Anda di halaman 1dari 3

2.

7 Komplikasi Glomerulonefritis Akut


1 Oliguri sampai anuria sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus
2 Esefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat
gejala berupa gangguan pada penglihatan, pusing, muntah, dan kejang-kejang. Hal ini
disebabkan spasme pembuluh darah local dengan anoksia dan edema otak.
3 Gangguan sirkulasi berupa dispneu, orthopneu, terdapat ronchi basah, pembesaran
jantung dan meningkatnya TD yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah,
tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat membesar
dan terjadi gagal jantung akibat HT yang menetap dan kelainan di miocardium.
4 Anemia karena adanya hipervolemia disamping adanya sintesis eritropoetik yang
menurn.
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
1 Urin
a. Warna: secara abnormal warna urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen. Warna urine kotor, kecoklatan
menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin.
b. Volume urine: biasanya kurang dari 400 ml/24 jam bahkan tidak ada urine
(anuria)
c. Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat
d. Osmolalitas: kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular
dan rasio urin/serum sering 1:1
e. Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan kerusakan
glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
f. Klirens kreatinin: mungkin agak menurun
g. Natrium: lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium
2. Darah
a. Ht : menurun karena adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
b. BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
c. SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
d. GDA: asidosis metabolik, pH kurang dari 7,2

10
e. Protein (albumin) : menurun
f. Natrium serum : rendah
g. Kalium: meningkat
h. Magnesium: meningkat
i. Kalsium ; menurun
3. Osmolalitas serum : lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd:abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi Ginjal :untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi:untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria
dan pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram Ginjal:mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular,
masa
8. EKG:ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
(Doenges, 2000)
2.9 Penatalaksanaan
1. Medik
a. Pengobatan ditujukan pada gejala klinik dan gangguan elektrolit.
b. Pengobatan aktivitas sehari-hari sesuai batas kemampuan pasien.
c. Pengawasan hipertenasi antihipertensi.
d. Pemberian antibiotik untuk infeksi.
e. Dialisis berulang untuk memperpanjang harapan hidup pasien.
f. Terapi Antibiotik Long Term Penicillin, dan pasien harus terhindar dari infeksi,
karena dapat menimbulkan nefritis
2. Keperawatan
a. Pasien harus bed-rest sampai manifestasi klinik hilang
b. Disesuaikan dengan keadaan pasien.
c. Pasien dianjurkan secara teratur untuk senantiasa kontrol pada ahlinya.
d. Program diet ketat tetapi cukup asupan gizinya.
e. Penjelasan kepada pasien tentang pambatasan aktivitas sesuai kemampuannya.

11
f. Anjuran kontrol ke dokter harus ditaati untuk mencegah berlanjut ke sindrom
nefrotik atau GGK.
3. Diet
a. Rendah protein jika kadar BUN dan Creatinin dalam serum meningkat
b. Tinggi Karbohidrat
c. Rendah Garam
d. Intake dan Out-put harus diukur, kontrol cairan & hypertensi.
e. Kaji edema dan timbang BB setiap hari jika over load berikan diuretik.

12

Anda mungkin juga menyukai