DISUSUN OLEH
Nim : 01.19.0068
Tingkat : 2b
Mengetahui
NIM : 01.19.0068
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Penyakit
a. Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. (Nurarif & Hardhi, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO
dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari
spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas
di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu
dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO, 2015).
Virus dengue ditularkan dari orang ke orang lain oleh nyamuk aedes ( paling sering
aedes aegypti) ( center for diases contro and prevetion, 2010 )
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara paru-
paru, agak lebih kearah kiri.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang terhalus
dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
3. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut
plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang
terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah adalah suatu cairan kental
yang terdiri dari sel-sel dan plasma.
c. Etiologi
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus.
Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar penyakit ini. Faktor risiko untuk
demam berdarah termasuk memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi
sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe virus
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
den-3 serotype terbanyak.
d. Patofisiologi
menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau
kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang,
terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin,
terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal
pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam
atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi seperti pembesaran limpa (splenomegali).
e. Manifestasi klinis
Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C / 104 ° F) disertai dengan 2 dari
gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual,
muntah, pembengkakan kelenjar atau ruam. Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari,
setelah masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
a. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat
lain.
c. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah,
tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan
gelisah.
d. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak Terukur.
f. Komplikasi
Adapun komplikasi dari DHF adalah:
1. Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7
yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler
3. Hepatomegali Hati
4. Efusi Pleura Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi
cairan intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura dan adanya dipsnea.
g. Pemeriksaan Diagnostik
setiap penderita dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Pada penderita yang disangka
menderita DHF dilakukan pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, dan trombosit setiap 2-4
jam pada hari pertama perawatan. Selanjutnya setiap 6-12 jam sesuai dengan pengawasan
selama perjalanan penyakit. Misalnya dengan dilakukan uji tourniquet.serta pemeriksaan
rontgen thoraks.
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009)
yaitu :
1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka. anak-anak
dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti inflamasi
karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi,
tekanan darah, dan Output urine.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan
berlangsung 24-48 jam.
11. Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif & Hardhi,
2015) adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang
tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke
Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
Biasanya Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek,
nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa
mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindarkan.
- Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan
fisik anak adalah sebgai berikut:
1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi
lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan
petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak
teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur,
pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
1.Hipertermia
2. nyeri akut
3. Diagnosa Keperawatan
1. hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh diatas
normal
2. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi dibuktikan dengan tampak
meringis
4. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit IV
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan
kebutuhan kalori dan
pilihan makanan
5.Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan, implementasi atau
juga disebut sebagai tindakan keperawatan adalah pelaksaanaa intervensi yang telah
ditentukan, mencantumkan tindakan yang mandiri dan kolaboratif. ( priyato, 2015 )
6.evaluasi keperawatan
Daftar Pustaka
Nurarif dan Hardhi. 2015. Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
WHO . 2016. Dengue and Severe Dengue. India. Regional Office For South East Asia
Regional. ( buku kedokteran EGC )
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : An. N
Tempat tanggal lahir : Palembang 30 juni 2011
Jenis kelamin : laki laki
Agama : islam
Pendidikan : SD
Alamat : Palembang
Tgl MRS : 7 juli 2021 jam : 16.40
Tgl pengkajian : 8 juli 2021
Diagnose medis : DBD
Ruang rawat : Aster
2. Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Palembang
Q : Tertusuk tusuk
R : Menetap
S:5
T : kadang kadang
Keluhan pada saat pengkajian
pasien tampak lemas, mual muntah 2 kali, tidak nafsu makan, nyeri bagian perut,
suhu tubuh masih panas
perempuan
pasien
Riwayat penyakit keturunan
Ibu pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit
menurun .
Riwayat penyakit menular
Ibu pasien mengatan pasien tidak pernah menderita penyakit yang menular.
III. Riwayat Imunisasi
1 BCG 1 bulan 1x -
Nafsu makan
3. Pola tidur
Malam
7 – 8 jam/ hari 5 – 6 jam/ hari,
klien gelisah pada
malam hari karena
demam
Siang
3 – 4 jam/ hari 2 – 3 jam/ hari,
klien rewel di siang
hari karena demam,
dan muntah
5. Personal hygiene
Mandi 2 x sehari 2 x sehari klien
hanya di bersihkan
dengan lap basah
air hangat oleh ibu
klien.
2x sehari pada saat
Gosok gigi 2x sehari pada saat mandi dibersihkan dibantu
ibu klien
Selama di Rumah
Kuku Ibu klien rutin memotong kuku sakit Ibu klien
klien bila sudah panjang tidak pernah
memotong kuku
anaknya karena
kondisi klien
sedang sakit.
Cukup bersih dan
Rambut Cukup bersih dan rapih rapih
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanggal : 8 juli 2021
b. Keadaan umum : pasien tampak lemah
c. Kesadaran : composmetis
d. Tanda vital
Suhu :37,10 C
Pulse (N) : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
TD : 110/70mmHg
e. Tinggi badan : 155 cm
f. Berat badan : 50 kg
g. Kepala
- Bentuk : simetris
- Warna rambut : hitam
- Kebersihan : bersih
- Ekspresi wajah : tegang
h. Mata
- Bentuk : simestris
- Penglihatan : normal
- Pupil : isokor
- Sklera : anikterus
- Konjungtiva : ananemis
i. Telinga
- Bentuk : normal
- Pendengaran : normal
- Cairan telinga : bersih
j. Hidung
- Bentuk : normal
- Penciuman : normal
- Kebersihan : bersih
k. Mulut
- Gigi : normal
- Bibir : lembab
- Lidah : bersih
- kebersihan : bersih
l. Leher
- Bentuk : normal
- Gerakan : normal
- Kebersihan : bersih
m. Kulit
- Turgor : elastis
- Warna kulit : sawo mateng
- Penyakit kulit : tidak ada
- Kebersihan : bersih
n. Dada & paru-paru
- Bentuk : normal
- Frekuensi napas :22x/mnt
- Sesak napas : tidak
- Batuk : tidak
- Sputum : tidak
o. Kardiovaskuler
- Frekuensi nadi : 88 x/mnt
- Irama jantung : normal
- Odema ferifer : tidak ada
p. Abdomen
- Bentuk : normal
- Keadaan : baik
- Nyeri : ada
- Bising usus : tidak
- Hati : tidak teraba
q. Sistem saraf
- Aktivitas motorik : normal
- Persepsi : normal
- Tonus otot : normal
r. Genitalia
- Kebersihan : bersih
- Odema : tidak ada
- Varises : tidak ada
- Anus : ada
s. Ekstremitas atas
- Bentuk : simetris
- Gerakan : normal
t. Ekstremitas bawah
- Bentuk : simetris
- Gerakan : normal
u. Data penunjang
a. Hasil lab :
Tanggal : 8 juli 2021
Jam : 09.30 WIB
Hasil Laboratorium
Hematologi
Leukosit ( AL )
3,4 5-10
Trombosit ( AT )
Hitung Jenis 32 150 – 450
EO %
BASO%
NEUT % 0,6 1-3
MONO %
3,7 0-1
42,5 50-70
15,4 2-8
4. Hasil rontgen :
5. Lain-lain :
V. Analisis data
Do :
1. Ttv
T: 37,1
RR : 22 x / menit
P : 88 x / menit
Td : 110 /70 mmhg
2.Kulit pasien terasa panas
3.Lemah
4.Kulit kemerahan
Do :
4.muntah
Do :
1.tampak meringis
4.bersikap protektif
Q : Tertusuk tusuk
R : Menetap
S:5
T : kadang kadang
Edukasi
8. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
9. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
5. Anjurkan membuat
catatan harian
tentang perasaan
dan situasi pemicu
pengeluaran
makanan
Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan
kebutuhan kalori
dan pilihan
makanan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Edukasi
Terpeutik
Edukasi
x. evaluasi keperawatan
No Diagnosa keperawatan Waktu / tanggal Evaluasi keperawatan Paraf
Td : 110/70 mmhg
Rr : 22 x/menit
N : 88 x / menit
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 2,3,4,5,6
dilanjutkan
Q : Tertusuk tusuk
R : Menetap
S:4
T : kadang kadang
O : tampak meringis
berkurang
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 4,5,6
dilanjutkan
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 1,2,3
dilanjutkan
Td : 110/70 mmhg
Rr : 22 x/menit
N : 88 x / menit
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
2. nyeri akut berhubungan 9-7-2021 S : pasien
dengan agen pencedera mengatakan nyeri
fisiologi dibuktikan dibagian perut
dengan tampak hampir tidak terasa
meringis saat muntah
Q : Tertusuk tusuk
R : Menetap
S:3
T : kadang kadang
O : tampak meringis
berkurang
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 4,5,6
dilanjutkan
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 1,3
dilanjutkan
No Diagnosa keperawatan Waktu / Evaluasi keperawatan Paraf
tanggal
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Daftar Pustaka
Nurarif dan Hardhi. 2015. Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia