik

pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Letaknya di tengah kota

Banyuwangi dengan alamat di Jalan Letkol Istiqlah No. 49. Secara

formal RSUD Blambangan diresmikan pada tahun 1930, saat ini

termasuk dalam kategori tipe B dengan akreditas dasar penuh. Rumah

Sakit Umum Daerah Blambangan memberikan pelayanan rawat jala,

dan rawat inap. Pelayanan rawat jalan dilakukan 15 klinik yang ada

lengkap dengan dokter spesialisnya. Visi dari RSUD Blambangan

adalah menjadi rumah sakit andalan dari pusat rujukan di kabupaten

Banyuwangi. Berikut paparan mengenai luas wilayah dan batas – batas

wilayah RSUD Blambangan Banyuwangi.

1. Luas wilayah : 25.640 m2

2. Batas – batas wilayah :

a. Sebelah utara : Jalan letkol Istiqlah

b. Sebelah selatan : TPU Kelurahan Singomayan

c. Sebelah Timur : Alfamart Letkol Istiqlah

d. Sebelah barat : Rumah dinas POLRI.

Lokasi pengambilan data dilakukan di ruang anak (Mas

Alit) RSUD Blambangan Banyuwangi. Ruang rawat inap Mas Alit

67
68

RSUD Blambangan Banyuwangi di bagi menjadi beberapa

ruangan yaitu ruangan kelas 2 dan ruang kelas 3.

4.1.2 Pengkajian

1. Identitas Klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2

a) Nama An. A An. R


b) Umur 2,5 tahun 3,5 tahun
c) Jenis Kelamin laki-laki Laki-laki
d) Agama Islam Islam
e) Suku/Bangsa Jawa Jawa
f) Alamat Perum Permata Puri Kelir Secang, Kalipuro
g) Pekerjaan - -
h) No. Register 209389 206645
i) Tanggal MRS 2 Januari 2019 pukul (12.15) 8 Januari 2019 pukul (11.30)
j) Tanggal 3 Januari 2019 pukul (08.00) 8 Januari 2019 pukul (12.30
Pengkajian
k) Diagnosa GEA+Vomiting Bloody Gastroenteritis +
Medis Obs.Konvulsi

2. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit

KLIEN 1 KLIEN 2

Ibu pasien mengatakan ayah pasien mengatakan


anaknya BAB cair disertai anaknya BAB cair disertai
Keluhan Saat MRS
lendir sebanyak 3-4x dalam darah sejak 3 hari yang lalu
sehari sejak 4 hari yang lalu sebanyak 3-5x dalam
sehari, ayah pasien juga
mengatakan anaknya panas
dan mengalami kejang
Keluhan Saat Pengkajian Saat pengkajian ibu pasien Saat pengkajian ayah
mengatakan anaknya BAB pasien mengatakan
cair dan tidak ada ampas anaknya BAB cair disertai
sebanyak 2x darah sebanyak 3x

3. Riwayat Penyakit sekarang PQRST

KLIEN 1 KLIEN 2
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit Ayah pasien mengatakan saat dirumah
anaknya diberi makan kare setelah itu anaknya mengalami panas, kemudian
anaknya mengeluhkan BAB cair disertai disertai dengan kejang sebanyak 1x, ayah
dengan lendir sebanyak 3-4x dalam pasien juga mengatakan anaknya diare
sehari sejak 4 hari yang lalu tanggal 31 sejak 3 hari yang lalu, BAB cair sedikit
Desember 2018, ibu pasien mengatakn ampas dan disertai dengan darah. Setelah
pasien demam, mual dan muntah itu orangtua pasien membawa anaknya
sebanyak 2-3 kurang lebih 200 cc saat periksa ke poli Anak RSUD Blambangan
dirumah. Kemudian orang tua pasien Banyuwangi pada hari selasa Tanggal 8
69

membawa anaknya ke UGD RSUD Januari 2019 pukul 09.00. dari poli anak
Blambangan pada hari rabu tanggal 2 pasien dianjurkan untuk dirawat inap di
Januari 2019 pukul 12.15 dengan TTV Ruang Anak (Mas Alit) RSUD
Suhu 36,5°C Nadi 120x/menit RR 20x/ Blambangan Banyuwangi. Pada pukul
menit. Di UGD pasien disarankan untuk 11.30 pasien dibawa ke Ruang Anak,
dirawat inap kemuadian pasien dilakukan kemudian dilakukan tindakan pemasangan
tindakan pemasangan infus KAEN 3B infus KAEN 3B 1200cc/24 jam ditangaan
500cc 14 Tpm ditangan kiri dan kanan dn diberikan injeksi Ceftriaxon
diberikan injeksi Cefotaxime 3x50mg, 2x700mg, injeksi ranitidine 2x1/3 ampul,
pamol 3x300mg, D40% 10cc/24jam, injeksi antrain 3x1/3 ampul. Saat
ranitidine 2x1/3 ampul, ondansentron 1/3 pengkajian tanggal 8 Januari 2019 pukul
ampul. Kemudian pasien dibawa ke 12.30 WIB ayah pasien mengatakan
ruang anak RSUD Blambangan pada anaknya BAB cair sedikit ampas disertai
pukul 14.30. saat pengkajian tanggal 3 dengan darah sebanyak 3x, ayah pasien
Januari 2019 pukul 08.00 ibu pasien juga mengatakan anaknya tidak nafsu
mengatakan anaknya BAB cair dan tidak makan. TTV : Suhu : 37°C, N: 100x/menit
ada ampas sebanyak 2x, pasien masih RR: 18x/menit, bising usus: 36x/menit,
mual dan tidak nafsu makan. TTV Suhu : BB: 14Kg, LK:54cm, LL:17cm, TB:
34,9°C, Nadi : 113x/menit, RR: 48cm, turgor kulit kembali 2 detik, CRT
23x/menit, bising usus : 33x/menit, BB : kembali 2 detik
10Kg LK: 48cm, LL: 14cm, TB: 80cm,
turgor kulit kembali 2 detik, CRT 2 detik

4. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Ibu pasien mengatakan anaknya tidak Ayah pasien mengatakan anknya memiliki
mempunyai riwayat penyakit diare riwayat penyakit thypoid dan infeksi saluran
sebelumnya dan belum pernah masuk kemih. Dan pernah masuk rumah sakit
Rumah Sakit sebanyak 2x

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu pasien mengatakan keluarga pasien Ayah pasien mengatakan keluarganya tidak
tidak mempunyai penyakit genetik memiliki riwayat penyakit keturunan dan
ataupun penyakit menular riwayat penyakit menular

6. Riwayat Perkembangan

KLIEN 1 KLIEN 2
a) Motorik Halus Pasien sudah mampu Pasien sudah mampu makan
makan sendiri tanpa sendiri, sudah mampu
disuapi dan mampu membuka baju dan celana
melepas bajunya sendiri sendiri, dan sudah mulai bisa
dan menunjukkan barang menulis atau mencoret-coret
yang diinginkan dibuku

b) Motorik Kasar Ibu pasien mengatakan Ayah peasien mengatakan


anaknya sudah bisa anaknya sudah bisa berjalan,
berjalan, berlari dan sudah berlari
bisa menendang bola.

c) Bahasa/Komuni Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan


kasi anaknya sudah mampu anaknya sudah bisa berbicara
berbicara, mampu berkata tetapi masih belum lancar
saat ingin BAB atau BAK. dalam pengucapan katanya,
dan sudah mampu berkata
70

saat sedang BAK atau BAB


d) Adaptasi Sosial klien sudah bisa bermain Klien sudah bisa bermain
dengan kakaknya saat dengan kakaknya saat
dirumah dan bisa dirumah dan bisa beradaptasi
beradaptasi dengan dengan keluarga maupun
keluarga maupun temannya
temannya.

7. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual

a) Riwayat Pasien tampak sedikit Pasien tampak cemas saat di


Psikologis cemas saat di Rumah sakit rumah sakit ditandai dengan
ditandi dengan pasien pasien takut dan menangis
tampak sedikit takut ketika saat diperiksa oleh perawat
diperiksa oleh perawat maupun saat diberikan
maupun saat diberikan injeksi
injeksi.

b) Aspek Sosial Pasien masih belum bisa Pasien masih belum bisa
berdaptasi dengan beradaptasi dengan
lingkungan Rumah Sakit lingkungan rumah saki
ditandai dengan pasien ditandai dengan pasien takut
tampak sedikit takut dan dan menangis saat diperiksa
menangis saat diperiksa oleh perawat
oleh perawat maupun
dokter.

c) Aspek Orangtua klien Orangtua klien mengatakan


Spiritual/Sistem mengatakan beragama beragama islam dan anaknya
Nilai islam dan anaknya belum belum mampu mengerjakan
Kepercayan mampu mengerjakan sholat sendiri.
sholat sendiri.

8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. POLA
NUTRISI KLIEN 1 KLIEN 2

Sebelum Sakit Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan


sebelum sakit anaknya makan sebelum sakit anaknya
3-4x dalam sehari porsi makan 4x dalam sehari porsi
setengah piring dengan lauk setengah piring dengan lauk
pauk seperti ikan, tempe, pauk seperti ikan laut, ayam,
ayam, dan disertai dengan dan disertai dengan sayur
sayur seperti sayur bening. Ibu seperti sayur bening dan
pasien mengatakan sebelum sop. Ayah pasien
sakit anaknya minum 4-5 mengatakan sebelum sakit
gelas air putih sehari kurang anaknya minum 5-6 gelas air
lebih 700cc dan minum susu putih sehari kurang lebih
formula sebanyak kurang 800cc.
lebih 500cc dalam sehari

Saat Sakit Ibu pasien mengatakn saat Ayah pasien mengatakan


sakit nafsu makan anaknya saat sakit nafsu makan
71

menurun, hanya makan 3-4 anaknya menurun, hanya


sendok nasi kurang lebih 3x makan setengah porsi diit
dalam sehari, diselingi dengan yang diberikan rumah sakit
makan pisang dan roti. Ibu yaitu Bubur kasar rendah
pasien mengtakan saat sakit serat kurang lebih 2x dalam
anaknya minum air putih sehari. Ayah pasien
sebanyak kurang lebih 500cc mengtakan saat sakit
dalam sehari dan anaknya minum air putih
menghentikan pemberian susu sebanyak kurang lebih
formula saat sakit. 600cc dalam sehari.

b. POLA
ELIMINASI KLIEN 1 KLIEN 2
BUANG
AIR BESAR
Sebelum Sakit Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan
sebelum sakit anaknya BAB sebelum sakit anaknya BAB
kurang lebih 1x sehari dengan kurang lebih 1-2x sehari
bau khas feces, konsistensi dengan bau khas feces,
lembek, warna kekuningan. konsistensi lembek, warna
kekuningan
Saat Sakit Ibu pasien mengatakan saat Ayah pasien mengatakan
sakit anaknya BAB 3-4x saat sakit anaknya BAB 3-
dalam sehari dengan 5x dalam sehari dengan
konsistensi cair tanpa ampas, konsistensi cair tanpa
bau khas feces sedikit asam ampas, bau khas feces
dan berwarna kuning sedikit asam dan berwarna
kehijauan. kuning kecoklatan.

c. POLA
ELIMINASI KLIEN 1 KLIEN 2
BUANG
AIR KECIL
Sebelum Sakit Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan
sebelum sakit anaknya BAK sebelum sakit anaknya BAK
4-5x sehari kurang lebih 450cc 4-5x sehari kurang lebih
dengan bau khas urine dan 450cc dengan bau khas urine
warna kuning jernih dan warna kuning jernih

Saat Sakit ibu pasien mengatakan saat Ayah pasien mengatakan sat
skit pasien BAK 3-4x dalam sakit anaknya BAK 5x
sehari kurang lebih 400cc, bau sehari kurang lebih 450cc
khas urine dan warna kuning. dengan bau khas urine dan
warna kuning jernih

d. POLA
KLIEN 1 KLIEN 2
KEBERSIH
AN DIRI
Sebelum Sakit Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan
sebelum sakit anaknya mandi sebelum sakit anaknya
2x sehari, keramas 1x sehari, mandi 2x sehari, keramas 1x
ganti baju 3x setelah mandi sehari, ganti baju 3x setelah
dan sebelum tidur, gosok gigi mandi dan sebelum tidur,
3x dalam sehari saat mandi gosok gigi 2x dalam sehari
72

dan sebelum tidur. saat mandi.

Saat Sakit Ibu pasien mengatakan saat Ayah pasien mengatakan


sakit anaknya tidak diseka saat sakit anaknya tidak
hanya mengganti pampers diseka hanya mengganti
sebanyak 4-5x dan mengganti pampers
baju 1x sehari

e. POLA
AKTIVITAS
, LATIHAN KLIEN 1 KLIEN 2
DAN
BERMAIN

Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan


sebelum sakit anaknya selalu sebelum sakit anaknya
aktif dirumah, dan bisa selalu aktif dirumah, dan
Sebelum Sakit bermain dengan kakaknya dan bisa bermain dengan
sesekali bermain dengan kakaknya dan sesekali
teman sebaya disebelah bermain dengan teman
rumahnya. sebaya didekat rumahnya.

Ibu pasien mengatakan Saat Ayah pasien mengatakan


sakit anaknya hanya lemas Saat sakit anaknya hanya
Saat Sakit ditempat tidur dan sesekali lemas ditempat tidur dan
duduk saat makan maupun sesekali duduk saat makan
minum maupun minum, dan
bermain ditempat tidur
f. POLA
ISTIRAHAT
KLIEN 1 KLIEN 2
DAN
TIDUR
Ibu pasien mengatakan Ayah pasien mengatakan
sebelum sakit anaknya sebelum sakit anaknya
biasanya tidur siang kurang biasanya tidur siang dari jam
Sebelum Sakit lebih 2 jam dari jam 12.00- 15.00-20.00 kemudian lanjut
14.00 dan tidur malam kurang tidur malam pada jam 21.00-
lebih 9 jam dari jam 21.00 05.00 WIB
sampai jam 06.00 WIB

Ibu pasien mengatakan saat Ayah pasien mengatakan


sakit anaknya lebih banyak saat sakit anaknya lebih
tidur saat siang hari tidur banyak tidur saat siang hari
kurang lebih 3 jam dari jam tidur kurang lebih 3 jam dari
Saat Sakit 10.00-13.00 dan tidur malam jam 11.00-14.00 dan tidur
kurang lebih 10 jam dari jam malam kurang lebih 10 jam
20.00-06.00 WIB dari jam 20.00-06.00 WIB
73

9. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

KLIEN 1 KLIEN 2

Keadaan umum lemah, Keadaan umum lemah,


kesadaran composmentis, kesadaran
Keadaan Sakit
GCS 4,5,6, terpasang infus composmentis, GCS
ditangan kiri. 4,5,6, terpasang infus
ditangan kanan
Tanda-Tanda Vital

KLIEN 1 KLIEN 2

a) suhu 35,4°C 37°C

b) RR 23x/menit 18x/menit

c) Nadi 113x/menit 100x/menit

d) Tensi -

e) BB 10Kg
14Kg

f) LL 14cm 17cm

g) LK 48cm 54cm

h) TB 80cm
100cm

PEMERIKSAAN CEPALO CAUDAL

1. Kepala dan Rambut

KLIEN 1 KLIEN 2

bentuk kepala simetris, bentuk kepala simetris,


persebaran rambut merata, persebaran rambut merata,
Inspeksi warna rambut hitam, kepala dan warna rambut hitam, kepala
rambut bersih, tidak ada lesi dan rambut bersih, tidak ada
lesi, panjang rambut 1cm

tidak ada nyeri tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan yang abnormal teraba benjolan yang abnormal

Palpasi
74

2. Hidung

KLIEN 1 KLIEN 2

bentuk hidung simetris, warna bentuk hidung simetris, warna


kulit merata, tidak ada kulit merata, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak pernapasan cuping hidung,
Inspeksi ada secret, tidak memakai alat tidak ada secret, tidak
bantu pernapasan, tidak ada memakai alat bantu
pembengkakan. pernapasan, tidak ada
pembengkakan.

tidak ada nyeri tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak
Palpasi teraba benjolan teraba benjolan

3. Telinga

KLIEN 1 KLIEN 2

bentuk telinga kanan dan kiri bentuk telinga kanan dan kiri
simetris, tidak ada lesi, tidak ada simetris, tidak ada lesi, tidak
Inspeksi
perdarahan atau cairan yang ada perdarahan atau cairan
keluar dari telinga. yang keluar dari telinga.

Palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan maupun lesi teraba benjolan maupun lesi
4. Mata

KLIEN 1 KLIEN 2

bentuk mata kanan dan kiri bentuk mata kanan dan kiri
simetris, konjungtiva merah simetris, konjungtiva merah
Inspeksi
muda, sclera tidak ikterik,mata muda, sclera tidak ikterik,mata
tidak cekung tidak cekung

Palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan teraba benjolan
5. Mulut, gigi, lidah dan Tonsil

KLIEN 1 KLIEN 2

mukosa bibir kering, gigi sudah mukosa bibir kering, gigi


Inspeksi tumbuh penuh, tidak ada caries sudah tumbuh penuh, tidak
gigi, lidah bersih ada caries gigi,lidah bersih

Palpasi tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan

6. Leher dan Tenggorokan

KLIEN 1 KLIEN 2

warna kulit merata dengan warna kulit merata dengan


Inspeksi
sekitar, tidak ada nyeri telan, sekitar, tidak ada nyeri telan,
tidak ada lesi. tidak ada lesi.
75

tidak ada nyeri tekan, tidak ada tidak ada nyeri tekan, tidak
Palpasi pembesaran tonsil dan ada pembesaran tonsil dan
pembesaran vena jugularis. pembesaran vena jugularis.

7. Dada/Thoraks

a. Pemeriksaan Paru

KLIEN 1 KLIEN 2

Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak ada Bentuk dada simetris, tidak
retraksi dinding dada, warna ada retraksi dinding dada,
kulit merata dengan sekitar, warna kulit merata dengan
tidak ada lesi sekitar, tidak ada lesi

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, vocal Tidak ada nyeri tekan, vocal
fremitus sama antara kanan dan fremitus sama antara kanan
kiri dan kiri

Perkusi Terdengar suara paru sonor Terdengar suara paru sonor

Auskultasi Tidak adanya suara tambahan Tidak adanya suara tambahan


seperti ronchi dan wheezing seperti ronchi dan wheezing

b. Pemeriksaan Jantung

Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi Ictus cordis teraba di ics 5 Ictus cordis teraba di ics 5


midclavicula sinistra midclavicula sinistra
Perkusi Batas jantung atas ICS 3 Batas jantung atas ICS 3
midclavcula sinistra, batas midclavcula sinistra, batas
jantung bawah ICS midclavicula jantung bawah ICS
5 sinistra, batas jantung kanan midclavicula 5 sinistra, batas
linea sternal sinistra, batas jantung kanan linea sternal
jantung kiri midclavikularis sinistra, batas jantung kiri
sinistra midclavikularis sinistra

Auskultasi Tidak ada suara jantung Tidak ada suara jantung


tambahan seperti gallop dan tambahan seperti gallop dan
murmur, S1 tunggal dan S2 murmur, S1 tunggal dan S2
tunggal Tidak ada suara jantung tunggal Tidak ada suara
tambahan seperti gallop dan jantung tambahan seperti
dullness, S1 tunggal dan S2 gallop dan dullness, S1
tunggal tunggal dan S2 tunggal

8. Payudara

Tidak ada lesi, warna kulit sama Tidak ada lesi, warna kulit
Inspeksi dengan sekitar sama dengan sekitar

Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan teraba benjolan
76

9. Pemeriksaan Abdomen

Bentuk abdomen simetris, Bentuk abdomen simetris,


Inspeksi warna kulit sama dengn sekitar warna kulit sama dengn
sekitar

Auskultasi Suara bising usus 33x/menit Suara bising usus 36x/menit

Tidak ada nyeri tekan, tidak Tidak ada nyeri tekan, tidak
Palpasi teraba benjolan, tidak ada teraba benjolan, tidak ada
pembesaran hepar pembesaran hepar

1. Kuadran 1 : pekak 5. Kuadran 1 : pekak


(hepar) (hepar)
2. Kuadran 2 : 6. Kuadran 2 :
hypertimpani hypertimpani
(lambung) (lambung)
3. Kuadran 3 : timpani 7. Kuadran 3 : timpani
Perkusi (apendik) (apendik)
4. Kuadran 4 : timpani 8. Kuadran 4 : timpani
(usus) (usus)

1 2 1 2

3 4 3 4

10. Ekstremitas, Kuku, Kekuatan Otot dan Integumen

Kebersihan cukup, tidak adanya Kebersihan cukup, tidak


kemerahan pada anus, pampers adanya kemerahan pada anus,
Inspeksi basah, di pampers terdapat pampers basah, di pampers
urine, ganti pampers 5x selama terdapat urine, ganti pampers
sakit, kuku pendek dan bersih kurang lebih 3x selama sakit,
kuku kurang bersih
tidak adanya nyeri tekan pada tidak adanya nyeri tekan pada
Palpasi daerah anus, tekstur anus kasar daerah anus, tekstur anus
kasar
11. Genetalia dan Anus

pampers basah, di pampers pampers kering, di pampers


Inspeksi terdapat urine, ganti pampers 5x tidak terdapat urine dn feces,
selama sakit ganti pampers kurang lebih 3x
selama sakit
tidak adanya nyeri tekan pada tidak adanya nyeri tekan pada
Palpasi
daerah anus, tekstur anus kasar daerah anus, tekstur anus
kasar
12. Pemeriksaan Neurologis

Kesadaran compos mentis, GCS Kesadaran compos mentis,


(4,5,6) GCS (4,5,6)
77

13. Pemeriksaan Penunjang

KLIEN 1 KLIEN 2

Tanggal 2 Januari 2019 Tanggal 8 Januari 2019


Darah lengkap : Darah lengkap :
1.1 LEUKOSIT 14.1 x10^3/µL (3.8 - 1.2 LEUKOSIT 9.8 x10^3/µL (3.8 -
10.6) 10.6)
1. LYM 38.5 % (20 - 40) 1. LYM 30.3% (20 - 40)
2. MIX 8.9 % (0.8 - 10.8) 2. MIX 14.2 % (0.8 - 10.8)
3. NEU 52.6 % (73.7 – 89.7) 3. NEU 55.5% (73.7 – 89.7)
1.2 ERITROSIT 4.98 x10^6/µL (4.4 – 1.7 ERITROSIT 4.9 x10^6/µL (4.4
5.9) – 5.9)
1. MCV 59.0 fL (80 – 100) 1. MCV 65.2 fL (80 – 100)
2. MCH 18.7pg (26 - 34) 2. MCH 21.9pg (26 - 34)
3. MCHC 31.6 g/dL (32 – 36) 3. MCHC 33.5g/dL (32 – 36)
1.3 HEMOLOBIN 9.3 g/dl (13.2 – 18) 1.8 HEMOLOBIN 10.6 g/dl (13.2 –
1.4 HEMATOKRIT 29.4 % (40 – 52) 18)
1.5 TROMBOSIT 486 x103/µL (150 – 1.9 HEMATOKRIT 32.2% (40 – 52)
440) 1.10 TROMBOSIT 349 x103/µL (150
1.6 GDA 90 mg/dL (70 - 125) – 440)
Tes Widal : Tes Widal :
1. Typhi H negative 5. Typhi H negative
2. Typhi O negative 6. Typhi O negative
3. Paratyphi A negative 7. Paratyphi A 1/160
4. Paratyphi B negative 8. Paratyphi B 1/160

Tanggal 9 Januari 2019


Feces Lengkap :
1.1 warna feces : kuning kecoklatan
1.2 konsistensi : Encer
1.3 Lendir : Positif (negative)
1.4 Darah : Negative (negative)
1.5 Amoeba : Negative (negative)
1.6 Leukosit feces : 0-1 (negative)
1.7 Eritrosit feces : 0-1 (negative)
1.8 Telur cacing : negative (negative)
1.9 Sisa makanan : positif (negative)
1.10 Lemak : positif (negative)

14. Penatalaksanaan

KLIEN 1 KLIEN 2

Tanggal 3 Januari 2019 Tanggal 8 Januari 2019


Infus kaen 3B 14 Tpm infus KAEN 3B 1200cc/24 jam
Injeksi cefotaxime 3x500mg injeksi Ceftriaxon 2x700mg
pamol infus 3x300mg injeksi ranitidine 2x1/3 ampul
Injeksi ranitidine 2x1/3 ampul injeksi antrain 3x1/3 ampul
Injeksi ondansentron 3x1/3 ampul Oral :
D40% 10cc/24 jam metranidazole syrup 3x1cth
zinc 1x20mg
Tanggal 4 Januari phenitoin 3x30mg
Infus kaen 3B 14 Tpm As Valproat syrup 3x1/2cth
Injeksi cefotaxime 3x500mg
78

pamol infus 3x300mg Tanggal 9 Januari 2019


Injeksi ranitidine 2x1/3 ampul infus KAEN 3B 1200cc/24 jam
Injeksi ondansentron 3x1/3 ampul injeksi Ceftriaxon 2x700mg
D40% 10cc/24 jam injeksi ranitidine 2x1/3 ampul
Vit. A oral 1x5000mg injeksi antrain 3x1/3 ampul
Smecta 2x1/2 sachet Oral :
metranidazole syrup 3x1cth
Tanggal 5 Januari zinc 1x20mg
Infus kaen 3B 1000cc/24 jam phenitoin 3x30mg
Cefixim oral 2x1/2 cth As Valproat syrup 3x3/4 cth
Pamol oral 4x1 cth Ca gluconas 1x4cc
Vit. A 1x5000mg
Smecta 2x1/2 sachet Tanggal 10 Januari 2019
infus KAEN 3B 1200cc/24 jam
injeksi Ceftriaxon 2x700mg
injeksi ranitidine 2x1/3 ampul
injeksi antrain 3x1/3 ampul
Oral :
metranidazole syrup 3x1cth
zinc 1x20mg
phenitoin 3x30mg
As Valproat syrup 3x3/4 cth

15. Harapan Klien dan Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya

KLIEN 1 KLIEN 2

Orangtua klien mengatakan menginginkan Orangtua klien mengatakan


pasien segera sembuh dan dapat kembali menginginkan pasien segera sembuh dan
berkumpul dengan keluarg di rumah dan dapat kembali berkumpul dengan keluarg
bermain bersama kakak dan teman di rumah dan bermain bersama kakak
sebayanya. dan teman sebayanya.

16. Genogram

a. Klien 1

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
An A : Tinggal Serumah
: Pasien
79

b. Klien 2 Keterangan

: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Meninggal
An.R : Pasien

4.1.3 Analisa Data

A. Klien 1

No. Kelompok Data Masalah Etiologi


KLIEN 1 ( An.A)
1. DS : Ibu klien mengatakan Diare Infeksi
anaknya BAB cair tanpa mikroorganisme dan
ampas sebanyak 3-4x dalam patogen penyebab
sehari diare

DO :
1. Keadaan umum lemah hipersekresi
2. Kesadaran composmentis
3. Konsistensi feces cair
tanpa ampas, dan Peningkatan tekanan
berlendir osmotik
4. Warna feces kuning
kehijauan
5. Frekuensi BAB 3-4x Pergeseran cairan dan
dalam sehari elektrolit ke rongga
6. Bising usus 33x/menit usus
7. TTV Suhu : 34,9°C, Nadi
: 113x/menit, RR:
23x/menit Gastroenteritis

Frekuensi BAB
meningkat

DIARE

2. DS : Ibu klien mengatakan Ketidakseimbangan GASTROENTRITIS


anaknya tidak nafsu makan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
80

DO : kerusakan mukosa
1. Keadaan umum lemah usus
2. Kesadaran composmentis
3. Mukosa bibir kering
4. Pasien tidak mau makan Inflamasi saluran
diit dari RS pencernaan
5. Pasien makan 3-4 sendok
nasi, kurang lebih 3x
dalam sehari, diselingi Penurunan absorbsi
dengan makan pisang dan makanan, cairan dan
roti elektrolit berkurang
6. LK: 48cm, LL: 14cm,
TB: 80cm
7. BB sebelum sakit 10,5, Mual, muntah,
BB saat sakit 10Kg anoreksia
8. TTV Suhu : 34,9°C, Nadi
: 113x/menit, RR:
23x/menit Asupan nutrisi tidak
adekuat

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

B. Klien 2

No. Kelompok Data Masalah Etiologi


KLIEN 2 ( An.R)
1. DS : ayah klien mengatakan Diare Malabsorbsi makanan
anaknya BAB cair sedikit didalam usus
ampas disertai darah sebanyak
3x dalam sehari
Peningkatan tekanan
DO : osmotik
1. Keadaan umum lemah
2. Kesadaran composmentis
3. Konsistensi feces cair Pergeseran cairan dan
sedikit ampas, disertai elektrolit ke rongga
darah warna feces kuning usus
kecoklatan
4. Frekuensi BAB 3x dalam
sehari Gastroenteritis
5. Bising usus 36x/menit
6. TTV Suhu : 37°C, Nadi :
100x/menit, Frekuensi BAB
RR:18x/menit meningkat
7. Hasil Lab:
a. warna feces : kuning
kecoklatan DIARE
b. konsistensi : Encer
c. Lendir : Positif
d. Amoeba : Negative
e. Leukosit feces : 0-1
81

f. Eritrosit feces : 0-1


g. Telur cacing : negative
h. Sisa makanan : positif
i. Lemak : positif
2. DS : ayah klien mengatakan Ketidakseimbangan GASTROENTRITIS
anaknya tidak nafsu makan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DO : kerusakan mukosa
1. Keadaan umum lemah usus
2. Kesadaran composmentis
3. Mukosa bibir kering
4. Akral teraba hangat Inflamasi saluran
5. Diit BKRS pencernaan
6. pasien menghabiskan
setengah porsi makanan
dari RS Penurunan absorbsi
7. LK: 54cm, LL: 17cm, makanan, cairan dan
TB: 100cm elektrolit berkurang
8. BB sebelum sakit 16Kg,
BB saat sakit 14Kg
9. TTV Suhu : 37°C, Nadi : anoreksia
100x/menit,
RR:18x/menit
Asupan nutrisi tidak
adekuat

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS : ayah klien mengatakan Ansietas Psikologis
anaknya takut saat didekati
atau sat diinjeksi oleh perawat
DO : Hiperperistaltik
1. Keadaan umum
lemah
2. Kesadaran proses penyerapan di
composmentis usus terganggu
3. Pasien tampak takut
dan gelisah saat
diperiksa atau GASTROENTERITI
diinjeksi S
4. Pasien menangis saat
diperiksa dan Gangguan rasa
diinjeksi nyaman
5. Pasien menolak saat
dilakukan tindakan
6. Pasien tampak cemas Menimbulkan trauma
dan terus meminta
pulang
7. TTV Suhu : 37°C,
Hospitalisasi
Nadi : 100x/menit,
RR:18x/menit
Ansietas
82

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Tanggal
No. Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
Teratasi
KLIEN 1 (An.A)
1. Diare berhubungan dengan inflamasi saluran
cerna yang ditandai Ibu klien mengatakan
3 Januari 2019 anaknya BAB cair tanpa ampas sebanyak 3-4x
dalam sehari Dengan Keadaan umum lemah,
Kesadaran composmentis, Mukosa bibir
kering, Konsistensi feces cair tanpa ampas,
dan berlendir, Warna feces kuning kehijauan,
Frekuensi BAB 3-4x dalam sehari, Akral
teraba hangat , ising usus 33x/menit, TTV:
Suhu : 35,4°C, Nadi : 113x/menit, RR:
23x/menit

Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
3 Januari 2019 ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
ditandai dengan Ibu klien mengatakan anaknya
tidak nafsu makandengn Keadaan umum
lemah, Kesadaran composmentis, Mukosa
bibir kering, Akral teraba hangat , Diit BKRS,
Pasien tidak mau makan diit dari RS, Pasien
makan 4-5 sendok diit yang diberikan ibunya,
yaitu nasi dan mie dan makan 1 buah pisang,
BB sebelum sakit 10,5, BB saat sakit 10Kg,
LK: 48cm, LL: 14cm, TB: 80cm, Bising usus
33x/menit

Tanggal
No. Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
Teratasi
KLIEN 2 (An.R)
1. Diare berhubungan malabsorbsi makanan
ditandai dengan ayah klien mengatakan
8 Januari 2019 anaknya BAB cair sedikit ampas disertai darah
sebanyak 3x dalam sehari Dengan Keadaan
umum lemah, Kesadaran composmentis,
Mukosa bibir kering, Konsistensi feces cair
sedikit ampas, disertai darah warna feces
kuning kecoklatan, Frekuensi BAB 3x dalam
sehari, Akral teraba hangat, Bising usus
36x/menit, TTV Suhu : 37°C, Nadi :
100x/menit, RR:18x/menit
Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
8 Januari 2019 ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
ditandai dengan ayah klien mengatakan
anaknya tidak nafsu makan dengan Keadaan
umum lemah, Kesadaran composmentis,
83

Mukosa bibir kering, Akral teraba hangat, Diit


BKRS, pasien menghabiskan setengah porsi
makanan dari RS, LK: 54cm, LL: 17cm, TB:
100cm, BB sebelum sakit 16Kg, BB saat sakit
14Kg, Bising usus 36x/menit, TTV Suhu :
37°C, Nadi : 100x/menit, RR:18x/menit

Ansietas berhubungan dengan perubahan


8 januari 2019 dalam status kesehatan, gejala terkait penyakit
yang ditandadi dengan ayah klien mengatakan
anaknya takut saat didekati atau sat diinjeksi
oleh perawat dengan Keadaan umum lemah,
Kesadaran composmentis, Pasien tampak takut
saat diperiksa atau diinjeksi, Pasien menangis
saat diperiksa dan diinjeksi, Pasien menolak
saat dilakukan tindakan, Pasien tampak cemas
dan terus meminta pulang , TTV Suhu : 37°C,
Nadi : 100x/menit, RR:18x/menit
84

4.1.5 Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
KLIEN 1 (An.A)
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen diare a. Mengetahui apakah
dengan inflamasi saluran selama 2x24 jam diharapkan frekuensi BAB (0460) pasien pernah
cerna kembali normal. mengalami riwayat
NOC : kontinensi usus (0500) a. Tentukan riwayat gastroenteritis
gastroenteritis sebelumnya
Indikator IR ER b. Ambil tinja untuk b. Menegakkan
a. mengenali keinginan 4 5 pemeriksaan kultur diagnosa dan
untuk defekasi dan sensitifitas biak mengetahui
b. mempertahankan 3 5 gastroenteritis patogen penyebab
kontrol pengeluaran berlanjut gastroenteritis
c. Ajari untuk pemberian
feces
keluarga/orangtua terapi berlanjut
c. minum cairan secara 3 5
pasien penggunaan c. Pasien dapat
adekuat
obat anti meminum obat
gastroenteritis secara antidiare secara
d. memantau jumlah 3 5
tepat untuk anak mandiri sesuai
dan konsistensi feces
d. Intruksikan resep
Skala Outcome : keluarga/orangtua d. Mengetahui
1. tidak pernah menunjukkan pasien untuk perkembangan dari
2. jarang menunjukkan kondisi
mencatat warna,
3. kadang-kadang menunjukkan volume, frekuensi, gastroenteritis yang
4. sering menunjukkan dan konsistensi tinja diderita pasien
5. secara konsisten menunjukkan pada saat pasien e. Pemberian makan
BAB dalam porsi kecil
e. Berikan makanan dan sering dapat
dalam porsi kecil dan membantu dalam
lebih sering serta proses peningkatan
tingkatkan porsi nafsu makan
secara bertahap
85

2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manjemen nutrisi a. mengetahui


nutrisi kurang dari selama 2x24 jam diharapkan kebutuhn (1100) seberapa
kebutuhan tubuh nutrisi klien terpenuhi a. kaji status nutrisi kemampuan pasien
berhubungan dengan NOC : status nutrisi ( 1004) pasien dan dalam pemenuhan
ketidakmampuan kemampuan makan kebutuhn nutrisinya
mengabsorbsi makanan Indikator IR ER pasien secara mandiri
a. Asupan gizi 3 5 b. anjurkan orangtua b. memenuhi
pasien untuk kebutuhan nutrisi
memberi makan pasien
b. Asupan makanan 3 5
sedikit-sedikit tapi c. pemberian ASI
sering yang efektif dapat
c. Asupan cairan 3 5 c. anjurkan ibu untuk membantu dalam
mempertahankan pemenuhan
d. Rasio berat badan 4 5 pemberian ASI yang kebutuhan nutrisi
atau tinggi badan efektif pasien
d. monitor d. mengetahui adanya
Skala Outcome : kecenderungan penurunan dan
1. Sangat menyimpang dari rentang terjadinya penurunan kenaikan berat
normal dan kenaikan berat badan yang drastis
2. banyak menyimpang dari rentang badan e. memudahkan
normal e. kolaborasi dengan dalam pemilihan
3. cukup menyimpang dari rentang ahli gizi untuk nutrisi yang tepat
normal menentukan nutrisi untuk pasien
4. sedikit menyimpang dari rentang yang dibutuhkan
normal pasien
5. tidak menyimpang dari rentang
normal
86

Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Monitor nutrisi a. mengetahui adanya


selama 2x24 jam diharapkan kebutuhn (1160) penurunan atau
nutrisi klien terpenuhi a. timbang berat badan kenaikan berat
NOC : mual & muntah : Efek yang pasien badan
mengganggu (2106) b. Monitor turgor kulit b. sebagi indikator
c. monitor adanya mual adanya efek dari
Indikator IR ER dan muntah defisiensi asupan
a. Asupan cairan 3 5 d. monitor interaksi nutrisi
menurun anak/orangtua c. mencegah
selama makan terjadinya
b. Asupan makanan 3 5
e. identifikasi adanya pengeluaran cairan
berkurang
abnormalitas yang berlebih
c. Perubahan 3 5 eliminasi bowel d. interaksi orangtua
keseimbangan cairan (misalnya, diare dan anak yang baik
d. Perubahan status 4 5 darah, mukus dan dapat
nutrisi eliminasi yang nyeri meningkatkan
dan tidak teratur) keinginan anak
Skala Outcome : untuk makan
1. Sangat menyimpang dari rentang e. digunakan untuk
normal pemberian terapi
2. banyak menyimpang dari rentang lanjutan jika ada
normal indikasi
3. cukup menyimpang dari rentang abnormalitas
normal elminasi.
4. sedikit menyimpang dari rentang
normal
5. tidak menyimpang dari rentang
normal
87

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


KLIEN 2 (An. R)
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen diare a. Mengetahui apakah
malabsorbsi makanan selama 2x24 jam diharapkan frekuensi BAB (0460) pasien pernah
kembali normal. mengalami riwayat
NOC : kontinensi usus (0500) a. Tentukan riwayat gastroenteritis
gastroenteritis sebelumnya
Indikator IR ER b. Ambil tinja untuk b. Menegakkan
a. mengenali keinginan 4 5 pemeriksaan kultur diagnosa dan
untuk defekasi dan sensitifitas biak mengetahui
b. mempertahankan 3 5 gastroenteritis patogen penyebab
berlanjut gastroenteritis
kontrol pengeluaran
c. Ajari untuk pemberian
feces
keluarga/orangtua terapi berlanjut
c. minum cairan secara 3 5
pasien penggunaan c. Pasien dapat
adekuat
obat anti meminum obat
gastroenteritis secara antidiare secara
d. memantau jumlah 3 5
tepat untuk anak mandiri sesuai
dan konsistensi feces
d. Intruksikan resep
Skala Outcome : keluarga/orangtua d. Mengetahui
1. tidak pernah menunjukkan perkembangan dari
pasien untuk
2. jarang menunjukkan mencatat warna, kondisi
3. kadang-kadang menunjukkan volume, frekuensi, gastroenteritis yang
4. sering menunjukkan dan konsistensi tinja diderita pasien
5. secara konsisten menunjukkan pada saat pasien e. Pemberian makan
BAB dalam porsi kecil
e. Berikan makanan dan sering dapat
dalam porsi kecil dan membantu dalam
lebih sering serta proses peningkatan
tingkatkan porsi nafsu makan
secara bertahap
88

2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manjemen nutrisi a. mengetahui


nutrisi kurang dari selama 2x24 jam diharapkan kebutuhn (1100) seberapa
kebutuhan tubuh nutrisi klien terpenuhi a. kaji status nutrisi kemampuan pasien
berhubungan dengan NOC : status nutrisi ( 1004) pasien dan dalam pemenuhan
ketidakmampuan kemampuan makan kebutuhn nutrisinya
mengabsorbsi makanan Indikator IR ER pasien secara mandiri
a. Asupan gizi 3 5 b. anjurkan orangtua b. memenuhi
pasien untuk kebutuhan nutrisi
memberi makan pasien
b. Asupan makanan 3 5
sedikit-sedikit tapi c. pemberian ASI
sering yang efektif dapat
c. Asupan cairan 3 5 c. anjurkan ibu untuk membantu dalam
mempertahankan pemenuhan
d. Rasio berat badan 4 5 pemberian ASI yang kebutuhan nutrisi
atau tinggi badan efektif pasien
d. monitor d. mengetahui adanya
Skala Outcome : kecenderungan penurunan dan
1. Sangat menyimpang dari rentang terjadinya penurunan kenaikan berat
normal dan kenaikan berat badan yang drastis
2. banyak menyimpang dari rentang badan e. memudahkan
normal e. kolaborasi dengan dalam pemilihan
3. cukup menyimpang dari rentang ahli gizi untuk nutrisi yang tepat
normal menentukan nutrisi untuk pasien
4. sedikit menyimpang dari rentang yang dibutuhkan
normal pasien
5. tidak menyimpang dari rentang
normal
89

Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Monitor nutrisi a. mengetahui adanya


selama 2x24 jam diharapkan kebutuhn (1160) penurunan atau
nutrisi klien terpenuhi a. timbang berat badan kenaikan berat
NOC : mual & muntah : Efek yang pasien badan
mengganggu (2106) b. Monitor turgor kulit b. sebagi indikator
c. monitor adanya mual adanya efek dari
Indikator IR ER dan muntah defisiensi asupan
a. Asupan cairan 3 5 d. monitor interaksi nutrisi
menurun anak/orangtua c. mencegah
selama makan terjadinya
b. Asupan makanan 3 5
e. identifikasi adanya pengeluaran cairan
berkurang
abnormalitas yang berlebih
c. Perubahan 3 5 eliminasi bowel d. interaksi orangtua
keseimbangan cairan (misalnya, diare dan anak yang baik
d. Perubahan status 4 5 darah, mukus dan dapat
nutrisi eliminasi yang nyeri meningkatkan
dan tidak teratur) keinginan anak
Skala Outcome : untuk makan
1. Sangat menyimpang dari rentang e. digunakan untuk
normal pemberian terapi
2. banyak menyimpang dari rentang lanjutan jika ada
normal indikasi
3. cukup menyimpang dari rentang abnormalitas
normal elminasi.
4. sedikit menyimpang dari rentang
normal
5. tidak menyimpang dari rentang
normal
90

3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : pengurangan a. Pendekatan yang
dengan perubahan dalam selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak kecemasan (5820) tenang dan
status kesehatan, gejala lagi mengalami ansietas a. Gunakan pendekatan meyakinkan akan
terkait penyakit. NOC : tingkat rasa takut : anak (1213) yang tenang dan membuat pasien
Indikator IR ER meyakinkan lebih merasa aman
a. Menangis 3 5 b. Berikan objek yang dan nyaman
bisa mengalihkan b. Untuk mengalihkan
pasien dari rasa pasien dari rasa
b. Perilaku menghindar 3 5
cemas cemas atau gelisah
c. Berikan aktivitas yang sedang
c. Gelisah 3 5 pengganti seperti dirasakan
aktivitas bermain c. Aktivitas pengganti
d. Ketakutan 3 5 atau lainnya yang dapat membantu
bertujuan untuk klien dalam
mengurangi tekanan mengurangi
Keterangan : yang dirasakan oleh kecemasan
1. Berat pasien d. Peran keluarga
2. Cukup berat d. Dorong keluarga sangat penting saat
3. Sedang untuk mendampingi pasien sedang
4. Ringan klien dalam waktu merasa cemas
5. Tidak ada yang tepat karena dengan
adanya keluarga
didekatnya akan
membuat pasien
lebih merasa aman
91

4.1.6 Tindakan Keperawatan dan Evaluasi

A. Klien 1

Implementasi Pada An.A Tanggal 3 Evaluasi Pada An.A Tanggal


Pukul DX
Januari 2019 ( 08.00 - 14.00 WIB ) 3 Januari 2019 (13.00)

DIAGNOSA 1
08.00 1 1. melakukan identifikasi kepada S:
pasien dan orangtua DX 1 : Ibu klien mengatakan
H/memperkenalkan diri, anaknya BAB cair tanpa
pengkajian awal dan ampas sebanyak 3-4x dalam
menanyakan keluhan utama sehari
08.30 1 2. menentukan riwayat
gastroenteritis O:
H/pasien tidak pernah mengalami DX 1 :
gastroenteritis sebelumnya 1. Keadaan umum lemah
09.00 1 3. memonitor bising usus 2. Kesadaran composmentis
H/ bising usus 33x/menit 3. Mukosa bibir kering
09.20 1 4. berkolaborasi dengan dokter 4. Konsistensi feces cair
dalam pemberian obat dan tanpa ampas, dan berendir
injeksi 5. Warna feces kuning
H/ Injeksi cefotaxime 3x500mg, kehijauan
pamol infus 3x300mg, Injeksi 6. Frekuensi BAB 3-4x
ranitidine 2x1/3 ampul, Injeksi dalam sehari
ondansentron 3x1/3 ampul, 7. Akral teraba hangat
D40% 10cc/24 jam 8. Bising usus 33x/meni
9. TTV :
Suhu : 35,4°C,
Nadi : 113x/menit,
RR: 23x/menit
A:
DX 1 : masalah belum teratasi

P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
1,3,4,5

DIAGNOSA 2
09.45 2 5. mengkaji status nutrisi dan S:
kemampuan makan pasien DX 2 : Ibu klien mengatakan
H/status nutrisi pasien tidak anaknya tidak nafsu makan
adekuat dan pasien dibantu
orangtua saat makan O:
10.20 2 6. mengidentifikasi adanya DX 2:
abnormalitas eliminasi bowel 9. Keadaan umum lemah
(misalnya, diare darah, mukus 10. Kesadaran composmentis
dan eliminasi yang nyeri dan 11. Mukosa bibir kering
tidak teratur) 12. Pasien tidak mau makan
H/pasien tidak mengalami diare diit dari RS
darah, BAB cair dan frekuensi 3- 13. Pasien makan 3-4 sendok
4x dalam sehari nasi, kurang lebih 3x
11.00 2 7. memonitor turgor kulit dalam sehari, diselingi
H/turgor kulit kembali dalam 2 dengan makan pisang dan
detik roti
11.40 2 8. memonitor adanya mual dan 14. LK: 48cm, LL: 14cm, TB:
92

muntah 80cm
H/pasien sudah tidak muntah dan 15. BB sebelum sakit 10,5,
sedikit mual BB saat sakit 10Kg
12.20 1,2 9. Memberikan cairan yang tepat TTV :
H/infus kaen 3b 14 Tpm Suhu : 35,4°C,
12.40 2 10. memonitor interaksi makan Nadi : 113x/menit,
antara anak dan orangtua RR: 23x/menit
H/pasien tampak disuapi ibunya
saat makan A:
13.00 1,2 11. memonitor tanda-tanda vital DX 2 : masalah belum teratasi
H/ TTV Suhu : 34,9°C, Nadi :
113x/menit, RR: 23x/menit P:
13.30 2 12. berkolaborasi dengan ahli gizi DX 2 : lanjutkan intervensi
untuk menentukan nutrisi yang 1,2,4,6,7,8,9,10
dibutuhkan pasien
H/diit BKRS

Implementasi Pada An.A Tanggal 4 Evaluasi Pada An.A Tanggal


Pukul DX
Januari 2019 ( 08.00 - 14.00 WIB ) 4 Januari 2019 (13.30)
08.00 1 1. Mengajari orangtua cara S:
pemberian obat diare secara tepat DX 1 : Ibu klien mengatakan
untuk anak anaknya BAB cair sedikit
H/ibu pasien memberikan obat ampas sebanyak 2-3x dalam
untuk anaknya sesuai resep dari sehari
dokter
08.30 1 2. memonitor bising usus O:
H/ bising usus 28x/menit DX 1 :
09.00 1 3. Memberikan cairan yang tepat 1. Keadaan umum lemah
H/infus kaen 3b 14 Tpm 2. Kesadaran composmentis
3. Mukosa bibir kering
4. Konsistensi feces cair
sedikit ampas, tidak
berlendir
5. Warna feces kuning
kehijauan
6. Frekuensi BAB 2-3x
dalam sehari
7. Akral teraba hangat
8. Bising usus 28x/menit

A:
DX 1 : masalah teratasi
sebagian

P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
1,3,4,5
93

09.20 2 4. menganjurkan orangtua pasien S:


untuk memberi makan sedikit- DX 2 : Ibu klien mengatakan
sedikit tapi sering anaknya masih tidak nafsu
H/ pasien makan 4-5 sendok 3x makan
dalam sehari
10.00 2 5. memberi makanan sesuai O:
keinginan pasien DX 2:
H/orangtua memberi makan 1. Keadaan umum cukup
sesuai permintaan anaknya yaitu 2. Kesadaran compos mentis
nasi dan mie 3. Mukosa bibir kering
6. mengidentifikasi adanya 4. Pasien tidak mau makan
10.20 2 abnormalitas eliminasi bowel diit dari RS
(misalnya, diare darah, mukus 5. Pasien makan 4-5 sendok
dan eliminasi yang nyeri dan diit yang diberikan ibunya
tidak teratur) 6. BB sebelum sakit 10,5,
H/pasien tidak mengalami diare BB saat sakit 10Kg
darah, BAB cair sedikit ada 7. LK: 48cm, LL: 14cm, TB:
ampas dan frekuensi 2x dalam 80cm
sehari TTV
10.50 2 7. memonitor adanya mual dan Suhu : 34,9°C,
muntah Nadi : 110x/menit,
H/pasien sudah tidak muntah dan RR: 20x/menit
tidak mual
11.20 1,2 8. memonitor turgor kulit A:
H/turgor kulit kembali dalam 2 DX 2 : masalah teratasi
detik sebagian
11.40 2 9. memonitor interaksi makan
antara anak dan orangtua P:
H/pasien tampak disuapi ibunya DX 2 : lanjutkan intervensi
saat makan 1,2,4,6,7,8,9,10
12.10 1,2 10. memonitor tanda-tanda vital
H/ TTV Suhu : 34,9°C, Nadi :
110x/menit, RR: 20x/menit
12.30 1,2 11. berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat dan
injeksi
H/ Injeksi cefotaxime 3x500mg,
pamol infus 3x300mg, Injeksi
ranitidine 2x1/3 ampul, Injeksi
ondansentron 3x1/3 ampul,
D40% 10cc/24 jam, Vitamin A
13.20 2 oral 1x5000mg, 2x1/2 sachet
12. menimbang berat badan pasien
H/BB sebelum sakit 10,5kg, BB
saat sakit 10kg

Implementasi Pada An.A Tanggal 5 Evaluasi Pada An.A Tanggal


Pukul DX
Januari 2019 ( 08.00 - 14.00 WIB ) 5 Januari 2019 (13.00)
08.00 1 1. mengkaji status nutrisi dan S:
kemampuan makan pasien DX 1 : Ibu klien mengatakan
H/status nutrisi pasien masih anaknya sudah tidak mencret
adekuat dan pasien dibantu
orangtua saat makan O:
08.30 1 2. Memberikan cairan yang tepat DX 1 :
H/infus kaen 3b 1000cc/24jam 1. Keadaan umum cukup
09.00 1 3. memberikan makanan dalam 2. Kesadaran composmentis
porsi kecil dan lebih sering serta 3. Mukosa bibir lembab
94

tingkatkan porsi secara bertahap 4. Konsistensi feces lembek


H/ pasien makan 4-5 sendok 3x berampas, tidak berlendir
dalam sehari 5. Warna feces kuning
09.20 1 4. memonitor bising usus 6. Frekuensi BAB 2x dalam
H/ bising usus 25x/menit sehari
7. Akral teraba hangat
8. Bising usus 25x/menit

A:
DX 1 : masalah teratasi

P:
DX 1 : hentikan intervensi

10.00 2 5. mengidentifikasi adanya S:


abnormalitas eliminasi bowel DX 2 : Ibu klien mengatakan
(misalnya, diare darah, mukus anaknya masih tidak nafsu
dan eliminasi yang nyeri dan makan
tidak teratur)
H/pasien tidak mengalami diare O:
darah, BAB lembek berampas DX 2:
dan frekuensi 2x dalam sehari 1. Keadaan umum cukup
10.20 2 6. memonitor adanya mual dan 2. Kesadaran composmentis
muntah 3. Mukosa bibir kering
H/pasien sudah tidak muntah dan 4. Pasien tidak mau makan
tidak mual diit dari RS
11.00 2 7. memonitor interaksi makan 5. Pasien makan 4-5 sendok
antara anak dan orangtua diit yang diberikan ibunya
H/pasien tampak disuapi ibunya 6. BB sebelumnya 10,5 Kg
saat makan BB saat ini 10 Kg
11.30 2 8. menimbang berat badan pasien 7. LK: 48cm, LL: 14cm, TB:
H/BB sebelum sakit 10,5kg, BB 80cm
saat sakit 9,5 kg TTV :
12.00 1,2 9. memonitor turgor kulit Suhu : 36°C,
H/turgor kulit kembali dalam 2 Nadi : 110x/menit,
detik RR: 20x/menit
12.30 1,2 10. memonitor tanda-tanda vital
H/ TTV Suhu : 36°C, Nadi : A:
110x/menit, RR: 20x/menit DX 2 : masalah teratasi
13.00 1,2 11. berkolaborasi dengan dokter sebagian
dalam pemberian obat dan
injeksi P:
H/ cefixime orl 2x1/2 cth, pamol DX 2 : lanjutkan intervensi
4x1/2cth, vitamin A 1x5000 mg, 2,4,6,9,10
smecta oral 2x1/2 sachet
95

B. Klien 2

Implementasi Pada An.R Tanggal 8 Evaluasi Pada An.R Tanggal


Pukul DX
Januari 2019 ( 12.30-19.00 WIB ) 8 Januari 2019 (16.30)
12.30 1 1. melakukan identifikasi kepada S:
pasien dan orangtua DX 1 : ayah klien mengatakan
H/memperkenalkan diri, anaknya BAB cair sedikit
pengkajian awal dan ampas disertai darah sebanyak
menanyakan keluhan utama 3x dalam sehari
13.00 1 2. berkolaborasi dalam
pengambilan tinja untuk O:
pemeriksaan kultur DX 1 :
H/ hasil pemeriksaan menyusul 1. Keadaan umum lemah
13.20 1 3. menentukan riwayat 2. Kesadaran composmentis
gastroenteritis 3. Konsistensi feces cair
H/pasien pernah mengalami sedikit ampas, disertai
gastroenteritis sebelumnya darah warna feces kuning
13.40 1 4. Memberikan cairan yang tepat kecoklatan
H/infus kaen 3b 1200cc/24 jam 4. Frekuensi BAB 3x dalam
13.50 1 5. memonitor bising usus sehari
H/ bising usus 36x/menit 5. Akral teraba hangat
6. Bising usus 36x/menit

A:
DX 1 : masalah belum teratasi

P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
1,3,4,5

14.00 2 6. mengidentifikasi adanya S:


abnormalitas eliminasi bowel DX 2 : Ibu klien mengatakan
(misalnya, diare darah, mukus anaknya tidak nafsu makan
dan eliminasi yang nyeri dan
tidak teratur) O:
H/pasien mengalami diare darah, DX 2:
BAB cair dan frekuensi 3x dalam 1. Keadaan umum lemah
sehari 2. Kesadaran composmentis
14.30 2 7. mengkaji status nutrisi dan 3. Mukosa bibir kering
kemampuan makan pasien 4. Akral teraba hangat
H/status nutrisi pasien tidak 5. Diit BKRS
adekuat dan pasien dibantu 6. pasien menghabiskan
orangtua saat makan setengah porsi makanan
15.00 2 13. mengukur lingkar kepala, lingkar dari RS
lengan dan panjang badan pasien 7. LK: 54cm, LL: 17cm, TB:
H/ LK: 54cm, LL: 17cm, TB: 100cm
100cm 8. BB sebelum sakit 16Kg,
15.20 2 8. memonitor turgor kulit BB saat sakit 14Kg
H/turgor kulit kembali dalam 2 9. Bising usus 36x/menit
detik
15.50 2 9. memonitor interaksi makan A:
antara anak dan orangtua DX 2 : masalah belum teratasi
H/pasien tampak disuapi ibunya
saat makan P:
16.20 1,2 10. memonitor tanda-tanda vital DX 2 : lanjutkan intervensi
H/ TTV Suhu : TTV Suhu : 1,2,4,6,7,8,9,10
96

37°C, Nadi : 100x/menit,


RR:18x/menit
18.00 1,2 11. berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat dan
injeksi
H/ injeksi Ceftriaxon 2x700mg,
ranitidine 2x1/3 ampul, antrain
3x1/3 ampul, metranidazole
syrup 3x1cth, zinc 1x20mg,
phenitoin 3x30mg, As Valproat
syrup 3x1/2cth
18.40 2 12. berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
H/diit BKRS

18.45 3 13. Mendorong keluarga untuk S:


mendampingi klien dalam waktu DX 3: ayah klien mengatakan
yang tepat anaknya takut saat didekati
H/orangtua pasien mendampingi atau sat diinjeksi oleh perawat
saat pasien akan diinjeksi dan
memberikan penglihan agar O:
anaknya tidak menangis DX 3 :
19.00 3 14. menggunakan pendekatan yang 1. Keadaan umum lemah
tenang dan meyakinkan 2. Kesadaran composmentis
H/pasien sedikit tampak lebih 3. Pasien tampak takut saat
tenang ketika diberikan diperiksa atau diinjeksi
pengertian dan pengalihan saat 4. Pasien menangis saat
melakukan perawatan diperiksa dan diinjeksi
5. Pasien menolak saat
dilakukan tindakan
6. Pasien tampak cemas dan
terus meminta pulang
TTV
Suhu : 37°C,
Nadi : 100x/menit,
RR : 18x/menit

A:
DX 3 : masalah belum teratasi

P:
DX 3 : lanjutkan intervensi
1,2,3,4
Implementasi Pada An.R Tanggal 9 Evaluasi Pada An.R Tanggal
Pukul DX
Januari 2019 ( 08.00 - 14.00 WIB ) 9 Januari 2019 (13..00)
08.00 1 1. Mengajari orangtua cara S:
pemberian obat diare secara DX 1 : ayah klien
tepat untuk anak mengatakan anaknya diare
H/orangtua pasien sudah berkurang
memberikan obat untuk
anaknya sesuai resep dari O:
dokter DX 1 :
08.30 1 2. Memberikan cairan yang 1. Keadaan umum cukup
tepat 2. Kesadaran composmentis
H/infus kaen 3b 1200cc/24 3. Konsistensi feces lembek
jam sedikit berampas, warna
97

09.00 1 3. berkolaborasi dalam kuning kecoklatan


pengambilan tinja untuk 4. Frekuensi BAB 3x dalam
pemeriksaan kultur sehari
H/ warna feces : kuning 5. Akral teraba hangat
kecoklatan, konsistensi 6. Bising usus 27x/menit
Encer, Lendir Positif 7. Hasil Lab tgl 9 Januari :
, Amoeba Negative , a. warna feces : kuning
Leukosit feces 0-1 , kecoklatan
Eritrosit feces : 0-1 , b. konsistensi : Encer
Telur cacing : negative , c. Lendir : Positif
Sisa makanan : positif ,
d. Amoeba : Negative
Lemak : positif
e. Leukosit feces : 0-1
f. Eritrosit feces : 0-1
g. Telur cacing : negative
h. Sisa makanan : positif
i. Lemak : positif

A:
DX 1 : masalah teratasi
sebagian

P:
DX 1 : lanjutkan intervensi
1,3,4,5

09.20 2 4. menganjurkan orangtua S:


pasien untuk memberi DX 2 : ayah klien
makan sedikit-sedikit tapi mengatakan anaknya masih
sering tidak nafsu makan
H/ pasien makan setengah
porsi diit dari RS 3x dalam O:
sehari DX 2:
10.00 2 5. mengidentifikasi adanya 1. Keadaan umum cukup
abnormalitas eliminasi 2. Kesadaran composmentis
bowel (misalnya, diare 3. Mukosa bibir kering
darah, mukus dan eliminasi 4. Akral teraba hangat
yang nyeri dan tidak teratur) 5. Diit BKRS
H/pasien sudah tidak 6. pasien mengahbiskan
mrngalami BAB darah, BAB setengah porsi diit dari RS
lembek sudah ada ampas dan 7. LK: 54cm, LL: 17cm, TB:
frekuensi 3x dalam sehari 100cm
10.20 2 6. memonitor adanya mual dan 8. BB sebelum sakit 16Kg,
muntah BB saat sakit 14Kg
H/pasien tidak muntah dan
tidak mual A:
10.50 2 7. memonitor turgor kulit DX 2 : masalah teratasi
H/turgor kulit kembali sebagian
dalam 2 detik
11.20 2 8. memonitor interaksi makan P:
antara anak dan orangtua DX 2 : lanjutkan intervensi
H/pasien tampak disuapi 1,2,4,6,7,8,9,10
ibunya saat makan
11.40 1,2 9. memonitor tanda-tanda vital
H/ TTV Suhu : 36°C, Nadi :
105x/menit, RR: 19x/menit
12.40 1,2 10. berkolaborasi dengan dokter
98

dalam pemberian obat dan


injeksi
H/ injeksi Ceftriaxon
2x700mg, ranitidine 2x1/3
ampul, antrain 3x1/3 ampul,
metranidazole syrup 3x1cth,
zinc 1x20mg, phenitoin
3x30mg, As Valproat syrup
3x3/4 cth, Ca gluconas
1x4cc
13.00 2 11. menimbang berat badan
pasien
H/BB sebelum sakit 16kg,
BB saat sakit 14kg

13.30 3 12. memberikan objek yang bisa S:


mengalihkan pasien dari rasa DX 3: ayah klien mengatakan
cemas anaknya masih takut saat
H/memberikan objek mainan didekati atau sat diinjeksi oleh
dan pasien tampak bermain perawat
dengan mainannya ditempat
tidur O:
13.45 3 13. mendorong keluarga untuk DX 3 :
mendampingi klien dalam 1. Keadaan umum cukup
waktu yang tepat 2. Kesadaran composmentis
H/orangtua pasien 3. Pasien masih tampak
mendampingi saat pasien takut saat diperiksa atau
akan diinjeksi dan diinjeksi
memberikan penglihan agar 4. Pasien menangis saat
anaknya tidak menangis diperiksa dan diinjeksi
5. Pasien berontak dan
menolak saat dilakukan
tindakan
TTV
Suhu : 36°C,
Nadi : 105x/menit,
RR : 19x/menit

A:
DX 3 : masalah teratasi
sebagian

P:
DX 3 : lanjutkan intervensi
1,2,3,4
Implementasi Pada An.R Tanggal 10 Evaluasi Pada An.R Tanggal
Pukul DX
Januari 2019 ( 08.00 - 14.00 WIB ) 10 Januari 2019 (13.00)
08.00 1 1. Memberikan cairan yang tepat S:
H/infus kaen 3b 1200cc/24jam DX 1 : ayah klien
08.30 1 2. mengidentifikasi adanya mengatakan anaknya diare
abnormalitas eliminasi bowel sudah berkurang
(misalnya, diare darah, mukus
dan eliminasi yang nyeri dan O:
tidak teratur) DX 1 :
H/pasien sudah tidak mengalami 1. Keadaan umum cukup
diare darah, BAB lembek 2. Kesadaran composmentis
berampas dan frekuensi 2x dalam 3. Konsistensi feces lembek
99

09.00 sehari berampas, warna kuning


1 3. memonitor bising usus kecoklatan
H/ bising usus 25x/menit 4. Frekuensi BAB 2x dalam
sehari
5. Akral teraba hangat
6. Bising usus 25x/menit

A:
DX 1 : masalah teratasi

P:
DX 1 : intervensi dihentikan
4. memberikan makanan dalam S:
porsi kecil dan lebih sering serta DX 2 : ayah klien
tingkatkan porsi secara bertahap mengatakan nafsu makan
H/ pasien menghabiskan anaknya mulai membaik
09.00
2 setengah porsi lebih diit dari RS
5. memonitor interaksi makan O:
antara anak dan orangtua DX 2:
H/pasien tampak disuapi ibunya 9. Keadaan umum cukup
saat makan 10. Kesadaran composmentis
09.30
2 6. memonitor turgor kulit 11. Mukosa bibir lembab
H/turgor kulit kembali dalam 2 12. Akral teraba hangat
detik 13. Diit BKRS
7. memonitor tanda-tanda vital 14. pasien mengahbiskan
10.00
1,2 H/ TTV Suhu : 35,2°C, Nadi : setengah porsi lebih diit
100x/menit, RR: 20x/menit dari RS
8. menimbang berat badan pasien 15. LK: 54cm, LL: 17cm, TB:
10.20
2 H/BB sebelum sakit 16Kg, BB 100cm
saat sakit 14 kg 16. BB sebelum sakit 16Kg,
10. berkolaborasi dengan dokter BB saat sakit 14Kg
11.20
2 dalam pemberian obat dan
injeksi A:
H/ injeksi Ceftriaxon 2x700mg, DX 2 : masalah teratasi
11.50
1,2 ranitidine 2x1/3 ampul, antrain sebagian
3x1/3 ampul, metranidazole
syrup 3x1cth, zinc 1x20mg, P:
phenitoin 3x30mg, As Valproat DX 2 : lanjutkan intervensi
syrup 3x3/4 cth 2,4,6,7,10

12.40 3 11. mendorong keluarga untuk S:


mendampingi klien dalam waktu DX 3: ayah klien mengatakan
yang tepat anaknya masih sedikit takut
H/orangtua pasien mendampingi saat didekati atau sat diinjeksi
saat pasien akan diinjeksi dan oleh perawat
memberikan penglihan agar O:
13.00 anaknya tidak menangis DX 3 :
3 12. Memberikan aktivitas pengganti 6. Keadaan umum cukup
seperti aktivitas bermain atau 7. Kesadaran composmentis
lainnya yang bertujuan untuk 8. Pasien masih tampak
mengurangi tekanan yang takut saat diperiksa atau
dirasakan oleh pasien diinjeksi
H/pasien tampak bermain dengan 9. Pasien sudah merasa
mainannya dan tampak tenang tenang dan bisa
beradaptasi dengan
lingkungan Rsdiandai
dengan pasien sudah
bermain di tempat tidur
100

10. Pasien masih menangis


saat diperiksa dan
diinjeksi
TTV
Suhu : 35,2°C,
Nadi : 100x/menit,
RR: 20x/menit

A:
DX 3 : masalah teratasi
sebagian

P:
DX 3 : lanjutkan intervensi
1,2,3,4
101

4.2 Pembahasan

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan dari

asuhan keperawatan tentang studi kasus yang berjudul : “Asuhan

Keperawatan Pada Anak Dengan Gastroenteritis Yang Mengalami

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di

Ruang Anak ( Mas Alit ) RSUD Blambangan Banyuwangi Pada

Tahun 2019”.

4.2.1 Hasil Pengkajian

Sebagai tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian

dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar dapat

mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh klien. Data tersebut

dapat diperoleh melalui wawancara dengan klien maupun

keluarga kien, observasi, pemeriksaan fisik dalam bentuk

(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), status klien dari

dokter yang merawat klien dan perawat yang ada di ruangan.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 3

Januari 2019 pukul 08.00 WIB didapatkan hasil klien 1 An. A

didapatkan keluhan utama BAB 3-4x dalam sehari tanpa ampas,

berlendir dan warna kehijauan, nafsu makan menurun sejak 3 hari

yang lalu dan mengalami penurunan berat badan saat sakit. pada

tanggal 8 Januari 2019 pukul 12.30 WIB Pada klien 2 An. R

didapatkan keluhan utama BAB 3x dalam sehari sedikit ampas

disertai darah dan warna feces kecoklatan, nafsu makan menurun

saat sakit.
102

Menurut Sodikin (2011) penyakit gastroenteritis

didapatkan keluhan utama seperti BAB lebih dari 3 kali dan

cair (diare tanpa dehidrasi) , BAB 4 – 10 kali dan cair ( dehidrasi

ringan / sedang ) ,atau BAB > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila

diare berlangsung < 14 hari maka diare tersebut diare akut,

sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah

diare persisten.

Berdasarkan teori diatas diare yang dialami oleh klien 1

sesuai dengan teori dimana klien 1 BAB sebanyak 3-4x dalam

sehari dengan konsistensi cair tanpa ampas disertai lendir, dan

warna feces kehijauan. Pada klien 2, diare yang dialami oleh klien

2 juga sesuai dengan teori dimana klien 2 BAB 3x dalam sehari

dengan konsistensi cair sedikit berampas, disertai darah dan warna

feces kecoklatan.

Dari data diatas klien 1 dan klien 2 keduanya mengalami

BAB belebih, dan perbedaan diare yang dialami oleh klien 1 dan

klien 2 dapat dilihat dari frekuensi BAB, dimana klien 1 BAB 3-4x

dalam sehari, klien 2 BAB 3x dalam sehari. Perbedaan lainnya juga

dapat dilihat dari konsistensi feces, didapatkan konsistensi feces

klien 1 cair dan tanpa ampas, sedangkan klien 2 konsistensi feces

cair dan sedikit berampas. Selain itu warna feces dari klien 1 dan

klien 2 berbeda, dimana didapatkan warna feces klien 1 kehijauan

karena disertai dengan lendir, sedangkan warn feces klien 2

kecoklatan karena disertai dengan darah. Hal tersebut dapat terjadi


103

dikarenakan jenis bakteri yang menginfeksi klien 1 dan klien 2

tidak diketahui pasti bakteri apa yang terdapat pada feces.

Dari data yang didapatkan klien 1 mengalami mual muntah,

dan penurunan nafsu makan, klien 1 makan 3-4 sendok nasi 3x

dalam sehari dengan diselingi roti dan pisang selama sakit, dimana

klien 1 juga mengalami penurunan berat badan dari sebelum sakit

10,5 Kg, dan saat sakit BBnya menjadi 10Kg. Sedangkan klien 2

mengalami penurunan nafsu makan, makan setengah porsi diit dari

rumah sakit yaitu bubur kasar rendah serat kurang lebih 2x dalam

sehari, dan mengalami penurunan berat badan dari sebelum sakit

BBnya16 kg dan saat sakit BBnya menjadi 14 kg.

Menurut Widoyono (2011) gastroenteritis dapat

mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam

keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak yang

mengalami gastroenteritis akan meningkat dan asam lambung pun

akan meningkat, sehingga setiap serangan gastroenteritis akan

menyebabkan anoreksia dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhn tubuh. Jika hal ini berlangsung terus menerus akan

menghambat proses tumbuh kembang anak.

Berdasarkan teori diatas keluhan yang dialami oleh klien 1

sesuai dengan teori dimana saat sakit klien 1 mengalami penurunan

nafsu makan yang mengakibatkan penurunan berat badan dari

sebelum sakit BBnya 10,5kg dan saat sakit BBnya menjadi 10kg,
104

selain itu klien 1 juga mengalami mual muntah. Keluhan yang

dialami oleh klien 2 juga tidak jauh berbeda dengan klien 1,

dimana klien 2 mengalami penurunan nafsu makan yang juga

mengakibatkan penurunan berat badan, dari sebelum sakit BBnya

16 kg.

Dari data yang sudah ditemukan klien 1 dan klien 2 sama-

sama mengalami penurunan nafsu makan dan mengalami

penurunan berat badan. Perbedaan data dari klien 1 dan klien 2

yaitu klien 1 mengalami mual muntah sedangkan klien 2 tidak

megalami mual muntah. Perbedaan data lainnya dimana klien 1

tidak mau memakan diit yang sudah diberikan oleh rumah sakit

dan keluarga menggantinya dengan memberi makan nasi 3-4

sendok 3x dalam sehari, memberi selingan roti dan pisang, dan

memberhentikan pemberian susu formula selama sakit. Sedangkan

klien 2 mau memakan diit yang diberikan oleh rumah sakit yaitu

bubur kasar rendah serat hanya dihabiskan setengah porsi dan

makan 2x dalam sehari selama sakit.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Pada setiap perumusan diagnosa keperawatan penulis

berusaha untuk menganalisa data yang diperoleh dari

pengkajian dan mengidentifikasi masalah keperawatan, baik

yang dapat dicegah, dikurangi, maupun dapat diatasi berdasarkan

asuhan keperawatan.
105

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien 1 (An. A)

yang mengalami Gastroenteritis adalah :

1. Diare berhubungan dengan inflamasi saluran cerna. Hal

tersebut sesuai dengan data yang didapatkan saat

melakukan pengkajian pada klien 1, dimana klien 1 BAB

sebanyak 3-4x dalam sehari dengan konsistensi cair tanpa

ampas disertai lendir, dan warna feces kehijauan.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi

nutrien. Hal tersebut sesuai dengan data yang didapatkan

saat pengkajian dimana klien 1 mengalami penurunan nafsu

makan, mual muntah dan penurunan berat badan dari

sebelum sakit BBnya 10,5 kg dan BBnya menjadi 10 kg

saat sakit

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Klien 1 yang

mengalami Gastroenteritis adalah :

1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi makanan. Hal

tersebut sesuai dengan data yang sudah didapatkan

dimana klien 2 BAB 3x dalam sehari dengan

konsistensi cair sedikit berampas, disertai darah dan

warna feces kecoklatan.

2. Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi

nutrien. Hal tersebut sesuai dengan data yang sudah


106

didapatkan dimana klien 2 mengalami penurunan nafsu

makandan penurunan berat badan dari sebelum sakit

BBnya 16 kg dan saat sakit BBnya menjadi 14 kg.

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status

kesehatan, gejala terkait penyakit. Saat pengkajian

diagnosa tersebut muncul pada klien 2 karena saat

penulis melakukan pengkjin psien tampak takut, gelisah

dan menangis, dan klien 2 juga selalu menangis saat ada

perawat maupun dokter yang mendekat dan melakukan

tindakan kepada klien 2

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan

gastroenteritis menurut NANDA Internasional (2018), adalah sebagai

berikut:

1. Diare berhubungan dengan infeksi saluran cerna dan

malabsorbsi makanan

2. Defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif.

3. Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien.

4. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi atau

sering BAB.

6. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status


107

kesehatan, gejala terkait penyakit.

Dari diagnosis kasus penelitian di lapangan yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang

menjadi prioritas ke 2 pada klien 1 dan juga menjadi prioritas

ke 2 pada klien 2. Disini pada klien 1 dan klien 2 mengalami

perbedaan diagnose dimana pada klien 1 didapatkan 2

diagnosis dan pada klien 2 didapatkan 3 diagnosis

keperawatan. hal ini dikarenankan manifestasi klinis klien 1

dan klien 2 penyebab dari munculnya penyakit Gastroenteritis

serta dari system tubuh itu sendiri.

4.2.3 Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan dilaksanakan

berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi oleh pasien, dan

dilakukan berdasarkan kebutuhan dasar pasien dan disesuaikan

dengan situasi dan kondisi pasien serta fasilitas yang

tersedia. Perencanaan keperawatan yang disusun untuk

mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada klien 1 “An

A” dan klien 2 ”An R” dengan Gastroenteritis akut di Ruangan

Anak RSUD Blambangan Banyuwangi disusun berdasarkan teori

yang ada.

Intervensi keperawatan didefinisikan sebagai "berbagai

perawatan,berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang

dilakukan oleh seorang perawat untuk meningkatkan hasil klien/

klien". Nursing Interventions Classification (NIC) adalah sebuah


108

taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat

lakukan diberbagai tatanan perawatan. Dengan menggunakan

pengetahuan keperawatan, perawat melakukan dua intervensi

yaitu mandiri/ independen dan kolaborasi/interdisipliner.

Intervensi kolaborasi tumpang tindih dengan perawatan yang

diberikan oleh para profesional kesehatan lain (misalnya

dokter,terapi fisik) (NANDA-I, 2015).

Dari rencana keperawatan yang telah di berikan kepada

klien 1 dan klien 2 terdapat persamaan antara diagnosis

keperawatan diare berhubungan dengan inflamasi saluran cerna

dan malabsorbsi makanan yaitu dilakukan manajemen diare

dengan cara menentukan adanya riwayat diare, berkolaborasi

dalam pengambilan tinja untuk pemeriksaan kultur/feces dan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan dilakukan

manajemen nutrisi dan monitor nutrisi dengan cara mengkaji status

nutrisi pasien dan kemampuan makan pasien, menganjurkan orangtua

untuk memberi makanan sedikit tapi sering agar tetap bisa

memenuhi kebutuhan nutrisi klien, dan memonitor kecenderungan

adanya penurunan berat badan. Sedangkan klien 2 dengan

perencanaan diagnosis keperawatan ansietas sendiri adalah

pengurangan kecemasan. Dan dari kasus kedua klien tersebut

penulis menganjurkan agar keluarga memberikan banyak

minum kepada klien untuk memenuhi kebutuhan cairan pada


109

klien saat mengalami diare/gastroenteritis.

Namun dari rencana keperawatan menurut NANDA (

2018 ) tidak semua dilakukan pada klien 1 dan klien 2, hal ini

di karenakan untuk melaksanakan rencana keperawatan harus

disesuaikan dengan kondisi klien yang ada dilapangan. Dari

perencanaan keperawatan yang akan dilakukan kepada klien

harus disesuaikan dengan kondisi klien yang ada dilapangan.

Agar intervensi bisa dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan

tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan. Dengan fakta yang

telah dilakukan masa perawatan pada klien 1 selama 3 hari,

sedangkan klien 2 selama 3 hari dalam masa perawatan di ruang

anak RSUD Blambangan.

4.2.4 Tindakan Keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada klien 1

“An A” dan klien 2 ”An R” dengan Gastroenteritis akut di

Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan

Banyuwangi, penulis mengacu pada rencana yang telah disusun

sebelumnya berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang

muncul. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kien 1 dan klien

2 hampir sepenuhnya sudah dilakukan sesuai dengan rencana

keperawatan yang telah dibuat. Yaitu dengan melakukan tindakan

keperawatan seperti manajemen diare sedangkan untuk

perencanaan pada diagnosis keperawatan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


110

ketidakmampuan mengabsorbsi makanan dilakukan manajemen

nutrisi dan monitor nutrisi dengan cara mengkaji status nutrisi pasien

dan kemampuan makan pasien, menganjurkan orangtua untuk

memberi makanan sedikit tapi sering agar tetap bisa memenuhi

kebutuhan nutrisi klien, dan memonitor kecenderungan adanya

penurunan berat badan. Dan untuk klien 2 dengan diagnose

ansietas sendiri adalah pengurangan kecemasan, serta kolaborasi

dengan tim medis dalam pemberian cairan infus dan injeksi.

Tindakan kolaborasi dengan tim medis pada klien 1 tindakan

kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan infus kaen 3B

500cc 14 Tpm, infus D40% 10cc/24 jam, injeksi cefotaxime 3x500

mg, pamol infus 3x300 mg, Injeksi ranitidine 2x1/3 ampul,

ondansentron 3x1/3 ampul, Vit. A oral 1x5000mg, Smecta 2x1/2

sachet, pada tanggal 3 Januari sampai 5 Januari 2019. Sedangkan

pada klien 2 tindakan kolaborasi dengan tim medis yaitu

pemberian cairan infus Kaen 3B 1200cc/24 jam, injeksi Ceftriaxon

2x700mg, ranitidine 2x1/3 ampul, antrain 3x1/3 ampul,

metranidazole syrup 3x1cth, zinc 1x20mg, phenitoin 3x30mg, As

Valproat syrup 3x1/2cth.

Implementasi yang merupakan komponen dari proses

keperawatan adalah katagori dari prilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.

Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan


111

mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.

Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan kesehatan,

implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah

pengkajian (Potter & Perry, 2015).

Dari tindakan kolaborasi dengan tim medis terdapat

perbedaan dimana Klien 2tidak mendapatkan D40% karena kadar

glukosa An.R yang sudah cukup normal dan cukup dengan di

berikan rehidrasi cairan, sedangkan An.R diberikan D40 karena

kadar glukosa An Z yaitu 90mg/dL, jadi untuk An.A

dilakukan pemberian D40 untuk menambah kadar glukosa.

Tindakan keperawatan yang kita lakukan ke klien harus benar

– benar kita sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah

kita buat dengan tidak mengesampingkan waktu dan kondisi

klien.

4.2.5 Evaluasi

Kriteria hasil yang ditetapkan pada saat disusun

rencana keperawatan yang menjadi tolak ukur keberhasilan

pelaksanaan asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi setelah

tindakan keperawatan pada kasus nyata berupa catatan

perkembangan. Dari kriteria hasil yang ditetapkan pada tujuan

rencana pelaksanaan asuhan keperawatan, tidak semua kriteria

tersebut dapat dicapai. Selain respon pasien yang berbeda terhadap

treatment yang diterapkan, pasien juga terlihat lemah sehingga

cukup sulit bagi penulis untuk memacu pasien mencapai kriteria


112

hasil yang ditetapkan.

Menurut Asmadi (2008) evaluasi adalah tahap akhir dari

proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis

dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi

dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan

tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan

tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus

proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke

dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).

Dalam mengevaluasi hasil penelitian penulis

menggunakan evaluasi keperawatan selama tiga hari dan dapat

disimpulkan hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah

yang dialami Klien 1 dan Klien 2 teratasi dengan baik. Pada Klien

1 masa perawatan di ruang anak RSUD Blambangan diagnosis

medis Gastroenteritis selama 3 hari mulai tanggal 3 Januari

2019 sampai dengan 5 Januari 2019. Dengan diagnose

keperawatan diare teratasi pada tanggal 5 Januari 2019 dengan

konsistensi BAB yang sudah tidak cair lagi dan frekuensi BAB

kembali normal, serta diagnosis keperawatan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Klien 1 masih teratasi

sebagian pada Tanggal 5 Januari 2019 dengan kondisi nafsu makan

yang masih belum kembali seperti semula tetapi porsi makan Klien

1 sudah mulai meningkat. Sedangakan Pada Klien 2 masa


113

perawatan di ruang anak RSUD Blambangan diagnosis medis

Gastroenteritis selama 3 hari mulai tanggal 8 Januari 2019

sampai dengan 10 Januari 2019 Dengan diagnose keperawatan

diare teratasi pada tanggal 10 Januari 2019 dengan frekuensi BAB

kembali normal, serta diagnosis keperawatan ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Klien 2 masih teratasi

sebagian pada tanggal 10 Januari 2019 dengan kondisi nafsu

makan dan porsi makan yang sudah mulai meningkat, untuk

diagnose ansietas pada klien 2 teratasi pada tanggal 10 Januari

2019 dengan kondisi klien 2 sudah mau bermain dengan mainan

yang dibawakan oleh orangtuanya di tempat tidur, selain itu klien 2

juga sudah mulai tenang saat didekati oleh perawat maupun tenaga

medis lainnya. Masa perawatan dari Klien 1 dan klien 2 sama

karena keduanya sering minum air putih serta untuk peningkatan

nafsu makan dan pemberian nutrisi dari keluarga juga keduanya

cukup baik setalah dilakukan tindakan karena keluarga dapat

memberikan asupan nutrisi yang cukup kepada pasien

Selama masa perawatan di RSUD Blambangan

Banyuwangi tidak terjadi komplikasi yang lain seperti

perdarahan usus, komplikasi kardiovaskuler, komplikasi darah,

komplikasi hepar, komplikasi ginjal. Klien 1 dan klien 2 juga

tidak sampai terkena infeksi nosokomial setelah perawatan 3 hari

di RSUD Blambangan Banyuwangi. Dan masalah keperawatan

tertasi dengan baik, klien pulang dari RSUD Blambangan


114

Banyuwangi dengan keadaan jauh lebih baik saat pertama masuk

RSUD Blambangan Banyuwangi.

Anda mungkin juga menyukai