Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM KEPERAWATAN
MATA KULIAH ANAK
Dosen Pembimbing :
DWI RETNOWATI, S.kep, Ns, M.kes

Dibuat Oleh :

BIMA ANTONI (A1R18033)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN
2020-2021

Askep Anak
LAPORAN PENDAHULUAN
Dengue Fever

A. DEFINISI

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorhagic fever//DHF)


adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot atau nyeri sendi yang disetai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok
(Sudoyo Aru, dkk 2009).
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang
disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.
Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegepty atau oleh Aedes Albopictus (Titik Lestari, 2016)
DHF adalah infeksi arbovirus (arthropoda-borne virus) akut, ditularkan
oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes
albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia
Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
dengan ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak
menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah
hanya dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012).

B. ETIOLOGI
Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue Haemoragic Fever adalah
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus Dengue mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3,
dan DEN 4, yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup dikawasan
tropis dan berkembang biak pada sumber air yang tergenang. Keempatnya ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan menimbulkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue
dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo dkk. 2010).

Askep Anak
Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh distiter
dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 0C. Keempat tipe tersebut telah ditemukan pula di
Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling banyak ditemukan (Hendarwanto 2010).

C. PATOFISIOLOGI

Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam karena proses infeksi. Hal

tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga terjadi termoregulasi yang akan meningkatkan

reabsorsi Na dan air sehingga terjadi hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena

terjadi peningkatan permeabilitas membran yang juga mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak

teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.

Selain itu kerusakan endotel juga dapat mengakibatkan trombositopenia yang akan

mengakibatkan perdarahan, dan jika virus masuk ke usus akan mengakibatkan gastroenteritis

sehingga terjadi mual dan muntah.

Askep Anak
E. PATHWAY

Derajat Dengue Haemorhagic Fever menurut WHO

Askep Anak
1. Derajat 1 : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan

adalah uji tourniquet positif

2. Derajat 2 : sama seperti derjat 1, disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan

lain.

3. Derajat 3 : ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan

darah menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien

menjadi gelisah.

4. Derajat 4 : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua lebih manifestasi klinis sebagai
berikut :
- Nyeri kepala

- Nyeri retro-orbital

- Mialgia / artralgia

- Ruam kulit

- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bending positif)

- Leucopenia

- Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada

lokasi dan waktu yang sama

2. Demam berdarah dengue


Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi
a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
- Uji tourniquet positif
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,tempat bekas suntik.
- Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
- Peningkatan nilai hematokrit ≥20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin.
- Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti :
- Hipoproteinemia

Askep Anak
- Asites
- Efusi pleura
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DBD diatas ditandai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu:
- Penurunan kesadaran, gelisah
- Nadi cepat, lemah
- Hipotensi
- Tekanan darah turun <20mmHg
- Perfusi perifer menurun
- Kulit dingin, lembab.
-

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
a. Pada kasus DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu menggunakan darah atau
disebut lab serial yang terdiri dari hemoglobin, PCV, dan trombosit. Pemeriksaan
menunjukkan adanya tropositopenia (100.000 / ml atau kurang) dan hemotoksit sebanyak
20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematoksit pada masa konvaselen.
b. Hematokrit meningkat > 20 %, merupakan indikator akan timbulnya renjatan. Kadar
trombosit dan hematokrit dapat menjadi diagnosis pasti pada DHF dengan dua kriteria
tersebut ditambah terjadinya trombositopenia, hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji
serologi hemaglutnasi (Brasier dkk 2012).
c. Leukosit menurun pada hari kedua atau ketiga
d. Hemoglobin meningkat lebih dari 20 %
e. Protein rendah
f. Natrium rendah (hiponatremi)
g. SGOT/SGPT bisa meningkat
h. Asidosis metabolic
i. Eritrosit dalam tinja hampir sering ditemukan
2. Urine
Kadar albumin urine positif (albuminuria) (Vasanwala, 2012) Sumsum tulang pada awal sakit
biasanya hiposeluler, kemudian menjadi hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan
pada hari ke 10 sudah kembali normal untuk semua system
3. Foto Thorax
Pada pemeriksaan foto torax dapat ditemukan efusi pleura. Umumnya posisi lateral dekubitus
kanan (pasien tidur disisi kanan) lebih baik dalam mendeteksi cairan dibandingkan dengan posisi
berdiri apalagi berbaring.
4. USG
Pemeriksaan USG biasanya lebih disukai dan dijadikan pertimbangan karena tidak menggunakan
sistem pengion (sinar X) dan dapat diperiksa sekaligus berbagai organ pada abdomen. Adanya acites
dan cairan pleura pada pemeriksaan USG dapat digunakan sebagai alat menentukan diagnosa
penyakit yang mungkin muncul lebih berat misalnya dengan melihat ketebalan dinding kandung
empedu dan penebalan pankreas
5.Diagnosis Serologis
a. Uji Hemaglutinasi (Uji HI)
Tes ini adalah gold standart pada pemeriksaan serologis, sifatnya sensitif namun
tidak spesifik. Artinya tidak dapat menunjukkan tipe virus yang menginfeksi. Antibodi HI
Askep Anak
bertahan dalam tubuh lama sekali (<48 tahun) sehingga uji ini baik digunakan pada studi
serologi epidemiologi. Untuk diagnosis pasien, kenaikan titer konvalesen 4x lipat dari titer
serum akut atau tinggi (>1280) baik pada serum akut atau konvalesen dianggap sebagai
pesumtif (+) atau diduga keras positif infeksi dengue yang baru terjadi (Vasanwala dkk.
2012).
b. Uji komplemen Fiksasi (uji CF)
Jarang digunakan secara rutin karena prosedur pemeriksaannya rumit dan butuh
tenaga berpengalaman. Antibodi komplemen fiksasi bertahan beberapa tahun saja
(sekitar 2-3 tahun).
c. Uji Neutralisasi
Uji ini paling sensitif dan spesifik untuk virus dengue. Dan biasanya memakai cara
Plaque Reduction Neutralization Test (PNRT) (Vasanwala dkk. 2012).
d. IgM Elisa (Mac Elisa, IgM captured ELISA)
Banyak sekali dipakai, uji ini dilakukan pada hari ke 4-5 infeksi virus dengue karena
IgM sudah timbul kemudian akan diikuti IgG. Bila IgM negatif maka uji harus diulang.
Apabila sakit ke-6 IgM masih negatif maka dilaporkan sebagai negatif. IgM dapat bertahan
dalam darah sampai 2-3 bulan setelah adanya infeksi (Vasanwala dkk. 2012).
e. Identifikasi Virus
Cara diagnostik baru dengan reverse transcriptase polymerase chain reaction
(RTPCR) sifatnya sangat sensitif dan spesifik terhadap serotype tertentu, hasil cepat dan
dapat diulang dengan mudah. Cara ini dapat mendeteksi virus RNA dari sp
ecimen yang berasal dari darah, jaringan tubuh manusia, dan nyamuk (Vasanwala dkk. 2012).

G. PENATALAKSANAAN

1.   Medis
a. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pasien
diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan
obat antipiretik. Jika terjadi kejang diberikan antikonvulsan. Luminal diberikan dengan dosis :
anak umur < 12 bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih dari 15 menit
belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Infus diberikan pada pasien
DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi dan hematokrit yang cenderung meningkat .
b. Pasien mengalami syok segera segera dipasang infus sebagai pengganti cairan hilang akibat
kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL, jika pemberian cairan tersebut tidak
ada respon diberikan plasma atau plasma ekspander banyaknya 20 – 30 mL/kg BB. Pada
pasien dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi
sudah jelas teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan infus dikurangi menjadi
10 mL/kg BB/jam (Ngastiyah 2005)
c.  Cairan (Rekomendasi WHO, 2007)
1). Kristaloid
- Larutan Ringer Laktat (RL) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer Laktat (D5/RL).
- Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer Asetat (D5/RA).
- Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam larutan Faali (d5/GF).
2). Koloid
- a). Dextran 40
- b). Plasma
Askep Anak
2.   Keperawatan
a) Derajat I
Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb dan trombosit tiap 4
jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam dan kompres hangat.
b) Derajat II
Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang pada 2 tempat
karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka tetesan infus tetap tidak lancar
maka jika 2 tempat akan membantu memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk
memberikan plasma darah dan yang lain cairan biasa.
c) Derajat III dan IV
- Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan elektrolit (RL) dengan cara
diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam.
- Dibaringkan dengan posisi semi fowler dan diberikan O 2.
- Pengawasan tanda – tanda vital dilakukan setiap 15 menit.
- Pemeriksaan Ht, Hb dan Trombosit dilakukan secara periodik.
- Bila pasien muntah bercampur darah perlu diukur untuk tindakan secepatnya baik
obat – obatan maupun darah yang diperlukan.
- Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan gastrointestinal biasanya
dipasang NGT untuk membantu pengeluaran darah dari lambung. NGT bisa dicabut
apabila perdarahan telah berhenti.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d adanya infeksi virus.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah dan anoreksia.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d permeabilitas dinding pembuluh darah.
4. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d adanya infeksi virus.
Tujuan : Suhu tubuh pasien membaik.
Rencana tindakan :
o Identifikasi penyebab hipertermia.
o Monitor suhu tubuh.
o Sediakan lingkungan yang dingin.
o Berikan cairan oral
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah dan
anoreksia.
Tujuan : Nafsu makan membaik.
Rencana tindakan :
o Identifikasi status nutrisi.
o Monitor asupan makanan.
o Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
o Ajarkan diet yang diprogramkan.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d permeabilitas dinding pembuluh
darah.
Tujuan : keseimbangan cairan meningkat.
Rencana tindakan :
o Monitor status hidrasi.
Askep Anak
o Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam.
o Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan.
o Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit.
Tujuan : Rasa kenyamanan pasien meningkat.
Rencana tindakan :
o Identifikasi skala nyeri.
o Identifikasi respon nyeri non verbal.
o Fasilitasi istirahat dan tidur.
o Anjurkan memonitori rasa nyeri secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=LP+DF&rlz=1C1GCEJ_enID869ID869&oq=LP+DF&aqs=chrome.0.69i59j0l5j69i60l2.2092j
0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.academia.edu/36028635/_DHF
Standart Luaran Keperawatan Indonesia
Standart Intervensi Keperawatan Indonesia

Askep Anak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yaoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN

Ruangan : Dahlia
No. Reg : 26374

Pengkajian diambil tanggal : 5 mei 2021 jam : 19.00

I.Identitas Klien

Nama / Jenis kelamin : An.R


Alamat : pakel
Umur anak : 6th
Nama ayah : gans
Pendidikan ayah : sd
Pekerjaan ayah : petani
Pekerjaan ibu : ART
Agama : islam
Suku bangsa : jawa
Diagnosa medis : DF
Tanggal masuk RS : 4 mei 2021

II. Riwayat Keperawatan

Askep Anak
1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : ibu klien mengatakan anaknya demam -+ 1 minggu
dan suhunya naik turun, ibu juga mengatakan jika anaknya mual dan muntah, nafsu makan
berkurang
1.2. Lama keluhan : -+ 1 minggu
1.3. Akibat timbulnya keluhan : px mual dan lemas
1.4. Faktor yang memperberat : klien mengatakan jika makan selalu muntah, dan
terasa tidak enak
2. Riwayat penyakit sekarang : Ibu klien mengatakan sudah -+1 minggu yang lalu ananknya
demam tinggi naik turun. Klien tampak menggigil, kulit teraba hangat, tampak pucat. Ibu
mengatakan Askep Anak terkadang demam anaknya saat malam hari turun tapi saat pagi
hari demamnya naik. Ibu juga mengatakan jika nafsu makan anaknya berkurang, mual dan
muntah

3. Riwayat keperawatan dahulu :


3.1. Pre natal : ibu mengatakan saat hamil rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 x 1 bulan ke bidan. Ibu klien tidak mengkonsumsi obat-obat an saat
hamil
3.2. Natal : ibu klien melahirkan secara normal di Bidan terdekat, usia
kehamilan saat lahir 9 bulan 15 hari. Berat badan 3.8 kg Panjang 50 cm.
3.3. Post natal : : keadaan ibu saat pasca melahirkan tidak mengalami
pendarahan, ASI ibu dapat keluar banyak.
3.4. Luka / operasi : tidak ada
3.5. Allergi : tidak ada
.
3.6. Pola kebiasaan :bermain
.
3.7. Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia :3 bulan
- Duduk usia :4 bulan
- Berdiri usia :8 bulan
- Mengoceh usia :4 bulan
- Bicara usia :6 bulan
Riwayat Imunisasi :

Askep Anak
BCG : umur 2 bulan HB : 24 jam setelah di lahirkan
DPT : 3 bulan Meningitis :-
Polio : 4x Lain — lain :-
Campak : 3x umur 9 bulan,18 bulan, 7 tahun

4. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada riwayat penyakit apapun

5. Riwayat Psikososial : tidak ada


6. Riwayat seksual : tidak ada
7. Riwayat keluarga :
7.1. Komposisi keluarga terhadap : px adalah seorang anak
Keluarga Inti : Ibu mengatakan bahwa 1 keluarga berjumlah 4 orang yakni ayah,
ibu, dan 2 anak. Klien merupakan anak ke-2 dan kakanya saat ini berumur 10 tahun.
7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas : Orang tua pasien tinggal di rumah mereka
sendiri tidak kontrak, orang tua pasien juga mengatakan lingkungan sekitar rumah padat dengan
lingkungan yang cukup bersih

8. Kultur dan kepercayaan : kepercayaan masih berpegang teguh dengan adat budaya
setempat dan agama
9. Fungsi dan hubungan keluarga : baik

10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan: sering jajan sembarangan


.
11. Persepsi keluarga terhadap anak : anak merupakan anugrah titipan dari Allah SWT

III. Pemeriksaan fisik


Anak dan neonatus
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : compos mentis
BB : 18 kg
TB : 124 cm
LL : 19 cm

Askep Anak
2. Tanda — tanda vital :
- Tensi :110/70mmhg Nadi : 90x/m Suhu : 39c
- Pernafasan : 20x/m
3. Kepala dan wajah
- Rambut kepala : tampak hitam, banyak, lepel
- Bentuk kepala : simetris
- Ukuran — ukuran kepala : tidak terkaji
- UUB : tidak terkaji
- UUK : tidak terkaji
4. Mata : Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : anemis
5. Telinga : telinga kanan/kiri simetris, tidak ada serumen
6. Hidung : bersih, bentuk simetris, tidak ada polip
7. Mulut : bersih, mukosa bibir kering, gigi rapi
8. Tenggorokan: tidak ada kelainan ditenggorokan
9. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kelainan leher
10. Dada : antara dada kanan dan kiri teraba rata
11. Paru — paru: pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak meggunakan otot
bantu pernafasan. Traktil framitus sama, tidak ada odem, irama vasikuler, sonor.
12. Jantung : simetris kanan dan kiri, ictus cordis terlihat, tidak ada palpitasi,
suara jantung vasikuler, suara jantung terdengar S1 S2, lup dup
13. Abdoment : tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada ;esi, bising usus 12x/
menit, tidak ada nyeri tekan, tidak oedem atau massa, tidak ada pembesaran hepar, suara
tympani
14. Ginjal : tidak ada kelainan pada ginjal
15. Genetalia : tampak bersih, tidak ada kelainan genetalia
16. Axstremits : Crt < 2 detik, kekuatan otot baik dengan masing masing skor 5
17. Rektum : tidak dikaji
18. Neurologi : compos mentis (4,5,6), fungsi sensorik normal, reflek biceps
(+), Triceps (+), Patella (+)
19. Endokrin : tidak ada kelaianan endokrin

IV. Pola Kesehatan Fungsional

Askep Anak
1. Nutrisi / Makan / Minum : kurang napsu makan
2. Eliminasi : 3x sehari
3. Istirahat dan tidur : Ibu mengatakan An.A waktu dirumah tidurnya teratur pada
siang dan malam hari, selama dirumah sakit An.A susah tidur karena sakit yang dialami dan sering
kebangun pada malam hari
4. Aktivitas dan latihan: tidak ada

V. Pemeriksaan Penunjang :
( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )
Hasil laboratorium tanggal 05 April 2021 Parameter Satuan Nilai Rujukan HGB 11,5 * [g/dL] P 13,0 –
16,0 WBC 4,19 [10^3/uL] W 12,0 – 14,0 RBC 4,37 [10^6/uL] P 4,5 – 5,5 MCV 70,7 - [fL] W 4,0 – 5,0 HCT
30,9 [%] P 40,0 – 48,0 PLT 15 * [10^3/uL] W 37,0 – 43,0 LYMPH# 0,62 * [10^3/uL

VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :


Keluarga mengatakan jika anaknya kurang pengawasan dalam hal membeli makananan, dan anaknya
sakit sudah kehendak Allah serta mempercayai bahwa dokter dan perawat akan membantu
kesembuhan anaknya

VII. Penatalaksanaan Dan Terapi :


1. Paracetamol 1/2 3x1 per oral
2. RL 3 cc/jam 18 t.p.m
3. Nacl 3% 130 cc ( habis dalam 6 jam)
VIII. Pengkajian Tumbuh Kembang :
* Sebelum sakit : anak aktif bb 20 kg
* Selama sakit : anak merasa lemah bb 18 kg

ANALISA DATA
Nama pasien :An.R

Askep Anak
Umur : 6th
No. Register : 35262772

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN


1. Ds : ibu Px mengatakan anaknya Hipertermia
sering panas dan lemas
Do :
- k/u
lemah
- GCS :4-
5-6
- ADL
dibantu
- TD :
110/70 mmHg
N : 80x/mnt R : 20x/mnt
S : 39,1°C

2. Ds : ibu Px mengatakan anaknya Ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
mual dan ingin muntah, badan
terasa lemas, nafsu makan
menurun.
Do : k/u lemah Porsi makan ½ habis
Mual (+) muntah (-) ADL dibantu
TD : 90/60 mmHg N
80x/mnt
R : 20x/mn S : 38,1°C
A = TB : 160 cm BB : 56 kg IMT :
21,88
B = Hb : 15,6 g/dl
C = - Bintik-bintik merah k/u lemah
Nafsu makan menurun

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama pasien: An.R
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

Askep Anak
1. 05/05/2021 Hipertermi b/d adanya infeksi virus

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


J05/05/2021
mual muntah dan anoreksia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien :

Askep Anak
Umur :
No. Register :

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d Setelah di lakukan  Manajemen Hipertermia
adanya infeksi virus tindakan 2x24 jam di Observasi
harapkan suhu tubuh 1. Identifikasi penyebab
normal dengan KH: hipertermia (mis. Dehidrasi, akibat
suatu penyakit)
1. Suhu tubuh px
membaik 2. Monitor suhu tubuh
Terapeutik
2. Kulit merah pada
px menurun 3. Sediakan lingkungan yang
dingin
3. Suhu kulit px
4. Longgarkan atau lepaskan
membaik pakaian
4. Pucat menurun 5. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Berikan cairan oral
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2. Ketidakseimbangan Setelah di lakukan Observasi :
nutrisi kurang tindakan 2x24 jam di 1. Identifikasi status nutrisi
dari kebutuhan harapkan nafsu makan px 2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan Terapeutik
tubuh b/d mual membaik dengan KH: 4. Sajikan makanan secara menarik dan
muntah dan 1. Frekuensi makan suhu yang sesuai
anoreksia px membaik 5. Berikan makanan tinggi serat untuk
2. Pengetahuan mencegah konstipasi
tentang standart 6. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
asupan nutrisi Kolaborasi
yang tepat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meningkat menentukan jumlah kalori dan jenis
3. Diare px menurun nutrient yang dibutuhkan
Nafsu makan px membaik

Askep Anak
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Umur :. No. Register : Kasus :


TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA
NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1. 05/05/2021 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia 05/05/2021 S : Px mengatakan badan sering panas dan lemas
O : - K/U lemah ADL dibantu
2. Memonitori suhu tubuh - GCS 4-5-6
- TTV : TD : 110/60 mmHg
3. Menyediakan lingkungan yang dingin N : 80x/mnt RR : 20x/mnt S : 39,1OC
A : Masalah belum teratasi
4. Melakukan kolaborasi pemberian obat P : Intervensi dilanjutkan
dengan tim medis

2. 2. 06/05/2021 1. Mengidentifikasi status nutrisi 06/05/2021 S : Px mengatakan perutnya terasa mual, ingin muntah
dan nafsu makan menurun
2. Memonitori asupan makanan O : - K/U lemah
- ADL dibantu
3. Memberikan makanan tinggi serat - Porsi makan ½ habis
- Mual (+) muntah (-)
Mengajarkan diet yang diprogramkan TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 80x/m RR : 20x/mnt S : 39,1°C
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Umur :. No. Register : Kasus :

Askep Anak
TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA
NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1. 1. 06/05/2021 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia 06/05/2021 S : Px mengatakan panasnya mulai turun dan sudah
tidak lemas.
2. Memonitori suhu tubuh O : - K/U cukup
- ADL dibantu
3. Menyediakan lingkungan yang dingin - GCS 4-5-6
TTV : TD : 110/60 mmHg
4. Melakukan kolaborasi pemberian obat N : 80x/mnt
dengan tim medis RR : 20x/mnt
S : 36,5°C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

2. 2. 07/05/2021 1. Mengidentifikasi status nutrisi 07/05/2021 S : Px mengatakan mualnya berkurang dan


nafsu makan membaik
2. Memonitori asupan makanan
O : - K/U cukup
3. Memberikan makanan tinggi serat - ADL dibantu
- Porsi makan habis
Mengajarkan diet yang diprogramkan
- Mual (-) muntah (-)
TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,5°C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Askep Anak
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN
Topik : ………………………………..
Sasaran : ………………………………..
Ruang : ………………………...……...

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI

Askep Anak
Askep Anak

Anda mungkin juga menyukai