Anda di halaman 1dari 30

DEMAM BERDARAH DENGUE

KEPANITERAAN INTERNA
RSUD CILEGON
DEMAM BERDARAH DENGUE

Ahmad Samsuri 110207015
Pembimbing : Dr. Ani Ariani, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD CIBITUNG KAB BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 09 JULI 2012 14 SEPTEMBER 2012
PENDAHULUAN
Demam dengue dan demam berdarah dengue
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue.
[1]
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokonsentrasi atau
penumpukan cairan di rongga tubuh
. [1]
DBD disebabkan oleh Virus Dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypty dan Aedes Albopictus serta
memenuhi kriteria WHO untuk DBD.
[1]

EPIDEMIOLOGI
Indonesia merupakan daerah endemis DBD.Sampai
saat ini DBD telah ditemukan di seluruh propinsi di
indonesia, Data sejak tahun 1968-2007 menunjukkan
adanya kecenderungan insiden DBD yang terus
meningkat
Morbiditas dan mortalitas virus dengue dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu status imunitas penjamu,
kepadatan vektor nyamuk, transmisi dan virulensi virus
dengue serta kondisi geografis setempat
Penularan infeksi virus Dengue terjadi melalui
vektor nyamuk genus Aedes, terutama Aedes
Aegypti dan A. Albopictus.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan
penularan virus :
VEKTOR : perkembangan vektor, kebiasaan
menggigit, kepadatan lingkungan, transportasi
vektor
PEJAMU : terdapatnya penderita di
lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan
terhadap nyamuk, usia, jenis kelamin.
Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan
kepadatan penduduk.



ETIOLOGI
Virus dengue grup B Arthropod borne virus
(arbovirus)
[1]

Memiliki 4 jenis serotipe yaitu den-1, den-2,
den-3, dan den-4.
[1]

Infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup
terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi
tidak ada perlindungan terhadap serotipe
yang lain
[1]


PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Diagnosis demam Dengue ( DD)
Demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan
dua atau lebih manifestasi klinis sbb :
[2]

Nyeri kepala
Nyeri retroorbital
Myalgia / arthralgia
Ruam kulit
Manifestasi perdarahan ( petekie atau uji
bendung positif )
Leukopenia dan pemeriksaan serologis dengue
positif atau ditemukan pasien DD/DBD yang
sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang
sama.
Kriteria Diagnostik (WHO 1986) :
Kriteria Minor :
1. Demam mendadak, penyebab tak diketahui.
2. Perdarahan (termasuk tes torniquet +).
3. Hepatomegali.
4. Syok.

Kriteria Mayor.
1. Trombositopenia (< 100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi ( > 20 % diatas normal)

DBD : 2 Kriteria minor + 1 Kriteria mayor.


PETECHIAE UJI BENDUNG
Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan
WHO 1997:
[2,4,5]


a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari,
biasanya bifasik.







b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan :
1. Uji bendung positif
2. Petekie, ekimosis, atau purpura
3. Perdarahan mukosa (tersering epistaksis, perdarahan
gusi) atau perdarahan dari tempat lain.
4. Hematemesis atau melena.
c. Trombositopenia (trombosit < 100.000/ml)
d. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma
leakage :
Peningkatan Ht >20% dibandingkan standar
sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Penurunan Ht >20% setelah mendapat terapi
cairan, dibandingkan dengan nilai Ht
sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma spt : efusi pleura,
asites, hipoproteinemia, hiponatremia.

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT
[2]

Kriteria WHO 2009
Sindrom renjatan dengue ditandai dengan
seluruh kriteria DBD di atas disertai kegagalan
sirkulasi yang bermanifestasi sebagai :
[1,5,6]

Nadi yang cepat dan lemah
Tekanan darah yang turun (20 mmHg)
Hipotensi dibandingkan standar sesuai umur
Kulit yang dingin dan teraba lembab serta gelisah

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
[1,5,6]

Ht : Kebocoran plasma dibuktikan dengan
peningkatan Ht >20% dari Ht awal
Trombosit : Penurunan jumlah trombosit
<100.000/ul.
Leukosit : dapat normal atau menurun.
Protein/albumin : hipoproteinemia.
SGOT/ SGPT : dapat meningkat.


Diagnosis serologi :
[1,2,7,8]

1. HI test sensitif namun tidak spesifik.
2. Uji komplemen fiksasi
3. Uji neutralisasi (sensitif dan spesifik)
4. IgM Elisa (Mac Elisa) terdeteksi mulai hari
ke4-5, meningkat sampai minggu ke 5,
menghilang setelah 60-90 hari.
5. IgG Elisa pada infeksi primer terdeteksi hari ke
14, sedangkan pada infeksi sekunder terdeteksi
pada hari ke 2.

Foto Thorax : didapatkan efusi pleura, terutama
pada hemitoraks kanan, tetapi apabila terjadi
perembesan plasma hebat, efusi bisa pada kedua
hemitoraks.

NS1 (Non Structural Protein 1): pemeriksaan
dengue NS1 antigen dapat mendeteksi infeksi akut
lebih awal (1-4 hr) dibandingkan pemeriksaan
antibodi dengue

DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan Gejala Klinis :
[3]

Demam Cikungunya
Demam Tifoid

Berdasarkan Laboratorium :
[3]

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
(ITP)
Anemia aplastik
PENATALAKSANAAN
INDIKASI RAWAT ICU
Syok yang tidak teratasi dalam 1 jam
Syok berulang
Syok dengan perdarahan hebat
Syok dengan penyulit spt : gagal nafas,
ensefalopati, gagal jantung, gagal ginjal, kejang
dan keadaan yang memerlukan terapi dengan
titrasi.
KRITERIA MEMULANGKAN PASIEN
Pasien dapat dipulangkan apabila :
[1]

Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
Nafsu makan membaik
Secara klinis tampak perbaikan
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Jumlah trombosit > 50000/ul
Tidak dijumpai distress pernafasan
PROGNOSIS
Pada DBD dan terutama DSS dengan
penatalaksanaan yang tidak tepat memiliki angka
mortalitas yang tinggi

PENCEGAHAN
Paling efektif pemutusan daur hidup nyamuk
Aedes Aegepty:
Menggunakan insektisida ( Fogging, Abatisasi )
Tanpa insektisida ( 3M, Edukasi )



DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro S.R.H, Soegijanto S, dkk. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di
Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.. Edisi 3. Jakarta. 2004.
2. Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi
IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta, Juni 2006. Hal. 1709-1713.
3. Sungkar S. Demam Berdarah Dengue. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ikatan
Dokter Indonesia. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta, Agustus 2002.
4. Asih Y. S.Kp. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan
Pengendalian. World Health Organization. Edisi 2. Jakarta. 1998.
5. Gubler D.J. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. PubMed Central Journal List.
Terdapat di: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1508601.
Diakses pada: 2011, Desember 30.
6. Gubler DJ, Clark GG. Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever: The Emergence of a Global
Health Problem. National Center for Infectious Diseases
Centers for Disease Control and Prevention
Fort Collins, Colorado, and San Juan, Puerto Rico, USA. 1996. Terdapat di:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8903160. Diakses pada: 2011, Desember 30.
7. Fernandes MDF. Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever. Infectious disease. Terdapat di:
http://www.medstudents.com.br/dip/dip1.htm. Diakses pada: 2011, Desember 29.
8. World Health Organization. Dengue and dengue haemorrhagic fever. Terdapat di:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/htm. Diakses pada: 2011, Desember
31.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai