Disusun Oleh :
KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah
WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina
terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus.
Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko
dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan
(WHO, 2015).
B. ETIOLOGI
Sakit kepala.
Nyeri otot, tulang atau sendi.
Mual dan muntah.
Sakit di belakang mata
Kelenjar bengkak.
Ruam kulit.
Sakit perut
Muntah terus-menerus.
Kelelahan.
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan
atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang,
terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin,
terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal
pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam
atau bitnik-bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi seperti pembesaran limpa (splenomegali).
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran atau
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat
dianjurkan untuk memantau hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya. Setelah
pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran
plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika
tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila
tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Sebelumnya
terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi guna menambah semua
komponenkomponen di dalam darah yang telah hilang.
Pathway
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penegakkan diagnosa DHF, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan Lab, antara lain
pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada pemeriksaan darah
pasien DHF akan dijumpai:
1. Ig G dengue positif
2. Trombositopenia
3. Hemoglobin meningkat > 20%
4. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
:hipoproteinemia,hiponatremia, hipokloremia ( Hendarwanto, 1999).
F. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak (2 - 2,5 liter/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirup dan beri
penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali).
Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan,
mengandung Na+ 130 mEg/l, K+ 4 mEg/l, korektor basa 28 mEg/l, Cl- 109 mEg/l,
dan Ca++ 3 mEg/l.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan).Jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, dan
dipiron (kolaborasi dengan dokter). Juga pemberian kompres hangat.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotika bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter).
10. monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
( Berhman, 2000)
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif &
Hardhi, 2015) adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
b. Keluhan utama
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat
pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala,
nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa
pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4),
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak
bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe
virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat gizi
8
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi.
Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila
keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila kondisi ini
berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka
anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi
kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
h. Pola kebiasaan
terjadi melena.
i. Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit
atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering
terjadi hematuria.
j. Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
Aegypti.
9
l. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
m. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah,
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
n. Sistem integument
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,
dan lembab.
1) Kuku sianosis/tidak
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
10
3) Dada
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi
pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan
IV.
4) Abdomen
5) Ekstremitas
2. DIAGNOSA KEPERWATAN
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
kurang adekuat
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1 Hipertermi berhubungan setelah dilakukan 1. Kaji saat
dengan proses infeksi tindakan keperawatan timbulnya demam
virus dengue selama 3 x 24 jam 2. Observasi TTV
diharapkan suhu tubuh 3. Anjurkan minum
dalam rentang normal air hangat
Kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan
1) Nadi dan RR dokter dalam
dalam rentang pemberian therapy
normal
2) Suhu tubuh dalam
11
rentang normal
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sudart Edisi 8. Jakarta: EGC
Nurarif & Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta:EGC
14
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
A.IDENTITAS KLIEN
Nama : An.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 11 bulan
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Belum tamat SD
Pekerjaan :-
Alamat : Jln.Pinang baris Gg.Abadi
Tanggal Masuk RS : 14-08-2022
No.Reg : 155061
Ruangan : Matahari
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 15-08-2022
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Dengue Fever
B.PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.R
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Pinang baris Gg.Abadi
15
2. KELUHAN UTAMA
Ibu klien mengatakan anaknya demam, bitnik-bitnik merah seluruh badan, mual muntah
(+) , lemas
3.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Provocative / Poliative
a. Apa Penyebabnya
Ibu Klien mengatakan anaknya demam dan ada bintik-bintik merah di seluruh badan
2. Quantity / Quality
a. Bagaimana dirasakan
Ibu Klien mengatakan anaknya demam dan rewel
3. Region
a. Dimana lokasinya
Ibu klien mengatakan bitnik-bintik merah di seluruh badan
4.Severity
Sangat mengganggu pasien
5.Time
Demam dialami sudah 2 hari
16
5.RIWAYAT KELUARGA
= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Serumah
= Cerai
17
Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik.Hal ini dapat dibuktikan
dengan selama proses pengkajian pasien dapat merespon dengan baik.
h. Kegemaran
Klien aktif bermain dengan kakaknya
i. Daya adaptasi
Daya adaptasi terhadap perawat dan pasien lain baik
j. Mekanisme pertahanan diri
Pertahanan diri baik .
7. PEMERIKSAAN FISIK
a.keadaan umum
kesadaran klien compos mentis,
b.Tanda-tanda vital
PB / BB : 70 cm/8,8 kg
Nadi : 100 x /i
Suhu : 37,8 ◦c
RR : 22 x/i
c. Pemeriksaan Head to toe
1.kepala dan rambut
a.kepala
-bentuk : simetris dan normal
-kebersihan : bersih
b.rambut
-penyebaran dan keadaan rambut : merata,bewarna hitam dan putih
-kebersihan : bersih
c.wajah
-warna kulit : putih
-struktur wajah : simetris
2. Mata
-bentuk : normal dan simetris
-palpebra : normal dan dapat menutup mata
-pupil : refleks terhadap cahaya normal
-konjungtiva : tidak anemis
18
-kornea : Bening
-sklera : tidak ikterik
-visus : normal
3. Hidung
-Tulang Hidung : simetris
-Lubang Hidung : simetris
-Cuping Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung.
4.Telinga
-Bentuk telinga : simetris dan normal
-ukuran telinga : normal
-lubang telinga : ada,bersih
-Ketajaman pendengaran : normal
5.Mulut dan faring
-keadaan bibir : simetris,mukosa bibir kering
-keadaan gusi dan gigi : belum tumbuh gigi
-keadaan lidah : bersih,normal,fungsi pengecapan baik
-Orofaring : normal,tidak ada gangguan menelan
6.Leher
-Posisi trachea : berada ditengah,tidak ada kelainan
-thyroid : tidak ada pembesaran kelenjer thyroid
-suara : jelas
-kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan
-vena jugularis : tidak ada pembengkakan
-denyut nadi karotis : teraba
7.Pemeriksaan integumen
-kebersihan : bersih
-kehangatan : hangat
-Warna : putih
-turgor : < 2 detik
-kelembaban : sedikit kering
19
-kelainan pada kulit : ada bitnik-bintik merah di seluruh badan
8.Pemeriksaan ketiak
-aksila dan klavikula : tidak teraba masa atau benjolan
20
-benjolan masa : tidak ada
-tanda acites : tidak ada
-hepar : tidak terasa
-lien :-
d.Perkusi
-suara abdomen : tidak ada kelainan
-pemeriksaan acites : tidak ada
11.Pemeriksaan Genetalia
a.Genetalia
-rambut pubis : tidak ada
-lubang uretra : ada
-kelainan pada genetalia : tidak ada
b.anus perineum
-lubang anus : ada
-kelainan anus : tidak ada
-perineum : ada, tidak ada kelainan
12. Pemeriksaan Neurologi
a.tingkat kesadaran (GCS) : GCS : 15 E:4 V:5 M:6
b.status mental
-kondisi emosi : An.M Suka menangis dan rewel
-orientasi : normal
-proses berfikir :-
-motivasi :-
-persepsi :-
4. Nervus cranialis
-N.olfactorius : rongga hidung bersih
-N.okulomotorius : pergerakan bola mata normal
-N.trigeminus : dapat merasakan rangsangan sentuhan
-N.paciaris : dapat menggerakkan otot wajah
21
-N.vestibulo cochlearis : dapat mendengar dengan baik
-N.glosofaringelis : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.vagus : dapat menelan,membuka,dan mengunyah
-N.asesoius : pasien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri
-N.hipoglosus : dapat menjulurkan lidah
5. Fungsi Motorik
a. cara berjalan : normal
b. tes jari hidung : normal
c. pronasi –suminasi : normal,dapat membolak balik telapak tangan
6. Fungsi Sensori
a. identifikasi sentuhan ringan : teridentifikasi dengan baik
b. tes tajam tumpul : dapat membedakan tajam dan tumpul
c. tes panas dingin : merasakan panas dingin
d. tes getaran : dapat merasakan getaran
e. streognosis test : normal
7. Reflek
a.Reflek bisep : normal
b.Reflek trisep : normal
c. Reflek branchioradramis : normal
d. Reflek patellar : normal
e. Reflek tendon achiles : normal
f. Reflek plantur : normal
22
1.BAB
-Pola BAB : normal, 1 kali/hari
-karakter feses : konsistensi lunak
-Riwayat perdarahan : tidak ada
-Penggunaan obat : tidak ada
-Keluhan BAB : tidak ada keluhan
-Masalah Eliminasi BAB : tidak ada masalah
2.BAK
-Pola BAK : 4-7 kali/hari
-Karakter Urine : jernih
-Nyeri : tidak ada
-Inkontinensia : tidak
-Penggunaan Obat : tidak ada
-Keluhan BAK : tidak ada
-Masalah Eliminasi BAK : tidak ada
C.Pola Makan
-Diet : ASI dan bubur
-Pola Diet : teratur
-BB sebelum MRS : 8.8 kg
-BB setelah MRS : 8.8 kg
-Jumlah dan jenis diet : ASI
-Kesulitan mengunyah : tidak ada
-Masalah pola makan : mual muntah (+)
-Upaya mengatasinya : tidak ada
D. Pola Minum
-Jenis minuman : ASI
-Pola minum : Tidak tentu
-Kesulitan minum : tidak ada
-Upaya mengatasinya : tidak ada masalah
E.Kebersihan diri : bersih
23
F.Pola Kegiatan/Aktivitas : An.A berbaring di tempat tidur dan digendong
24
B. ANALISA DATA
1 Ds :
- Ibu pasien Proses infeksi virus dengue Hipertermi
mengatakan anaknya
demam sudah 2 hari
Do :
- KU: lemah
- Akral teraba hangat
- Warna kulit
kemerahan
RR : 22 x/i , S :
37,8◦c , HR : 100 x/i.
- HB: 7.9 mg/dl
- Leokosit : 5.200/mm3
- Trombosit : 98000/
mm3
2 Ds :
- Ibu pasien Intake nutrisi yang tidak Ketidakseimbangan nutrisi
mengatakan anaknya adekuat kurang dari kebutuhan tubuh
mual dan muntah
Do :
- Pasien lemas
- Mukosa bibir kering
- BB: 8.8 kg
3 Ds:
- Ibu pasien Bintik-bintik merah Gangguan integritas kulit
mengatakan anaknya
timbul bintik- bintik
merah di seluruh
badan
Do:
- Tampak bintik-bintik
merah di seluruh
badan
25
- HB: 7.9 mg/dl
- Leokosit : 5.200/mm3
- Trombosit :
98000/mm3
- Hematocrit : 25 %
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake
nutrisi yang tidak adekuat
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Bintik-bintik merah
D. RENCANA KEPERAWATAN
26
an nutrisi kurang tindakan keperawatan untuk menentukan nutrisi yang
dari kebutuhan selama 3 x 24 jam dibutuhkan pasien.
tubuh diharapkan nutrisi 2. Monitor jumlah nutrisi dan
berhubungan pasien terpenuhi. kandungan kalori (ASI)
dengan Intake Dengan 3. Monitor adanya penurunan BB
nutrisi yang tidak kriteria hasil 4. Anjurkan makan dalam porsi
adekuat 1. Menunjukan kecil tapi sering(ASI)
peningkatan BB 5. Berikan makanan yang terpilih
2. Mual dan muntah dan konsultasikan dengan ahli
hilang gizi.
27
E. CATATAN PERKEMBANGAN
hangat kemerahan
11.00 5. Menganjurkan kompres RR : 22 x/i , S : 37,8◦c ,
therapy mm3
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2 10.20 1. Berkolaborasikan S:
dengan ahli gizi untuk - Ibu pasien mengatakan
anaknya mual dan
menentukan nutrisi yang
muntah
dibutuhkan pasien. O:
2. Memonitor jumlah nutrisi - Pasien lemas
- Mukosa bibir kering
dan kandungan kalori
- BB: 8.8 kg
10.25 (ASI/ bubur )
3. Memonitor adanya A: Masalah belum teratasi
11.00 penurunan BB
P: Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan makan
dalam porsi kecil tapi
sering(ASI/bubur )
5. Memberikan makanan
yang terpilih dan
28
konsultasikan dengan
ahli gizi.
P: intervensi dilanjutkan
29
therapy P: Intervensi dilanjutkan
30
A: Masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan
31
2. Memonitor vital sign seluruh badan sudah
mulai berkurang
3. Mengobservasi walaupun tidak semua
frekuensi dan jumlah O:
perdarahan - Tampak bintik-bintik
11.00 4. Melakukan tes merah di sebagian
rempelide badan
- HB: 9.3 mg/dl
5. Berkolaborasi dengan
- Leokosit : 4.900/mm3
dokter dalam pemberian
- Trombosit :
therapy
41000/mm3
- Hematocrit : 25 %
P: intervensi dilanjutkan
32