Oleh:
Julia Mangera, S.Kep
NS0623032
CI Lahan CI Institusi
( ) ( )
E. MANIFESTASI KLINIS
Adapun manifestasi klinis DHF yaitu : (Mansjoer Arif,dkk. 2007)
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan
dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbital
c. Mialgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi perdarahan
f. Leukopenia
g. Pemeriksaan serologi dengue positif
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila
semua hal dibawah ini terpenuhi :
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari biasanya
bersifat bifasik.
b. Mabifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
Uji torniquet positif
Petekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi),
saluran cerna, tempat bekas suntika.
Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan :
Peningkatan nilai hemaktorit ≥ 20 % dari nilai baku
sesuai umur dan jenis kelamin .
Penurunan nilai hemaktorit ≥ 20 % setelah
pemberiam cairan yang adekuat.
e. Tanda kebocoran plasma seperti , hipoproteinemi, asites,
efusi pleura .
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DBD diatas ditandai dengan tanda kegagalan
sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran, gelisah
b. Nadi cepat, lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah turun ≤ 20 mmHg
e. Perfusi perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Wijaya S. 2013)
1. Darah
Pada DD terdapat leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga.
Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa
pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang,
dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII. Pada
pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia. SGOT, serum glutamik piruvat transaminase
(SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningka, reserve alkali
menurun.
2. Air seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan
3. Sumsum tulang
Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi
hiperselular, kemudian menjadi hiperselular pada hari ke lima
dengan gangguan maturasi dan pada hari ke sepuluh sudah kembali
normal untuk semua sistem
4. Uji serologi
a. Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil
pada masa akut dan konvalesen, yaitu uji pengikatan
komplemen (PK), uji netralisasi (NT) dan uji dengue blot .
pada uji ini dicari kenaikan antobodi antidengue sebanyak
minimal empat kali.
b. Uji serologi memakai serum tungga, yaitu uji dengue blot
yang mengukur antobodi antidengue tanpa memandang
kelas antibodinya, uji IgM antidengue yang mengukur
hanya anti bodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini
dicari adalah ada tidaknya atau titer tertentu antibodi
antidengue.
5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.
G. PENATALAKSANAAN (Mansjoer Arif, 2007)
1. Tirah baring
2. Makanan yang lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum
1,5 – 2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirup) atau air
tawar ditambah garam.
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hipereksia dapat
diberi kompres, antiseptik golongan asetaminofen, eukinin, atau
dipiron dan jangan berikan asetosal larena bahaya perdarahan.
4. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
sekunder.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian (Wijaya.S.2013)
a. Identitas pasien
Terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa medis, tanggal MRS,
keluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan, nomor MR.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih
dari 3 hari, tidak mau makan terdapat bintik merah pada tubuh.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang
menyebabkan sakit kepala.
b) Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat
menelan, lemah.
c) Nyeri otot dan persendian
d) Konstipasi dan bisa juga diare
e) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
f) Batuk ringan
g) Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata
(lakrimasi), foto fobia.
h) Ruam pada kulit (kemerahan)
i) Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan
perdarahan lain : epistaksis, hematemesis, hematuria
dan melena.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Pernah menderita DHF
b) Riwayat kurang gizi
c) Riwayat aktivitas sehari-hari
d) Pola hidup (life style)
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya penderita DHF dalam keluarga
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pengkajian umum
o Tingkat kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen,
sopor, koma.
o Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.
o Keadaaan gizi : tinggi badan dan berat dengan gizi
baik, sedang, buruk.
o Tanda – tanda vital : suhu meningkat, tekanan darah
pada DF dan DHF dapat meningkat, sedangkan pada
DSS dapat menurun, nadi pada DF dan DHF takikardi,
sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah serta ada
proses penyembuhan bradikardi, pernafasan dapat
normal dan meningkat, pada DSS cepat dangkal.
2) Pengkajian sistem tubuh
o Integumen : ruam, ptekie, ekimosis, purpura, hematom,
hiperemi, sedangkan pada DSS, dapat lembab, dingin
dan sianosis, pada hidung, kuku, kaki dan tangan.
o Kepala dan leher : pembesaran kelenjarlimfe (+) dan (-)
o Mata : conjungtiva hiperemi, lakrimasi, foto fobia.
o Sistem kardiovaskuler : pada DHF dapat hipotensi dan
hipertensi, takikardi dan dapat bradikardi
o Abdomen : hepatomegali, splenomwgali dan nyeri
tekan hepar
o Muskuloskeletal : nyeri sendi dan otot.
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan adanya infeksi
dengue adalah :
1) Uji rumple leed / tourniquet positif
2) Darah, akan ditemukan adanya trombositopenia,
hemokonsentrasi, masa perdarahan memanjang, hiponatremia,
hipoproteinemia.
3) Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan
4) Serologi
Dikenal beberapa jenis serologi yang biasa dipakai untuk
menentukan adanya infeksi virus dengue antara lain : uji IgG
Elisa dan uji IgM Elisa.
5) Isolasi virus
Identifikasi virus dengan melakukan fluorescence anti body
technique test secara langsung / tidak langsung menggunakan
conjugate (pengaturan atau penggabungan)
6) Identifikasi virus
Identifikasi virus dengan melakukan fluorescence anti body
tehnique test secara langsung atau tidak langsung dengan
menggunakan conjugate
7) Radiology
Pada fhoto thorax selalu didapatkan efusi pleura terutama
disebelah hemi thorax kanan.
2. Diagnosa (Nurarif & Kusuma. 2015)
a. Hipertemi
b. Resiko perdarahan
c. Resiko syok hipovolemik
d. Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan pola nafas
f. Nyeri
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Intervensi dan Implementasi
Menajemen pengobatan
1. tentukan obat apa yang Kolaborasi bersama
diperlukan dan dikelola tenaga kesehatan
menurut resep/protokol
2. tentukan dampak Menyesuaikan dengan
penggunaan obat pada kebutujan pasien
gaya hidup pasien
3. buang obat yang sudah Tidak menambah
kadaluarsa atau yang sudah masalah kesehatan
diberhentikan yang
mempunyai kontraindikasi.
2 Kekurangan volume Keseimbangan cairan Monitor tanda-tanda vital :
cairan atau defisien Tekanan darah 3 1. monitor tekanan nadi, Untuk mengetahui TTV
cairan Kehausan 3 suhu tubuh, dan status
Domain : 2 Pusing 4 pernafasan
Kelas : 5 Hidrasi 2. monitor warna kulit, suhu Untuk mengetahui turgor
Definisi Turgor kulit 4 dan kelembaban. kulit
Penurunan cairan Haus 4
intravaskular Peningkatan suhu tubuh 3 Perawatan demam
interstitial, atau Nafsu makan 1. pantau suhu dan TTV Mengetahui perubahan
intraselular. Ini Malaise 3 TTV
mengacu dehidrasi Tidur terganggu 3 2. monitor warna kulit dan Mengetahu perubahan
kehilangan cairan saja Ansietas 3 suhu kulit
tanpa adanya perubahan 3. dorong konsumsi cairan Mencegah dehidrasi
natrium.
Manajemen nutrisi
Batasan karakteristik : 1. tentukan status gizi pasien Membantu pasien dalam
Membran mukosa dan kemampuan untuk meningkatkan status gizi
kering, peningkatan memenuhi kebutuhan gizi
suhu tubuh, kelemahan, 2. identifikasi alergi atau Mencegah masalah
haus. intoleransi makanan yang keperawatan yang baru
dimiliki pasien
3. ciptakan lingkungan yang Memberikan keadaan
optimal pada saat yang aman bagi pasien
mengkonsumsi makanan
yang dimiliki pasien
4. pastikan makanan Meningkatkan nafsu
disajikan dengan cara yang makan pasien
menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk
konsumsi secara optimal.
3 Ketidakseimbangan Asupan nutrisi Terapi nutrisi
nutrisi Asupan kalori 3
Domain : 2 Asupan protein 3 1. monitor intake makanan Mengetahui jumlah
Kelas : 1 Vitamin 3 atau cairan dan hitung makanan
Definisi Tingkat kecemasan masukan kalori perhari
Asupan nutrisi tidak Tidak dapat beristirahat 4 sesuai kebutuhan
cukup untuk memenuhi Perasaan gelisah 3 2. pilih suplemen sesuai Meningkatkan nafsu
kebutuhan metabolik. Gangguan tidur 3 kebutuhan makan
Perubahan pada pola makan 3
Batasan karakteristik : Kontrol diri terhadap kelainan Pemberian makan
Enggan makan, kurang makanan
minat pada makanan, Menentukan target BB ideal 3 1. identifikasi diet yang Mempertahankan diet
gangguan sensasi tubuh Monitor berat badan 3 disarankan
Mengikuti pola makan yang sehat 3 2. Atur meja dan nampan Menciptakan rasa
agar nampak menarik nyaman
3. ciptakan lingkungan yang Meningktkan rasa aman
menyenangkan selama
makan
4. tanyakan pasien makanan Dapat tertarik makan
apa yang disukai
5. sediakan cemilan yang Tidak memberikan rasa
sesuai bosan
4. Implementasi
Impelementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi seorang
kestatus kesehatan yang lebih baik yang digambarkan dengan kriteria hasil
yang diharapkan
5. Evaluasi
Evaluasi adalh tahap penilaian atau perbandingan yang sistematik yang
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara yang berkesinambungan dengan melibatkan klien
dengan tenaga kesehatan lainnya.
Merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan atau diperluksn
pendekatan yang lain.
6. Discharge Planning
a) Pelajari cara perawatan anak, pemberian makanan dan minuman yang
benar
b) Ketahui tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, tirgor
kulit tidak elastis, membran mukosa kering) dan segera dibawa ke
dokter
c) Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan
gangguan gizi yang terjadi
d) Banyak minum air
e) Hindari konsumsi minuman bersoda/glukosa karena dapat
memperberat diare
f) Biasakan cuci tangan
g) Imunisasi
DAFTAR PUSTAKA
Arbovirus (melalui nyamuk aedes aegypti) Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue (viremia)
PGE2 Hipothalamus Membentuk & melepaskan zat C3a, C5a Mengaktifkan sistem komplemen