Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A


DENGAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT PADA PASIEN DENGUE
FEVER DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI

Disusun Oleh :

Nama : Rahma Devi Syah Putri


NIM : P07520120025
Kelas : 3A D3-Keperawatan
Dosen Pembimbing : Adelima C.R.Simamora,S.Kep,Ns,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-III KEPERAWATAN
T.A 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II


Ruangan : Matahari Kasus : Dengue Fever
Tanggal Praktik : 08 Agustus 2022

KONSEP DASAR
A. DEFINISI

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic


fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif &
Hardhi, 2015).

Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah
WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina
terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus.
Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko
dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan
(WHO, 2015).

B. ETIOLOGI

Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan demam berdarah.


Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus.
Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebar penyakit ini. Ada lebih dari
100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun di seluruh dunia. Sejumlah kecil ini
berkembang menjadi demam berdarah. Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang
dibawa dari negara lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk memiliki antibodi
terhadap virus demam berdarah dari infeksi sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae terdapat 4 serotipe virus
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang
memadai terhadap serotipe lain. Seseorang yang tinggal di daerah epidermis dengue
dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Hardhi, 2015).

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala Demam Berdarah

 Sakit kepala.
 Nyeri otot, tulang atau sendi.
 Mual dan muntah.
 Sakit di belakang mata
 Kelenjar bengkak.
 Ruam kulit.

Tanda Demam Berdarah

 Sakit perut

 Petechie (seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi)

 Muntah terus-menerus.

 Perdarahan dari gusi atau hidung.

 Darah dalam urin, tinja, atau muntahan.

 Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar.

 Pernapasan yang sulit atau cepat.

 Kelelahan.

 Iritabilitas atau kegelisahan.


D. PATOFISIOLOGI

Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan
atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang,
terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin,
terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal
pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam
atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi seperti pembesaran limpa (splenomegali).
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran atau
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat
dianjurkan untuk memantau hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya. Setelah
pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran
plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika
tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila
tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Sebelumnya
terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi guna menambah semua
komponenkomponen di dalam darah yang telah hilang.
Pathway
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Penegakkan diagnosa DHF, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan Lab, antara lain
pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada pemeriksaan darah
pasien DHF akan dijumpai:
1. Ig G dengue positif
2. Trombositopenia
3. Hemoglobin meningkat > 20%
4. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
:hipoproteinemia,hiponatremia, hipokloremia ( Hendarwanto, 1999).

F. PENATALAKSANAAN

1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirup dan beri
penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali).
Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan,
mengandung Na+ 130 mEg/l, K+ 4 mEg/l, korektor basa 28 mEg/l, Cl- 109 mEg/l,
dan Ca++ 3 mEg/l.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan).Jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, dan
dipiron (kolaborasi dengan dokter). Juga pemberian kompres hangat.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotika bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter).
10. monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
( Berhman, 2000)
II. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif &
Hardhi, 2015) adalah :
a. Identitas pasien

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan

orang tua, dan pekerjaan orang tua.

b. Keluhan utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk

datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat

demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan

ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk

pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala,

nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa

pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4),

melena, atau hematemesis.

d. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak
bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe
virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan

timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

f. Riwayat gizi

8
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi.

Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila

terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami

keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini

berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka

anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi

kurang.

g. Kondisi lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang

bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).

h. Pola kebiasaan

1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan

berkurang, napsu makan menurun.

2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau

konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa

terjadi melena.

i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit

atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering

terjadi hematuria.

j. Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami

sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun

istirahatnya kurang.

k. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan

cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes

Aegypti.

9
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk

menjaga kesehatan.

m. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung

rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam

Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:

1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda

vital dan nadi lemah.

2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan

perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,

kecil dan tidak teratur.

3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,

kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.

4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi

tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan

kulit tampak biru.

n. Sistem integument

Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,

dan lembab.

1) Kuku sianosis/tidak

2) Kepala dan leher

Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata

anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,

III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi

perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami

hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).

10
3) Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax

terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi

pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan

IV.

4) Abdomen

Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.

5) Ekstremitas

6) Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.

2. DIAGNOSA KEPERWATAN
 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
kurang adekuat
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritis

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Hipertermi berhubungan setelah dilakukan 1. Kaji saat
dengan proses infeksi tindakan keperawatan timbulnya demam
virus dengue selama 3 x 24 jam 2. Observasi TTV
diharapkan suhu tubuh 3. Anjurkan minum
dalam rentang normal air hangat
Kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan
1) Nadi dan RR dokter dalam
dalam rentang pemberian therapy
normal
2) Suhu tubuh dalam

11
rentang normal

2 Perubahan nutrisi setelah dilakukan 1) Kolaborasikan


kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan dengan ahli gizi
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam untuk menentukan
intake yang kurang diharapkan nutrisi pasien nutrisi yang
adekuat terpenuhi. Dengan dibutuhkan pasien.
kriteria hasil 2) Monitor jumlah
1) Menunjukan nutrisi dan
peningkatan BB kandungan kalori
2) Mual dan muntah 3) Monitor adanya
hilang penurunan BB
4) Anjurkan makan
dalam porsi kecil
tapi sering
5) Berikan makanan
yang terpilih dan
konsultasikan
dengan ahli gizi.

3 Gangguan integritas kulit setelah dilakukan tindakan 1) Pantau kulit adanya


berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 kemerahan
pruritis jam diharapkan
2) Monitor vital sign
1. Tidak terjadi
3) Observasi frekuensi
perdarahan di
dan jumlah
kulit dan di
perdarahan
tempat lain
4) Lakukan tes
2. Ruam atau
rempelide
bintik-bintik
5) Anjurkan pasien
merah hilang
untuk istirahat
6) Kolaborasi
pemeriksaan laborat
trombosit

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta:EGC

14
LAPORAN KASUS

Tempat Praktik : RSU SUNDARI Laporan Minggu Ke : II


Ruangan : Matahari Judul Kasus : Dengue Fever
Tanggal Praktik : 08 Agustus 2022

A. PENGKAJIAN

1. BIODATA
A.IDENTITAS KLIEN
Nama : An.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 11 bulan
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Belum tamat SD
Pekerjaan :-
Alamat : Jln.Pinang baris Gg.Abadi
Tanggal Masuk RS : 14-08-2022
No.Reg : 155061
Ruangan : Matahari
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 15-08-2022
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Dengue Fever
B.PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.R
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Pinang baris Gg.Abadi

15
2. KELUHAN UTAMA
Ibu klien mengatakan anaknya demam, bitnik-bitnik merah seluruh badan, mual muntah
(+) , lemas
3.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
 Provocative / Poliative
a. Apa Penyebabnya
Ibu Klien mengatakan anaknya demam dan ada bintik-bintik merah di seluruh badan
2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan
Ibu Klien mengatakan anaknya demam dan rewel
3. Region
a. Dimana lokasinya
Ibu klien mengatakan bitnik-bintik merah di seluruh badan
4.Severity
Sangat mengganggu pasien
5.Time
Demam dialami sudah 2 hari

4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Penyakit yang pernah dialami
Ibu Pasien mengatakan bahwa An. A belum pernah mengalami penyakit ini
b. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Tidak ada
c. Lamanya dirawat
Ibu pasien mengatakan An.A belum pernah di rawat
d. Pernah dirawat /operasi
Tidak ada
e. Alergi
Ibu Pasien mengatakan An. A tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Ibu Pasien mengatakan bahwa Status imunisasi An.A lengkap

16
5.RIWAYAT KELUARGA

= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal

= Serumah
= Cerai

6.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


a. Bahasa yang digunakan
An. A Belum bisa berbicara
b. Persepsi klien tentang penyakinya
Ibu Pasien mengatakan An.A rewel
c. Konsep diri
Body image : Pasien suka menangis jika diganggu
Ideal diri : pasien rewel
Harga diri : pasien suka menangis dan rewel
Peran diri : peran pasien sebagai anak dan Adik
Personal identity : pasien adalah seorang anak dan adik
d. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien rewel
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Perhatian terhadap orang lain sangat baik
f. Hubungan dengan keluarga
Klien mempunyai hubungan baik dengan keluarga
g. Hubungan dengan orang lain

17
Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik.Hal ini dapat dibuktikan
dengan selama proses pengkajian pasien dapat merespon dengan baik.
h. Kegemaran
Klien aktif bermain dengan kakaknya
i. Daya adaptasi
Daya adaptasi terhadap perawat dan pasien lain baik
j. Mekanisme pertahanan diri
Pertahanan diri baik .

7. PEMERIKSAAN FISIK
a.keadaan umum
kesadaran klien compos mentis,
b.Tanda-tanda vital
PB / BB : 70 cm/8,8 kg
Nadi : 100 x /i
Suhu : 37,8 ◦c
RR : 22 x/i
c. Pemeriksaan Head to toe
1.kepala dan rambut
a.kepala
-bentuk : simetris dan normal
-kebersihan : bersih
b.rambut
-penyebaran dan keadaan rambut : merata,bewarna hitam dan putih
-kebersihan : bersih
c.wajah
-warna kulit : putih
-struktur wajah : simetris
2. Mata
-bentuk : normal dan simetris
-palpebra : normal dan dapat menutup mata
-pupil : refleks terhadap cahaya normal
-konjungtiva : tidak anemis

18
-kornea : Bening
-sklera : tidak ikterik
-visus : normal
3. Hidung
-Tulang Hidung : simetris
-Lubang Hidung : simetris
-Cuping Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung.
4.Telinga
-Bentuk telinga : simetris dan normal
-ukuran telinga : normal
-lubang telinga : ada,bersih
-Ketajaman pendengaran : normal
5.Mulut dan faring
-keadaan bibir : simetris,mukosa bibir kering
-keadaan gusi dan gigi : belum tumbuh gigi
-keadaan lidah : bersih,normal,fungsi pengecapan baik
-Orofaring : normal,tidak ada gangguan menelan
6.Leher
-Posisi trachea : berada ditengah,tidak ada kelainan
-thyroid : tidak ada pembesaran kelenjer thyroid
-suara : jelas
-kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
-vena jugularis : tidak ada pembengkakan
-denyut nadi karotis : teraba
7.Pemeriksaan integumen
-kebersihan : bersih
-kehangatan : hangat
-Warna : putih
-turgor : < 2 detik
-kelembaban : sedikit kering

19
-kelainan pada kulit : ada bitnik-bintik merah di seluruh badan
8.Pemeriksaan ketiak
-aksila dan klavikula : tidak teraba masa atau benjolan

9.Pemeriksaan thorax dada


a.infeksi thorax
-bentuk thorax : simetris
-pernapasan
Frekuensi : 22 x/i
Irama : regular
b.pernapasan paru
-palpasi getaran suara : dalam batas normal
-perkusi : dalam batas normal
-auskultasi : dalam batas normal
c.pemeriksaan jantung
-inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
-palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
-perkusi : tidak dilakukan pemriksaan
d.auskultasi
-bunyi jantung 1 : normal regular
-bunyi jantung 2 : normal regular
-bunyi jantung tambahan : tidak ada suara tambahan
10.Pemeriksaan abdomen
a.inspeksi
-bentuk abdomen : simetris
-benjolan masa : tidak ada
b.auskultasi
-peristaltik usus : 6-8x/i
c.Palpasi
-tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan

20
-benjolan masa : tidak ada
-tanda acites : tidak ada
-hepar : tidak terasa
-lien :-
d.Perkusi
-suara abdomen : tidak ada kelainan
-pemeriksaan acites : tidak ada
11.Pemeriksaan Genetalia
a.Genetalia
-rambut pubis : tidak ada
-lubang uretra : ada
-kelainan pada genetalia : tidak ada
b.anus perineum
-lubang anus : ada
-kelainan anus : tidak ada
-perineum : ada, tidak ada kelainan
12. Pemeriksaan Neurologi
a.tingkat kesadaran (GCS) : GCS : 15 E:4 V:5 M:6
b.status mental
-kondisi emosi : An.M Suka menangis dan rewel
-orientasi : normal
-proses berfikir :-
-motivasi :-
-persepsi :-

4. Nervus cranialis
-N.olfactorius : rongga hidung bersih
-N.okulomotorius : pergerakan bola mata normal
-N.trigeminus : dapat merasakan rangsangan sentuhan
-N.paciaris : dapat menggerakkan otot wajah

21
-N.vestibulo cochlearis : dapat mendengar dengan baik
-N.glosofaringelis : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.vagus : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.asesoius : pasien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri
-N.hipoglosus : dapat menjulurkan lidah
5. Fungsi Motorik
a. cara berjalan : normal
b. tes jari hidung : normal
c. pronasi –suminasi : normal,dapat membolak balik telapak tangan
6. Fungsi Sensori
a. identifikasi sentuhan ringan : teridentifikasi dengan baik
b. tes tajam tumpul : dapat membedakan tajam dan tumpul
c. tes panas dingin : merasakan panas dingin
d. tes getaran : dapat merasakan getaran
e. streognosis test : normal
7. Reflek
a.Reflek bisep : normal
b.Reflek trisep : normal
c. Reflek branchioradramis : normal
d. Reflek patellar : normal
e. Reflek tendon achiles : normal
f. Reflek plantur : normal

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a.Pola tidur
-waktu tidur : tidur siang 1-2 jam,tidur malam dari 6-8 jam
-waktu bangun : 2 jam
-masalah tidur : Tidak ada
-hal yang mempermudah tidur : dielus kepalanya oleh ibunya
- Hal-hal yang mempermudah bangun : dengan tepukan dan suara
B.Pola Eliminasi

22
1.BAB
-Pola BAB : normal, 1 kali/hari
-karakter feses : konsistensi lunak
-Riwayat perdarahan : tidak ada
-Penggunaan obat : tidak ada
-Keluhan BAB : tidak ada keluhan
-Masalah Eliminasi BAB : tidak ada masalah
2.BAK
-Pola BAK : 4-7 kali/hari
-Karakter Urine : jernih
-Nyeri : tidak ada
-Inkontinensia : tidak
-Penggunaan Obat : tidak ada
-Keluhan BAK : tidak ada
-Masalah Eliminasi BAK : tidak ada
C.Pola Makan
-Diet : ASI dan bubur
-Pola Diet : teratur
-BB sebelum MRS : 8.8 kg
-BB setelah MRS : 8.8 kg
-Jumlah dan jenis diet : ASI
-Kesulitan mengunyah : tidak ada
-Masalah pola makan : mual muntah (+)
-Upaya mengatasinya : tidak ada
D. Pola Minum
-Jenis minuman : ASI
-Pola minum : Tidak tentu
-Kesulitan minum : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada masalah
E.Kebersihan diri : bersih

23
F.Pola Kegiatan/Aktivitas : An.A berbaring di tempat tidur dan digendong

9. Hasil Pemeriksaan Penunjang/diagnostik


A. Diagnosa Medis : Dengue Fever
B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang : Darah lengkap :
- Hb : 7,9 mg/dl
- leokosit : 5.200/mm3
- trombosit : 98.000/mm3

10. Penatalaksanaan Terapi Medis


No Nama Obat Dosis
1. Santagesik 100 gr/ 8 jam
2. Ceftriaxone 800 gr//12 jam
3. Inf.RL 20 gtt
4 Pct 3 x 1/ 5 ml
5 Univit 1x1/ 5 ml
6 Ringer laktat 20 gtt

11. Ringkasan Riwayat Keperawatan


An.A datang ke RSU SUNDARI Ibu klien mengatakan anaknya demam, bitnik-
bitnik merah seluruh badan, mual muntah (+), lemas .Setelah dilakukan pengkajian dan
pemeriksaan didapatkan mual (+) , RR : 22 x/i , S : 37,8◦c , HR : 100 x/i.

24
B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 Ds :
- Ibu pasien Proses infeksi virus dengue Hipertermi
mengatakan anaknya
demam sudah 2 hari
Do :
- KU: lemah
- Akral teraba hangat
- Warna kulit
kemerahan
RR : 22 x/i , S :
37,8◦c , HR : 100 x/i.
- HB: 7.9 mg/dl
- Leokosit : 5.200/mm3
- Trombosit : 98000/
mm3

2 Ds :
- Ibu pasien Intake nutrisi yang tidak Ketidakseimbangan nutrisi
mengatakan anaknya adekuat kurang dari kebutuhan tubuh
mual dan muntah
Do :
- Pasien lemas
- Mukosa bibir kering
- BB: 8.8 kg

3 Ds:
- Ibu pasien Bintik-bintik merah Gangguan integritas kulit
mengatakan anaknya
timbul bintik- bintik
merah di seluruh
badan
Do:
- Tampak bintik-bintik
merah di seluruh
badan

25
- HB: 7.9 mg/dl
- Leokosit : 5.200/mm3
- Trombosit :
98000/mm3
- Hematocrit : 25 %

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake
nutrisi yang tidak adekuat
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Bintik-bintik merah

D. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Hipertermi setelah dilakukan 1. Kaji saat timbulnya demam
berhubungan tindakan keperawatan 2. Observasi TTV
dengan proses selama 3 x 24 jam 3. Pantau suhu tiap 2 jam
infeksi virus diharapkan suhu tubuh 4. Anjurkan minum air hangat
dengue dalam rentang normal 5. Anjurkan kompres pada
Kriteria hasil : lipatan aksila dan lipat paha
1. Nadi dan RR 6. Kolaborasi dengan dokter
dalam rentang dalam pemberian therapy
normal
2. Suhu tubuh
dalam rentang
normal

2 Ketidakseimbang setelah dilakukan 1. Kolaborasikan dengan ahli gizi

26
an nutrisi kurang tindakan keperawatan untuk menentukan nutrisi yang
dari kebutuhan selama 3 x 24 jam dibutuhkan pasien.
tubuh diharapkan nutrisi 2. Monitor jumlah nutrisi dan
berhubungan pasien terpenuhi. kandungan kalori (ASI)
dengan Intake Dengan 3. Monitor adanya penurunan BB
nutrisi yang tidak kriteria hasil 4. Anjurkan makan dalam porsi
adekuat 1. Menunjukan kecil tapi sering(ASI)
peningkatan BB 5. Berikan makanan yang terpilih
2. Mual dan muntah dan konsultasikan dengan ahli
hilang gizi.

3 Gangguan setelah dilakukan tindakan 1. Pantau kulit adanya kemerahan


integritas kulit keperawatan selama 3 x
2. Monitor vital sign
berhubungan 24 jam diharapkan bintik-
3. Observasi frekuensi dan jumlah
dengan bintik- bintik merah menghilang
perdarahan
bintik merah dengan
4. Lakukan tes rempelide
kriteria hasil:
5. Anjurkan pasien untuk istirahat
1. Tidak terjadi
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
perdarahan di kulit
pemberian therapy
dan di tempat lain
2. Ruam atau bintik-
bintik merah
hilang

27
E. CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl DX Jam Implementasi Evaluasi


1 10.20 1. Mengkaji saat timbulnya S:
demam - Ibu pasien mengatakan
anaknya demam sudah
15 2. Mengobservasi TTV
2 hari
Agustu 3. Memantau suhu tiap 2 O:
s 2022 jam - Akral teraba hangat

4. Menganjurkan minum air - Warna kulit

hangat kemerahan
11.00 5. Menganjurkan kompres RR : 22 x/i , S : 37,8◦c ,

pada lipatan aksila dan HR : 100 x/i.

lipat paha - HB: 7.9 mg/dl

6. Berkolaborasi dengan - Leokosit : 5.200/mm3

dokter dalam pemberian - Trombosit : 98000/

therapy mm3
A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

2 10.20 1. Berkolaborasikan S:
dengan ahli gizi untuk - Ibu pasien mengatakan
anaknya mual dan
menentukan nutrisi yang
muntah
dibutuhkan pasien. O:
2. Memonitor jumlah nutrisi - Pasien lemas
- Mukosa bibir kering
dan kandungan kalori
- BB: 8.8 kg
10.25 (ASI/ bubur )
3. Memonitor adanya A: Masalah belum teratasi
11.00 penurunan BB
P: Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan makan
dalam porsi kecil tapi
sering(ASI/bubur )
5. Memberikan makanan
yang terpilih dan

28
konsultasikan dengan
ahli gizi.

3 10.20 1. Memantau kulit adanya S:


- Ibu pasien mengatakan
kemerahan
anaknya timbul bintik-
2. Memonitor vital sign bintik merah di seluruh
badan
3. Mengobservasi frekuensi O:
dan jumlah perdarahan
- Tampak bintik-bintik
4. Melakukan tes rempelide
merah di seluruh
11.00 5. Menganjurkan pasien badan
untuk istirahat - HB: 7.9 mg/dl
6. Berkolaborasi dengan - Leokosit : 5.200/mm3
dokter dalam pemberian - Trombosit :
therapy 98000/mm3
- Hematocrit : 25 %

A: Masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan

1 10.20 1. Mengkaji saat timbulnya S:


demam - Ibu pasien mengatakan
demam sudah
16 2. Mengobservasi TTV
berkurang
Agustu 3. Memantau suhu tiap 2 O:
s 2022 jam - Akral teraba hangat

4. Menganjurkan minum air RR : 22 x/i , S : 36,7◦c ,

hangat HR : 100 x/i.


11.00 5. Menganjurkan kompres - HB: 8.7 mg/dl

pada lipatan aksila dan - Leokosit : 5.100/mm3

lipat paha - Trombosit : 98000/

6. Berkolaborasi dengan mm3

dokter dalam pemberian A: Masalah teratasi sebagian

29
therapy P: Intervensi dilanjutkan

2 10.20 1. Berkolaborasi dengan S:


ahli gizi untuk - Ibu pasien mengatakan
mual dan muntah
menentukan nutrisi
sudah berkurang
yang dibutuhkan O:
pasien. - Pasien lemas
- Mukosa bibir lembab
2. Memonitor jumlah
- BB: 8.8 kg
10.25 nutrisi dan kandungan
kalori (ASI/bubur) A: Masalah teratasi sebagian

11.00 3. Memonitor adanya P: Intervensi dilanjutkan


penurunan BB
4. Menganjurkan makan
dalam porsi kecil tapi
sering(ASI/bubur)
5. Memberikan makanan
yang terpilih dan
konsultasikan dengan
ahli gizi.

3 10.20 1. Memantau kulit adanya S:


- Ibu pasien mengatakan
kemerahan
lbintik- bintik merah di
2. Memonitor vital sign seluruh badan sudah
mulai berkurang
3. Mengobservasi walaupun tidak semua
frekuensi dan jumlah O:
perdarahan
- Tampak bintik-bintik
11.00 4. Melakukan tes merah di sebagian
rempelide badan
- HB: 8.7 mg/dl
5. Menganjurkan pasien
- Leokosit : 5.100/mm3
untuk istirahat
- Trombosit :
6. Berkolaborasi dengan
98000/mm3
dokter dalam pemberian
- Hematocrit : 25 %
therapy

30
A: Masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

1 10.20 1. Mengobservasi TTV S:


2. Menganjurkan minum - Ibu pasien mengatakan
demam sudah
17 air hangat
berkurang
Agustus 3. Menganjurkan kompres O:
2022 pada lipatan aksila dan RR : 22 x/i , S : 35.8◦c ,

lipat paha HR : 100 x/i.

4. Berkolaborasi dengan - HB: 9.3 mg/dl


11.00 dokter dalam pemberian - Leokosit : 4.900/mm3

therapy - Trombosit : 41000/


mm3
A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

2 10.20 1. Memonitor jumlah nutrisi S:


dan kandungan kalori - Ibu pasien mengatakan
mual dan muntah
(ASI/bubur )
sudah berkurang tetapi
2. Memonitor adanya masih ada
penurunan BB O:
- Pasien lemas
3. Menganjurkan makan
- Mukosa bibir lembab
10.25 dalam porsi kecil tapi - BB: 8.8 kg
sering(ASI/bubur)
A: Masalah teratasi sebagian
11.00 4. Memberikan makanan
yang terpilih dan P: Intervensi dilanjutkan
konsultasikan dengan
ahli gizi.

3 10.20 1. Memantau kulit adanya S:


- Ibu pasien mengatakan
kemerahan
lbintik- bintik merah di

31
2. Memonitor vital sign seluruh badan sudah
mulai berkurang
3. Mengobservasi walaupun tidak semua
frekuensi dan jumlah O:
perdarahan - Tampak bintik-bintik
11.00 4. Melakukan tes merah di sebagian
rempelide badan
- HB: 9.3 mg/dl
5. Berkolaborasi dengan
- Leokosit : 4.900/mm3
dokter dalam pemberian
- Trombosit :
therapy
41000/mm3
- Hematocrit : 25 %

A: Masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

32

Anda mungkin juga menyukai