Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

l. KONSEP TEORI
A. Defenisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak-anak dengan ciri- ciri
demam tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan shock dan kematian. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti dan mungkin juga Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 meter
diatas permukaan laut.

Masa inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit


Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini
penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak- anak tetapi
dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi
penderita Demam Berdarah Dengue pada orang dewasa. Indonesia termasuk
daerah endemik untuk penyakit Demam Berdarah Dengue. Serangan wabah
umumnya muncul sekali dalam 4 - 5 tahun. Faktor lingkungan memainkan peranan
bagi terjadinya wabah. Lingkungan dimana terdapat banyak air tergenang dan
barang-barang yang memungkinkan air tergenang merupakan tempat ideal bagi
penyakit tersebut (Siregar, 2004).

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang


disebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk Manifestasi
simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut :
a. Demam tidak terdiferensiasi
b. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut selama 2- 7
hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri
retroorbital, mialgia/atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau
uji bendung positif], leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif
atau ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam
dengue/ DBD pada lokasi dan waktu yang sama.
c. DBD (dengan atau tanpa renjatan).
B. Etiologi
Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD)
disebabkan oleh Virus dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah
kependekan dari Arthropod Borne Virus, merupakan golongan virus penyebab
penyakit yang ditularkan oleh vektor/binatang kelompok Arthropoda antara
lain nyamuk. Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4
serotipe yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Penularan DBD ini melalui
cara, :
a. Manusia sebagai host virus dengue.
b. Vektor perantara : nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah) dan aedes
albopictus (nyamuk kebun).

C. Manifestasi Klinis Dan Klasifikasi


Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan
laboratorium (WHO, 2011). Manifestasi klinis :

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-


menerus selama 2-7 hari.
b. Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
dan/melena.
c. Pembesaran hati
d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
(≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan
pasien tampak gelisah.
e. Trombositopenia (≤100.000/mikroliter)
f. Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai
dasar/ menurut standar umur dan jenis kelamin
g. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia
h. hemokonsentrasi/ peningkatan hematokrit ≥20%.
i. Dijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan plasma
j. Dijumpai tanda perembesan plasma
1) Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)
2) Hipoalbuminemia
k. Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi dan trombositopenia yang
jelas, mendukung diagnosis DSS.
l. Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok membedakan DSS dari
syok sepsis.

Klasifikasi
DD/DBD derajat penyakit virus dengue:
Derajat Gejala

DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-


orbital, sakit pada otot, sakit pada persendian
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin
DBD Iv dan lembab serta gelisah)
Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak
terukur
DBD dibedakan menjadi 4 derajat, sebagai berikut :

Sumber : Soadjas, 2011


a. Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan (uji turniket positif)
b. Derajat II : seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain
c. Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang
dingin dan lembab, gelisah
d. Derajat IV : ranjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
yang tidak dapat diukur.
(WHO, 2017) Sumber : Soadjas, 2011

E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan untuk menskrining penderita demam dengue adalah melalui
uji rumpel leede, pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan hapus
darah tepi untuk melihat adanya limpositosis relatif disertai gambar limfosit
plasma biru. Pada DD terdapat Leukopenia padahari ke-2 atau hari ke-3. Pada
DBD terjadi leukopenia dan Hemokonsentrasi. Trombositopenia : Trombosit <
150.000/mm3, penurunan progresif pada pemeriksaan periodik dan waktu
perdarahan memanjang. Hemokonsentrasi : Hematokrit saat MRS>20% atau
meningkat progresif pada pemeriksaan periodik.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (metode cell
culture) atau pun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR
(Reverse Transcriptosi Polymerase Chain Reachon). Namun ketika teknik yang
rumit yang berkembang saat ini adalah uji serologi (adanya antibodi spesifik
terhadap antibody total, IgM maupun IgG) (Warsidi, E, 2009).

F. Petanalaksanaan

Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat supportif yaitu mengatasi


kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan
sebagai akibat perdarahan. Untuk merawat Klien DBD dengan baik, diperlukan
dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, serta bank
darah yang senantiasa siap jika diperlukan. (Demam Berdarah Dengue, FK, UI. Hal.
104).Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi,
(2006:60) adalah sebagai berikut :

1. Penatalaksanaan medik
a. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
b. Berikan antikoavulsan jika kejang
c. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan
hematokrit cenderung meningkat
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini
karena pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume
cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda
vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga
untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor
yang paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital :
suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal
360C sampai 370C

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A.PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

1) Biodata: Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan


saudara kandung. Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis
kelamin, pendidikan, agama, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa medik.
Identitas orang tua meliputi : alamat, usia, jenis kelamin,
pendidikan agama, pekerjaan, alamat. Sedangkan identitas
saudara kandung meliputi nama dan usia.
2) Keluhan utama: Keluhan utama meliputi alasan klien di
bawah ke
rumah sakit seperti demam, nyeri otot, mual,muntah, nyeri
kepala, perut dan sendi disertai perdarahan.
3) Riwayat kesehatan

• Riwayat kesehatan sekarang: Klien menderita nyeri kepala,


nyeri perut disertai mual dan muntah.
• Riwayat kesehatan masa lalu: Penyakit yang pernah dialami
klien seperti demam, tidak ada riwayat alergi, tidak ada
ketergantungan terhadap makanan/ minuman dan obat-obatan.
• Riwayat kesehatan keluarga: Apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
4) Riwayat imunisasi: Riwayat imunisasi meliputi kelengkapan
imunisasi seperti BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis.

5) Riwayat tumbuh kembang meliputi

• Pertumbuhan fisik terdiri dari:

Usia (BB) Usia (TB)

BBL (2500 – 4000 gr) TBL (50 cm)

3 -12 bln (umur(bulan) + 9) 1 tahun (75 cm)


1-6 tahun (umur (tahun) x 2+8) >1 tahun (2x TB lahir)

6 tahun (1,5 x TB setahun)

9 tahun (2,1 x TBL)

• Perkembangan tiap tahap usia


(1) Berguling: 3-6 bulan
(2) Duduk : 6-9 bulan
(3) Merangkak: 9-10 bulan
(4) Berdiri : 9-12 bulan
(5) Jalan : 12-18 bulan
(6) Senyum pertama kali dengan orang lain : 2-3 bulan
(7) Bicara : 2-3 tahun
(8) Berpakaian tanpa dibantu : 3-4 tahun
(9) Riwayat nutrisi meliputi :Pemberian ASI pertama kali
disusui, lama pemberian, waktu dan cara pemberian.
• Pemberian susu formula terdiri dari alasan pemberian,
jumlah pemberian.
• Pemberian makanan tambahan terdiri atas usia pertama kali
diberikan jenis dan cara pemberian.
• Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutris saat :
usia 0 – 6 bulan, 6 – 12 bulan dan saat ini.

6) Riwayat psikososial: Bagaimana kehidupan sosial dan


lingkungannya, apakah keadaan tempat tinggalnya memenuhi
syarat kesehatan.
7) Riwayat spiritual: Apakah anggota keluarga rajin beribadah
dan sering mengikuti kegiatan keagamaan.
8) Reaksi hospitalisasi

9) Pemeriksaan fisik Head To to


Keadaan umum : klien baik atau tidak.
• Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah menurun > 80 mmHg

b) Nadi cepat dan lemah > 100x/menit

c) Suhu meningkat sampai 38 ̊ C

d) Pernafasan meningkat > 40x/menit


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada
pasien.
a. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan mual dan nafsu
makan yang menurun
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunann
nafsu makan
c. Perubahan perfungsi jaringan berhubungan dengan pendarahan
d. Resiko pendarahan berhubungan permeabilitas meningkat
e. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemia
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL (NIC)
(NOC)
1. Tujuan : Tidak terjadi 1. Awasi vital sign tiap 3 1. Vital sign membantu
devisit voume cairan jam/lebih sering mengidenti>kasi
Kriteria : 2. Observasi capillary fluktuasi cairan
a. Input dan output Re>ll Intravaskuler
seimbang 3. Observasi intake dan 2. Indikasi keadekuatan
b. Vital sign dalam batas output. Catat warna urine sirkulasi perifer
normal Tidak ada tanda / konsentrasi, 3. Penurunan haluaran
presyok 4. Anjurkan untuk minum urine pekat dengan
Akral hangat 1,5 -2 ltr /hari ( sesuai peningkatan BJ
Capilarry re>ll C 3 detik toleransi ) diduga dehidrasi
5. Kolaborasi : Pemberian 4. Untuk memenuhi
cairan intravena kabutuhan cairan
tubuh peroral
5. Dapat meningkatkan
jumlah cairan tubuh,
untuk mencegah
terjadinya
hipovolemic syok.
2.
4. setelah melakukan 1. 1. Monitor
monitor ketat
suh minimal
tanda 1.
1. Memantau apakah
Agar pasien adanya
kembali
tindakan keperawatan tanda
tiap 2pendarahan
jam peningkatan
dalam batas normal. atau
maka didapatkan 2. 2. Monitor
Monitor tanda
tanda-tanda
tanda 2. penurunan suhu tubuh.
Meperhatikan
kriteria : vital
hipertermi dan 2. Untuk mengetahui
perkembngan apakah
kondisi
1.1. Hemoglobin
Temperature
dalam
stabil 3. Lindung
hipotermipasien dari suhu
pasien meningkat atau
batas
: 36,5-37oC
normal 3. trauma
Tingkatkan
yangintake
dapat 3. menurun
Agar pasien tidak
2.2. Tidak
Tidak
adaada
distensi
kejang menyebabkan
cairan dan nutrisi 3. Agar
mngalamitidak
syok terjadi
3. abnominal
Pengendalian 4. pendarahan
Lakukan tepid sponge 4. dehidrasi
Agar dapat mencegah
3. Kehilangan
risiko darah 4. Monitor staus cairan 4. Untuk menurunkan
terjadinya suhu
peningkatan
: hipertermia
yang terlihat
dan yang meliputi intake agar kembalitubuh
metabolism dalam batas
hypotermia dan output 5. normal.
Agar kondisi pasien
3. Setelah dilakukan 5. Intruksi pasien unuk cepatmengetahui
1. Untuk membaik.
1. Kaji adanya
tindakan keperawatan membatasi aktifitas apakah ada lesi
perdarahan
5. maka didapatkan
Setelah dilakukan 1. Untuk
2. Untukmenurunkan
menurunkan suhu
1. Monitor suhu dan
kriteria : keperawatan
tindakan 2. Observasi tanda-tanda agaragar
suhu kembali dalam batas
kembali
pernafasan
maka
1. Perdarahan
didapatkan tidak vital (S.N.RR) normal.
dalam batas
2. Ajarkan keluarga dan
kriteria
terjadi
: 2. normal.
Untuk memberikan
pasien tentang
3. Anjurkan tanda
keluarga
1.2. Nadi
Trombosit
dalam batas
dalam Pemahaman
3. Agar dan
pasien tidak
dan gejala
klien untukdatangnya
lebih
yang
batas
diharap
normal pengetahuan
mengalami yang benar
syok
syok
banyak
2. Irama nafas dalam 3. Untuk
4. Agar mengetahui
mengetahui
3. mengistirahatkan
Monitor tanda klien
batas yang perkembangan
batas normal pasien
idadekuat organsasi
diharapkan 4. Monitor hasil darah, 4. Agar
5. Agartidak
memenuhi
terjadi
jaringan
3. Demam tidak Trombosit kebutuhan cairan pasien
dehidrasi.
4. Berikan cairan iv dan
ditemukan 5. Sebagai indicator awal
oral yang tepat
5. Kolaborasi dengan dalam menentukan
5. dokter
Monitordalam dan
tanda
intervensi
gejala asistes
pemberian therapi
,pemberian cairan
intra vena.
D. IMPLEMENTASI

Melakukan intervensi seperti rencana keperawatan yang telah dibuat


E. EVALUASI

Evaluasi perkembangan pasien :

1. Tidak di dapati icterus kembali lagi

2. Termoregulasi dalam batas normal

3. Integritas kulit dalam keadaan baik


DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2001. .Rencana Asuhan Keperawatan,


Pedoman nutuk Perawatan Dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien.Jakarta :EGC

Meilani. 2010. Penyakit Menular di Sekitar Kita. Klaten:


PT Intan Sejati. Warsidi, E. 2009. Bahaya dan
Pencegahan DBD. Bekasi: Mitra Utama.

Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan:


diagnosis NANDA, Intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC

Hadinegoro. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue Di Indonesia.


Depkes & Kesejahteraan Sosial Dirjen Pemberantasan Penyakit
Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup. 2001. Hal 1 – 33.

Hendrawanto. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi


Ketiga Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Hal 417 – 426.

Anda mungkin juga menyukai