Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung
meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit
menular yang terutama menyerang anak-anak.
Penyakit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang
terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic
fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD), dan dengue shock
syndrome (DSS)
Dari sejarah diduga KLB Chikungunya pernah terjadi pada tahun 1779 di
Batavia dan Kairo; 1823 di Zanzibar; 1824 di India; 1870 di Zanzibar; 1871 di
India; 1901 di Hongkong, Burma, dan Madras; 1923 di Calcuta. Pada tahun 1928
di Cuba pertama kali digunakan istilah “dengue”, ini dapat diartikan bahwa
infeksi Chikungunya sangat mirip dengan Dengue. Istilah “Chikungunya” berasal
dari bahasa suku Swahili yang berarti “Orang yang jalannya membungkuk dan
menekuk lututnya”, suku ini bermukim di dataran tinggi Makonde Provinsi
Newala, Tanzania (yang sebelumnya bernama Tanganyika). Istilah Chikungunya
juga digunakan untuk menamai virus yang pertama kali diisolasi dari serum darah
penderita penyakit tersebut pada tahun 1953 saat terjadi KLB di negara tersebut.
Pada demam Chikungunya adanya gejala khas dan dominan yaitu nyeri sendi.
Dari tahun 1952 sampai kini virus telah tersebar luas di daerah Afrika dan
menyebar ke Amerika dan Asia. Virus Chikungunya menjadi endemis di wilayah
Asia Tenggara sejak tahun 1954. Pada akhir tahun 1950 dan 1960 virus
berkembang di Thailand, Kamboja, Vietnam, Manila dan Burma. Tahun 1965
terjadi KLB di Srilanka.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dengue dan Chikungunya?
2. Dimana saja Epidemiologi Dengue dan Chikungunya?
3. Apa saja Penyebab dan Penularan dari Dengue dan Chikungunya?
4. Apa saja Gejala – gejala dari Dengue dan Chikungunya?
5. Sebutkan Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium dari Dengue dan
Chikungunya?
6. Apa saja Pengobatan dari Dengue dan Chikungunya?
7. Apa saja Penatalaksanaan dari Dengue dan Chikungunya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Dengue dan Chikungunya
2. Untuk mengetahui Epidemiologi Dengue dan Chikungunya
3. Untuk mengetahui penyebab dan penularannya Dengue dan
Chikungunya
4. Untuk mengetahui gejala – gejala Dengue dan Chikungunya
5. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dan laboratorium Dengue dan
Chikungunya
6. Untuk mengetahui pengobatan Dengue dan Chikungunya
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Dengue dan Chikungunya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung
meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit
menular yang terutama menyerang anak-anak.
Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan masalah kesehatan karena
masih banyak daerah yang endemik. Daerah endemik DBD pada umumnya
merupakan sumber penyebaran penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar
biasa (KLB), DBD umumnya dimulai dengan peningkatan jumlah kasus di
wilayah tersebut. Untuk membatasi penyebaran penyakit DBD diperlukan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terus menerus, pengasapan
(fogging), dan larvasidasi.
2. Epidemiologi
Di banyak negara tropis, virus dengue sangat endemik. Di Asia, penyakit
ini sering menyerang di cina selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia
Tenggara. Sejak 1981, virus ini ditemukan di Queensland, Australia. Di Indonesia
kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya ada tahun 1968. Penyakit DBD
ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah terjadi KLB akibat DBD. Data dari
Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa pada tahun 2004 tercatat 17.707
orang terkena DBD di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selama bulan
januari dan februari. Daerah yang perlu diwaspadai adalah DKI Jakarta, Bali, dan
NTB.
3. Etiologi dan Penularan
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B,
yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini

3
termasuk genus Flavivirus dari famili Flaviviridae dan terdiri dari empat serotipe
yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4 (dengue 1,2,3,4), ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti (di daerah
perkotaan) dan Aedes albopictus (didaerah perdesaan). Nyamuk yang menjadi
vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit
manusia yang sedang sakit dan viremia (terdapat virus dalam darahnya). Menurut
laporan terakhir, virus dapat pula ditularkan secara transovarial dari nyamuk ke
telur – telurnya.
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam
kelenjar air liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan
berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam
berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan
berada dalam darah selama satu minggu.
Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue tidak semuanya akan
sakit demam berdarah dengue. Ada yang mengalami demam ringan dan sembuh
dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit.
Ciri – ciri nyamuk Aedes aegypti adalah :
 Sayap dan badannya belang – belang atau bergaris – garis putih
 Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak
mandi, WC, tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air
seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, serta tempat minum burung
 Jarak terbang ±100 m
 Nyamuk betina bersifat ‘multiple biters’ (menggigit beberapa orang
karena sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)
 Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi

4
Faktor penyebaran kasus DBD antara lain :
 Pertumbuhan penduduk
 Urbanisasi yang tidak terkontrol
 Transportasi
3. Gejala dan Tanda
Pasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda berikut :
1) Demam selama 2 -7 hari tanpa sebab yang jelas
2) Perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau berak
darah-hitam
3) Nyeri otot dan tulang belakang
4) Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, dengue shock syndrome)
Kriteria diagnosis (WHO, 1997)
1. Kriteria klinis
1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung
terus – menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan
3. Pembesaran hati
4. Syok
2. Kriteria laboratoris
1. Trombositopenia (<100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi (Ht meningkat >20%)

5
4. Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
a. Pemeriksaan Fisik
 Adanya pembesaran hati (Hepatomegali)
 Ruam-ruam kulit
 Mata memerah
 Tenggorokan memerah
 Pembengkakan kelenjar
 Nadi lemah
b. Pemeriksaan Laboratorium :
 Uji komplemen fiksasi (CF test)
 Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
 Uji netralisasi (NT test)
 IgM ELISA (Mac. ELISA)
 IgG ELISA
 Trombositopeni
 Peningkatan hematokrit
 Limfosit plasma biru >5%
5. Pencegahan
Kegiatan ini meliputi :
a. Pembersihan jentik
 Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
 Larvasidasi
 Menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang sepat)
b. Pencegahan gigitan nyamuk
 Menggunakan kelambu
 Menggunakan obat nyamuk
 Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang,
menggantung baju)
 Penyemprotan

6
6. Pengobatan DBD
Sampai saat ini tidak ada obat atau vaksin yang spesifik untuk menangani
virus demam berdarah dengue, satu-satunya pengobatan adalah dengan mengatasi
gejala yang terjadi.
a) Pemberian transfusi darah segar atau trombosit dapat memperbaiki
masalah pendarahan.
b) Cairan Intravena (IV) dan elektrolit juga digunakan untuk
memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit.
c) Terapi oksigen mungkin diperlukan untuk mengatasi oksigen
darah rendah yang abnormal.
d) Rehidrasi dengan cairan intravena (IV) seringkali diperlukan untuk
mengobati dehidrasi.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Umum
Mirip perawatan penderita diare, banyak minum, dan cairan cukup.
 Istirahat
 Tirah baring
 Kompres dingin
 Diet
 Makanan lunak
 Medikamentosa
 Simptomatis
 Paracetamol (asetosal dihindari)

B. Chikungunya
1. Pengertian Chikungunya
Chikungunya berasal dari bahasa Shawil berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada
postur pederita yang membungkuk akibat nyeri sendi henat (arthralgia), Nyeri
sendi in terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persedian tangan dan kaki
(Chin,2000)

7
2. Distribusi Penyakit
Penyebaran chikungunya meliputi Negara-negara di benua
Afrika,India,dan Negara Asia Tenggara. Sedangkan chikungunya di Indonesia
pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 yang terjadi di Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur dan di DKI Jakarta. Pada tahun 2003 KLB chikungunya terjadi
lagi di beberapa wilayah di pulau Jawa, NTB, dan Kalimantan Tengah.
(DepkesRI,2003). Penyakit Chikungunya ini berpotensi tingggi mengingat vektor
yang menyebabkan penyakit chikungunya yaitu nyamuk Aedes aegypti sangat
mudah ditemukan terutama di daerah-daerah perkotaam dan berkembang biak di
tempat-tempat penampungan air bersih. Selain itu penyebaran penyakit ini juga
dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang tinggi serta kondisi lingkungan yang
mendukung terhadap penyebaran vektor (DepkesRI,2003)
3. Penyebab Chikungunya
Penyakit Chikungunya adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes Albopictus. Di Indonesia, infeksi virus chikungunya telah ada sejak abad
ke-18. Saat itu infeksi virus ini menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai
penyakit demam 5 hari (Vifdaagse koorts) yang kadangkala disebut juga sebagai
demam sendi (knokkel koorts). (Widoyono,2005)
4. Tanda dan Gejala
a) Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai mengigil dan muka
kemerahan. Panas tinggi bisa bertahan selama 2-3 hari dilanjutkan dengan
penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi membentuk kurva
“sadle back fever” (Bifasik). Demam bisa disertai mengigil dan muka kemerahan
(Flushed face). Pada beberapa penderita mengeluh nyeri dibelakang bola mata dan
bisa terlihat mata kemerahan (Injection conjunctiva), mata berair dan rasa terbakar
pada mata. (DepkesRI,2000)
b) Sakit Persendian
Nyeri sendi biasanya terlokalisasi di daerah sendi yang besar, tetapi
bisa juga di beberapa sendi kecil. Persendian yang nyeri tidak bengkak tetapi

8
teraba lebih lunak. Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama
muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat menyerupai artritis
rheumatoid, sehingga kadang-kadang penderita memerlukan kursi roda sebelum
datang berobat ke fasilitas kesehatan.
Pada pemeriksaan sendi tidak terlihat tanda-tanda pengumpulan cairan
sendi. Sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut, siku, pergelangan, jari
kaki dan tangan serta tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita
miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan.
Artritis ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang
sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Artritis.
(DepkesRI,2000)
e) Nyeri Otot
Nyeri otot (Fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada otot
peyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu dan anggota
gerak. Kadang-kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki atau
sekitar pergelangan kaki (Achilles). (DipkesRI,2000)
f) Bercak Kemerahan (Rash) pada kulit.
Kemerahan pada kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk
makulo-popular (Viral rash), sentrifugal (mengarah ke bagian anggota gerak,
telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama
demam. Lokasi kemerahan biasanya pada daerah muka,badan,tangan,dan kaki.
(DepkesRI,2000)
g) Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui.
Biasanya sakit kepala tidak terlalu berat.
h) Kejang dan Penurunan Kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi jadi
bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai
penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (Cerebro spinal) tidak ditemukan
kelainan biokimia dan jumlah sel

9
5. Pengobatan
Demam chikungunya termasuk ( self limiting disease) atau penyakit yang
sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit
ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan
gejala penyakitnya. Seperti, obat penghilang rasa sakit atau demam seperti
golongan paracetamol, sebaliknya dihindarkan penggunaan antibiotika dengan
pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat. Pengobatan hanya
bersifat simtomatis dan suportif.
a) Simtomatis
 Antipiretik : Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan
demam).
 Analgetik : Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid
(AINS) lainnya (untuk meredakan nyeri persendian/athralgia/arthritis).
 Catatan: Aspirin (Asam Asetil Salisilat) tidak dianjurkan karena
adanya resiko perdarahan pada sejumlah penderita dan resiko
timbulnya Reye’s syndrome pada anak-anak dibawah 12 tahun.

b) Suportif
 Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan
 Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan tubuh akibat
muntah, keringat dan lain-lain.
 Fisioterapi

c) Pencegahan penularan
 Penggunaan kelambu selama masa viremia {sejak timbul gejala (onset
of illness) sampai 7 hari.

6. Penatalaksanaan
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan
yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak
mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah
segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk
penanganan penyakit, selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak
protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh
yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum

10
banyak juga disarankan untuk mengatasi kekurangan cairan yang meningkat saat
terjadi demam.

C. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding penyakit Chikungunya yang paling mendekati adalah
Demam Dengue atau Demam Berdarah Dengue.
Tabel 1. 1. Manifestasi Utama yang membedakan Chikungunya dengan Dengue
(WHO SEARO, 2009)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebaran penyakit yang disebabkan infeksi bakteri atau virus perlu
diwaspadai saat musim penghujan. Misalnya saja penyakit demam berdarah dan
chikungunya. Kedua penyakit ini dibawa oleh nyamuk siang, yakni Aedes aegypti
dan Aedes albopictus. Baik Chikungunya atau DBD sama-sama diawali dengan
demam. Meskipun berasal dari nyamuk yang sama, chikungunya dan DBD
memiliki gejala serta penanganan yang berbeda.
Chikungunya berasal dari virus chikungunya, sedangkan DBD berasal dari
virus dengue. Namun virus dengue terdiri dari empat jenis yakni DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4.
1. DBD
Berbeda dengan chikungunya, penderita DBD akan mengalami siklus
yang terbagi dalam tiga fase. Tiga fase tersebut ialah fase demam, fase kritis, dan
fase pemulihan. Siklus dengan pola menyerupai pelana kuda ini patut diperhatikan
dalam penanganannya.
 Fase demam dimulai sejak hari pertama hingga ketiga. Gejalanya ditandai
dengan demam tinggi hingga 40-41° Celcius, sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang, dan sendi, serta nyeri di belakang mata. Penderita juga akan
mengalami mual dan muntah, ruam pada kulit, hingga pendarahan kecil di
gusi atau hidung.
 Pada fase kritis, penderita akan mengalami penurunan suhu badan, tetapi
di sinilah titik kritis DBD. Dalam beberapa kasus, gejala memburuk dan
dapat mengancam jiwa karena adanya syok dan perdarahan.
 Terakhir, selama fase pemulihan, akan ada perbaikan klinis secara
keseluruhan. Kondisi penderita akan mulai membaik, seperti suhu tubuh
normal dan bisa kembali aktif.

12
2. Chikungunya
Serangan chikungunya diawali dengan gejala pusing, meriang,
demam, bintik-bintik merah pada kulit, dan mual. Selanjutnya, penderita merasa
nyeri pada persendian sehingga merasa tidak dapat bergerak. Sebagian warga
menganggap penderita akan mengalami lumpuh sementara dan hanya bisa
berbaring di tempat tidur.Biasanya rasa nyeri menyerang sendi lutut, pergelangan,
jari kaki, tangan, dan tulang belakang.
Penyakit ini jarang menyebabkan kematian. Karena disebabkan oleh
virus, biasanya setelah 7 hari penderitanya sembuh, tetapi bergantung juga pada
daya tahan tubuh pasien. Tidak ada vaksin atau obat khusus untuk chikungunya.
Penderita cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa
dibeli di toko obat.
Kedua penyakit ini membutuhkan penanganan yang tepat serta asupan
cairan yang cukup. Khususnya bagi penderita DBD, cairan sangat dibutuhkan
dalam menghadapi fase kritis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Semarang : Erlangga

Sucipto, Cecep Dani. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta : Goyen


Publishing

Gerny, H. Herry. 2012. Divisi Infeksi Dan Penyakit Tropis. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran

https://www.jevuska.com/2012/12/05/demam-berdarah-dengue/

14

Anda mungkin juga menyukai