DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS JATI
Jl. Hayam Wuruk No. 2B Probolinggo Telp. (0335) 420792
PROBOLINGGO – 67217
E-mail : pusk_jati@yahoo.com
A. PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya
hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites,
efusi pleura, hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas sepert inyeri
kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi Demam
Berdarah Dengue (DBD) berat, ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang
akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit
(asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak
menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian.
Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana diatas, maka dalam
penyelenggaraan kegiatannya di Puskesmas Jati dipandu dengan adanya Visi, Misi
dan Tata Nilai Puskesmas Jati. Visi Puskesmas Jati adalah “Mewujudkan masyarakat
mandiri untuk hidup sehat di wilayah Puskesmas Jati”. Misi adalah “Mewujudkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau”.
Sedangkan Tata Nilai Puskesmas Jati adalah S.M.A.R.T (Santun Melayani Akuntabel
Ramah Tanggap).
B. LATAR BELAKANG
Dalam 3 dekade terakhir penyakit ini meningkat insidennya di berbagai belahan
dunia terutama daerah tropis dan sub-tropis, banyak ditemukan di wilayah urban dan
semi-urban. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengandung
virus dengue. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyebarluasan Demam
Berdarah Dengue (DBD) antara lain adalah :
1. Perilaku masyarakat
2. Perubahan iklim (climate change) global
3. Pertumbuhan ekonomi
1
4. Ketersediaan air bersih
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik, tetapi bila pasien
berobat dini, dan mendapat penatalaksanaan yang adekuat, umumnya kasus-kasus
penyakit inidapat diselamatkan. Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan
menghindar iatau mencegah gigitan nyamuk penular Demam Berdarah Dengue
(DBD). Oleh karena itu upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
penting pada saat ini adalah melalui upaya pemngendalian nyamuk penular dan
upaya membatasi kematian karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Atas dasar itu
maka upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) memerlukan kerjasama
dengan program dan sector terkait serta peran serta masyarakat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terwujudnya individu dan masyarakat yang mampu mencegah dan melindungi diri
dari penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui optimalisasi kegiatan PSN
3M Plus dan kebersihan lingkungan.
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD).
b. Menurunkan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi
kurang dari 1% pada tahun 2017.
1. Surveilans Kasus
Secara khusus tujuan surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah :
a. Memantau kecenderungan/tren penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (DBD) serta
penanggulangannya.
c. Menindaklanjuti laporan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan
melakukan PE, serta melakukan penanggulangan seperlunya
d. Monitoring dan evaluasi program pengendalian Demam Berdarah Dengue
(DBD).
e. Menyediakan inforrmasi untuk perencanaan pengendalian Demam Berdarah
Dengue (DBD).
f. Penyusunan kebijakan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
2
Suspek Infeksi Dengue ditegakkan bila terdapat 2 kriteria yaitu demam
tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari dan
adanya manifestasi perdarahan : sekurang-kurangnya uji tourniquet (Rumple
Leede) positif. Demam Dengue ialah demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta
seperti sakit kepala, nyeri di belakang bila mata, pegal, nyeri sendi (athralgia),
ruam (rash). Adanya manifestasi perdarahan, leucopenia (lekosit ≤ 5000/mm 3),
jumlah trombosit ≤ 150.000/mm3 dan peningkatan hematokrit 5-10%
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, jumlah trombosit ≤ 100.000/mm 3, adanya tanda-tanda
kebocoran plasma (peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal, dan tau efusi
pleura, dan atau ascites, dan atau hypoproteinemia/ hipoalbuminemia. Sindrom
Renjatan Dengue (SRD) ialah kasus DBD yang masuk dalam derajat III atau IV
dimana terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat
dan lemah, menyempitnya tekanan nadi (≤ 20 mmHg) atau hipotensi yang
ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah sampai
terjadi syok/renjatan berat (tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan
darah).Expanded Dengue Syndrom (EDS) adalah demam dengue yang disertai
manifestasi klinis yang tidak biasa (unusual manifestation) yang ditandai dengan
kegagalan organ berat seperti hati, ginjal, otak dan jantung.
b. Tatalaksana Kasus
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat simtomatis dan suportif, yaitu
mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas
kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan
sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan biasa. Tetapi pada kasus
DBD dengan komplikasi diperlukan perawatn intensif. Diagnosis dini dan
memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda syok, merupakan
hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. Kunci keberhasilan
tatalaksana DBD/SSD terletak pada keterampilan para petugas medis dan
paramedis untuk dapat mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase
penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan baik.
3
Adalah suatu upaya kewaspadaan yang berupa pemantauan/surveilans terhadap
kemungkinan peningkatan kasus dan atau faktor resiko Demam Berdarah
Dengue (DBD), seperti : adanya peningkatan populasi nyamuk, penurunan ABJ <
95%, adanya perubahan cuaca, dan peningkatan tempat-tempat perindukan.
b. Penyelidikan Epidemiologi
Merupakan kegiatan pencarian kasus infeksi dengue atau kasus suspek infeksi
dengue lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular Demam Berdarah
Dengue (DBD) di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar,
termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter.
c. Penanggulangan fokus
Adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular Demam Berdarah
Dengue (DBD) yang dilaksanakan mencakup radius minimal 200 meter dengan
melakukan pemberantasan sarang nyamuk penular demam berdarah dengue
(PSN 3M Plus), larvasidasi, penyuluhan dan/atau pengasapan/fogging.
Tindak lanjut hasil PE adalah :
1) Bila ditemukan penderita infeksi dengue lainnya (1 atau lebih) dan atau
ditemukan 3 atau lebih penderita suspek infeksi dengue dan ditemukan jentik
≥ 5% dari rumah/bangunan yang diperiksa, maka dilakukan penggerakan
masyarakat dalam PSM 3M Plus, larvasidasi, penyuiluhan dan pengasapan
dengan insektisida di rumah penderita dan rumah/bangunan sekitarnya
dalam radius minimal 200 meter, pengasapan dilakukan 2 siklus dengan
interval 1 minggu.
2) Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersebut di atas, tetapi
ditemukan jentik, maka dilakukan penggerakan masyarakat dalam PSN 3M
Plus, larvasidasi dan penyuluhan.
3) Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersbut di atas dan tidak
ditemukan jentik, maka dilakukan penyuluhan kepada masyarakat.
6
1) Penegakan diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis DBD diperlukan sekurang-kurangnya:
a) Kriteria Klinis 1 dan 2
(1) Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari
(2) Terdapat manifestasi/tanda-tanda perdarahan ditandai dengan:
(a) Uji bendung (Tourniquet test) positif
(b) Petekie, ekimosis, purpura
(c) Perdarahanmukosa, epistaksis, perdarahangusi
(d) Hematemesis dan atau melena
(3) Pembesaran hati
(4) Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
(≤20mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan
pasien tampak gelisah.
b) Laboratorium
(1) Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
(2) Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler,
yang ditandai adanya : Hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit >
20% atau adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia
(hipoalnuminemia).
7
c) Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat
menampung airhujan;
d) Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat
lainnya yang sejenis setiap 1 (satu) minggu sekali;
e) Memperbaiki saluran dan talang yang tidak lancar/rusak;
f) Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain
(dengan tanah, dan lain-lain);
2) Selain itu ditambah (PLUS) dengan cara lainnya, seperti :
a) Menaburkan bubuk pembunuh jentik (Larvasida), misalnya di tempat-
tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air;
b) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
(misalnya ikan cupang, ikan timah);
c) Memasang kawat kasa di jendela dan pintu rumah;
d) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar;
e) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai;
f) Menggunakan kelambu pada saat tidur;
g) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk (misalnya lotion dan
obat semprot anti nyamuk);
h) Penanaman bunga lavender;
i) Membersihkan lingkungan dari sarang nyamuk;
Keberhasilan kegiatan PSN 3M antara lain dapat diukur dengan angka
bebas jentik (ABJ), apabila ABJ ≥ 95% diharapkan penularan Demam
Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah atau dikurangi.
b. Pengendalian Vektor Terpadu
Adalah kegiatan pengendalian vektor dengan memadukan berbagai metode
baik fisik, biologi dan kimia, yang dilakukan secara bersama-sama, dengan
melibatkan berbagai sumber daya lintas program dan lintas sektor.
Komponen lintas sektor yang menjadi mitra bidang kesehatan dalam
pengendalian vektor antara lain bidang pendidikan dan kebudayaan, bidang
agama, bidang pertanian, bidang kebersihan dan tata ruang, bidang perumahan
dan permukiman, dan bidang lainnya yang terkait baik secara langsung maupun
tidak langsung.
F. SASARAN
Masyarakat di wilayah Kerja di Puskesmas Jati.
G. PERAN TERKAIT
1. Peran Lintas Sektor :
8
a. Kader Jumantik : melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) tiap bulan dan
melaporkan hasil Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) ke Puskesmas.
b. Kelurahan : menggalakkan warga untuk melakukan kerja bakti Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) tiap bulan sekali tiap-tiap RT.
c. Kecamatan : meningkatkan kegiatan kerja bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) 3M plus di tiap-tiap kelurahan.
d. Pemuda Peduli Lingkungan (PPL) : melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) tiap minggu, mengembangbiakkan tanaman anti nyamuk (sereh,
lavender)
2. Peran Lintas Program :
a. Program Promosi Kesehatan : membuat materi untuk melakukan penyuluhan
kepada masyarakat.
b. Program Sanitasi : menggalakkan warga untuk melakukan kegiatan kerja bakti.
BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2017
Mengetahui
Plt. Kepala UPT Puskesmas Jati
10