2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung
aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus DBD
menurut PPNI (2017) sebagai berikut :
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal (D.0130)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan intake makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien (D0019)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis (penekanan intra
abdoment) (D.0077)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
5. Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D0023)
6. Risiko syok berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D0039)
3. Intervensi Keperawatan
Edukasi
8. Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
10. Ajarkan teknik non farmakologis
4 D.0056 Setelah dilakukan intervensi Observasi
Intoleransi aktivitas b.d tirah baring, keperawatan selama 3x24 jam
kelemahan,. Dibuktikan dengan : diharapkan toleransi aktivitas
meningkat 1. monitor kelelahan fisik
1.Mengeluh lelah dengan kriteria hasil : 2. identifikasi kemampuan berpartisipasi
dalam aktivitas
2.Frekuensi jantung meningkat 1. kemudahan dalam melakukan Tertentu
aktivitas sehari-hari meningkat
3. Sianosis Teraupetik
2. kekuatan tubuh bagian atas dan 3. latihan gerak pasif dan aktif
4. Mengeluh lelah bawah meningkat 4. libatkan keluarga dalam aktivitas
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian cairan isotonis
(Nacl.RL)
8. Kolaborasi pemberian infus cairan
kristaloid 20 ml/kg bb untuk anak
6 D.0039) Setelah dilakukan intervensi selama Observasi
Resiko Syok berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan tingkat syok
kehilangan volume cairan, dibuktikan pasien menurun 1. Monitor status kardiopulmonal
dengan Dengan riteria hasil :
2. Monitor frekuensi nafas
1.Hipotensi 1.Kekuatan nadi meningkat
3. Monitor status oksigenasi
2.Kekurangan volume cairan 2..Output urine meningkat 4. Monitor status cairan
5. Monitor tingkat kes daran dan respon
3.Frekuensi nafas membaik pupil 6. Monitor jumlah, wama, dan berat
jenis urine
4.Tingkat kesadaran meningkat
Terapeutik
5.Tekanan dari sistolik,diastolic 7. Berikan oksigen untuk
membaik mempertahankan saturasi
oksigen >94%
8. Pasang jalur IV, jika perlu
Edukasi
9. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
10. Jelaskan penyebab/factor risiko syok
11. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi
12. Kolaborasi jika perlu pemberian IV,
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara membandingkan
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap hasil yang diharapkan. Evaluasi juga dilakukan
untuk mengidentifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan
keperawatan dalam kriteria hasil (Patrisia et al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif & Kusuma, Hardhi. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Patrisia, I., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B., Hutapea, A.
D., Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M. (2020). Asuhan Keperawatan Dasar Pada Kebutuhan
Manusia (Edisi 1). Yayasan Kita Menulis. (diakes tanggal 15 juni 2021, jam 15.00)
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia) (Edisi I). AR-RUZZ Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan
WHO. 2016. Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : P05120221024
PEMBIMBING PENDIDIKAN
(Ns.Rahma Annisa,S.Kep.,M.Kep)