Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Lahan praktek diruangan : Irina E Bawah


Nama Mahasiswa : Orlando Caniggia
NIM : 106021920014
Nama Pembimbing :
Tanda tangan :

A. KONSEP DASAR
Definisi
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalahpenyakit yang disebabkanolehkarena virus dengue yang
termasukgolonganabrovirusmelaluigigitannyamukAedesAegygtibetina.
PenyakitinibiasadisebutDemamBerdarah Dengue. DemamBerdarah Dengue adalahsuatupenyakitmenular
yang disebabkanoleh virus dengue terutamamenyeranganak-anakdenganciri-ciridemamtinggimendadak,
disertaimanifestasiperdarahandanberpotensimenimbulkanrenjatan/syokdankematian.

Etiologi

Virus dengue sejenisarbo virus (Arthropod borne viruses) artinya virus yang
ditularkanmelaluigigitanantropodamisalnyamukaedesaegypti (betina). Infeksi yang pertama kali
dapatmemberigejalasebagai dengue fever dengangejalautamademam,nyeriotot/sendi.Virus dengue
termasuk genus Flavirus, keluargaflaviridae.Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,DEN -
3,DEN-4. Keempatnyaditemukandiindonesiadengan DEN-3 serotype terbanyak .Infeksisalahsatu serotype
akanmenimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan,
sedangkantidakdapatmemberikanperlindungan yang memadaiterhadap serotype lain tersebut .Seorang
yang tinggal di daerahendemis dengue dapatterinfeksioleh 3 atau 4 serotype selamahidupnya.Keempat
serotype virus dengue dapatditemukandiberbagaidaerah di Indonesia.

Tandadangejala / Klasifikasi
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia, dan hemokosentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
4. Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai
dengan Dengue Shock Sindrom.
Patofisiologi / Pathway
1. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian
akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
2. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi
(protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya
perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
3. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi
secara akut.
4. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.
Pathway
Komplikasi
1. Ensefalopatif
2. Pendarahan intrakranial
3. Hernia batang otak
4. Sepsis
5. Pnemonia
6. Hidrasi berlebihan
7. syok
8. perdarahan otak
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
3. Rontgen toraks : efusi pleura.
Penatalaksanaan
PenatalaksanaanuntukklienDemamBerdarah Dengue adalahpenangananpadaderajat I
hinggaderajat IV.
1. Derajat I dan II
 Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak
dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu
secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :
a. 100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg
b. 75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg
c. 60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg
d. 50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg
 Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder
 Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.
 Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari.
2. Derajat III
 Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada
perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan
jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.
 Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat
diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg
BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan
yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana
perhitungan selanjutnya.
 Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80
mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam
diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatas.

3. Derajat IV
 Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan
tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam.
 Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu
untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak
20 ml/kgBB/jam selam 1 jam.
 Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam.
 Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi
maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
 Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan
kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
PengkajianFokus
Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue:
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan
pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah
Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran
komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare
atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau
hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami
serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe virus yang lain.
5. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi
dapat dihindarkan.
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila
kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
7. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air
yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
8. Pola kebiasaan
 Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan
menurun.
 Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi.
Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi melena.
 Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak
sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
 Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
 Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti.
 Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
9. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak
adalah sebgai berikut:
 Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
 Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie,
perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur.
 Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan tidak
teratur, serta tensi menurun.
 Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur,
pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
10. Sistem integumen
 Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.
 Kuku sianosis/tidak
 Kepala dan leher. Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
 Dada: Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang
biasanya terdapat pada grade III dan IV.
 Abdomen: Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
 Ekstremitas: Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
Analisis Data
A. Data subyektif

Merupakan data yang dikumpulkanberdasarkankeluhanpasienataukeluargapadapasien DHF, data


subyektif yang seringditemukanantaralain :

1. Panas atau demam


2. Sakit kepala
3. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
4. Lemah
5. Nyeri ulu hati, otot dan sendi
6. Konstipasi
B. Data obyektif

Merupakan data yang diperolehberdasarkanpengamatanperawatpadakeadaanpasien. Data obyektif


yang seringditemukanpadapenderita DHF antara lain:

1. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor


2. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,hematoma,
hematemesis, melena
3. Hiperemia pada tenggorokan
4. Nyeri tekan pada epigastrik
5. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
6. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosisperifer, nafas dangkal.
7. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan

PrioritasDiagnosaKeperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan,
muntah, dan demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, tidak
ada nafsu makan.
4. Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (DHF), viremia, nyeri otot dan sendi.
PerencanaanKeperawatan
Ref:
1. Sarya Putra Lencana (2013). Asuhan keperawatan dengan hemoragic fever ruang melati RSPAU
Dr. S. Hardjolukito.https://www.scribd.com/doc/124823789/LAPORAN-PENDAHULUAN-
DENGUE-HEMORAGIC-FEVER-DHF-RUANG-MELATI-RSPAU-Dr-S-HARDJOLUKITO-
LANUD-ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA
2. Ganda Juanda (2017). Laporan pendahuluan dengue haemoragic fever (DHF) di ruang IGD
RSUD Kota
Bogor.https://www.academia.edu/35480836/LAPORAN_PENDAHULUAN_DENGUE_HAEM
ORAGIC_FEVER_DHF_DI_RUANG_IGD_RSUD_KOTA_BOGOR
3. Anggun Retno Septiani (2018). Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada By. M
dengan DHF di ruangan kertawijaya di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tahun
2018. https://www.academia.edu/36028635/LP_DHF

Anda mungkin juga menyukai