DI INDONESIA
PUSKESMAS GODONG II
DINKES KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2016
BAB I
DEFINISI
B. Epidemiologi
Epidemiologi penyakit Dengue adalah ilmu yang mempelajari tentang
kejadian dan distribusi frekuensi penyakit Dengue (DD/ DBD/ SRD/ EDS).
Ukuran – ukuran epidemiologi yang sering digunakan dalam kegiatan
pengendalian DBD adalah:
1. Angka kesakitan / insidens rate (IR)
2. Angka kematian / case fatality rate (CFR)
3. Attack rate (AR)
4. Angka bebas jentik (ABJ)
TATA LAKSANA
A. Definisi Operasional
1. Suspek infeksi dengue
Bila terdapat dua kriteria yaitu demam tinggi mendadak tanpa sebab
berlangsung 2 – 7 hari dan adanya manifestasi pendarahan.
2. Demam dengue
Demam disertai dua atau lebih gejala seperti sakit kepala, nyeri belakang bola
mata, pegal, nyeri sendi, dan ruam. Adanya manifestasi pendarahan
leucopenia (leukosit ≤ 5000 / mm³), jumlah trombosit ≤ 150.000 / mm³ dan
peningkatan hematokrit 5 – 10 %
3. Demam berdarah dengue (DBD)
Demam 2 – 7 hari disertai manifestasi pendarahan, jumlah trombosit
≤ 100.000 / mm³, adanya tanda kebocoran plasma, dan atau efusi pleura,
ascites dan atau hypoproteinemia/ hypoalbuminemia.
4. Sindrom renjatan dengue (SRD)
Kasus DBD yang masuk derajad III dan IV disertai kegagalan sirkulasi
ditandai dengan nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab,
pasien gelisah/ syok.
5. Expanded dengue syndrome (EDS)
Demam dengue disertai manifestasi klinis ditandai dengan kegagalan organ
seperti hati, ginjal, otak, dan jantung.
B. Diagnosis Demam Berdarah Dengue
1. Penegakan diagnosis
a. Klinis : demam tinggi, tanda – tanda pendarahan, syok.
b. Laboratorium : trombositopenia ≤ 100.000 / mm³
2. Derajat beratnya penyakit DBD
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan menjadi 4:
a. Derajat I: demam dan satu-satunya manifestasi pendarahan
b. Derajat II: seperti derajat I disertai pendarahan spontan seperti kulit, gusi,
dll.
c. Derajat III: derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
tekanan darah rendah, kulit dingin dan lembab.
d. Derajat IV: seperti derajat III disertai syok berat, nadi tidak dapat diraba,
tekanan darah tidak dapat diukur.
3. Gejala atau tanda utama DBD
Meliputi hal – hal berikut:
a. Demam tinggi mendadak berlangsung 2 – 7 hari.
b. Tanda – tanda pendarahan.
c. Hepatomegali (pembesaran hati)
d. Syok (renjatan)
A. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini DBD adalah suatu upaya kewaspadaan yang berupa
pemantauan/ survellans terhadap kemungkinan peningkatan kasus dan atau
vector resiko DBD.
B. Penyeledikian Epidemiologi
Penyeledikian epidemiologi adalah kegiatan peningkatan kasus infeksi
dengue atau suspek infeksi dengan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di
tempat tinggal penderita dan rumah atau bangunan sekitar.
C. Penanggulangan Fokus
Peanggulangan focus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular
DBD yang dilaksanakan mencakup radius minimal 200 m dengan melakukan
pemberantasan saran nyamuk penular DBD (PSN 3M plus), larvasidasi,
penyuluhan, pengasapan, dan pengabutan.
POSITIF NEGATIF
- Bila ditemukan 1 atau lebih
- Jika tidak memenuhi 2 kriteria
penderita infeksi dengue lainnya
dan atau ≥ 3 penderita suspek positif
infeksi dengue
Pada area minimal 200m dilakukan Pada area radius minimal 200m
tindakan: dilakukan tindakan:
2.Larvasidasi 2.Larvasidasi
3.Penyuluhan 3.Penyuluhan
4.Fogging Focus
BAB V
PENYULUHAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
A. Penyuluhan
Metode dan tehnik menyampaiakn informasi memang sangat
beragam, namun dalam pemilihannya harus dipertimbangkan secara cermat
dengan memperhatikan kemasan informasinya.
1. Penyuluhan di RS atau fasilitas kesehatan lainnya
Dilakukan oleh tenaga kesehatan.
2. Penyuluhan di sekolah
Dilakukan oleh guru melalui program UKS.
3. Penyuluhan di desa (Pemukiman)
Dilakukan oleh kader kesehatan, kelompok tenaga kesehatan maupun
media massa.
4. Penyuluhan di tempat umum
Dilakukan melui media massa.
A. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan pengumpulan informasi selama pelaksanaan
program sehingga dapat dilakukan penilaian dan identifikasi.
B. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian pelaksanaan program, evaluasi ini dilakukan
secara sistematis Dan mencakup semua unsur dalam program. Evaluasi harus
mencakup hal – hal berikut:
1. Evaluasi kebutuhan
2. Evaluasi perencanaan
3. Evaluasi pelaksanaan
4. Evaluasi hasil
5. Evaluasi dampak.